Anda di halaman 1dari 10

MODUL 6

Media Pembelajaran Bahasa dan

Sastra Indonesia Sekolah Dasar

PENDAHULUAN

Dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional


Pendidikan bahwa seorang pendidik haruslah memiliki empat kompetensi:

i. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta


didik yang meliputi (1) pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan (2) pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
ii. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan
berakhlak mulia.
iii. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
dalam Standar Nasional Pendidikan.
iv. Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta
didik, dan masyarakat sekitar.
Kompetensi pedagogik dan profesional adalah masalah pengelolaan dan penguasaan
pendidik terhadap media pembelajaran.
KEGIATAN BELAJAR 1

Hakikat Media Pembelajaran

A. PENGANTAR

Brown, dkk. (1977) membuat klasifikasi media pembelajaran yang mencakup:

1. Sarana belajar (equipment for learning);


2. Sarana pendidikan untuk belajar (educational media for learning); dan
3. Fasilitas belajar (facilities for learning).

Sarana belajar mencakup tape recorder, radio, OHP, video player, televisi,
laboratorium elektronik, telepon, kamera, dan lain-lain. Sarana pendidikan untuk
belajar mencakup buku teks, buku penunjang, ensiklopedi, majalah, surat kabar,
kliping, program TV, program radio, gambar dan lukisan, peta, globe, poster, kartun,
boneka, papan planel, papan tulis, dan lain-lain. Fasilitas belajar mencakup gedung,
kelas, ruang diskusi, laboratorium, studio, perpustakaan, dan teman bermain.

B. PENGERTIAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media pembelajaran merupakan semua alat bantu yang dimanfaatkan guru dalam
rangka mempermudah pembelajaran.

C. MEDIA PEMBELAJARAN DAN TEORI BELAJAR BAHASA


Ada dua teori/hipotesis yang dapat dihubungkan dengan media pembelajaran, yakni
(1) teori akomodasi, dan (2) hipotesis saringan afektif.
1. Teori Akomodasi dan Media Pembelajaran

Teori akomodasi ini memberikan penjelasan bahwa motivasi tinggi pada diri
pembelajar akan menghasilkan kemahiran berbahasa yang lebih dibandingkan
dengan motivasi yang rendah. Pemanfaatan media pembelajaran adalah bagian dari
usaha meningkatkan dan memelihara motivasi itu.

2. Hipotesis Saringan Afektif Krashen dan Media Pembelajaran

Saringan afektif yang dimiliki pembelajar bahasa akan menentukan seberapa banyak
pembelajar bisa berhubungan dengan input bahasa dan bagaimana pembelajar
dapat mengubah input menjadi intake (input yang dikuasai). Atas dasar hipotesis ini,
tugas guru adalah merancang pembelajaran yang dapat mengubah input menjadi
intake itu. Sudah tentu, pembelajaran yang dimaksudkan adalah pembelajaran yang
input kebahasaannya dapat meningkatkan afeksi anak untuk mencapai dan
memperoleh sesuatu. Penggunaan media pembelajaran adalah bagian dari usaha
meningkatkan afeksi anak atau siswa itu.

D. MENGHADIRKAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

Ada enam tahap yang dapat dilakukan agar media yang dihadirkan itu efektif.

1. Menganalisis ciri-ciri pembelajar atau siswa.


2. Merumuskan tujuan.
3. Memilih, mengubah, dan merancang bahan.
4. Menggunakan bahan.
5. Mengukuhkan respon siswa.
6. Mengevaluasi media

E. PRINSIP PEMILIHAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media pembelajaran bahasa dan sastra yang akan digunakan setidaknya harus
memenuhi kriteria sebagai berikut.
1. Fungsional
Media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang benar-benar
fungsional dalam arti cocok dengan tujuan pembelajaran dan benar-benar berfungsi
untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Tersedia
Artinya, pada saat diperlukan dalam pembelajaran, media itu bisa di dapatkan.
3. Murah
Media pembelajaran yang digunakan untuk melatih siswa berbahasa dan bersastra
tidak harus yang mahal. Pada dasarnya segala sesuatu yang ada di lingkungan siswa,
sekolah, dan lingkungan dapat digunakan untuk media pembelajaran bahasa dan
sastra.
4. Menarik
Artinya, media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran adalah media
yang menarik bagi siswa sehingga termotivasi untuk terlibat dalam proses
pembelajaran secara lebih intens. Untuk dapat memilih dan menentukan media
pembelajaran yang menarik, setidaknya perlu mempertimbangkan (1) kesesuaian
media itu dengan kebutuhan siswa, (2) kesesuaian media pembelajaran itu dengan
dunia siswa, (3)baru, (4) menantang, dan (5) variatif.

F. PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN

Berikut dikemukakan beberapa prinsip penggunaan dan pengembangan media


pembelajaran.
1. Media Berbasis Manusia
Media ini bermanfaat khususnya bila tujuan kita adalah mengubah sikap atau ingin
secara langsung terlibat dengan pemantauan pembelajaran siswa.
Salah satu faktor penting dalam pembelajaran dengan media berbasis manusia ialah
rancangan pembelajaran interaktif. Manusia sebagai pemeran utama dalam proses
pembelajaran memiliki kesempatan yang banyak untuk berinteraksi. Beberapa jenis
pembelajaran yang akan mengoptimalkan media berbasis manusia meliputi:
a. Pembelajaran partisipatori
Pembelajaran partisipatori adalah jenis pembelajaran yang dimulai dengan tahap
curah pendapat dari seluruh siswa. Guru kemudahan mengelompokkan,
mengevaluasi, dan membahas hasil curah pendapat itu bersama dengan siswa.
b. Pembelajaran main peran
Pembelajaran main peran adalah jenis pembelajaran yang dimulai dengan
bermain peran yang diberi tahapan dengan pelaku dari siswa secara sukarela.
Setelah itu, butir-butir informasi penting dibahas dan akhirnya disimpulkan.

c. Pembelajaran kuis tim


Pembelajaran kuis tim adalah jenis pembelajaran yang dimulai dengan
mengumumkan bahwa kuis akan dilaksanakan pada akhir pelajaran. Siswa dibagi
ke dalam kelompok-kelompok yang bersaing mengumpulkan angka berdasarkan
jumlah jawaban yang benar.
d. Pembelajaran kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah jenis pembelajaran yang menciptakan tim atau
kelompok yang bertanggung jawab untuk saling mengajarkan pengetahuan atau
keterampilan khusus. Siswa akan belajar lebih baik dan lebih banyak jika mereka
harus mengajarkan pesan atau informasi kepada siswa yang lainnya.
e. Pembelajaran 99-detik
Pembelajaran 99 Detik adalah rancangan pembelajaran yang membantu siswa
memproses informasi dengan siswa mengorganisasikan secara singkat informasi
ke dalam penyajian yang tidak lebih dari 99 detik.
2. Media Berbasis Cetakan
Yang termasuk media berbasis cetakan antara lain buku teks, buku penuntun,
jurnal,majalah dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan menuntut enam
elemen yang perlu diperhatikan pada saat merancang: konsistensi, format,
organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi kosong.
3. Media Berbasis Visual
Bentuk visual dapat berupa gambar representasi seperti (a) gambar, lukisan atau
foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya suatu benda, (b) diagram yang
melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi dan struktur isi materi, (c)
peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi
materi, (d) grafik, seperti table, grafik dan bagan yang menyajikan
gambaran/kecenderungan data atau antarhubungan seperangkat gambar atau
angka-angka.
4. Media Berbasis Komputer
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respon
yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh siswa. Lebih dari itu,
komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai
dengan kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah
memungkinkan komputer memuat dan menayangkan beragam bentuk media di
dalamnya.
Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran dikenal dengan nama
“pembelajaran dengan bantuan komputer “ Computer-Assisted Instruction
disingkat CAI atau Computer-Assisted Learning disingkat CAL. Dalam pelaksanaan
CAI dapat berbentuk tutorial, drills and practise, simulasi dan permainan.
KEGIATAN BELAJAR 2
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Lisan

A. MEDIA PEMBELAJARAN MENYIMAK


Terdapat empat media belajar yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran
keterampilan menyimak, yakni (1) media dengar, (2) lagu, (3) manusia, dan (4)
teknik drama.
1. Media dengar
Media ini dapat berbentuk radio, tape recorder, atau laboratorium bahasa.
Media-media tersebut dapat digunakan guru dalam mencapai kompetensi-
kompetensi, seperti:
a. Memahami berita dari radio;
b. Memahami berita atau informasi dari televisi;
c. Memahami pembacaan puisi.
2. Lagu
Media lagu umumnya digunakan dalam pembelajaran bahasa asing. Belajar
melalui lagu dapat meningkatkan motivasi dan minat. Melalui lagu siswa dapat
mengingat kosa kata, frasa, ungkapan/idiom, intonasi, kalimat, dan sebagainya.
Melalui lagu pula, pembelajar dapat belajar dan berlatih menyimak dan
berbicara.
Media lagu dapat dipilih dengan mempertimbangkan paling tidak tiga hal
berikut.
a. Sesuai dengan tukohnitif atau berpikir pembelajar;
b. Sesuai dengan norma kesopanan dan kesusilaan yang berlaku; dan
c. Tidak menyinggung atau mengina suku, agama, ras, dan antargolongan.
3. Manusia
Guru dapat membacakan sendiri sebuah berita layaknya seorang penyiar untuk
selanjutnya disimak oleh siswanya dengan memperhatikan: intonasi dan
volume suara.

B.MEDIA PEMBELAJARAN BERBICARA


Terdapat tiga media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan
berbicara, yakni:
1. Gambar
Media pembelajaran yang dapat dipilih untuk pengembangan keterampilan
berbicara adalah gambar. Terdapat dua macam gambar yakni gambar asli dan
gambar ilustrasi. Gambar asli adalah hasil foto dari media kamera. Ilustrasi
adalah gambar dari hasil karya seseorang.
2. Peraga bercerita
Peraga bercerita dapat berupa boneka, wayang atau media lainnya.
3. Teks
Teks yang dimaksud adalah bahan bacaan yang harus dibaca oleh siswa.dari hasil
membaca, guru selanjutnya member tugas kepada siswa untuk menyampaikan
apa yang dibacanya secara lisan.
KEGIATAN BELAJAR 3
Media Pembelajaran Keterampilan
Berbahasa Tulisan

A. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA


Keterampilan membaca mencakup: membaca pemahaman/dalam hati/intensif,
membaca teknik, membaca nyaring/bersuara, membaca cepat dan memindai,
serta membaca indah. Atas dasar itu media yang dapat dipergunakan dalam
pembelajaran keterampilan berbahasa tulis (membaca), antara lain:
1. Teks

Media pembelajaran yang berupa teks dapat dimanfaatkan dalam membaca


pemahaman, membaca teknik, membaca cepat dan membaca indah.

Dalam membaca teknik, teks adalah bacaan yang akan dibaca menurut nada dan
irama yang benar. Teks itu dapat berupa teks Pancasila.

Dalam membaca nyaring, teks adalah bacaan yang akan dibaca siswa secara
bersuara. Teks itu dapat berupa teks cerita, dan juga teks petunjuk pemakaian.

Dalam membaca cepat dan memindai, teks adalah bacaan yang akan dibaca
secara cepat, baik teks yang akan ditemukan intisarinya maupun bagian penting
tertentu dalam teks itu.

Dalam membaca indah, teks adalah bacaan yang dibacakan menurut kaidah-
kaidah artistik. Kemampuan membaca indah yang akan dicapai meliputi:
membaca puisi (anak), membaca cerita, membaca dongeng, membaca pantun,
membaca teks percakapan/drama. Teks membaca indah dapat berupa puisi
(anak), cerita (pendek), dan naskah teater.

2. Manusia
Media yang berbasis manusia dihadirkan dalam pembelajaran khususnya untuk
kompetensi dasar membaca nyaring, membaca indah, membaca teknik dan
membaca cepat/memindai.
3. Audio-visual
Media audio-visual dihadirkan dalam pembelajaran terkait dengan kompetensi
dasar membaca indah (membaca puisi, membaca cerita pendek dan membaca
drama). Tidak semua guru memiliki kemampuan yang memadai dalam membaca
indah.
Adanya kelemahan dari guru itu, kehadiran media audio-visual dapat dilakukan
oleh guru melibatkan ahli-ahli audio-visual atau dapat mendapatkan di toko-
toko, lembaga-lembaga pelayanan pendiu di perguruan tinggi, atau tempat lain
dengan cara membeli.
C. MEDIA PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MENULIS
Beberapa media yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran keterampilan
menulis adalah:
1. Gambar
Gambar menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
keterampilan menulis. Menurut Oemar Hamalik (1986:43) berpendapat bahwa “
Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bentuk dua
dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2001: 329) “ Gambar adalah tiruan barang, binatang,
tumbuhan dan sebagainya.
Menurut Arief Sadiman, Dkk (2003: 28-29): Media grafis visual sebagimana
halnya media yang lain. Media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke
penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan
yang akan disampikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.
Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampian
pesan dapat berhasil dan efisien.
Selain fungsi umum tersebut, secara khusus gambar berfungsi pula untuk
menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi
fakta yang mungkin cepat akan dilupakan atau diabaikan tidak digambarkan.
Gambar termasuk media yang relatif mudah ditinjau dari segi biayanya.
2. Foto
Foto juga dapat menjadi media pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran
menulis. Foto dapat dipilih menjadi sumber tulisan.
3. Lingkungan sekitar

Lingkungan yang berada disekitar kita dapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Lingkungan meliputi: Masyarakat disekeliling sekolah; Lingkungan fisik disekitar
sekolah, bahan-bahan yang tersisa atau tidak dipakai, bahan-bahan bekas dan
bila diolah dapat dimanfaatkan sebagai sumber atau alat bantu dalam belajar,
serta peristiwa alam dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat. Jadi, media
pembelajaran lingkungan adalah pemahaman terhadap gejala atau tingkah laku
tertentu dari objek atau pengamatan ilmiah terhadap sesuatu yang ada di
sekitar sebagai bahan pengajaran siswa sebelum dan sesudah menerima materi
dari sekolah dengan membawa pengalaman dan penemuan dengan apa yang
mereka temui di lingkungan mereka.

4. Benda-benda model
Yang dimaksud dengan benda model adalah benda-benda contoh yang akan
ditulis oleh anak. Benda-benda model itu antara lain: contoh tulisan yang akan
dijiplak, contoh teks puisi, contoh teks pantun, contoh teks pengumuman,
contoh teks formulir, contoh teupetunjuk, contoh ringkasan, contoh teks
parafrase, dan contoh laporan. Iii
Dalam pembelajaran, benda-benda model dapat dijadikan model yang akan
dijiplak, divariasikan dan dikembangkan oleh siswa. Dengan mengetahui sebuah
model siswa dapat mengembangkan tulisannya secara lebih terarah.

Anda mungkin juga menyukai