PENDAHULUAN
Pendidikan di abad 21 saat ini semakin berkembang. Sumber daya dititik beratkan
pada kompetensi berpikir dan komunikasi. Hal tersebut dicirikan dengan pertautan dalam
dunia ilmu pengetahuan yang komprensif, dengan mengintegrasikan teknologi dalam
pendidikan. Dalam pembelajaran yang bermutu, pendidik harus mampu memfasilitasi
peserta didik dalam mengasah kemampuan kritisnya, sehigga dapat mengkaji masalah
pembangunan berkelanjutan pada pilar lingkungan, sosial, dan ekonomi. Jika
pembelajaran hanya berlangsung klasikal, maka proses pembelajaran peserta didik
dan pendidik terikat pada ruang dan waktu. Selain itu, apabila ceramah yang dilakukan
pendidik menjadi satu-satunya metode, maka kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam
mengkaji permasalahan menjadi kurang terasah, sebab peserta didik tidak terbiasa untuk
berpikir di luar konteks pembelajaran dan pasif dalam mencari informasi atau sumber
pembelajaran.
Faktor penting dalam penerapan blended learning adalah adanya koneksi internet yang
stabil dan bagus. Di beberapa titik Koneksi dapat b erjalan dengan baik namun pada titik-
titik tertentu koneksi kurang bagus. Hal ini dapat menghambat pembelajaran blended
learning berbasis e-learning. Hingga saat ini kendala yang dihadapi pada blanded learning
adalah jika e-learning mengalami lemahnya koneksi internet, tidak menguasai e-
learning, dan ketika peserta didik tidak memperha tika n intruks i dala m pembelajaran.
Respon pendidik yang lambat dalam memantau e-learning juga dapat menjadi kendala.
Dalam mengatasi kendala tersebut, peserta didik dan pendidik perlu saling interaktif,
sehingga blanded learning dapat efektif.
Kendala yang dihadapi juga berupa kurangnya interaksi antar pendidik, sehingga
peserta didik kehilangan banyak kesempatan untuk membicarakan ide-ide mereka dengan
orang lain. Hal ini menyebabkan interaksi ini bisa memperlambat proses belajar-mengajar.
Kendala yang dihadapi juga bisa saja terjadi karena kurangnya penguasaan komputer.
Dimana penerapan blended learning ini menggunakan sistem pembelajaran on-line (melalui
media internet), berbasis web dalam mengakses materi pembelajaran. Sehingga
menyebabkan adanya hambatan yang dikarenakan oleh faktor kurangnya penguasaan
teknologi.
Kendala yang lainnya juga bisa saja terjadi dari pendidik. Dikarenakan pendidik harus
selalu mendesain pembelajaran yang menarik untuk diikuti secara online. Pendidik juga
perlu menyiapkan waktu untuk mengembangkan dan mengelola pembelajaran sistem e-
learning, seperti mengembangkan materi, menyiapkan assesment, melakukan penilaian,
serta menjawab atau memberikan pernyataan pada forum yang disampaikan oleh peserta
didik.
Kendala yang sering terjadi juga bisa saja berasal dari ruang dan waktu yang terbatas.
Karena fasilitas yang tidak merata membuat pembelajaran berjalan tidak seimbang antara
desa dan kota. Kondisi lingkungan juga sangat berpengaruh, seperti pada cuaca panas atau
ruang belajar yang kurang memadai sehingga peserta didik tidak akan optimal dalam
belajar. Selain itu waktu-waktu tertentu yang tidak kondusif untuk belajar namun tetap
dipaksakan.
Kendala yang dihadapi juga bisa saja terjadi karena minimnya pengawasan dalam
belajar. Kurangnya pengawasan dalam melakukan pembelajaran secara online membuat
peserta didik kadang kehilangan fokus belajar. Dengan mudahnya mengakses internet,
beberapa peserta didik cenderung menunda-nunda waktu belajar. Sehingga proses belajar
menjadi tidak terarah dan tidak mencapai tujuan.
Kendala lainnya yang terjadi yaitu peserta didik yang tidak mempunyai motivasi belajar
yang tinggi karena cenderung akan gagal. Dengan sistem e-learning saat ini, peserta didik
yang tidak punya minat terhadap teknologi modern atau bisa saja tidak memiliki dana untuk
memiliki perangkat keras yang memadai, maka peserta didik tersebut akan jelas tertinggal
jauh dibelakang dari peserta didik yang lain.
Berpikir kritis dalam belajar matematika merupakan suatu proses kognitif seseorang
dalam upaya memperoleh pengetahuan matematika berdasarkan penalaran matematik.
Matematika merupakan mata pelajaran yang perlu diberikan kepada semua peserta didik
dengan tujuan untuk membekali kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan
kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi dalam
hidup bermasyarakat yang selaluberkembang. Menurut surya dan ginting keadaan ada enam
elemen dasar yang perlu diperhatikan dalam berpikir kritis yaitu, fokus, rasional, kesimpulan,
situasi, kejelasan dan keseluruhan pemeriksaan unsur-unsur ini dapat membentuk keputusan
yang tepat jika diperhatikan secara hati-hati.