Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Indonesia sejak tahun 1998 merupakan era transisi dengan tumbuhnya proses demokrasi.

Demokrasi juga telah memasuki dunia pendidikan nasional antara lain dengan lahirnya Undang-

Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam bidang pendidikan bukan lagi

merupakan tanggung jawab pemerintah pusat tetapi diserahkan kepada tanggung jawab pemerintah

daerah sebagaimana diatur dalam Undang – Undang No 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah,

hanya beberapa fungsi saja yang tetap berada di tangan pemerintah pusat. Perubahan dari sistem

yang sentralisasi ke desentralisasi akan membawa konsekuensi-konsekuensi yang jauh di dalam

penyelenggaraan pendidikan nasional.

Selain perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi yang membawa banyak perubahan juga

bagaimana untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam menghadapi persaingan bebas

abad ke-21. Kebutuhan ini ditampung dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, serta pentingnya tenaga guru dan dosen sebagai ujung tombak dari reformasi pendidikan

nasional.

Kurikulum di Indonesia sudah mengalami perkembangan sejak periode tahun 1947 hingga

sampai akhir tahun 2012, adapun kurikulum yang dimaksud adalah kurikulum periode 1947,

kurikulum periode 1964, kurikulum periode 1968, kurikulum periode 1973, kurikulum periode 1975,

kurikulum periode 1984, kurikulum periode 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004 dan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Dalam KTSP dikenal istilah Pengembangan

Program.

Pengembangan program dalam KTSP meliputi, program tahunan, program semester,

program modul (pokok bahasan), program harian, dan program pengayaan, program remedial serta

program bimbingan konseling. Namun demikian karena zaman semakin hari juga mengalami
perubahan maka KTSP pun berganti menjadi kurikulum 2013. Pergantian kurikulum diperkirakan

bahwa kurikulum pendidikan yang berlaku sekarang belum mampu memberikan bekal karakter yang

baik kepada peserta didik sehingga hilangnya akhlak mulia, rendahnya moral dan etika berbangsa,

menguatnya radikalisme, dan lemahnya toleransi. Oleh karena itu, masih banyak peserta didik

melakukan kriminalitas dan tawuran dijalanan.

Perkembangan kurikulum dianggap sebagai penentu masa depan anak bangsa. Oleh karena
itu, kurikulum yang baik sangat diharapkan dapat 2 dilaksanakan di Indonesia sehingga akan
menghasilkan masa depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan
negara. Dengan demikian, kurikulum perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah karena sistem
pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting sebab didalamnya bukan hanya
menyangkut arah dan tujuan pendidikan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap
peserta didik serta bagaimana mengorganisasikan pengalaman itu sendiri. Dalam penerapan
kurikulum 2013 proses pembelajaran diarahkan kepada Standar Kompetensi Lulusan (SKL). SKL
adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan yang digunakan sebagai
pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik khususnya untuk mata pelajaran
sejarah.

SKL mencakup Sikap (attitude), pengetahuan (knowledge) dan keterampilan (skill).

Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan berbasis sainstifik, yaitu mendorong peserta didik agar

mampu berfikir lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar dan mengakomonidasikan

dengan obyek pembelajaran secara langsung yakni, fenomena alam, sosial, seni dan budaya.

Muzamiroh (2013: 116). Pada kurikulum 2013 guru bukan satu-satunya sumber belajar, peserta didik

juga tidak hanya belajar di ruang kelas tetapi juga dilingkungan sekolah dan masyarakat. Dengan

demikian, pada kurikulum 2013 guru sejarah harus dapat mengembangkan 5M yaitu Mengamati,

Menanya, Mengumpulkan informasi/ eksperimen, Mengasosiasikan/ mengolah informasi dan

Mengkomunikasikan 3 pembelajaran sejarah agar peserta didik aktif di dalam kelas maupun diluar

kelas.
1.2.RUMUSAN MASALAH

Bagaimana Proses dan kualitas hasil kurikulum di Tingkat Nasional ?

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. PENGERTIAN KURIKULUM 2013

kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi yang dirancang untuk mengantisipasi
kebutuhan kompetensi abad 21. Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk mendorong peserta didik
atau siswa, mampu lebih baik melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
(mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi
pelajaran.

Kurikulm 2013 merupakan tindak lanjut dari Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP)
yang sebelumnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang pernah diujicobakan pada tahun 2004.
KBK atau (Competency Based Curriculum) dijadikan acuan dan pedoman bagi pelanksanaan
pendidikan dalam mengembangkan kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.

2.2.PROSES MUNCULNYA KURIKULUM K13

Pembukaan  Undang-Undang  Dasar  1945  mengamanatkan  bahwa  pembentukan
Pemerintah Negara  Indonesia  yaitu  antara  lain  untuk  mencerdaskan  kehidupan bangsa. Untuk
mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (3) memerintahkan agar
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Perwujudan dari amanat Undang-Undang Dasar 1945 yaitu dengan


diberlakukannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Undang-undang ini menjadi desentralisasi dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia.

Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata


sosial  yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman  yang  selalu berubah.  Makna manusia yang berkualitas adalah manusia terdidik yang
beriman dan bertakwa kepada  Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Oleh karena
itu, pendidikan nasional  harus  berfungsi secara optimal sebagai wahana dalam pembangunan
bangsa dan karakter.

Penyelenggaraan  pendidikan diharapkan dapat mewujudkan proses  berkembangnya


kualitas pribadi peserta didik sebagai generasi  penerus  bangsa di masa  depan, yang diyakini akan
menjadi  faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan negara Indonesia sepanjang
jaman. Oleh karena kurikulum dipandang sebagai salah satu unsur yang  bisa memberikan kontribusi
yang signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik maka
kurikulum 2013 perlu dikembangkan  dengan  berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai
instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi:

1.      Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah;

2.      Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;

3.      Warga negara yang  demokratis dan bertanggung  jawab.

Adapun landasan penyempurnaan kurikulum dari KTSP ke Kurikulum 2013 adalah:

1.      Landasan yuridis

2.      Landasan filosofis

3.      Landasan teoritis

4.      Landasan empiris
3.1.KUALITAS KURIKULUM 2013 di TINGKAT NASIONAL

Kontradiksi implementasi kurikulum 2013 terus terjadi. Bahkan tidak sedikit pihak yang
berharap untuk menghentikan kurikulum 2013 pada pemerintahan baru Presiden Joko Widodo
(Jokowi) ini. Oleh karena itu, Pengamat Pendidikan Dharmaningtyas mencoba memaparkan secara
rinci kelebihan dan kekurangan kurikulum 2013 dalam diskusi bertajuk Akses Pendidikan Berkualitas
untuk Semua besutan Network for Education Watch (NEW) atau Jaringan Pemantau Pendidikan
Indonesia (JPPI).

Tyas berpendapat, salah satu kelebihan kurikulum 2013 adalah memiliki konsep yang jelas
terhadap lulusan yang ingin dicapai. "Dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), kompetensi ditentukan masing-masing di tiap mata pelajaran.
Sehingga, ibarat baju, semua bagiannya berasal dari bahan berbeda. Tapi kurikulum 2013 tidak
dimulai dari potongan tapi sudah ada model lulusan yang ditetapkan. Sehingga kompetensi masing-
masing mata pelajaran menyesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Selain itu, lanjutnya,
kurikulum 2013 juga memiliki sisi positif lainnya. Misalnya sisi paradigma karena mengemas mata
pelajaran menjadi lebih maknawi dalam kehidupan sehari-hari dengan model pembelajaran tematik
integratif dan pendekatan saintifik. "Kemudian, dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran murid
aktif, guru sebagai fasilitator maupun motivator, semua aspek kehidupan bisa menjadi sumber
pembelajaran, serta melahirkan manusia pembelajar.

Meski demikian, kurikulum 2013 juga memiliki sisi negatif. Pertama, ujar Tyas, kurikulum
2013 penuh kontradiksi. Mau melahirkan manusia yang kreatif, kritis, inovatif, tapi penuh materi
yang normatif karena ada penambahan jam belajar agama. "Kedua, berharap proses pembelajaran
lebih leluasa tapi ada penambahan jam pelajaran. Ketiga, kurikulum 2013 cocok untuk sekolah yang
sudah maju dan gurunya punya semangat belajar tinggi, masyarakat yang sudah terdidik, muridnya
memiliki kemampuan dan fasilitas setara, serta infrastruktur telekomunikasi dan transportasi sudah
merata sehingga tidak menghambat proses.

Selain itu, kekurangan lainnya terletak pada penggunaan Ujian Nasional (UN) sebagai
evaluasi standar proses pembelajaran siswa aktif. Apalagi, lanjutnya, guru di Indonesia pada
umumnya malas belajar dan minim rasa ingin tahu. "Mayoritas orangtua tidak peduli pada proses
belajar sang anak, kemampuan anak dan fasilitas tidak setara, infrastruktur telekomunikasi tidak
merata, serta beban guru dan orangtua meningkat. Adapun perubahan-perubahan yang ada dalam
kurikulum 2013 dari kurikulum sebelumnya antara lain adalah:
1. Perubahan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)

 Penyempurnaan SKL memperhatikan pengembangan nilai, pengetahuan, dan ketrampilan secara


terpadu dengan fokus pada pencapaian kompetensi. Pada setiap jenjang pendidikan rumusan empat
kompetensi inti (penghayatan dan pengamalan agama, sikpa ketrampilan, dan pengetahuan)
menjadi landasan pengembangan kompetensi dasar pada setiap kelas.

2. Perubahan Standar Isi

Perubahan Standar Isi dari kurikulum sebelumnya yang mengembangkan kompetensi dari mata
pelajaran menjadi fokus pada kompetensi yang dikembangkan menjadi mata pelajaran melalui
pendekatan tematik integrative (Standar Proses).

3. Perubahan Standar Proses

Perubahan pada Standar Proses berarti perubahan strategi pembelajaran. Guru wajib merancang
dan mengelola proses pembelajaran aktif yang menyenangkan. Peserta didik difasilitasi untuk
mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta.

4. Perubahan Standar Evaluasi

Penilaian otentik yang mengukur kompetensi sikap, keterampilan, serta pengetahuan


berdasarkan hasil dan proses. Sebelumnya penilaian hanya mengukur hasil kompetensi.

 Beberapa konsekwensi akibat perubahan substansi tersebut adalah:

1. Penambahan jumlah jam belajar di SD yang sebelumnya 26 jam/minggu menjadi 32


jam/minggu. Dari 10 mata pelajaran dipangkas menjadi 6 mata pelajaran yaitu Bahasa
Indonesia, PPKN, Agama, Matematika, Sosial Budaya dan Olah Raga. Pelajaran IPA dan IPS
ditiadakan dan diintegrasikan ke mata pelajaran lain.

2. Penambahan jumlah jam belajar di SMP yang sebelumnya 32 jam/minggu menjadi 38


jam/minggu. Kalau belajarnya 5 hari berarti setiap hari anak belajar 8 jam setiap hari.

3. Penambahan Jumlah jam pelajaran Agama pada SD yang bertambah dari 2 jam/minggu
menjadi 4 jam/minggu dan di tingkat SMP dari 2 jam/minggu menjadi 3 jam/minggu.

4. Jumlah mata pelajaran dikurangi tapi jumlah jam belajar ditambah

5. Mata pelajaran IPA diintegrasikan dalam Mapel Bahasa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai