Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN BERBASIS


LINGKUNGAN/LETAK GEOGRAFIS

DISUSUN OLEH :
Kelompok 9

Anggota :
1. Abdul Malik (2130203115)
2. Yoga Ferdiansyah (2130203125)

Dosen Pengampu : Bapak Rabial Kanada, M.Pd


PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
Perencanaan Fasilitas Pendidikan Berbasis Lingkungan/Letak Geografis ini tepat
pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk
menambah wawasan tentang Topik yang akan kita bahas bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rabial Kanada, M.Pd
selaku Dosen Mata kuliah Perencanaan Pendidikan yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan Kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 06 November 2022

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ I

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................................ 1

B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 2

C. TUJUAN PENELITIAN............................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

A. Perencanaan Fasilitas Pendidikan ............................................................ 3

B. Hubungan Lingkungan/Geografis dengan Perencanaan Fasilitas


Pendidikan ......................................................................................................... 4

C. Standar Fasilitas Pendidikan TK, SD, SLTP, dan SLTA ...................... 7

BAB III ................................................................................................................. 10

PENUTUP ............................................................................................................ 10

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 10

B. SARAN ...................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 11

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perencanaan Pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa depan


dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi, sosial,
dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan nasioanal memenuhi
kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh sistem tersebut.
Perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang serta
memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai konsistensi
internal yang berhubungan secara sistematis dengan keputusan-keputusan lain,
baik dalam bidang-bidang itu sendiri maupun dalam bidang-bidang lain dalam
pembangunan, dan tidak ada batas waktu untuk satu jenis kegiatan, serta tidak
harus selalu satu kegiatan mendahului dan didahului oleh kegiatan lain.1
Sistem pendidikan terdiri dari berbagai proses yang kemudian membentuk
sub-sub sistem yang saling menunjang satu sama lainnya. Suatu perencanaan
pendidikan tidak akan terlepas dari keseluruhan proses pendidikan dan sub-sub
sistem tersebut. Salah satu sub sistem yang terdapat pada sistem pendidikan
adalah sub sistem fasilitas pendidikan.
Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pendidikan nasional adalah
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk

1
Ulil Albab, “Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam,
Jurnal Pancar, Vol. 5 No. 1 (2021), halm 120.

1
mencapai tujuan pendidikan nasional. Salah satu dari komponen pendidikan yang
dimaksud di atas adalah komponen fasilitas pendidikan sehingga untuk
mendukung sistem pendidikan nasional dibutuhkan suatu perencanaan dan
perancangan fasilitas pendidikan agar kegiatan pendidikan yang dilakukan dapat
mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan.2
Perencanaan Fasilitas Pendidikan tidak terlepas dari perencanaan wilayah
secara keseluruhan. Fasilitas pendidikan merupakan bagian dari fasilitas secara
umum yang perencanaannya pun tidak dapat terpisahkan dari perencanaan
fasilitas-fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian akan diuraikan perencanaan
penempatan fasilitas pendidikan yang dalam lingkup perencanaan wilayah dan
perencanaan fasilitas sosial lainnya serta teori-teori, standar dan ketentuan yang
berhubungan dengan distribusi fasilitas pendidikan dasar dan menengah3.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang muncul pada Topik
yang dibahas yaitu:
1. Bagaimana Perencanaan Fasilitas Pendidikan !
2. Bagaimana Hubungan Lingkungan/Geografis dengan Perencanaan Fasilitas
Pendidikan ?
3. Jelaskan Standar Fasilitas Pendidikan Tingkat TK, SD, SLTP, dan SLTA !
C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun Tujuan yang ingin penulis capai dan sampaikan kepada pembaca
dalam penyusunan makalah ini diantaranya sebagai berikut.
1. Menjelaskan Mengenai Perencanaan Fasilitas Pendidikan.
2. Menjelaskan Pengaruh Geografis Terhadap Perencanaan Fasilitas Pendidikan.
3. Menjelaskan Mengenai Standar Fasilitas Pendidikan Tingkat TK, SD, SLTP,
dan SLTA.

2
Wahyu Gia Uliantoro,” PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN KAWASAN PERKOTAAN”,
Jurnal Ilmu Administrasi Volume VIII No. 3 Desember 2011, halm 340-341.
3
ESLI D. TAKUMANSANG, “KAJIAN PENEMPATAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH DALAM ASPEK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS”,
TEKNO/Volume08/No.54/DESEMBER 2010, halm 1.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Fasilitas Pendidikan


Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang
akan dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa
yang akan mengerjakannya. Perencanaan menentukan apa yang harus dicapai
(menentukan waktu secara kualitatif), kapan hal itu harus dicapai, dimana hal itu
harus dicapai, bagaimana hal itu harus dicapai, siapa yang bertanggungjawab,
mengapa hal itu harus dicapai. Pada dasarnya membuat perencanaan itu
menyangkut 5 W+I H (What, Who, Why, When, Where dan How).4
Sistem pendidikan terdiri dari berbagai proses yang kemudian membentuk
sub-sub sistem yang saling menunjang satu sama lainnya. Suatu perencanaan
pendidikan tidak akan terlepas dari keseluruhan proses pendidikan dan sub-sub
sistem tersebut. Salah satu sub sistem yang terdapat pada sistem pendidikan
adalah sub sistem fasilitas pendidikan.
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu fasilitas sosial yang memegang
peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi
kelangsungan hidup suatu bangsa. Aspek yang termasuk dalam analisis sistem
fasilitas pendidikan ini adalah aspek visual lingkungan, serta fasilitas sekolah dan
hubungannya dengan bentuk fisik kota secara keseluruhan.5
Perencanaan Fasilitas Pendidikan tidak terlepas dari perencanaan wilayah
secara keseluruhan. Fasilitas pendidikan merupakan bagian dari fasilitas secara
umum yang perencanaannya pun tidak dapat terpisahkan dari perencanaan
fasilitas-fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian akan diuraikan perencanaan
penempatan fasilitas pendidikan yang dalam lingkup perencanaan wilayah dan
perencanaan fasilitas sosial lainnya serta teori-teori, standar dan ketentuan yang
berhubungan dengan distribusi fasilitas pendidikan dasar dan menengah.
Sehubungan dengan penggunaan Sistem Informasi Geografis dalam kajian ini

4
Ulil Albab, “Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan Islam”,
Jurnal Pancar, Vol. 5 No. 1 (2021), halm 122.
5
Wahyu Gia Uliantoro,” PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN KAWASAN PERKOTAAN”,
Jurnal Ilmu Administrasi Volume VIII No. 3 Desember 2011, halm 340.

3
maka perlu diuraikan mengenai pengertian dan manfaat dari SIG itu sendiri serta
penggunaannya dalam studi ini.6
Perencanaan Penempatan Fasilitas Pendidikan harus dilakukan secara
bertahap dan terintegrasi dengan baik, mulai dari proses pengumpulan data sampai
pada proses analisis dan perencanaannya. Sistem informasi geografis sangat
dibutuhkan untuk mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis data yang
terkait dengan perubahan di dalam komunitas. Juga merupakan dasar dalam
perencanaan yang ’intellegence’ (bisa dipertanggung jawabkan, bisa ditelusuri,
ada argumentasinya dan legal. Sehingga sistem informasi geografis harus dapat
menyediakan informasi yang dapat dipergunakan untuk analisis sosial,
lingkungan, fiskal dan dampak ekonomi serta dapat menjawab secara tepat dan
cepat pertanyaan-pertanyaan mengenai lokasi fasilitas pendidikan, kondisi
fasilitas pendidikan, serta jumlah dan tipe perubahan land use yang terjadi.
Perencanaan lokasi pendidikan perlu memperhatikan pelayanan sistem
transportasi, faktor jarak dari lokasi permukiman dan kesesuaian lahan dengan
guna lahan lainnya. Dengan memperhatikan indikator-indikator dalam penentuan
lokasi fasilitas pendidikan yaitu : pemenuhan kebutuhan penduduk, daerah
jangkauan layanan, kesesuaian lokasi dan aksesbilitas. Dengan terpenuhinya
indikatorindikator tersebut, maka diharapakan perencanaan fasilitas pendidikan
dapat terlaksana dengan baik dan penempatannya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat dan dapat diakses dengan mudah. Sehingga proses belajar mengajar
dapat terlaksana dengan baik, merata dan optimal.7

B. Hubungan Lingkungan/Geografis dengan Perencanaan Fasilitas Pendidikan


Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem informasi yang
digunakan untuk menyimpan, memasukan, mengolah, memanggil kembali,
menganalisis dan menghasilkan data geospasial atau data bereferansi geografis,
sebagai pendukung untuk mengambil keputusan pada perencanaan dan

6
ESLI D. TAKUMANSANG, “KAJIAN PENEMPATAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH DALAM ASPEK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS”,
TEKNO/Volume08/No.54/DESEMBER 2010, halm 1.
7
Ibid., halm 8

4
pengelolaan sumber daya alam, penggunaan lahan, fasilitas kota lingkungan,
transportasi, dan pelayanan umum lainnya.
SIG dapat digunakan dalam bidang pemetaan fasilitas pendidikan,
monitoring lingkungan, analisis sensus penduduk, penilaian asuransi penyediaan
jasa kesehatan, jasa pos, pemetaan daerah bencana alam, dan banyak aplikasi lain.
SIG digunakan dalam penelitian sebagai alat pemetaan persebaran fasilitas
pendidikan, dimana pemetaan tersebut dapat memberikan informasi analisis pola
persebaran fasilitas pendidikan.8
Terdapat dua faktor yang sangat berpengaruh di dalam penentuan dan
Pendistribusian pusat pelayanan (Fasilitas) yaitu sebagai berikut.
1. Faktor manusia yang akan mempergunakan pusat-pusat pelayanan tersebut.
Faktor manusia ini menyangkut pertimbangan-pertimbangan mengenai jumlah
penduduk yang akan mempergunakan pelayanan tersebut, kepadatan
penduduk, perkembangan penduduk, status sosial ekonomi masyarakat, nilai-
nilai, potensi masyarakat, pola kebudayaan dan antropologi.
2. Faktor lingkungan dimana manusia tersebut melaksanakan kegiatan
kehidupannya. Ini menyangkut pertimbangan skala lingkungan dalam arti
fungsi dan peranan sosial ekonominya, jaringan pergerakan, letak geografis
lingkungan dan sifat keterpusatan lingkungan.
Kedua faktor pertimbangan yang disebutkan di atas dalam penentuan dan
pendistribusian pusat-pusat pelayanan (fasilitas) diakomodasikan dalam bentuk
standar perencanaan fasilitas. Fakto-faktor yang menjadi pertimbangan dalam
Perencanaan Fasilitas Pendidikan menurut standar yang dikeluarkan oleh
Departemen PU adalah :
1. Jumlah penduduk pendukung yang akan dilayani
2. Struktur penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
3. Pertumbuhan dan perkembangan penduduk
4. Keadaan social ekonomi penduduk

8
SINDI RUAIDA NIKMAH, “ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN DASAR
DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN
KUDUS”, halm 4-5.

5
Dalam Keputusan Menteri PU No. 378/KPTS/1987 tersebut, fasilitas
pendidikan dibedakan menjadi :
1. Taman Kanak-Kanak (TK), Untuk 2 kelas yang terdiri dari 35-40 murid
membutuhkan minimum 1000 penduduk pendukung, dengan penempatan
lokasi di tengah-tengah kelompok keluarga dan taman.
2. Sekolah Dasar (SD), Untuk 6 kelas yang terdiri dari 40 murid membutuhkan
minimum 1600 penduduk pendukung, dengan penempatan lokasi berada
ditengah-tengah kelompok keluarga dan taman.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), Untuk 6 kelas yang terdiri dari 30
murid yang digunakan pagi dan sore, membutuhkan minimum 4500 penduduk
pendukung, dengan penempatan lokasi berkelompok dengan taman dan
lapangan olah raga.
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA), Untuk 6 kelas yang terdiri dari 30
murid yang digunakan pagi dan sore, membutuhkan minimum 4800 penduduk
pendukung, dengan penempatan lokasi berkelompok dengan taman dan
lapangan olah raga.9
Faktor yang menjadi pertimbangan dalam menentukan lokasi sekolah
antara lain adalah usia murid sekolah dan kedekatannya dengan rumah, semakin
muda usia murid maka seharusnya jarak sekolahnya semakin dekat dengan rumah.
Dengan pertimbangan tersebut maka jangkauan pelayanan untuk SD akan lebih
kecil dibandingkan dengan SMP, dan jangkauan pelayanan SMP akan lebih kecil
dibandingkan dengan SMA. Sesuai standar yang dibuat oleh De Chiara, SD
memiliki radius pelayanan ideal sejauh ¼ mil (400 m), sedangkan radius
pelayanan ideal untuk SMP dan SMA masing-masing adalah ½ mil (800 m) dan
¾ mil (1.200 m).
Besaran lahan yang dibutuhkan oleh suatu sekolah dipengaruhi oleh
jumlah permintaan/ pendaftar, fasilitas yang diharapkan, dan standar dari sistem
sekolah yang ada. Walaupun terdapat standar-standar yang menyebutkan besarana
minimum lahan untuk sekolah, karakteristik spesifik menjadi faktor yang
menentukan. Ketersediaan lahan yang masih memungkinkan dan yang dimiliki

9
ESLI D. TAKUMANSANG, op. cit., halm 2-3.

6
oleh pemerintah menjadi faktor yang sangat menentukan luasan lahan sekolah
yang akan dibangun. Sedangkan jenis dan lokasi sekolah ditentukan oleh
perpaduan antara kebijakan pendidikan dan prinsip-prinsip guna lahan, dengan
kebijakan pendidikan menjadi faktor yang dominan.10
C. Standar Fasilitas Pendidikan TK, SD, SLTP, dan SLTA
Fasilitas pendidikan yang dikelola oleh Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan meliputi Sekolah Taman Kanak-Kanak, Sekolah Menengah Pertama
dan Sekolah Menengah Atas. Adapun fasilitas Sekolah Dasar dikelola langsung
oleh Dinas Pendidikan Nasional di masing-masing Kota dan Kabupaten. Besaran
standar dan jumlah fasilitas pendidikan ditentukan berdasarkan jurnlah usia anak
sekolah dan kepadatan penduduk masing- masing daerah.
1. Taman Kanak-Kanak (TK)
a. Wilayah Kerja TK diselenggarakan untuk melayani penduduk satu
kelurahan. Meskipun TK bukan merupakan bagian dari jenjang pendidikan,
keberadaan fasilitas TK dalam setiap kelurahan merupakan ketentuan yang
diisyaratkan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
b. Lokasi
Lokasi sebuah TK harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1) Mudah dicapai dari setiap bagian kelurahan.
2) Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 15 menit berjalan kaki.
3) Jauh dari Pusat Keramaian (Pertokoan/Perkantoran/Perindustrian).
c. Fasilitas TK
Sebuah STK setidaknya metniliki ruang-ruang sebagai berikut :
1) Minimal 3 buah ruang kelas, masing-masing berukuran minimal 42 m2
(5x7 m2).
2) Ruang Bermain Seluas Minimal 120 m2.
3) Ruang Peraga.
4) Ruang Penunjang (Ruang guru, gudang).
5) Taman Bermain.

10
Wahyu Gia Uliantoro,” PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN KAWASAN
PERKOTAAN”, Jurnal Ilmu Administrasi Volume VIII No. 3 Desember 2011, halm 341.

7
6) Luas bangunan TK ditetapkan minimum 500 m2 dengan luas lahan
minimal 1.200 m2.
2. Sekolah Dasar (SD)
a. Wilayah Kerja Sebuah SD didirikan setidaknya untuk melayani penduduk
1000-3000 jiwa. Pada wilayah berpenduduk padat dan wilayah perkotaan
jumlah fasilitas SD ini disesuaikan dengan jumlah penduduk usia SD.
b. Lokasi
Lokasi sebuah SD harus memenuhi ketentuan yaitu Mudah dicapai dari
setiap bagian kelurahan.
c. Fasilitas
Sebuah SD setidaknya harus memiliki ruang-ruang sebagai berikut.
1) 6 buah ruang kelas berukuran masing-masing 56 m2 (7 X 8 m).
2) Ruang Perpustakaan Ruang Guru / Kepala Sekolah /WC Guru
3) Ruang WC Murid / Gudang dan
4) Lapangan Olahraga / Upacara
5) Sebuah SD minimal harus memiliki bangunan seluas 336 m2 (untuk 6
kelas) dengan luas lahan minimum 1500 m2 dan maksimum 3000 m2.
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
a. Wilayah Kerja Sebuah SLTP didirikan setidaknya untuk melayani penduduk
satu kecamatan (15.000 - 30.000 jiwa). Pada kecamatan-kecamatan
berpenduduk padat dan pada wilayah perkotaan jumlah fasilitas SLTP ini
dapat lebih dari satu, tergantung pada jumlah murid lulusan sekolah dasar.
b. Lokasi
Lokasi sebuah SLTP harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1) Mudah dicapai dari setiap bagian kecamatan.
2) Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 30 menit berjalan kaki.
3) Jauh dari Pusat Keramaian (Pertokoan/Perkantoran/Perindustrian).
c. Fasilitas
Sebuah SLTP setidaknya harus memiliki ruang-ruang sebagai berikut.
1) 3-6 buah ruang kelas berukuran masing-masing 63 m2 (7x9 m) jumlah
kelas suatu SLTP bergantung pada jenisnya.

8
2) ruang laboratorium IPA - ruang perpustakaan - ruang ketrampilan –
3) ruang guru / tata usaha / kepala sekolah / WC guru -
4) ruang WC murid /gudang
5) lapangan olahraga / upacara
6) Sebuah SLTP minimal harus memiliki bangunan seluas 507 m2 (untuk 3
kelas) dam 696 m2 (untuk 6 kelas), dengan luas lahan minimum 6.000 m2
dan 4.000 m2 di wilayah perkotaan.
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA)
a. Wilayah Kerja Sebuah SLTA didirikan setidaknya untuk melayani
penduduk satu kabupaten (30.000 jiwa).Pada wilayah perkotaan jumlah
fasilitas SMA ini dapat lebih dari satu, tergantung pada jumlah murid
lulusan sokolah menengah pertama.
b. Lokasi
Lokasi sebuah SLTA.harus memenuhi ketentuan sebagai berikut.
1) Mudah dicapai dari setiap bagian kecamatan.
2) Dapat dicapai oleh murid selama kurang dari 45 menit berjalan kaki.
3) Jauh dari Pusat Keramaian (Pertokoan/Perkantoran/Perindustrian).
c. Fasilitas
Sebuah SLTA setidaknya harus memiliki ruang-ruang sebagai berikut.
1) 3 - 6 buah ruang kelas berukuran masing-masing 72 m2 (8 x 9 m) (jumlah
kelas suatu SLTA bergantung pada jenisnya)
2) 3 buah ruang laboratorium IPA (Fisika, Kimia, Biologi)
3) ruang perpustakaan - ruang ketrampilan PKK ruang ketrampilan
elektronik - ruang ketrampilan otomotif
4) ruang guru / tata usaha / kepala sekolah /WC guru
5) ruang WC murid / gudang
6) lapangan olahraga / upacara
7) Sebuah SLTA minimal harus memiliki bangunan seluas 600 m2 (untuk 3
kelas) dan 816 m2 (untuk 6 kelas).11

11
ESLI D. TAKUMANSANG, op. cit., halm 4-6.

9
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem pendidikan terdiri dari berbagai proses yang kemudian membentuk
sub-sub sistem yang saling menunjang satu sama lainnya. Suatu perencanaan
pendidikan tidak akan terlepas dari keseluruhan proses pendidikan dan sub-sub
sistem tersebut. Salah satu sub sistem yang terdapat pada sistem pendidikan
adalah sub sistem fasilitas pendidikan.
Fasilitas pendidikan merupakan salah satu fasilitas sosial yang memegang
peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bagi
kelangsungan hidup suatu bangsa. Aspek yang termasuk dalam analisis sistem
fasilitas pendidikan ini adalah aspek visual lingkungan, serta fasilitas sekolah dan
hubungannya dengan bentuk fisik kota secara keseluruhan.
Perencanaan Fasilitas Pendidikan tidak terlepas dari perencanaan wilayah
secara keseluruhan. Fasilitas pendidikan merupakan bagian dari fasilitas secara
umum yang perencanaannya pun tidak dapat terpisahkan dari perencanaan
fasilitas-fasilitas sosial lainnya. Dengan demikian akan diuraikan perencanaan
penempatan fasilitas pendidikan yang dalam lingkup perencanaan wilayah dan
perencanaan fasilitas sosial lainnya serta teori-teori, standar dan ketentuan yang
berhubungan dengan distribusi fasilitas pendidikan dasar dan menengah.

B. SARAN
Demikian Makalah yang kami buat, Semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, Silahkan sampaikan kepada
kami.
Apabila terdapat kesalahan mohon dapat mema’afkan dan memakluminya,
karena kami adalah Hamba Allah SWT yang tidak luput dari kesalahan, khilaf,
dan Lupa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Albab, U. (2021). Perencanaan Pendidikan dalam Manajemen Mutu Terpadu


Pendidikan Islam. Jurnal Pancar .

NIKMAH, S. R. (2022). ANALISIS SEBARAN FASILITAS PENDIDIKAN


DASAR DENGAN PEMANFAATAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFIS (SIG) DI KABUPATEN KUDUS.

TAKUMANSANG, E. D. (2010). KAJIAN PENEMPATAN FASILITAS


PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DALAM ASPEK SISTEM
INFORMASI GEOGRAFIS. TEKNO .

Uliantoro, W. G. (2011). PERENCANAAN FASILITAS PENDIDIKAN


KAWASAN PERKOTAAN. Jurnal Ilmu Administrasi .

11

Anda mungkin juga menyukai