Dosen pembimbing :
Muhammad Hamzah S. Pd., M.Pd.
Disusun Oleh:
(Kelompok 1)
FAJAR MAULANA (22101210060)
FARHAN EKA FADILAH (221012100309)
ABDULROHMAN (221012100155)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Segala puji bagi Allah SWT Tuhan Semesta
Alam, Atas segala karunia nikmatNya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan sebaik- baiknya.Sholawat serta salam tak lupa kami hanturkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW. Sehingga kami dapat menyusun Makalah yang berjudul
tugas mata pelajaran Perencanaan Pendidikan Islam Di Indonesia yang diampu oleh
bapak Muhammad Hamzah namun tidak lepas dari semua itu kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih terdapat kekurangan baik dari penyusunan Bahasa dan
aspek-aspek lainnya.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Mochtar Buchori,Tranformasi Pendidikan,Jakarta,2001
2
Soehatman Ramli, “Manajemen Kebakaran,” Computers & Education, 2010,
https://doi.org/10.1145/2505515.2507827.
4
masalah yang akan dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan.Perencanaan
pendidikan terdiri dari beberapa jenis yang sering kali tidak diketahui oleh
masyarakat,sebab itulah perlu pengkajian lebih lanjut tentang jenis-jenis
perencanaan pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang
timbul yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana dengan Perencanaan pendidikan ?
5
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan sebagai suatu proses adalah suatu cara yang sistematis untuk
3
menjalankan suatu pekerjaan. Dalam ruang lingkup yang lebih luas
perkembangan kebudayaan suatu masyarakat itu harus direncanakan, yang
dikenal dengan sebutan kebudayaan (planning) kebudayaan. Defenisi mengenai
perencanaan memang diperlukan agar dalam uraian selanjutnya tidak terjadi
kesimpangsiuran. Defenisi pada umumnya merupakan suatu pintu gerbang
untuk memasuki pengertian-pengertian yang ada kaitannya dengan istilah yang
dipakai. . Pengertian Perencanaan adalah proses bantuan atau sasaran yang
hendak dicapai dan menetapkan untuk mencapai tujuan itu seefektif mungkin.4
Perencanaan dalam arti yang sederhana dapat dijelaskan sebagai suatu proses
mempersiapkan hal-hal yang akan dikerjakan pada waktu yang akan datang
untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
3
Dr.H.B.Siswanto,M.Si,Pengantar Manajemen,Bumi Aksara,(Bandung: 2005),hal 7 45
4
Nanang Fatah,Landasan Manajemen Pendidikan,Remaja Rosda Karya,(Bandung:1996).hal 49 4
Enoch,Jusuf .Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan,Bumi Aksara,(Jakarta:1995) h 1
6
Keunggulan suatu bangsa tidak lagi bertumpu pada kekayaan alam,
melainkan pada keunggulan sumber daya manusia, yaitu tenaga terdidik yang
mampu menjawab tantangan-tantangan yang sangat cepat. Pendidikan
menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena sasarannya adalah
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Namun masalah yang terjadi saat ini adalah banyak sekali dijumpai
pendidik yang tidak dapat membedakan antara mendidik, mengajar, dan melatih.
Mereka mengira bahwa ketiga hal tersebut adalah sama. Padahal ketiga hal
tersebut berbeda dalam pengertian maupun tujuannya.
Mendidik, mengajar, dan melatih adalah unsur-unsur yang selalu ada dalam
pendidikan formal setiap mempelajari sesuatu. Pendidikan terjadi untuk
membangkitkan motivasi dan kegiatan peserta didik belajar. Sementara itu
pembelajaran terwujud ketika peserta didik mempelajari sesuatu lewat materi
dan alat belajar yang relevan. Sedangkan pelatihan dibutuhkan agar peserta didik
terampil, cepat, dan tepat menyelesaikan tugas yang sudah ditetapkan. Dengan
demikian, pelatihan dibutuhkan ketika peserta didik sudah paham akan hal yang
7
dipelajari untuk membuat mereka menjadi mantap akan penguasaan materi itu.
Jadi, pemakaian waktu untuk mendidik, mengajar, dan melatih haruslah
proporsional.
C. ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Administrasi pendidikan pada dasarnya merupakan administrasi dalam
mengelola, mengatur dan mengalokasikan sumber daya yang terdapat dalam
dunia pendidikan. Fungsi administrasi pendidikan merupakan alat untuk
menyatukan dan menyelaraskan peranan seluruh sumberdaya yang dimiliki guna
tercapainya tujuan pendidikan dalam suatu konteks sosial tertentu, ini berarti
bahwa bidang-bidang yang dikelola mempunyai kekhususan yang berbeda dari
manajemen dalam bidang lain.5
Oteng Sutisna (1989) menyatakan bahwa administrasi pendidikan meliputi:
a) Latar belakang administrasi pendidikan (geografi, kependudukan, ekonomi,
ideologi, kebudayaan, dan pembangunan)
b) Bidang Garapan nya
c) Unsur-unsur pokok administrasi pendidikan, Seperti tugas-tugas, proses,
asas-asas
Administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan yang luas dan
saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang
luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat di
samping pendalaman dari segi perkembangan teori administrasi.
Administrasi pendidikan mempunyai bidang dengan cakupan yang luas dan
saling berkaitan, sehingga pemahaman tentangnya memerlukan wawasan yang
5
Yulia Rizki Ramadhani,https,dasar-dasar perencanaan
pendidikan://kitamenulis.id/(Jakarta:2021)
8
luas serta antisipatif terhadap berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat di
samping pendalaman dari segi perkembangan teori administrasi.
Fungsi utama dari administrasi adalah perencanaan, kemudian ditindak
lanjuti dngan pengorganisasian. Makna administrasi dengan fungsi-fungsinya
merupakan sebuah proses pengaturan dan pemberdayaan sumber daya untuk
mencapai tujuan. Penerapan fungsi-fungsi administrasi di bidang pendidikan
meliputi:
a. Perencanaan (Planning)
b. Pengorganisasian (Organising)
c. Tindakan/Pelaksanaan Tugas (Actuating)
d. Pengawasan (Controlling)
e. Pengarahan (Directing)
f. Pengkoordinasian (Coordinating)
g. Pelaporan (Reporting)
h. Penganggaran (Budgeting)
D. PERENCANAAN PENDIDIKAN
Perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus
dilaksanakan guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan yang
memiliki unsur kegiatan mengidentifikasi, menginventarisasi dan menyeleksi
kebutuhan berdasarkan skala prioritas, mengadakan spesifikasi yang lebih rinci
mengenai hasil yang akan dicapai, mengidentifikasi persyaratan atau kriteria
untuk memenuhi setiap kebutuhan, serta mengidentifikasi kemungkinan
alternatif, strategi, dan sasaran bagi pelaksanaannya.
Perencanaan berfungsi sebagai pemberi arah bagi terlaksananya aktivitas
yang disusun secara komprehensif, sistematis, dan transparan. Perencanaan yang
baik adalah perencanaan yang paling mungkin untuk dilaksanakan. Melalui
perencanaan dapat dijelaskan tujuan yang akan dicapai, ruang lingkup pekerjaan
yang akan dijalankan, orang-orang yang terlibat dalam pekerjaan itu, berbagai
sumber daya yang diperlukan, serta langkah-langkah dan metode kerja yang
dipilih berdasarkan urgensi dan prioritasnya.
9
Semua itu menjadi arah dan panduan dalam mengorganisir unsur manusia
dalam pendidikan, pengerahan, dan pemanfaatan berbagai sumber daya guna
menunjang proses pencapaian tujuan dan dapat dijadikan sebagai alat
pengendalian tentang pencapaian tujuan. Ketepatan dan keberhasilan dalam
perencanaan menjadi barometer suksesnya pelaksanaan kegiatan dan
bermaknanya proses pengendalian kegiatan serta menjadi kunci bagi efisiensi
pemanfaatan berbagai sumber daya dan efektivitas dalam pencapaian tujuan.
Perencanaan dan manajemen pendidikan diarahkan untuk dapat membantu:
a. Memenuhi keperluan akan tenaga kerja
b. Perluasan kesempatan pendidikan
c. Peningkatan mutu pendidikan
d. Peningkatan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan.
Tujuan pendidikan yang bersifat eksternal telah melatarbelakangi
pandangan klasik tentang perencanaan pendidikan, yaitu :
a. Pendekatan kebutuhan social
b. Pendekatan perencanaan ketenagakerjaan
c. Pendekatan untung-rugi dalam perencanaan pendidikan
d. Pendekatan analisis keefektifan biaya.
Pada umumnya, perencanaan pendidikan merupakan hasil sintesis dari
keempat pendekatan tersebut. Pemerintah sebagai penyedia/penyelenggara
pendidikan perlu mempertimbangkan penggunaan keempat pendekatan tersebut
dalam merencanakan pendidikan. Hal itu tercermin dalam perencanaan yang
berkaitan dengan penuntasan program wajib belajar pendidikan dasar, di mana
semua anak usia pendidikan dasar pada saatnya dapat terlayani semua dalam
sistem pendidikan nasional.
Ditinjau dari segi waktu, perencanaan pendidikan dapat dibedakan atas
perencanaan jangka panjang (antara 11– 30 tahun), perencanaan jangka
menengah (antara 5–10 tahun), dan perencanaan jangka pendek (antara 1–4
tahun).
Berdasarkan ruang lingkupnya, perencanaan pendidikan dapat dibedakan atas;
a. Perencanaan makro ( Perencanaan Pendidikan Nasional) Meliputi semua
jenjang dan jenis pendidikan, kurikulum, peserta didik, dan pendidik.
10
b. Perencanaan meso ( Perencanaan Pendidikan Provinsi ) Meliputi semua jenis
dan jenjang pendidikan di suatu daerah
c. perencanaan mikro ( Perencanaan Pendidikan Kab/kota/kec) Meliputi
berbagai kegiatan perencanaan pada suatu lembaga atau satuan pendidikan
tertentu atau pada beberapa lembaga yang sama dan berdekatan lokasinya
d. Perencanaan Satuan Pendidikan atau Perencanaan Kelembagaan atau Rencana
Pengembangan Sekolah (RPS).
Dari segi pendekatannya, perencanaan pendidikan dibedakan atas:
a. perencanaan terintegrasi (integrated planning), yaitu perencanaan yang
mencakup keseluruhan aspek pendidikan sebagai suatu sistem dalam pola
pembangunan nasional;
b. perencanaan komprehensif (comprehensive planning), yaitu perencanaan
yang disusun secara sistematis dan sistemik, sehingga membentuk suatu
kesatuan yang utuh dan menyeluruh;
c. perencanaan strategis (strategic planning), yaitu perencanaan yang disusun
berdasarkan skala prioritas, sehingga berbagai sumber daya yang ada dapat
diatur dan dimanfaatkan secermat dan seefisien mungkin;
d. perencanaan operasional (operational planning), yang mencakup kegiatan
pengembangan dari perencanaan strategis.
11
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pendidikan adalah segenap kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang
waktu dalam konteks berbagai aspek kehidupan masyarakatnya, baik yang bersifat
lokal maupun global. Pendidikan berlangsung dalam segala jenis, bentuk, dan
jenjangnya yang mendorong perkembangan potensi setiap individu dalam sebuah
masyarakat bagi mewujudkan masyarakat yang maju dan beradab.
Pendidikan merupakan sistem proses perubahan menuju pencerdasan,
pendewasaan, dan pematangan diri. Memperoleh pendidikan yang layak adalah
kewajiban sekaligus hak asasi setiap orang untuk menjadi matang, terampil, dan
cerdas sebagai bekal untuk menjalani kehidupannya.
Dalam Prosesnya, pendidikan mencangkup beberapa aspek yakni wawasan
dasar pendidikan dimana dalam hal ini bertumpu pada Mereka yang disebut tenaga
pendidik dan tenaga kependidikan yang harus memiliki wawasan serta pengetahuan
dasar pendidikan untuk bisa melaksanakan proses pendidikan yang akan mencetak
generasi bangsa yang diharapkan.
12
DAFTAR PUSTAKA
13