Anda di halaman 1dari 13

KOMPONEN-KOMPONEN

PERENCANAAN KEGIATAN RA

MAKALAH
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Wajib
Dalam Mengikuti Perkuliahan RA
Mata Kuliah : Perencanaan Kegiatan RA
Dosen Pengampu : NURUL ZAHRIANI JF, M.Pd

Oleh,

NURHANIDA
SRI WAHYUNINGSIH

Program Studi : PIAUD


Semester: VII (Ganjil)

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUMATERA


MEDAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
melimpahkan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita semua Yang
Maha Mengetahui dan sumber segala ilmu pengetahuan. Dia-lah yang telah
berkenan memberikan kemampuan lahir dan bathin kepada kita setiap
hamba-Nya. Dan juga dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah sera
karena limpahan karunia-Nya, kita sama-sama mampu menyelesaikan
makalah “Komponen-Komponen Perencanaan Kegiatan Raudhatul Athfal”
dengan baik.  Shalawat beserta salam semoga selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW. yang telah menyampaikan risalah-risalah
kebaikan kepada seluruh ummat manusia. Semoga kita mendapatkan syafaat
beliau di akhirat kelak, aamiin.
Selain untuk memenuhi tugas mata kuliah Perencanaan Kegiatan RA
yang diampu oleh ibu Nurul Zahriana JF, M.Pd., makalah ini juga di buat
agar bisa membantu memberikan pandangan tentang bagaimana
perencanaan kegiatan pembelajaran yang baik untuk pendidikan anak
Raudhatul Athfal, dimana di dalam makalah ini juga akan dijelaskan tentang
komponen-komponen perencanaan kegiatan Raudhatul Athfal
Harapan kedepannya semoga dengan kehadiran makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kita semua selaku calon pendidik yang hebat di
masa depan. aamiin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Medan, 06 Januari 2021

Pemakalah,
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................1

A. Latar Belakang Masalah .........................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................2

A. Pengertian dan Hakikat Perencanaan Kegiatan RA.................2

B. Komponen-komponen Perencanaan Kegiatan RA..................3

1. Tujuan Pembelajaran.........................................................3

2. Isi kegiatan (materi) pembelajaran.....................................3

3. Metode Pembelajaran.........................................................6

4. Pengelolaan Pembelajaran.................................................6

5. Media dan Sumber Belajar.................................................7

6. Evaluasi..............................................................................7

BAB V PENUTUP ..................................................................................9

A. Kesimpulan....................................................................................9

B. Saran..............................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pembelajaran adalah “proses kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaakan segala potensi (dalam dan luar) sebagai upaya mencapai
tujuan tertentu. Peraturan Pemerintah nomor 17 tahun 2010 dan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional nomor 58 tahun 2009 tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini, memberikan kebebasan lembaga pendidikan
anak usia dini untuk membuat program pembelajarannya sendiri disesuaikan
dengan kondisi anak dan lembaga penyelenggaranya.
Tujuan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini yaitu
membantu anak untuk mencapai tahap-tahap perkembangannya, sehingga
perlu direncanakan agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Berdasaran Peraturan Pemerintah nomor 20 Tahun 2000, daerah memiliki
kewenangan untuk mengembangkan silabus sesuai dengan kurikulum,
keadaan sekolah, keadaan siswa serta kondisi sekolah ( Wina, 2008:25)
Pemerintah telah membuat standar pendidikan anak usia dini yang
dituangkan didalam Permendiknas noor 58 tahun 2009 tersebut.
Kenyataannya masih banyak pendidik di lembaga Raudhaul Athfal yang
mengalami kesulitan dalam mengembangkan perencanaan kegiatannya,
berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut tentang prinsip serta komponen-
komponen perencanaan kegiatan Raudhatul Athfal.

B. Rumusan Masalah
C. Apakah Hakikat Perencanaan Kegiatan RA?
D. Apakah komponen-komponen perencanaan kegiatan RA?
E. Apa saja model pembelajaran Raudhatul Athfal?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Hakikat Perencanaan Kegiatan RA


Perencanaan kegiatan RA mencakup segala proses kegiatan
pembelajaran RA. Untuk itu harus dipahami definisi dari perencanaan
pembelajaran. Ahmad (2004:67) mendefinisikan perencanaan secara
sederhana yaitu pemikiran sebelum melaksanakan tugas. Sedangkan
pembelajaran adalah “proses kerja sama antara guru dan siswa dalam
memanfaatkan segala potensi (dalam dan luar) sebagai upaya mencapai
tujuan belajar tertentu”. Dari dua pengertian tersebut dapat kita simpulkan
perencanaan kegiatan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berfikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran
tertentu dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber daya yang ada.
Perencanaan merupakan kegiatan menyusun langkah-langkah yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan mengandung rangkaian keputusan dari penentuan tujuan,
kebijakan, program, metode-metode dan prosedur tertentu, serta kegiatan
secara terjadwal.
Perencanaan dalam suatu kegiatan pembelajaran hakikatnya
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mencari dan mencapai wujud
yang akan datang. Suatu proses pembelajaran jika tanpa adanya perencanaan
akan mengurangi fokus pembelajaran, metode, teknik penyampaian dan
materi yang ada hanya seadanya. Menurut Nana Sudjana (2005:22),
perencanaan suatu kegiatan pembelajaran adalah “kegiatan memproyeksikan
tindakan yang akan dilaksanakan dalam suatu pembelajaran, yaitu dengan
mengkoordinasikan (mengatur dan merespon) komponen-komponen
pembelajaran sehingga arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara
penyampaian (metode/teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi)
menjadi lebih jelas”

B. Komponen-Komponen Perencanaan Kegiatan RA


2
1. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran merupakan komponen yang pertama dalam
perencanaan kegiatan pembelajaran. Mengapa tujuan merupakan awal dari
perencanaan? Apakah suatu kegiatan dapat tercapai apabila tidak jelas
kemana arahnya? Dalam merencakan pembelajaran, tujuan harus jelas, agar
pendidik dapat memproyeksikan hasil belajar yang dicapai anak setelah ia
belajar. Menurut Robert Mager dalam Masitoh (2005) “Jika kita tidak
memiliki gagasan yang jelas tentang tujuan yang harus dicapai anak, maka
kita tidak akan dapat membuat perencanaan yang baik untuknya”.
Tujuan pembelajaran adalah rumusan secara terperinci apa saja
yang harus dikuasi oleh siswa sesudah ia melewati kegiatan pembelajaran
dengan berhasil. Tujuan pembelajaran memang perlu dirumuskan dengan
jelas, karena peruusan tujuan yang jelas dapat digunakan sebagai tolak ukur
keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri (Daniel Muij, 2008:23)
Suatu kurikulum, khususnya kurikulum raudhatul athfal,
kompetensi sebagai tujuan pembelajaran itu dideskripsikan secara eksplisit,
sehingga dijadikan standar dalam tujuan pencapaian tujuan kurikulum. Baik
pendidik maupun anak didik harus memahami komptetensi yang harus
dicapai dalam pendidikan dan pembelajaran.

2. Isi kegiatan (materi) pembelajaran


Materi pembelajaran pada dasarnya merupakan isi dari kurikulum,
pesan yang harus disampaikan kepada anak didik. Yakni berupa bahan ajar.
Bahan yang akan diajarkan harus sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
dan yang telah ditetapkan. Pembelajaran di RA tidak menyajikan bidang
studi atau mata pelajaran, akan tetapi materi disajikan kedalam tema-tema
belajar. Melalui tema akan memudahkan anak membangun konsep tentang
benda atau peristiwa yang ada di lingkungan anak. Tema-tema yang
disajikan dimulai dari hal-hal yang ada di lingkungan anak dan telah dikenal
anak.
Penyajian materi di RA berpusat pada tema tetapi disajikan secara
terpadu dengan mengintegrasikan seluruh aspek perkembangn anak
3
mencakup perkembangan kognitif, bahasa, sosial, emosi fisik dan motorik.
Tema-tema tersebut telah ditetapkan dalam kurikulum, tetapi pendidik dapat
memilih tema yang sesuai dengan kebutuhan, peristiwa yang terjadi di
lingkungan anak atau hal-hal lain yang menarik minat anak.
Penentuan tema hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut :
a. Kedekatan
b. Kesedarhanaan
c. Kemenarikan
d. Kesesuaian
Pada awal tahun pelajaran, satuan pendidikan akan menentukan tema
yang akan dibahas dalam satu tahun sesuai dengan situasi dan kondisi
lingkungan setempat. Adapun tema yang digunakan pada raudhatul athfal
adalah sebagai berikut :
1. Aku hamba Allah
2. Keluarga Sakinah
3. Lingkunganku
4. Binatang ciptaan Allah
5. Tanaman ciptaan Allah
6. Kendaraan
7. Negaraku
8. Alam semesta
Tema-tema di atas merupakan contoh dan dapat dibuat tema lain
atau dikembangkan berdasarkan kondisi dan waktu di daerah lembaga RA.
Pendidik juga dapat menyesuaikan tema dengan waktu dan peristiwa yang
terjadi di lingkungan lembaga.

Kegiatan Pembelajaran

4
Dalam merancang kegiatan pembelajaran, pendidik harus
mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap peserta didik dan
bagaimana mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan proyesi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan
apa yang harus dilakukan pendidik dalam memfasilitasi belajar anak.
Kegiatan belajar yang dirancang oleh pendidik harus relevan dengan
tujuan dan kemampuan yang harus dicapai anak. Rancangan kegiatan
belajar anak RA harus sesuai dengan karateristik kebutuhan anak,
karakteristik belajar anak dan karakteristik perkembangan anak.
Dalam merancang kegiatan belajar, kegiatan harus dirumuskan
secara jelas dan rinci. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan dicermati
dalam menetapkan kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
a. Kegiatan harus berorientasi pada tujuan, atau untuk RA harus
berorientasi pada kemampuan anak.
b. Kegiatan harus berorientasi pada perkembangan anak. Di RA, anak
bukan hanya belajar, tetapi bagaimana anak berkembang dan belajar.
Ketika belajar, aspek perkembangannya harus pula berkembang
secara optimal
c. Kegiatan harus berorientasi pada kegiatan yang terhubung dan
berpusat pada tema.
d. Kegiatan harus berorientasi pada bermain sebanyak mungkin.
Bermain merupakan wahan belajar bagi anak. Hal ini dapat
dipertimbangkan dalam menetapkan kegiatan belajar. Bermain untuk
anak sangat bervariasi, antara lain bermain bebas, bermain kreatif,
bermain soliter, bermain kelompok, bermain diluar ruangan (out
door playing), dan bermain didalam ruangan (in door playing)
e. Kegiatan menggambarkan pembelajaran yang berpusat pada anak.
f. Kegiatan harus menggambarkan kegiatan yang menyenangkan
g. Walaupun penetapan kegiatan berorientasi pada anak, namun guru
sedapat mungkin membantu anak belajar, contohnya dalam
eksplorasi, komunikasi, penyelidikan, dialog, dan sebagainya
3. Metode Pembelajaran

5
Metode pembelajaran adalah cara yang dilakukan pendidik untuk
menyampaikan pembelajaran agar mencapai kompetensi yang ditetapkan.
Dalam pembelajaran RA, terdapat banyak metode yang dapat digunakan,
diantaranya adalah :
a. Metode bercerita : cara bertutur kata dan penyampaian cerita atau
memberikan penjelasan kepada anak secara lisan
b. Metode bercakap-cakap : kegiatan dialog dan bertanya jawab antara
anak dengan pendidik atau anak dengan anak lainnya
c. Metode tanya jawab : mengajukan pertanyaan kepada anak
d. Metode karya wisata : mengajak anak mengunjungi objek-objek
yang sesuai dengan tema
e. Metode demonstrasi : mempertunjukkan atau memperagakan suatu
cara atau keterampilan yang bertujuan agar anak memahami dan
dapat melakukannya dengan benar
f. Metode sosiodrama atau bermain peran (role playing) : memainkan
peran tertentu dalam suatu permainan peran dengan tujuan anak
memahami suatu pekerjaan dan saling berinteraksi dengan teman
g. Metode eksprimen : memberikan pengalaman kepada anak dengan
cara mengamati, melakukan dan menyimpulkan
h. Metode proyek : memberi kesempatan kepada anak untuk
menggunakan alam sekitar dan kegiatan sehari-hari sebagai bahan
pembahasa melalu berbagai kegiatan

4. Pengelolaan Pembelajaran
a. Pengaturan Ruangan/Kelas
Ruangan/kelas diatur sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat
terlaksana dengan seefisien mungkin.
b. Pengoranisasian Anak Didik
1. Kegiatan Klasikal
Kegiatan yang dilakukan oleh seluruh anak didik dalam satu
kelas dalam satuan waktu dengan kegiatan yang sama.
2. Kegiatan Kelompok

6
Beberapa kelompok anak melakukan kegiatan yang berbeda-
beda dalam satu satuan waktu.
3. Kegiatan Individual
Setiap anak dimungkinkan untuk memilih kegiatan sesuai
dengan minat dan kemampuan anak masing-masing.

5. Media dan Sumber Belajar


Media dan sumber belajar merupakan komponen yang harus
dipertimbangkan dalam merencanakan kegiatan RA. Media dan sumber
belajar yang dipilih harus sesuai dengan kegiatan dan dapat memberikan
pengalaman yang cocok bagi anak. Pendidik juga harus memutuskan
bagaiamana media dan sumber belajar tersebut disediakan dan bagaimana
kegiatan diorganisasikan. Apakah anak dapat menggunakan media dan
sumber belajar tersebut secara individual, kelompok atau klasikal. Apakah
sumber belajar tersebut berupa objek-objek langsung atau benda-benda
pengganti.
Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah sejauh mana sumber-
sumber belajar dapat memberi dukungan terhadap proses belajar anak.
Pemilihan media dan sumber belajar harus tetap mempertimbangkan
karakteristik perkembangan anak dan karakteristik belajar anak.

6. Evaluasi
Menurut Ngalim Purwanto (1987:3) evaluasi pembelajaran adalah
“kegiatan untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan
siswa setelah mengalami atau melaukan kegiatan belajar selama jangka
waktu tertentu, sehingga seorang guru mampu mengetahui seberapa besar
kegiatan pembelajaran yang telah dijalani”. Dalam perencanaan
pembelajaran evaluasi dimaksudkan untuk mengukur apakah tujuan atau
kompetensi/kemampuan yang sudah ditetapkan dapat tercapai.

Secara lebih luas tujuan mengevaluasi anak usia dini adalah :

7
1. Merencanakan pembelajaran individual dan kelompok, dan untuk
berkomunikasi dengan orang tua
2. Mengidentifikasi anak yang memerlukan bantuan atau layanan
khusus
3. Mengevaluasi apakah program pendidikan anak usia dini sudah
tercapai atau belum.

Penilaian dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain melalui :


1. Pengamatan/observasi
2. Catatan anekdot
3. Portofolio
4. Unjuk kerja
5. Penugasan
6. Hasil karya

BAB III

8
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam merancang kegiatan pembelajaran, pendidik harus
mengidentifikasi apa yang akan dipelajari oleh setiap peserta didik dan
bagaimana mempelajarinya. Komponen dalam kegiatan pembelajaran
menggambarkan proyesi kegiatan yang harus dilakukan anak dan kegiatan
apa yang harus dilakukan pendidik dalam memfasilitasi belajar anak.
Menurut Nana Sudjana (2005:22), perencanaan suatu kegiatan
pembelajaran adalah “kegiatan memproyeksikan tindakan yang akan
dilaksanakan dalam suatu pembelajaran, yaitu dengan mengkoordinasikan
(mengatur dan merespon) komponen-komponen pembelajaran sehingga
arah kegiatan (tujuan), isi kegiatan (materi), cara penyampaian
(metode/teknik) serta bagaimana mengukurnya (evaluasi) menjadi lebih
jelas”. Dari pengertian diatas dapat diuraikan bahwa komponen-komponen
dalam perencanaan kegiatan pembelajaran RA adalah sebagai berikut:
1. Tujuan kegiatan pembelajaran
2. Isi kegiatan (materi) pembelajaran
3. Metode kegiatan pembelajaran
4. Pengelolaan pembelajaran
5. Media dan sumber belajar
6. Evaluasi

B. Saran
Dengan telah dijelaskannya komponen-komponen perencanan
kegiatan RA ini, diharapkan pendidik RA dapat menerapkannya dalam
proses perencanaan kegiatan RA pada lembaga masing-masing.
Pemakalah juga menerima kritik, masukan dan saran untuk
perbaikan penulisan materi ini

DAFTAR PUSTAKA

9
Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Rineka Cipta

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no. 58 Tahun 2009, tentang Standar


Pendidikan Anak Usia Dini

Martiyono. 2012. Perencanaan Pembelajaran. Yogyakarta : Aswada


Pressindo

Ngalim Purwanto. 1984. Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya

Nana Sudjana. 2005. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung :


Sinar Baru Algesindo

Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung : Remaja Rosdakarya

10

Anda mungkin juga menyukai