PEMBELAJARAN IPA DI SD
OLEH :
SOFIA NURAINI
NIM. 856204347
TUTOR
MIKE RITALIAH, S.Si., M.Si.
4. Analisis Data: Hakikat IPA/sains melibatkan analisis data dan interpretasi hasil
eksperimen. Inkuiri IPA mendorong penggunaan metode statistik dan penarikan
kesimpulan yang objektif dari data yang diperoleh.
Dengan demikian, inkuiri IPA adalah alat utama yang digunakan ilmuwan untuk
menggali, menguji, dan mengembangkan pengetahuan dalam kerangka hakikat
IPA/sains. Ia memfasilitasi proses eksplorasi, penelitian, dan pemahaman lebih
mendalam tentang alam semesta dan fenomena di dalamnya.
5. Analisis Data: Setelah data terkumpul, kemampuan untuk menganalisis data dengan
benar dan mengidentifikasi pola atau hubungan adalah keterampilan yang penting. Ini
dapat melibatkan penggunaan grafik, tabel, atau statistik.
7. Berkomunikasi Ilmiah: Berbagi temuan dan pengetahuan dengan orang lain adalah
keterampilan penting dalam ilmu pengetahuan. Ini termasuk kemampuan untuk
menulis laporan penelitian, berbicara dalam presentasi, dan berpartisipasi dalam
diskusi ilmiah.
8. Kritis dan Kreatif: Kemampuan untuk berpikir secara kritis dan kreatif sangat
diperlukan dalam memahami IPA. Ini mencakup kemampuan untuk mempertanyakan
informasi, merumuskan solusi masalah, dan mengembangkan gagasan baru.
9. Literasi Sains: Memahami konsep dasar dan istilah dalam IPA adalah bagian
penting dari keterampilan mempelajari ilmu pengetahuan alam.
Pandangan konstruktivis ini menggeser fokus dari pemindahan pengetahuan dari guru
ke siswa ke arah pemahaman yang aktif dan berpusat pada individu dalam
pembelajaran.
1. Fokus Pembelajaran:
- Model Pembelajaran Interaktif: Fokus pada interaksi antara guru, siswa, dan
materi pembelajaran. Pembelajaran interaktif menekankan dialog, diskusi, dan
pertukaran informasi yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa. Tujuannya adalah
untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam dan interaksi sosial dalam proses
pembelajaran.
- Model Pembelajaran Terpadu: Fokus pada integrasi atau penggabungan berbagai
mata pelajaran atau konsep pembelajaran ke dalam satu kurikulum atau pengalaman
pembelajaran. Tujuan utama adalah untuk menghubungkan konsep-konsep yang
berbeda agar siswa dapat melihat hubungan antara mereka dan memahami keterkaitan
antar mata pelajaran.
2. Pendekatan Pembelajaran:
- Model Pembelajaran Interaktif: Lebih menekankan interaksi dan komunikasi
langsung antara guru dan siswa serta antara siswa satu sama lain. Aktivitas seperti
diskusi kelas, pemecahan masalah bersama, atau proyek kolaboratif sering digunakan.
- Model Pembelajaran Terpadu: Lebih menekankan integrasi materi pembelajaran
dari berbagai mata pelajaran ke dalam kurikulum yang koheren. Ini dapat melibatkan
pengembangan program pembelajaran yang menggabungkan berbagai konsep,
sehingga siswa dapat memahami hubungan antara berbagai topik.
3. Hasil Pembelajaran:
- Model Pembelajaran Interaktif: Mendorong pemahaman yang lebih mendalam
melalui dialog, diskusi, dan kolaborasi. Siswa dapat mengembangkan pemahaman
yang lebih baik melalui pertukaran ide dan perspektif.
- Model Pembelajaran Terpadu: Bertujuan untuk menghasilkan pemahaman yang
holistik dan menyeluruh tentang topik tertentu dengan menggabungkan konsep dari
beberapa mata pelajaran. Ini memungkinkan siswa untuk melihat bagaimana
pengetahuan dapat diaplikasikan dalam konteks nyata.
Perlu dicatat bahwa kedua model ini dapat digunakan bersamaan dalam konteks
pembelajaran yang berbeda. Sebagai contoh, model pembelajaran terpadu dapat
memasukkan unsur pembelajaran interaktif untuk mencapai pemahaman yang lebih
baik.
Langkah-langkah pembelajaran:
1. Pendahuluan:
- Guru memulai pelajaran dengan pertanyaan terbuka yang memancing minat siswa,
misalnya, "Mengapa kita perlu menjaga ekosistem?"
- Siswa berdiskusi singkat dalam kelompok kecil tentang pertanyaan tersebut.
2. Eksplorasi:
- Guru menyajikan gambar, video, atau cerita pendek yang menunjukkan berbagai
ekosistem dan makhluk hidup di dalamnya.
- Siswa diberi tugas untuk mengamati, mengidentifikasi, dan menggambarkan
bagian-bagian ekosistem yang terlihat serta organisme yang hidup di sana.
3. Diskusi Kelompok:
- Siswa dipasangkan atau dikelompokkan, dan mereka berdiskusi tentang apa yang
mereka amati dan apa dampaknya pada keanekaragaman hayati.
- Siswa berbagi pemikiran dan hasil observasi mereka dalam kelompok masing-
masing.
5. Diskusi Kelas:
- Guru memfasilitasi diskusi kelas mengenai apa yang telah dipelajari. Siswa
mengemukakan temuan mereka dan berdebat tentang cara menjaga ekosistem dan
keanekaragaman hayati.
6. Kegiatan Praktis:
- Siswa diberi proyek atau tugas yang mendorong mereka untuk merancang
tindakan konkret untuk melestarikan ekosistem di lingkungan mereka, seperti
program penanaman pohon atau membersihkan lingkungan.
7. Refleksi:
- Guru mengakhiri pelajaran dengan mengajukan pertanyaan refleksi, seperti "Apa
yang telah Anda pelajari tentang pentingnya menjaga ekosistem dan keanekaragaman
hayati?"
- Siswa menulis jurnal refleksi atau berpartisipasi dalam diskusi akhir tentang
pembelajaran mereka.