Disusun oleh:
DOSEN PENGAMPU:
Dr. Ir. Afrijon, MP
PRODI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TAMANSISWA PADANG
2023-2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan banyak kemudahan dan limpahan rezeki-Nya sehingga kami mampu
menyelesaikan tugas kelompok dalam membuat makalah yang berjudul
“PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN AMPAS TEBU PERMENTASI DALAM
RANSUM TERHADAP PERFORMAN DOMBA JANTAN”
Selain itu, makalah yang kami harap masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Kiranya, kami berharap adanya
saran dan kritik untuk makalah yang baru kami buat. Terakhir, kami berharap
semoga makalah ini bisa memberi manfaat yang banyak bagi pembaca.
Kata pengantar.........................................................................................................
Daftar isi....................................................................................................................
BAB I pendahuluan..................................................................................................
KESIMPULAN.........................................................................................................
SARAN......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Memberikan informasi tentang pengolahan ampas tebu yang memiliki potensi untuk
digunakan sebagai pakan ternak kepada peternak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PEMBAHASAN
Biasanya ampas tebu dimanfaatkan untuk bahan bakar boiler, pupuk, pakan ternak dan
campuaran bahan kertas.
Ampas tebu merupakan limbah padat produk stasiun gilingan pabrik gula, diproduksi
dalam jumlah 32 % tebu, atau sekitar 10,5 juta ton per tahun atau per musim giling se
Indonesia. Ampas tebu juga dapat dikatakan sebagai produk pendamping, karena ampas tebu
sebagian besar dipakai langsung oleh pabrik gula sebagai bahan bakar ketel untuk
memproduksi energi keperluan proses, yaitu sekitar 10,2 juta ton per tahun (97,4 % produksi
ampas). Sisanya (sekitar 0,3 juta ton per tahun) terhampar di lahan pabrik sehingga dapat
menyebabkan polusi udara, pandangan dan bau yang tidak sedap di sekitar pabrik gula ( Santoso,
2008 ).
Ampas tebu mengandung protein kasar 1,35%, serat kasar 31,5%, lemak 1,2% dan kadar
air 19,33%. Saat ini belum banyak peternak menggunakan ampas tebu tersebut untuk bahan
pakan ternak
Ampas tebu merupakan sisa proses pengolahan tebu menjadi gula. Ampas tebu yang
dihasilkan oleh pabrik gula mencapai sekitar 35 - 40 % dari total bobot tebu yang digunakan
sebagai bahan baku. Hasil penelitian Robyanto dkk (2013) menyebutkan bahwa kebutuhan
tebu sebagai bahan baku pabrik gula mencapai sekitar 250 ribu ton per tahun. Sehingga ampas
tebu terdapat dalam jumlah yang melimpah. Ampas tebu selama ini hanya dibuang atau
dibakar. Ampas tebu bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar atau pakan ternak, namun dalam
jumlah yang tidak signifikan
Biaya pakan memberikan kontribusi hingga 70 % dari keseluruhan biaya dalam usaha
budidaya ikan air tawar. Hal ini membuat para pelaku usaha budidaya dan pihak-pihak yang
berkepentingan mencari alternatif bahan baku dalam rangka menekan tingginya biaya pakan.
Beberapa bahan baku yang potensial telah dicobakan, salah satunya adalah ampas tebu yang
merupakan limbah atau buangan dari pabrik gula
Keberadaan ampas tebu dalam jumlah yang melimpah, statusnya sebagai limbah atau
buangan serta adanya kandungan nutrien yang masih memiliki nilai manfaat, menjadikan
ampas tebu potensial dijadikan sebagai bahan baku alternatif untuk pakan ikan. Potensi ampas
tebu sebagai bahan baku pakan ikan telah diteliti di Balai Riset Perikanan Budidaya Air
Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) dan dicobakan pada ikan air tawar jenis
tengadak atau Barbonymus schwanenfeldii
BAB III
METODE PENELITIAN
Limbah sisa proses pembuatan tebu dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar, bahan
pembuat pulp kertas, pupuk organik dan pakan ternak. Belum banyak industri yang
mengembangkan produk produk berbahan dasar ampas tebu tersebut
Kesimpulan
Dari hasil dan pembahasan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Penggunaan ampas tebu fermentasi sampai taraf 15 % tidak memberikan pengaruh
terhadap performan domba lokal jantan yang dipelihara selama penelitian.
2. Biaya paling rendah didapatkan pada penggunaan ampas tebu fermentasi dalam
ransum sampai taraf 5 %.
Saran
Untuk mendapatkan nilai ekonomis yang baik dari usaha peternakan domba lokal,
ampas tebu fermentasi dapat digunakan hingga taraf 5 % dalam ransum.
DAFTAR PUSTAKA