PENDAHULUAN
Dalam mempelajari reaksi kimia tidak cukup hanya dari kajian ilmu
termodinamika saja karena termodinamika tidak menjawab berapa lama proses atau
reaksi berlangsung dan bagaimana mekanisme yang terjadi pada pereaksi menjadi
hasil akhir. Oleh karena itu diperlukan konsep laju reaksi dan faktor yang
Dalam kimia fisik, kinetika kimia atau kinetika reaksi mempelajari laju reaksi
dalam suatu reaksi kimia. Analisis terhadap pengaruh berbagai kondisi reaksi
terhadap laju reaksi memberikan informasi mengenai mekanisme reaksi dan keadaan
transisi dari suatu reaksi kimia. Terjadinya reaksi kimia disebabkan karena adanya
tumbukan atau tabrakan antar molekul molekul pereaksi dengan arah yang tepat dan
memiliki energi yang cukup untuk mengatasi energi aktivasi molekul pereaksi
menentukan kecepatan reaksi untuk mengetahui waktu yang diperlukan oleh suatu
dipengaruhi oleh konsentrasi, temperatur, tekanan, dan pemberian katalis serta faktor
lainnya, sehingga kita dapat mengatur laju reaksi dengan memilih kondisi sesuai
terhadap Fe³⁺, menentukan tingkat terhadap I⁻, menentukan tingkat reaksi terhadap
Fe³⁺ dan I⁻, menentukan tetapan kecepatan reaksi, dan menentukan tetapan
pemahaman terkait konsep kinetika reaksi dari FeCl³⁺ dan I⁻ agar tidak hanya
Prinsip dari percobaan ini yaitu didasarkan pada proses termodinamika dan
kinetika suatu reaksi untuk menunjukkan arah reaksi berlangsung dan tingkat reaksi
Reaksi kimia adalah proses berubahnya pereaksi menjadi hasil reaksi. Proses
itu ada yang lambat dan ada yang cepat . Kinetika reaksi terjadi ketika berlangsungnya
reaksi kimia dan energi yang berhubungan dengan proses tersebut, serta mekanisme
berlangsungnya reaksi. Mekanisme reaksi adalah serangkaian reaksi tahap demi tahap
yang terjadi berturut-turut se1ama proses perubahan reaktan menjadi produk, atau
merupakan laju pengurangan reaktan tiap satuan waktu atau laju pembentukan produk
tiap satuan waktu. Tujuan utama kinetika kimia ialah menjelaskan bagaimana laju
Salah satu metode yang digunakan adalah laju reaksi, di mana laju reaksi
perubahan pada laju reaksi, kita dapat menyimpulkan apa yang terjadi pada tingkat
molekuler. Kinetika kimia adalah pengukuran seberapa cepat reaksi terjadi. Jika
Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i. Umumnya laju reaksi meningkat dengan
meningkatnya konsentrasi dan dapat dinyatakan sebagai Laju = k f (C1, C2, ….,Ci)
Di mana k adalah konstanta laju, juga disebut konstanta laju spesifik atau konstanta
Laju reaksi kimia terlihat dari perubahan konsentrasi molekul reaktan atau
konsentrasi molekul produk terhadap waktu. Laju reaksi tidak tetap melainkan
reaksi, maka laju reaksi dimaknai sebagai laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju
Untuk mempercepat laju reaksi ada 2 cara yang dapat dilakukan yaitu
memperbesar energi kinetik suatu molekul atau menurunkan harga Ek. Kedua cara itu
bertujuan agar molekul-molekul semakin banyak memiliki energi yang sama atau
lebih dari energi aktivasi sehingga tumbukan yang terjadi semakin banyak.
(Ryan, 2001).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinetika reaksi yaitu sifat dan keadaan zat
dalam reaksi kimia terjadi pemutusan dan pembentukan ikatan, dimana jenis ikatan
yang dimiliki oleh reaban dapat mempengaruhi laju reaksi. Selain itu, luas permukaan
zat-zat yang bereaksi sangat berpengaruh terhadap laju reaksi, sehingga suatu zat
dalam bentuk serbuk dan bongkahan/kepingan akan memiliki laju reaksi yang
berbeda. Konsentrasi Makin besar konsentrasi zat reaktan berarti besar kemungkinan
terjadinya tumbukan yang efektif, sehingga laju reaksinya akan semakin cepat.
Tumbukan yang efektif adalah tumbukan antar molekul yang menghasilkan reaksi,
dan hanya dapar terjadi hila molekul yang, bertumbukan tersebut memiliki energi
aktivasi yang cukup. Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus dimiliki
(Rahmadyo, 2017).
Secara teoritis orde reaksi merupakan bilangan bulat kecil, namun dalam beberapa hal
pecahan atau nol. Pada umumnya orde reaksi terhadap suatu zat tertentu tidak lama
dengan koefisien dalam persamaan stoikiometri reaksi. Reaksi orde nol suatu reaksi
disebut orde ke nol terhadap suatu pereaksi jika laju reaksi tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi pereaksi tersebut. Jika [A] adalah konsentrasi dan [A]0 adalah konsentrasi
pada saat t = 0. Reaksi orde satu, reaksi orde dua (Prayitno, 2007).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
Praktikum Kimia Fisik II “Kinetika Reaksi FeCl₃ dan KI” dilaksanakan pada
Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo,
Kendari.
3.2.1 Alat
Alat yang di gunakan gelas piala 100 mL, gelas piala 50 mL, gelas ukur 10
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan yaitu FeCl3, Na2S2O3, HNO3, larutan Kanji, dan KI.
Menyiapkan 5 buah gelas piala 100 mL dan diisi dengan 10 mL Na 2S2O3 0,04
label A1A2A3 dan A4. Lalu menyiapkan gelas piala dengan label B yang telah diisi
larutan sebagai berikut B₁ diisi Fe³⁺ 0,04 M 10 mL, HNO₃ 0,04 M 20 mL dan
aquades 20 mL. Gelas piala B₂ diisi dengan Fe³⁺ 0,04 M 15 mL, HNO₃ 0,04 M 15
mL dan aquades 20 mL. Gelas piala B₃ diisi dengan Fe³⁺ 0,04 M 20 mL, HNO₃ 0,04
M 10 mL dan aquades 20 mL dan gelas piala B₄ diisi dengan Fe³⁺ 0,04 M 25 mL,
larutan A₂ dan B₂ dan seterusnya lalu catat waktu yang dibutuhkan tiap-tiap
campuran sampai terbentuk wara biru, pada saat terbentuk warna biru kepekatan Fe³⁺
Menyiapkan 5 buah gelas piala 100 mL dan diisi dengan 20 mL Fe³⁺ 0,04 M,
10 mL HNO₃ 0,04 M dan 20 mL aquades. Kelima gelas tersebut diberi label A 1A2A3
dan A4. Lalu menyiapkan gelas piala dengan label B yang telah diisi larutan sebagai
berikut B₁ diisi KI 0,04 M 5 mL, HNO₃ 0,04 M 10 mL, aquades 30 mL dan kanji 5
mL. Gelas piala B₂ diisi dengan KI 0,04 M 10 mL, HNO₃ 0,04 M 10 mL, aquades 25
mL dan kanji 5 mL. Gelas piala B₃ diisi dengan KI 0,04 M 15 mL, HNO₃ 0,04 M 10
mL, aquades 20 mL dan kanji 5 mL dan gelas piala B₄ diisi dengan KI 0,04 M 20
mL, HNO₃ 0,04 M 10 mL, kanji 5 mL dan aquades 15 mL. Kemudian campurkan
larutan A₁ dan B₁ larutan A₂ dan B₂ dan seterusnya lalu catat waktu yang
4.2 Pembahasan
Satuan yang umum adalah mol/dm-3-i. Umumnya laju reaksi meningkat dengan
pada konsentrasi (tetapi bergantung pada temperatur). Persamaan sejenis ini yang
ditentukan secara eksperimen disebut hukum laju reaksi. Secara formal, hukum laju
adalah persamaan yang menyatakan laju reaksi v sebagai fungsi dari konsentrasi
tingkat reaksi terhadap I⁻ dalam KI yang masing-masing terdiri atas komposisi yang
berbeda-beda. Fe⁺ dan I⁻ terbagi atas dua wadah. Untuk Fe³⁺, terbagi atas wadah A
dan wadah B. Pencampuran larutan yang berbeda-beda dalam wadah A dimana terdiri
sedangkan pencampuran komposisi Fe³⁺, HNO₃ dan aquadest dengan variasi volume
yang dominan pertama adalah warna kuning dari FeCl₃. Ketika beberapa detik
larutan kembali menjadi bening. Hal ini disebabkan karena konsentrasi ion Fe³⁺
mulai berkurang. Perubahan warna ini juga disebabkan karena di dalam campuran
terjadi reaksi antara kecepatan reaksi yang berbeda-beda. Lamanya waktu yang
digunakan untuk bereaksi pada masing-masing larutan sampel terjadi warna biru
Jika ditinjau dari setiap wadah, wadah A1 yang memiliki waktu yang cepat untuk
bereaksi.
perlakuan yang sama dengan penentuan tingkat reaksi terhadap Fe³⁺. Namun
menghasilkan larutan yang berwarna. Waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi pada
wadah A4 lebih cepat dibandingkan dengan wadah yang lainnya. Perbedaan waktu ini
disebabkan oleh pengaruh perbedaan konsentrasi yang telah dijelaskan awal tadi.
konsentrasi pereaksi yang ditambahkan dalam larutan, hal ini dapat dilihat dalam
penentuan tingkat reaksi dari ion I⁻ dimana waktu yang diperlukan untuk bereaksi
sangat cepat untuk volume KI 0,04 20 mL, sedangkan bereaksi lambat saat volume 5
mL dengan konsentrasi yang sama. Hal ini membuktikan teori yang mengatakan
bahwa kecepatan suatu reaksi dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti konsentrasi zat,
suhu, tekanan, katalis dan keadaan zat namun dalam percobaan kali ini faktor yang
mempengaruhi laju reaksi antara ion Fe³⁺ dan ion I⁻ adalah konsentrasi zat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan pada praktikum ini adalah tingkat
reaksi terhadap Fe³⁺ adalah 0, tingkat reaksi terhadap I⁻ adalah 0, tingkat reaksi
terhadap Fe³⁺ dan I⁻ adalah 0, tetapan kecepatan reaksi (K) adalah 174.50957425
5.2 Saran
Saran yang dapat saya sampaikan yaitu agar kebersihan laboratorium lebih
ditingkatkan lagi agar saat praktikum dapat berjalan dengan baik serta penguasaan
terhadap materi praktikum lebih di tingkatkan lagi agar tidak terjadi kesalahan pada
saat praktikum.