Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK II

PERCOBAAN III

UJI FITOKIMIA (SYZIGYUM POLYANTHUM)

OLEH:

NAMA : SRI SARTINI MUNIAHA

STAMBUK : A1L119089

KELOMPOK : SEMBILAN (IX)

ASISTEN : AZRIN ABDILAH

LABORATORIUM JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2021
LEMBAR PERSETUJUAN

Telah diperiksa dan disetujui oleh Asisten Pembimbing Praktikum Kimia

Organik II “Uji Fitokimia Pada Daun Salam (syzygium polyanthum)” yang

dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu, 29 Mei 2021

Waktu : 13:00 WITA – selesai

Tempat : Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Halu Oleo, Kendari.

Kendari, Juni 2021


Menyetujui,
Asisten Pembimbing

AZRIN ABDILAH
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fitokimia adalah ilmu yang mempelajari tentang senyawa kimia yang

terdapat didalam suatu tumbuhan. Pada tumbuhan terjadi proses metabolisme dan

menghasilkan metabolit yang terdiri dari metabolit primer dan skunder. Metabolit

primer merupakan senyawa yang harus terkandung didalam suatu tumbuhan yang

meliputi karbohidrat, lemak dan protein. Sedangkan metabolit sekunder yaitu

senyawa yang relatif terdapat pada suatu tanaman contohnya flavonoid, alkaloid,

saponin, tanin dan lain-lain. Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada

senyawa yang ditentukan pada tumbuhan yang ditunjukan untk fungsih normal

tubuh, tapi memilki efek yang menguntungkan bagi kesehatan atau memiliki

peran aktif bagi pencegahan penyakit

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di

alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhan dan tersebar luas dalam

berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan

pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa

alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting dan kulit kayu. Alkaloid secara

umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen paling sedikit satu

buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin

heterosiklik Alkaloid pada tumbuhan berfungsi untuk melindungi diri karena

bersifat racun bagi organisme lain.


Steroid pada tumbuhan ada yang memiliki fungsi untuk menghambat

penuaan daun sehingga daun tidak cepat gugur, sedangkan steroid pada hewan

pada umumnya dijumpai dalam bentuk hormon yang salah satu fungsinya

berpengaruh dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan. Steroid merupakan

senyawa turunan dari hidrokarbon 1,2 siklopentenoperhidrofenantrenal. Steroid di

alam terdapat pada hewan dan tumbuhan. Senyawa steroid pada hewan

berhubungan erat dengan beberapa hormon dan keaktifan biologis lainnya,

sedangkan pada tumbuhan steroid banyak terdapat baik pada tumbuhan tingkat

tinggi maupun tuumbuhan tingkat rendah. Steroid pada tumbuh-tumbuhan secara

umum terdapat dalam bentuk sterol.

1.2 Tujuan Praktikum

Suatu pendekatan untuk mengetahui golongan kelompok senyawa

(alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, flavonoid, tannin, polifenol dan kuinon)

yang terkandung pada bagian-bagian tumbuhan (akar, batang, ranting, daun,

bunga, biji dan buah).

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui

golongan kelompok senyawa (alkaloid, triterpenoid, steroid, saponin, flavonoid,

tannin, polivenol, dan kuinon) yang terkandung pada daun salam( syzygium

polyanthum).
1.4 Prinsip Dasar

Prinsip dasar dari percobaan ini yaitu berdasarkan komposisi kandungan

tunbuhan yang dimiliki oleh senyawa yang akan dianalisis bersifat kualitatif

dengan metode fitokimia diketahui secara kualiatitatif kandungan kimia dalam

jenis tumbuhan.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fitokimia

Fitokimia adalah bahan kimia yang ada secara alami pada tumbuhan. Pada

zaman ini fitokimia menjadi populer karena kegunaan obat yang tak terhitung

jumlahnya. Fitokimia memainkan peran penting melawan sejumlah penyakit

seperti asma, arthritis, kanker dan lain-lain. Tidak seperti bahan kimia farmasi,

fitokimia ini tidak memiliki efek samping karena fitokimia menyembuhkan

penyakit tanpa membahayakan manusia, ini juga dapat dianggap sebagai “obat

“ramah manusia”. Analisis kualitatif fitokimia pada alkaloid menggunakan

pereaksi meyer dan wagner. Pada meyer yaitu untuk beberapa mL ekstrak

tumbuhan di sepanjang sisi tabung reaksi muncul endapan berwarna putih krem

menunjukkan adanya alkaloid. Sedangkan pada tes wagner yaitu beberapa tetes

reagen wagner ditambahkan ke beberapa mL ekstrak tumbuhan di sepanjang sisi

tabung reaksi, endapan coklat kemerahan menegaskan tes sebagai positif .

(Banu dan Cathrine,2015)

2.2 Alkaloid

Senyawa alkaloid merupakan senyawa organik terbanyak ditemukan di

alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuhn dan tersebar luas dalam

berbagai jenis tumbuhan. Secara organoleptik, daun-daunan yang berasa sepat dan

pahit, biasanya teridentifikasi mengandung alkaloid. Selain daun-daunan, senyawa


alkaloid dapat ditemukan pada akar, biji, ranting dan kulit kayu. Alkaloid secara

umum mengandung paling sedikit satu buah atom nitrogen paling sedikit satu

buah atom nitrogen yang bersifat basa dan merupakan bagian dari cincin

heterosiklik (Hammado dan Ilmiati, 2013).

2.3 Steroid

Steroid merupakan terpenoid lipid yang dikenal dengan empat cincin

kerangka dasar karbon yang menyatu. Steroid berperan penting bagi tubuh dalam

menjaga keseimbangan garam, mengendalikan metabolisme dan meningkatkan

fungsi organ seksual serta perbedaan fungsi biologis lainnya antara jenis kelamin.

Tubuh manusia memproduksi steroid secara alami yang terlibat dalam berbagai

proses metabolisme (Nasrudin,dkk, 2017).

2.4 Saponin

Saponin merupakan suatu glikosida yang memilki aglikon berupa

sapogenin. Saponin dapatmenentukan tegangan permukaan air, sehingga akan

mengakibatkan terbentuuknya buih pada permukaan air setelah dikocok. Sifat ini

mempunyai kesamaan dengan surfaktan. Saponin memiliki sifat yang sangat larut

dalam air, membentuk busa koloidal, dan memiliki sifat detergen yang baik.

Kandungan saponin yang terdapat pada ekstrak air kamboja merah dapat

menurunkan tegangan permukaan (Nurzaman, dk, 2018).


2.5 Flavonoid

Flavonoid adalah kelas senyawa fenolik alami yang mencakup C-C-C,

kerangka karbon (fenil benzopiran). Struktur dasar flavonoid terdiri dari inti 2-

fenil-benzo-y-piran yang terdiri dari dua cincin benzena Adan B yang

dihubungkan melalui piran heterosiklik atau cincin piron C. Flavonoid terdapaat

disebagian besar tumbuhan, umunya di semua organnya. Sebagai metabolit

tumbuhan sekunder yang paling melimpah, distribusi kuantitatifnya bervariasi

dari satu organ ke organ lain atau bahkan dari tumbuhan ketumbuhan lain

tergantung padaa lingkungan (gorniak, dkk, 2019).

Flavonoid adalah substansi yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan(herbal).

Flavonoid merupakan antoiksidan yang potensial. Flavonoid terdapat pada

buahbuahan, sayuran, dan anggur merah. Beberapa flavonoid yang terkenal

mengandung: kadar rendah (<10 mg/kg), yaitu kubis (cabbage),wortel(carrot),

jeruk, kopi, kacang, kadar agak tinggi(<50 mg/kg),yaitu tomat, merica merah,

kacang, apel, anggur merah,kadar tinngi(>50 mg/kg), yaitu bawang(anion),kacang

merah, brokoli (Soeharto,2004).

2.6 Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses penyaringan suatu senyawa atau kelompok

senyawa menggunakan pelarut tertentu yang sesuai dengan sifat kepolaran

senyawa yang diinginkan. Berbagai cara ekstraksi telah dilakukan untuk analisis

senyawa kimia dalam tumbuhan. Masing-masing cara ekstraksi memiliki beberapa


kelebihan dan kelemahan tergantung sifat senyawa yang diinginkan (Saidi, dkk.

2018).

2.7 Daun Salam

Daun salam merupakan tanaman yang telah banyak dikenal oleh

masyarakat, dan biasanya banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau

rempah-rempah penyedap masakan karena memiliki aroma khas. Selain itu, daun

salam sering dimanfaatkan masyarakat untuk pengobatan alternatif karena

tumbuhan ini banyak terdapat di masyarakat dan mudah didapatkan (Dafriani,dkk

2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Kimia Organik II dengan judul “Uji Fitokimia” dilaksanakan

pada pukul 13:00 WITA – Selesai yang bertempat di Laboratorium Jurusan

Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Halu

Oleo, Kendari.

3.2 Alat-Alat dan Bahan yang Digunakan

3.2.1 Alat

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu tabung reaksi, gegep, rak

tabung reaksi, botol semprot, corong, corong pisah, lumpang, gelas kimia,pipet

tetes, pipet volume, filler, neraca.

3.2.2 Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini yaitu, aquades, air, n-

hexana, etil asetat, metanol, etanaol, asam sulfat, asam klorida, asam asetat,

kloform, eter, Amoniak 10%, HgCl, KI, Bi(NO3)3, HNO3, Logam Mg, FeCl3,

Gelatin 10%, dan serbuk daun salam.


3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Preparasi Sampel

Daun salam dikeringkan pada suhu ruangan, kemudian sampel kering

dihaluskan menggunakan lumpang kemudian ditimbang sebanyak 30 gram,

dimaserasi dengan pelarut etanol, diaduk secara kontinyu, sampel kemudian

saring untuk diperoleh filtratnya.

3.3.2 Uji Alkaloid

Sampel yang telah dihaluskan ditambahkan pelarut etanol 100 ml ke dalam

gelas kimia. Kemudian di aduk sampai sampel larut dan diambil filtratnya

dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan 9 ml kloroform dan 1 ml

amoniak dan beberapa tetes larutan asam sulfat.Kemudian dikocok kuat-kuat

sampai larutan berbusa. Diambil sampel bagian atas dan dibagi 3 ke dalam 3

tabung reaksi. Kedalam tabung reaksi pertama ditambahakan beberapa tetes

pereaksi Mayer sehingga larutan terdiri dari dua lapisan. Lapisan atas yaitu

berwarna bening dan lapisan bawah berwarna kuning. Pada tabung kedua

ditambahkan pereaksi Wagner sehingga larutan terdiri dari dua lapisan. Lapisan

atas yaitu berwarna kuning dan lapisan bawah berwarna merah bata. Sedangkan

untuk tabung ke tiga ditambahkam pereaksi Dragondorf sehingga larutan terdiri

dari dua lapisan. Lapisan atas yaitu berwarna merah dan lapisan bawah berwarna

merah mudah. Alkaloid negatif pada pereaksi mayer tidak ada endapan putih dan

pada pereaksi dragendorf tidak ada perubahan warna.


3.3.3 Uji Steroid

Menghaluskan sampel lalu ditambahkan pelarut ertanol 100 ml yang telah

dibuat sebrlumnya. Kemudian disaring dan diambil fitratnya dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi lalu menambahkan N-heksan pada sampel lalu sampel

dikocok setelah itu ambil bagian atas dan pindahkan ke tabung reaksi lain dan

masukan asam sulfat H2SO4 dan asam asetat kemudian amati prubahan yang

terjadi pada sampel.

3.3.4 Uji Saponin

Menghaluskan sampel lalu ditambahkan pelarut ertanol 100 ml yang telah

dibuat sebrlumnya. Kemudian disaring dan diambil filtratnya dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi lalu menambahkan N-heksan 1 pipet pada sampel di kocok.

Setelah itu ambil bagian atas dan pindahkan ke tabung reaksi lain dan masukkan

HCl 2 M kemudian di kocok kembali. Amati perubahan yang terjadi pada sampel.

3.3.5 Uji Flavonoid

Mengahaluskan sampel lalau ditambahkan pelarut etanol 100 ml.kemudian

disaring dan diambil filtratnya dan diamsukan kedalam tabung reaksi lalu

ditambahkan logam magnesium dan dikocok kemudian ditambahkan HCl 1M dan

dikocok kembali sampai berbusa.Amati perubahan yang terjadi pada sampel


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Hasil Pengamatan

4.1.1 Preparasi Sampel

No. Perlakuan Pengamatan


1. Daun salam pada suhu ruangan.
Sampel kering dihaluskan menggunakan
2. lumpang Sampel kering
Didapat banyak sampel 30
3. Sampel ditimbang
gram
4. Dimaserasi dengan pelarut etanol 100 ml -
Diaduk secara kontinyu, sampel kemudian
5 saring untuk diperoleh filtratnya. Sampel berwarna hijau

4.1.2 Uji Alkaloid


No. Perlakuan Pengamatan
Sampel yang dihaluskan dan ditambahkan Disaring dan diambil
1.
pelarut etanol 100 ml. filtratnya
Diambil filtratnya dan dimasukkan ke
2. Sampel berwarna hijau
dalam tabung reaksi
Ditambahkan 9 ml kloroform dan 1 ml
3. Sampel berwarna kuning
amoniak dan beberapa tetes H2SO4
Diambil sampel bagian atas dan dibagi 3
4. Berwarna
kedalam 3 tabung reaksi
Kedalam tabung pertama ditambahkan Terdapat 2 lapisan yaitu
5
pereaksi Mayer bening dan kuning
Kedalam tabung ke dua ditambahkan Terdapat 2 lapisan, kuning
6 pereaksi Wagner dan merah bata
Kedalam tabung ketiga ditambahkan Terdapat 2 lapisan, merah
7 pereaksi Dragendorf dan merah mudah
Alkaloid negatif pada pereaksi mayer
tidak ada endapan putih dan positif pada Pereaksi mayer = negative
8
pereaksi dragendorf karena terdapat Pereaksi dragendorf = positif
lapisan berwarna merah.
4.1.3 Uji Flavonoid
No Perlakuan Pengamatan
.
Sampel yang dihaluskan dan ditambahkan Disaring dan diambil
1.
pelarut etanol 100 ml. filtratnya
Diambil filtratnya dan dimasukkan ke
2. dalam tabung reaksi Sampel berwarna hijau
3. Ditambahkan logam magnesium Sampel berwarna kuning
4. Sampel di kocok Belum berbusa
Sampel ditambahkan HCl 1 m kemudian di Sampel berbusa atau muncul
5
kocok kembali. gelembung
Flavonoid negatif pada daun asam karna Berwarna Kuning
6 tidak menimbulkan warna merah muda kecoklatan
atau ungu

4.1.4 Uji Steroid


No Perlakuan Pengamatan
.
Sampel yang telah dihaluskan dan Disaring dan diambil
1.
ditambahkan pelarut etanol 100 ml. filtratnya
Diambil filtratnya dan dimasukkan ke
2. Sampel berwarna hijau
dalam tabung reaksi
3. Ditambahkan N-heksan pada sampel Sampel berwarna hijau
Sampel di kocok setelah itu ambil bagian
4.
atas
Sampel ditambahkan asam sulfat H₂SO₄.
5 Sampel bwerwarna hijau
dan asam asetat
Karena tidak terjadi
6. Uji Steroid menunjukkan hasil negative perubahan warna menjadi
merah kecoklatan.
4.1.5 Uji Saponin
No. Perlakuan Pengamatan
Sampel yang telah dihaluskan dan Disaring dan diambil
1.
ditambahkan pelarut etanol 100 ml. filtratnya
Diambil filtratnya dan dimasukkan ke dalam
2. Sampel berwarna hijau
tabung reaksi
Terdapat dua lapisan
Lapisan atas berwarna
3. Ditambahkan N-heksan 1 pipet pada sampel
hijau tua pekat
Lapisan bawah hijau jernih
4. Sampel di bagian atas dipindahkan ke -
tabung reaksi lain
5 Sampel ditambahkan HCl dan air dikocok Sampel berwarna hijau dan
sampai berbusa berbuih.
Muncul buih yang
6. Ujia Saponin menunjukkan hasil positif terbentuk setelah
pengocokan.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Reaksi umum yang terjadi pada Alkaloid

HgCl2 + 2 KI → Hgl2 + 2 KCl

Hgl2 + 2 KI → K[Hgl2]

Kalium tetraiodomerkurat (II)

4.2.2 Reaksi umum yang terjadi pada Steroid

KBiI4 ↔ K+ + BiI4-

4.2.3 Reaksi umum yang terjadi pada Flafonoid

C2H5OH + Mg → Mg(OH)2 + C2H5 Mg(OH)2 + CH3 – CH2 + HCl

4.2.4 Reaksi umum yang terjadi pada Tannin/Polifenol

FeCl3 → Fe 3+ + 3Cl-
4.3 Pembahasan

Fitokimia adalah bahan kimia yang ada secara alami pada tumbuhan. Pada

zaman ini fitokimia menjadi populer karena kegunaan obat yang tak terhitung

jumlahnya. Fitokimia memainkan peran penting melawan sejumlah penyakit

seperti asma, arthritis, kanker dan lain-lain. Tidak seperti bahan kimia farmasi,

fitokimia ini tidak memiliki efek samping karena fitokimia menyembuhkan

penyakit tanpa membahayakan manusia, ini juga dapat dianggap sebagai “obat

“ramah manusia”. Analisis kualitatif fitokimia pada alkaloid menggunakan

pereaksi meyer dan wagner. Pada meyer yaitu untuk beberapa mL ekstrak

tumbuhan di sepanjang sisi tabung reaksi muncul endapan berwarna putih krem

menunjukkan adanya alkaloid. Sedangkan pada tes wagner yaitu beberapa tetes

reagen wagner ditambahkan ke beberapa mL ekstrak tumbuhan di sepanjang sisi

tabung reaksi, endapan coklat kemerahan menegaskan tes sebagai positif.

Pada percobaan kali ini yaitu uji kandungan senyawa kimia yang terdapat

pada daun salam. Pertama- tama yaitu uji senyawa alkaloid, sampel yang telah

divaporasi di tambahkan asam sulfat dan kloroform 1 ml dan amonik 9 ml

kemudain dikocok kuat-kuat. Penambahan asam sulfat bertujan untuk mengikat

kembali alkaloid menjadi garam alkaloid agar dapat bereraksi dengan pereaksi-

pereaksi logam berat. untuk alkaloid untuk menghasilkan kompleks garam

anorganik yang tidak larut sehingga terpisah dengan metabolit sekundernya.

Penambahan asam sulfat mengakibatkan larutan terbentuk menjadi dua fase

karena adanya perbedaan keporan antar fase aquades dan kloroform. Garam

alkaloid akan laruta pada lapisan atas, sedangkan lapisan kloroform akan larut
pada lapisan paling bawah, lapisan atas diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner, dan

Dragendorf. Senyawa yang mengandung alkaloid bila bereaksi dengan pereaksi

Mayer akan menghasilkan endapan putih,Sedangakn jika direaksikan dengan

pereaksi Dragendorf akan menghasilkan endapan coklat. Pada sampel daun salam

terbentuk endapan putih pada saat direaksikan dengan pereaksi Mayer dan

Wagner.Dan pada saat direaksikan dengan perekasi Dragendorf juga

menghasilkan endapan coklat. Hal ini menandakan pada daun salam mengandung

senyawa alkaloid.

Pada pengujian yang kedua yaitu uji Sampel yang diekstraksi dengan

etanol dan ditambahkan logam Mg dan disimpan kedalam dua tabung. Tabung

pertama sebagai kontrol dan tabung kedua ditambahkan HCl dua tetes kemudian

ditambahkan lagi logam Mg untuk mendeteksti adanya senyawa flavonoid.

Setelah penambahan Mg, campuran berubah warna menjadi coklat. Hal ini

menandakan bahwa pada daun salam terdapat flavonoid.

Pada pengujian ketiga yaitu uju steroid dan saponin. Pertama-tama sampel

dihaluskan. Kemudian ekstrak dari sampel yang telah di haluskan diuji dengan

menggunakan pereaksi N-heksan kemudian ditambahn asam sulfat pekat dan

asam asetat. Pada sampel daun salam, larutan mengalami perubahan warna

menjadi hijau. Hal ini menandakan bahwa daun salam mengandng senyawa

steroid. Selanjutnya untuk pengujian terhadap senyawa saponin dilakukan

pengocokkan pada sampel daun salam setelah dilakukan pengocokkan terdapat

busa, hal ini menandakan terdapatnya senyawa saponin dalam sampel.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan maka dapat disimulka bahwa

kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam daun salam adalah saponin,

steroid dan alkaloid

5.2 Saran

Saran yang dapat saya sampaikan pada percobaan kali ini yaitu pada saat

melakukan percobaan praktikan diharapkan agar dapat melakukan praktikum

dengan ketelitian
DAFTAR PUSTAKA

Banu K S Dan Dr L Cathrine.2015. General Techniques Involved In


Phytochemical Analysis. International Journal Of Advenced Researc In
Chemical Science (IJARCS). Vol.2(4).

Dafriani, P. Herlina, A. Ytni, H. 2018. Pengaruh Rebusan Daun Salam Terhadap


Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe II Di
Wilayah Kerja Puskesmas Alai Padang Tahun 2018. Jurnal Kesehatan
Saintika Meditory. Vol. 1(1).

Gorniak I, Rafat B, Jaroslaw K. 2019. Comprehensive Review Of Antimicrobial


Activies Of Plant Flavonoids. Phytochem Rev. 18:241-272

Hammado N Dan Ilmiati I. 2013. Identifikasi Senyawa Bahan Aktif Alkaloid


Pada Tanaman Lahuna (Eupatorium Odratum). Jurnal Dinamika. Vol 4(2).

Nasrudin, Wahyono, Mustofa, Ratna A S. 2017. Isolasi Senyawa Steroid Dari


Kukit Akar Sengugu (Clerodendrum Serratum L.Moon). Jurnal Ilmiah
Farmasi.Vol 6(3).

Nurzaman F, Joshita D, Berna E. 2018. Identifikasi Kandungan Saponin Dalam


Ekstrak Kamboja Merah (Plumeria Rubra L.) Dan Daya Surfaktan Dalam
Sediaan Kosmetik. Jurnal Kefarmasian Indonesia. Vol.8(2).

Saidi,N.,Binawati ,G., Murniana. 2018.Analisis Metabolisme Sekunder. Banda


Aceh:Syariah Kuala University Press

Soeharto,I. 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Serangan Jantung. Jakarta:PT


Gramedia Pustaka Utama

Anda mungkin juga menyukai