Anda di halaman 1dari 19

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

Abstrak: Telah dilakukan praktikum titrasi kompelksometri. Tujuan praktikum


ini adalah dapat melakukan analisis kuantitatif dengan metode titrasi
kompleksometri.Pada penentuan konsentrasi logam dalam sampel yaitu dengan
menggunakan sampel(air laut) ditambahkan aquades lalu ditambahkan dengan
EBT menghasilkan warna ungu pekat, lalu dititrasi dengan larutan standar EDTA
0,05 M dengan volume yang digunakan yaitu 5,5 ml.Menghasilkan kadar NaCl
yaitu 6,38%.
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Kompleks yang terbentuk dari suatu reaksi ion logam, yaitu kation dengan

suatu anion atau molekul netral. Ion logam didalam kompleks disebut atom pusat dan

kelompok yang terikat pada atom pusat disebut ligan. Jumlah ikatan terbentuk oleh

atom logam pusat disebut bilangan koordinasi dari logam. Dari komlpeks diatas perak

merupakan atom logam dengan hilangan koordinasi dua, dan sianidanya merupakan

ligannya.

Reaksi membentuk kompleks dapat dianggap sebagai asam-basa lewis dengan

ligan bekerja sebagai basa dengan memberikan sepasang electron. Kepada kation

yang merupakan suatu asam. Ikatan yang terbentuk antara atom logam pusat dan

ligan sering kovalen, tetapi dalam bebeapa keadaan interaksi dapat merupakan gaya

penarik coulomb.

Salah satu metode titrimetri adalah titrasi pembentukan kompleks yang juga

dikenal sebagai kompleksometri. Metode ini memungkinkan penentuan analisis

pengukuran untuk sejumlah kation bervalensi banyak dalam larutan air. Metode ini
berdasarkan penentuan khelat organik yang larut dalam air dan praktis tidak

terdisosiasi.

Dewasa ini pereaksi yang paling sering digunakan dalam titrasi kompleksometri

adalah ligan bergigi banyak yaitu asam etilen diamin tetra asetat (EDTA). Krena

senyawa ini sukar larut dalam air maka garam dinatriumnya lebih mudah larut

digunakan untuk membuat larutan pentiter.

Keuntungan dari metode kompleksometri adalah waktu pengerjaannya lebih

sederhana dibandingkan gravimetri dan spektrometer. Sedangkan kerugiannya adalah

penentuan titik akhir susah ditentukan, karena sangat dipengaruhi oleh pH dan bahan

yang digunakan cukup banyak dibandingkan dengan metode lain yaitu larutan bak,

indikator, larutan dapar, dan larutan asam atau basa.

Titrasi kompleksometri ini digunakan untuk penetapan kation bervalensi

banyak dalam air. Di dalam dunia farmasi, metode ini banyak digunakan dalam

penetapan kadar suatu senyawa obat yang mengandung ion logam Misalnya

penentuan kadar MgSO4 yang digunakan sebagai laksativum atau ZnO yang

digunakan sebagai antiseptik.


B. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum kali ini yaitu dapat

melakukan analisis kuantitatif dengan metode secara kompleksometri.

C. Prinsip Percobaan

Adapun prinsip percobaan pada praktikum ini adalah berdasarkan

reaksi pembentukan senyawa kompleks antara ion logam dengan zat

pembentuk kompleks.
BAB II

LANDASAN TEORI

Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling

mengompleks, jadi membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi

pembentukkan kompleks atau menyangkut kompleks banyak sekali dan

penerapannya juga banyak. Kompleks adalah suatu aturan baru yang terbentuk

dari satuan-satuan yang dapat berdiri sendiri tetapi membentuk ikatan baru dalam

kompleks itu (Harjadi, 1990).

Dari sekian banyak ligan organik, asam poliamino karboksilat

(komplekson) merupakan ligan yang sangat penting dalam pemeriksaan kimia.

Senyawa ini merupakan ligan yang mempunyai 4, 5, 6 dan bahkan lebih elektron

bebas pada molekulnya. Salah satu zat pengopleks dari kelompok asam ini yang

paling luas pemakaiannya adalah asam etil diamin tetra asetat (EDTA) (Rivai,

1995).

Suatu ion atau molekul kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan

sejumlah ligan yang terikat kuat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif

komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti

stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun ini tidak dapat ditafsirkan di dalam
lingkungan valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai dengan bilangan

kordinasi, suatu angka bulat, yang menunjukkan jumlah ligan monodentat yang

dapat membentuk kompleks yang stabil dengan satu atom pusat (Vogel, 1990).

Titrasi kompleksometri meliputi reaksi pembentukan ion-ion kompleks

ataupun ion-ion netral yang terdisosiasi dalam larutan. Persyaratan besar

terbentukknya kompleks demikian adalah tingkat kelarutan tinggi. Contoh dari

kompleks tersebut adalah kompleks logam dengan EDTA. Demikian juga titrasi

dengan Merkuro Nitrat dan Perak Sianida juga dikenal sebagai titrasi

kompleksometri (Khopkar, 2008).

Perubahan warna dari indikator logam yang teikat dengan logam dan

warna indikator bebas. Ion logam membentuk suatu kompleks dengan logam

yang mempunyai warna berbeda dengan warna indikator itu sendiri, bila stabilitas

kompleks indikator lebih kecil daripada kompleks logam-kompleksinat (logam-

EDTA) (Ruslin, 2009).

Telah dilakukan penelitian pengembangan dan perbandingan metode

penetapan kadar lemak dalam makanan secara kompleksometri. Perbandingan

dilakukan antara metode penetapan kadar lemak menurut Bligh dan

kompleksometri dengan berbagai macam indikator. Data penelitian yang

diperoleh dilakukan uji statistika yang meliputi ketelitian, ketepatan, dan

perolehan kembali. Metode kompleksoinetri dikerjakan dengan melakukan titrasi

kembali kelebihan larutan baku Ba2+ dari cuplikan yang telah dihidrolisis secara

alkalis menggunakan larutan baku EDTA yang ditambah dengan indikator


Murexide, Eriochrome Black T dan Eriochrome Black T yang didahului dengan

penambahan garam magnesium kalium EDTA (MgKEDTA). Metode

kompleksometri dengan larutan baku Ba2+ menggunakan indikator Eriochrome

Black T yang didahului dengan penambahan garam MgKEDTA mempunyai

ketepatan, ketelitian, dan uji perolehan kembali yang lebih baik dibanding metode

Bligh, kompleksometri dengan indikator Murexide, dan Eriochrome Black T saja.

Metode kompleksometri ini dapat diterapkan untuk analisa lemak dalam berbagai

jenis makanan, baik padat maupun cair (Gandjar, 1995).

Telah dilakukan analisis kalsium dan magnesium di dalam air dengan

metoda titrasi potensiometri. Metoda untuk menentukan kandungan kalsium dan

magnesium di dalam air ini sangat sederhana. Dalam percobaan digunakan

kalsium standar, magnesium standar dan elektroda ion selektif kalsium digunakan

untuk penunjuk penentuan secara kompleksometri dari ion kalsium dan

magnesium dengan zat pengomplek. Titran Na-EDTA digunakan sebagai zat

pengomplek membentuk Ca dan Mg-EDTA sehingga jumlah kandungan Ca dan

Mg dapat ditentukan (Yudhi, 2009).


BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Pipet ukur - Pipet tetes

- Filler - Erlenmeyer

- Buret - Statif dan klem

- Gelas kimia - Labu ukur

- Timbangan - Botol semprot

2. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah:

- Larutan yang mengandung NaCl

- Komplekson III 0,05 M (EDTA)

- Indikator Eriochrom Blak T

- Akuades

- Dapar amonia pH = 10
B. Prosedur Kerja

Larutan yang mengandung NaCl

-Di pipet sebanyak 25 ml dimasukan


kedalam erlenmeyer 250 ml
-ditambahkan 5 ml dapar amonia pH= 10
-ditambahkan 50 mg indikator
Eriacharom Black T
-dititrasi dengan EDTA( komplekson III)
0.05 M
-dikocok kuat-kuat larutan berubah
menjadi biru
-Dihitung kadar ZnSO4
-
Hasil pengamatan NaCl = 6,38 %
C. Hasil Pengamatan

Data yang diperoleh dari hasil pengamatan pada praktikum uji adalah:

1. Tabel Pengamatan

No Perlakuan Pengamatan

25 mL sampel larutan + 5 mL
1. Larutan berwarna bening
dapar amonia + 25 mL akuades

25 mL sampel larutan + 5 mL
2. dapar amonia + 25 mL akuades Larutan berwarna ungu pekat
+ 50 mg Eriochrom Black T
25 mL sampel larutan + 5 mL
dapar amonia + 25 mL akuades Larutan berwarna biru pekat
3. + 50 mg Eriochrom Black T, Volume EDTAyang digunakan
dititrasi dengan EDTA hingga sebanyak 5,5 mL
titik akhir titrasi

2. Perhitungan

Dik : M EDTA : 0,05 mol/L


N EDTA : 0,05 mol/L x 4 ek
: 0,2 mol ek/L
V EDTA : 5,5 mL

: 5,5 x 10-3 L

58 gr / mol
BE NaCl :
2ek

: 29 gr/mol ek

Berat sampel : 0,1 gram dalam 50 mL


V sampel yang digunakan : 25 mL

Kadar NaCl dalam 25 mL larutan :

50ml
x V EDTA x N EDTA x BE NaCl
Kadar NaCl = 25ml x 100%
Berat Sampel

50ml
x 5,5 x 10 3 L x 0,2 mol ek x 29 gr
25ml L mol ek
= x 100%
0,1 gram

= 6,38 %

D. Pembahasan

Titrasi kompleksometri adalah suatu titrasi yang didasarkan pada

kemampuan ion-ion logam untuk membentuk senyawa kompleks. Senyawa

kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau lebih

senyawa sederhana, yang masing-masing dapat berdiri sendiri.

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan kadar NaCl dengan cara

kompelsometri. Titarsi kompleksometri ini terlihat dengan kecenderungan ion-ion

logam seperti NaCl yang mencari pasangan elektron dalam reaksinya, seperti

halnya H3O+ dan anion EDTA Y4- yang merupakan pasangan penerima elektron

sebagai suatu basa. Kompleks-kompleks EDTA merupakan suatu kelas khusus

senyawa yang disebut logam kelonat yang mana proses titrasinya inilah yang

disebut titrasi kompeksometri.


Pada percobaan larutan NaCl yang ditambahkan air akan mengalami

hidrolisis ion logam. Hidrolisis ion logam ini dapat menyaingi proses titrasi

kompleksometri dan pH yang berlebihan akan memperparah pengaruh hidrolisis

yang akan mengeser kekanan pada reaksi kesetimbangan.

C12+ + 2H2O ↔ Ca(OH)2 + 2H+.

Hidrolisis yang meluas akan menyebabkan pengendapan hidroksida

yang akan bereaksi dengan EDTA secara lambat. Untuk itu dalam percobaan ini

dilakukan penembahan dapar amonia pada pH 10. Dapar amonia yang merupakan

larutan buffer atau penyangga akan mengatur dan mencegah perubahan pH

sehingga pH tetap. Hal ini dilakukan karena pengaruh pH akan mempersulit

penentuan keadaan yang paling sesuai untuk menentukan titik akhir titrasi.

Salah satu hal sangat penting dalam kompleksometri adalah penentuan

titik akhir titrasi. Ini biasanya dilakukan dengan menggunakan indikator yang

tepat. Sistem indikator yang paling sederhana adalah indikator logam. Selang

peralihan warna indikator logam bergantung pada kompleks logam indikator,

pengaruh pH serta adanya zat pengompleks lainnya.

Dalam percobaan ini digunakan indikator Eriochrom Black T. Pada

indikator ini terdapat gugus asam sulfonat dimana gugus ini adalah gugus asam

kuat yang dapat berdisosiasi dalam air. Volume yang diperoleh untuk mencapai

titik akhir titrasi sebanyak 5,5 mL dengan warna larutan dari ungu pekat menjadi

biru pekat.
Perubahan warna tersebut dapat terjadi karena adanya proses

penangkapan atau pelepasan proton. Dari sini indikator logam akan berubah

warna melalui penerimaan proton atau ikut serta dalam kesetimbangan asam basa.

Kadar NaCl yang diperoleh melalui titrasi kompleksometri yang dilakukan dalam

percobaan ini sebesar 6,38 %.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa

kadar NaCl yang terkandung dalam sampel sebesar 6,38%.


DAFTAR PUSTAKA

Gandjar, I.G., 1995, Penentuan Kadar Lemak Secara Kompleksometri Menggunakan


Larutan Baku Barium (Ba2+), Fakultas Farmasi UGM, Vol 6 (3): 75-81

Harjadi, W., 1990, Ilmu Kimia Analitik Dasar, Gramedia, Jakarta.

Khopkar, S.M., 2008, Konsep Dasar Kimia Analitik, Universitas Indonesia, Jakarta.

Rivai, H., 1995, Asas Pemeriksaan Kimia, Universitas Indonesia, Jakarta.

Ruslin, 2009, Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Kimia Analitik, Universitas


Haluoleo, Kendari.

Vogel, A.I., 1990, Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro,
PT Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Yudhi, N., 2009, Penentuan Kalsium dan Magnesium di Dalam Air Secara
Potensiometri, Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan, RI,
Jakarta.
PENENTUAN KALSIUM DAN MAGNESIUM DI DALAM
AIR SECARA POTENSIOMETRI

Oleh
Noor Yudhi
Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan, RI, Jakarta

ABSTRAK
PENENTUAN KALSIUM DAN MAGNESIUM DI DALAM AIR SECARA
POTENSIOMETRI,Telah dilakukan analisis kalsium dan magnesium di dalam air
dengan metoda titrasi potensiometri. Metoda untuk menentukan kandungan
kalsium dan magnesium di dalam air ini sangat sederhana. Dalam percobaan
digunakan kalsium standar, magnesium standar dan elektroda ion selektif
kalsium digunakan untuk penunjuk penentuan secara kompleksometri dari ion
kalsium dan magnesium dengan zat pengomplek. Titran Na-EDTA digunakan
sebagai zat pengomplek membentuk Ca dan Mg-EDTA sehingga jumlah
kandungan Ca dan Mg dapat ditentukan. Di dalam penelitian ini dilakukan analisis
terhadap campuran kalsium dan magnesium standar untuk menentukan
linieritas, batas deteksi terendah, presisi dan kesalahan analisis. Dilakukan pula
penentuan kalsium dan magnesium di dalam air. Larutan standar yang digunakan
berupa campuran kalsium standar 1000 ppm dan magnesium standar 500 ppm.
Parameter percobaan yaitu variasi konsentrasi kalsium 2, 4, 5, 10 dan 20 ppm,
dan variasi konsentrasi magnesium 1, 2, 2.5, 5 dan 10 ppm. Dari hasil percobaan
diperoleh bahwa untuk penentuan kalsium jangkauan analisis berkisar dari 4 s/d
20 ppm, kesalahan analisis berkisar dari 1,75 s/d 2,91%, derajat linieritas
sebesar 0,9998 dengan batas deteksi terendah sebesar 2 ppm. Untuk penentuan
magnesium jangkauan analisis berkisar dari 2,5 s/d 10 ppm, kesalahan analisis
berkisar dari 3,06 s/d 4,38%, derajat linieritas sebesar 0,9993 dengan batas
deteksi terendah sebesar 1 ppm. Hasil analisis penentuan kalsium dan
magnesium di dalam air di laboratorium Kendal Kualitas sebesar 11,46 dan 1,99
ppm.

KATA KUNCI : Analisis air , kalsium dan magnesium (ppm), potensiometri.


LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK

PERCOBAAN VII

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

OLEH:

NAMA : 1. MUHAMAD ABHUL KOHA (A1C4 13 025)

2. WD INANG ALISTIAWATI (A1C4 13 041)

3. WD YUNI ASTIKA (A1C4 13 055)

4.KESI NURAINUN K (A1C4 13 067)

KELOMPOK : VI ( A)

ASISTEN PEMBIMBING : IDHAM MINHAR, S.Pd

LABORATORIUM UNIT PENGEMBANGAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2014

Anda mungkin juga menyukai