Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK

TITRASI KOMPLEKSOMETRI

disusun oleh :
Ristiana Siti Shalimar ( D1A210268 )
Nurul Rahmayanti ( D1A210046 )
Qaisha Zahwa Salsabila ( D1A210012 )
Nur Chyntia A.M Toroka ( D1A210013 )
Qonita ( D1A210116 )

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS AL GHIFARI
BAB 1

1.1 Tujuan Percobaan

Untuk menentukan kadar ion logam

1.2 Prinsip

Berdasarkan pembentukan senyawa kompleks yang larut antara ion logam


dengan zat pembentukan kompleks
BAB 2

DASAR TEORI

Dalam pembentukan senyawa kompleks harus diperhatikan syarat-syarat


sebagai berikut:

1. Jika ion atau atom pusatnya memiliki ukuran jari-jari yang kecil tetapi
memiliki muatan yang besar dengan kata lain ion kecil bermuatan besar
maka senyawa kompleks mudah terbentuk.
2. Ion yang maksud mempunyai orbital kosong dengan tingkat energi yang
kurang lebih sama.

Titrasi kompeleksometri biasanya digunakan dalam penentuan kadar ion


logam polivalen atau senyawanya dengan menggunakan Na2EDTA
(Dinatrium etilen diamin Tetra asetat) sebagai larutan standar pembentuk
kompleks. EDTA adalah suatu asam tetraprotik dengan 4 macam
hidrolisis. Jika EDTA dinyatakan sebagai H4Y maka kurang lebih pada
pH 5 ion eta yang paling dominan adalah H2Y dengan reaksi umum
sebagai berikut:
Mⁿ+ + H2Y²– ↔️MYⁿ–⁴ + 2H+
Dimana M adalah ion logam dan n adalah muatan ion logam seperti:
Mg²+ + H2Y²– ↔️MgY²– + 2H+
Ca²+ + H2Y²– ↔️CaY²– + 2H+
Al³+ + H2Y²– ↔️AlY– + 2H+
Disamping EDTA masih ada lagi larutan lain yang juga dipakai sebagai
larutan standar dalam titrasi ini. Ada beberapa cara titrasi yang
menggunakan EDTA yang bertujuan untuk menyelesaikan dengan
kestabilan kompleks yang terbentuk antara lain:
1. Cara langsung
2. Cara tidak langsung
3. Cara subtitusi
Indikator yang digunakan pada titrasi dengan EDTA ini adalah indikator
EBT (Eriochrom Black T).
BAB 3

3.1. Alat dan Bahan

Alat:

 Buret
 Labu ukur 100 ml 1 buah
 Erlen meyer 3 buah
 Gelas ukur/pipet volum

Bahan:

 Nacl
 Indicator k2cro4 5%
 AgNO3

3.2 Prosedur Percobaan

1. Standarisasi larutan EDTA

- Dipipet 10 ml larutan ZnSO4 masukkan ke dalam labu ukur 100 ml

- Kemudian encerkan sampai dengan tanda batas

- Dipipet 25 ml larutan hasil pengenceran tsb ke dalam Erlenmeyer

- Lalu tambahkan 25 ml buffer salmiak PH 10 dan 5 tetes indikator EBT

- Hitung konsentrasi larutan EDTA.

2. Penentuan kadar Ca 2+ dan Mg 2+ dalam sampel

- Dipipet 25ml larutan sampel ke dalam Erlenmeyer


- Lalu encerkan sampai 100 ml kemudian homogenkan

- Tambahkan 10 ml buffer salmiak PH 10 dan 5 tetes EBT

- Dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah
anggur ke biru.

- Hitung kadar total Ca dan Mg.


BAB 4

4.1 Hasil Percobaan

1. standarisasi larutan Na2 EDTA

SAMPEL VOLUME ZnSO4 VOLUME LARUTAN


EDTA
1 25 ml 3,7 ml
2 25 ml 3,7 -13 ml=-9,3
3 25 ml 13 - 16,2 ml=-3,2
2.penentuan kadar Mg2+ dalam sampel

SAMPEL VOLUME Mg 2+ VOLUME LARUTAN


EDTA
1 25 ml 19 -21=-2 ml
2 25 ml 21-24-3 ml
3 25 ml 24-26=-2 ml

4.2 Pembahasan

kompleksometri ini adalah jenis titrasi yang mengacu pada proses reaksi
kompleksasi, termasuk juga reaksi pembentukan ion kompleks. Dalam prosesnya,
titran dan titrat akan saling bereaksi. Di akhir proses akan terbentuk sebuah titrasi
pengalaman yang biasanya terdiri dari dua komponen dalam bentuk ligan. Ligan
adalah molekul sederhana. Khusus dalam senyawa kompleks, ligan berfungsi
untuk mendonorkan pasangan elektron. Metode titrasi yang satu ini umumnya
digunakan untuk menganalisis konsentrasi senyawa logam.
Seperti metode titrasi lainnya, kompleksometri juga memiliki indikator
sendiri untuk mengukur kadar zat. Indikator pada proses titrasi yang satu ini juga
akan menunjukan perubahan warna. Perubahan warna terjadi bergantung pada
jenis ion logam tertentu atau jenis ion logam yang diujikan.Indikator pada metode
kompleksometri juga dikenal dengan sebutan indikator PM atau metallochromic
indicators. Indikator ini pada dasarnya adalah molekul organik yang larut di dalam
air.Kompleksometri bekerja apabila terjadi pembentukan ion-ion kompleks antara
senyawa yang dijadikan indikator dan senyawa yang hendak diukur. Jika proses
titrasi sudah selesai, maka indikator akan berubah warna menjadi
bening.Kompleksometri mengukur kadar zat dengan menghitung volume dari
larutan, baik larutan titran atau indikator itu sendiri maupun larutan yang sedang
diukur.

Pada praktikum kompleksommetri,diawali dengan standarisasi larutan Na2


EDTA.langkah pertama yaitu dengan mengencerkan larutan ZnSO4 hingga tanda
batas. Lalu, hasil pengenceran tersebut dipipet dan dimasukkan kedalam
erlenmeyer sebanyak 25 ml dan ditambahkan 25 ml buffer salmiak ph 10 dan 5
tetes indikator EBT. Selanjutnya,dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi
perubahan warna dari merah anggur ke Warna biru. Pada standarisasi larutan Na2
EDTA dilakukan sebanyak tiga kali percobaan. pada sampel pertama volume
larutan EDTA yang dihasilkan dari titrasi ini untuk membentuk perubahan warna
dari merah anggur ke biru yang konstan yaitu 37 ml. Lalu, pada sampel kedua
volume larutan EDTA yang dihasilkan yaitu- 9,3 ml. Dan, pada sampel ketiga
volume larutan EDTA yang dihasilkan yaitu -3,2 ml.

Selanjutnya, yaitu penentuan kadar Mg2+. Langkah pertama yaitu dengan


mengencerkan larutan Mg2+ hingga tanda batas. Lalu, hasil pengenceran tersebut
dipipet dan dimasukkan kedalam erlenmeyer sebanyak 25 ml dan ditambahkan 25
ml buffer salmiak ph 10 dan 5 tetes indikator EBT. Selanjutnya,dititrasi dengan
larutan EDTA hingga terjadi perubahan warna dari merah anggur ke Warna biru.
Pada standarisasi larutan Mg2+ dilakukan sebanyak tiga kali percobaan. pada
sampel pertama volume larutan EDTA yang dihasilkan dari titrasi ini untuk
membentuk perubahan warna dari merah anggur ke biru yang konstan yaitu -2ml.
Lalu, pada sampel kedua volume larutan Mg2+ yang dihasilkan yaitu 2,4 ml. Dan,
pada sampel ketiga volume larutan EDTA yang dihasilkan yaitu 2,1 ml.
BAB 5

KESIMPULAN

Titrasi kompleksometri yaitu titrasi berdasarkan pembentukan


persenyawaan kompleks (ion kompleks atau garam yang sukar mengion),
Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling
mengkompleks, membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi–reaksi pembentukan
kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga
banyak, tidak hanya dalam titrasi.

Titrasi kompleksometri sangat dipengaruhi oleh pH. Hanya pada harga-


harga pH lebih besar kira-kira 12, kebanyakan EDTA ada dalam bentuk tetraanion
Y'-. Pada harga-harga pH yang lebih rendah, zat yang berproton HY3-, dan
seterusnya, ada dalam jumlah berlebihan. Jelaslah bahwa kecenderungan yang
sebenarnya untuk membentuk khelonat logam pada sembarang pH tidak dapat
diperbedakan langsung, dari Kabs (Underwood,1994).

Dalam praktikum ini menimbulkan perubahan warna dari merah anggur


menjadi biru berlin.

DAFTAR PUSTAKA

- https://hyprowira.com/blog/titrasi-kompleksometri

- https://pustakaarsip.kamparkab.go.id/artikeldetail/769/kompleksometri-
titrasikompleksometri

-
LAMPIRAN

Hasil Titrasi 1 : Standar


Larutan NA2 EDTA
H

Ketiga sampel berikut menunjukan perubahan dari warna merah anggur


menjadi warna biru berlin.

Hasil titrasi 2:penentuan kadar Ca2+ dan

Ketiga sampel berikut menunjukan perubahan warna dari warna merah

anggur menjadi warna biru

Anda mungkin juga menyukai