DESKRIPSI PROSES
TUGAS AKHIR
Oleh :
1. WAWAN ARDI SUBAKDO NIM : I 0501005
2. GUSTAP RAHYUDI NIM : I 0501023
INTISARI
BAB I
PENDAHULUAN
45.000
40.000
y = 1481,9x - 3E+06
35.000
Kebutuhan (Ton)
30.000
25.000
R=
0,9742
20.000
15.000
10.000
5.000
0
1996 1997 1998 1999 2000 2001
2002 2003
Tahun
tahunnya dan telah diekspor dalam jumlah yang besar. Berikut ini data- data
produksi urea dan perkembangan ekspor urea di Indonesia sampai tahun 2000.
Tabel 1.2 Perkembangan produksi dan ekspor urea Indonesia 1996-2000
Tahun Produksi (ton) Ekspor (ton)
1996 6.199.900 1.260.002
1997 6.305.700 2.087.612
1998 7.585.200 1.520.543
1999 7.839.900 2.052.184
2000 7.824.700 1.021.269
Sumber : CIC 2000
3. Kapasitas Komersial
Dari data yang ada pada Ullman,s Encyclopedia of Industry Chemistry,
ternyata kapasitas pabrik melamin yang ada di dunia 10.000-90.000 ton / tahun.
Tabel berikut menunjukkan berapa diantara produsen melamin yang telah yang
telah beroperasi di dunia.
Tabel 1.3 Kapasitas produksi perusahaan melamin di dunia
Negara Perusahaan Kapasitas (ton/tahun)
Fed. Rep. Germany BASF 42.000
Netherland DSM 90.000
United Sates Melamine Chemichal 47.000
Japan Mitsui Toatsu 38.000
Taiwan Taiwan Fertilizer 10.000
Sumber : Ullmans Vol A 16, 1990
3 H2NC(NH)NHCN 2 C3N6H6
Pada awal 1940, Mackay menemukan bahwa melamin juga bisa disintesa
dari urea pada suhu 400 0C dengan atau tanpa katalis. Sejak saat itu melamin
mulai diproduksi dari bahan baku urea. Dan penggunaan cyanamid sebagai bahan
baku dihentikan pada akhir dekade 1960.
Macam-Macam Proses
Melamin dapat disintesa dari urea pada suhu 350 400 0C dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
6 H2N CO NH2 C3N3(NH2)3 + 6 NH3 + 3 CO2
Reaksinya bersifat endotermis membutuhkan 629 KJ per mol melamin. Secara
garis besar proses pembuatan melamin dapat diklasifikasikan menjadi 2 :
1. Proses tekanan rendah dengan menggunakan katalis.
2. Proses tekanan tinggi (8 Mpa) tanpa menggunakan katalis.
Masing-masing proses terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap sintesa, recovery dan
pemurnian melamin serta pengolahan gas buang.
karbondioksida yang terbentuk selama reaksi.. Katalis yang digunakan yaitu silik
a
dan alumina.
Melamin meninggalkan reaktor berupa gas bersama dengan fluidizing gas.
Kemudian dipisahkan dari amoniak dan karbondioksida dengan quenching gas
atau menggunakan air (yang diikuti dengan kristalisasi). Pada proses
menggunakan katalis, langkah pertama adalah dekomposisi urea menjadi asam
isocyanat dan amoniak kemudian diubah menjadi melamin. Mekanisme Reaksi :
6 (NH2)2CO 6 NH=C=O + 6 NH3 DH = 984kj / mol
6 NH=C=O C3N3(NH2)3 + 3 CO2 DH = -355 kj / mol
6 (NH2)2CO C3N3(NH2)3 + 6 NH3 DH = 629 kj / mol
Yield yang diperoleh adalah 90 95 %. Ada 4 proses pada tekanan rendah yaitu:
a. Proses BASF (Badische Anilin and Soda Fabrik)
Pada proses ini menggunakan reaktor satu stage, dimana lelehan
urea diumpankan ke fluidized bed reaktor pada suhu 395 - 400 0C pada
tekanan atmosferik. Katalis yang digunakan adalah alumina dengan fluidizing
gas berupa amoniak dan karbondioksida. Suhu reaktor dijaga dengan
mensirkulasi lelehan garam dengan menggunakan koil pemanas. Produk yang
keluar dari reaktor berupa gas terdiri dari campuran melamin, urea yang tidak
bereaksi, biuret, amoniak dan karbondioksida. Katalis yang terbawa aliran gas
ditahan pada siklon separator dalam reaktor. Campuran gas tersebut
didinginkan dalam cooler sampai temperatur dew point campuran gas produk.
Campuran gas kemudian masuk desublimer lalu bercampur dengan
off gas yang telah direcycle pada temperatur 140 0C hingga berbentuk kristal
dengan fluidizing gas berupa amoniak murni. Katalis yang digunakan berupa
alumina dan silika.
Lelehan urea diumpankan kedalam reaktor bagian bawah. Katalis
silika alumina difluidisasi oleh amoniak yang masuk ke reaktor bagian bawah
0
dari reaktor fluidized bed. Reaksi dijaga pada suhu 400 C dengan
mensirkulasi lelehan garam melewati koil pemanas dalam bed katalis.
Melamin yang terkandung dalam campuran zat keluaran reaktor
kemudian di quencing. Pertama dalam quench cooler kemudian dalam
scrubber untuk di srub dengan mother liquor dari centrifuge. Dari scrubber,
suspensi melamin dialirkan kedalam kolom KO drum dimana sebagian dari
amoniak dan CO2 terlarut dalam suspensi dipisahkan, lalu campuran gas ini
dialirkan ke absorber dan akan membentuk amonium karbamat dari KO drum
kemudian produk dialirkan ke mixing vessel dan dicampur dengan karbon
aktif. Kemudian dimasukkan dalam precoat filter kemudian airnya diuapkan
didalam evaporator, kemudian dikristaliser dan pemisahan dari mother
liquornya oleh centrifuge.
d Proses Osterreichische Stickstoffwerke ( OSW )
Dalam proses ini dibagi menjasi 2 tahapan yaitu :
1. Terdekomposisinya urea dalam reaktor unggun terfluidisasi ( Fluidized
Bed Reaktor ).
2. Terbentuknya melamin dalam Fixed Bed Catalytic Reaktor.
Urea yang digunakan dalam pembuatan melamin berbentuk butiran
butiran kecil ( prilled urea ) dengan kemurnian 99,3%.
menjaga suhu reaktor konstan pada suhu 395 0C. Reaksi yang terjadi di dalam
reaktor adalah sebagai berikut:
6 (NH3)2CO (g) C3N3(NH2)3(g) + 6 NH3 (g) + 3 CO2 (g)
Konversi reaksi 95 %, yield 95 %. Gas melamin, urea yang tidak bereaksi, biuret,
amoniak dan karbondioksida yang terbentuk keluar reaktor secara bersama-sama.
Selama reaksi berlangsung, tidak ada penambahan katalis, karena deaktivasi
katalis terjadi selama 3 tahun.
Produk yang berbentuk gas didinginkan sampai suhu diatas dew point
campuran gas produk. Campuran gas kemudian dilewatkan pada condenser
pertama dan didinginkan sampai suhu mendekati bubble point sehingga melamin
berubah menjadi fase cair. Melamin cair dilewatkan ke dalam prilling tower
sehingga dihasilkan serbuk melamin dengan ukuran tertentu. Gas produk
condenser pertama dilewatkan condenser kedua untuk mengkondensasikan urea.
Urea cair dari condenser kedua direcycle ke melter dicampur dengan umpan.
Gas dari condenser kedua sebagian dipurging dan sebagian lagi dialirkan ke
reaktor sebagai media fluidisasi.
Pada tekanan vakum dan suhu 180 190 0C akan menyublim menjadi
ammonium cyanat (NH4OCN)
Pada tekanan tinggi dan adanya amoniak akan berubah menjadi cyanic acid
dan cynuric acid
3 (NH2)2CO 3 HOCN + 3 NH3
3 HOCN (NCOH)3
Dalam amoniak cair akan membentuk urea-amoniak CO(NH2)2.NH2, yang
terdekomposisi pada suhu diatas 450C
dalam sebagian besar solvent dan sangat tidak stabil karena diikuti oleh reak
si
resinifikasi/ kondensasi.
Reaksi :
MeNHCH2OH + H2N-Me MeNHCH2NHMe + H2O
2 MeNHCH2OH MeNHNH2OCH2NHMe + H2O
Pada kondensasi melamin produk mempunyai sifat khusus yaitu tahan
terhadap panas dan air yang baik.
Acylasi
Acylasi melamin dapat terjadi dengan sejumlah anhydrid melalui tahap triacyl
Reaksi dengan amine
Substitusi melamin dengan gugus alkil pada atom H yang menempel pada
gugus N dapat terjadi seperti pada reaksi dibawah ini :
(C3N3)(NH2)3 + RNH2 NH3 + R(C3H3)(NH2)2
Klorinasi
Klorinasi melamin yang terjadi cenderung mengganti semua atom hidrogen.
Air yang dihasilkan pada reaksi akan menghidrolisa menghasilkan nitrogen
triklorida yang berbahaya pada proses klorinasi, melamin stabil ketika
kondisinya kering.
(Ullman, 1990)
BAB II
DESKRIPSI PROSES
T = temperatur operasi ( K )
Harga konstanta kecepatan reaksi kimia adalah sebagai berikut :
Reaksi :
6 (NH2)2CO (g C3N3(NH2)3 (g) + 6 NH3 (g) + 3 CO2 (g)
Kecepatan reaksi :
r = 41x106 p0,89 -20250/RT kmol/jam(kg katalis)
(US. Patent, 3.513.167
)
2. 3 Diagram Alir Proses
2.3.1 Diagram Alir Kualitatif
Dapat dilihat pada gambar 2.1
2.3.2 Diagram Alir Kuantitatif
Dapat dilihat pada gambar 2.2
2.3.3 Diagram Alir Proses
Dapat dilihat pada gambar 2.3
2.3.4 Langkah Proses
Proses pembuatan melamin dari urea dapat dibagi menjadi tiga tahap :
1. Tahap persiapan bahan baku
2. Tahap reaksi
3. Tahap separasi produk
2.3.4.1. Tahap Persiapan Bahan Baku
Bahan baku urea yang berwujud prill dengan kemurnian 99,3 % berat
disimpan di silo. Penyimpanan urea pada suhu kamar dan tekanan 1 atm. Dari silo
penyimpanan, urea prill diumpankan ke melter untuk dilelehkan pada suhu 140 0C
tekanan 1 atm. Pada kondisi ini urea meleleh dan kandungan airnya akan
menguap.
Lelehan urea dari melter dipompa ke holding tank, kemudian diuapkan
dengan vaporizer. Gas urea dimasukkan ke reaktor.
2.3.4.2. Tahap Reaksi
Gas urea pada suhu 140 oC dimasukkan ke dalam reaktor fluidized bed dan
terdispersi kedalam partikel-partikel katalis yang terfluidisasi karena aliran
fluidizing gas dari bawah reaktor.
Fluidizing gas berupa campuran gas amoniak dan karbondioksida
diperoleh dari off gas yang dihasilkan dari hasil reaksi pembentukan melamin
yang diperoleh dari Kondensor (CD-02). Fluidizing gas dari Kondensor (CD-02)
dialirkan menggunakan blower dipanaskan dengan furnace sampai suhu 395 oC,
tekanan 2,2 atm, selanjutnya digunakan sebagai fluidizing gas pada reaktor.
Reaktor beroperasi pada suhu 395 oC, tekanan 2 atm, dan menggunakan
katalis alumina, dimana reaksi yang terjadi berlangsung secara endothermis.
Kebutuhan panas reaksi disuplai dari lelehan garam yang dialirkan melalui koil d
i
dalam reaktor.
Di dalam reaktor terjadi penguraian urea menjadi melamin, amoniak dan
karbondioksida. Konversi yang diperoleh sebesar 95 % dan yield 95 %. Gas hasil
reaksi keluar reaktor pada suhu 395oC, tekanan 2 atm berupa campuran gas
melamin, amoniak, karbondioksida, biuret dan urea yang tidak bereaksi.
2.3.4.3. Tahap Pemisahan dan Pemurnian Produk
Input Output
Komponen Arus 10 Arus 11
CO(NH2)2 1,58 1,58
(CONH2)2NH 1,58 1,58
C3N3(NH2)3 3153,41 3153,41
NH3 0 0
CO2 0 0
Total 3156,57 3156,57
INPUT
OUTPUT
Q3 Q9 Qsalt Q4
QV QReaksi
KOMPONEN (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam)
(kkal/jam) (kkal/jam)
-
CO(NH2)2 1.896.225,623 -358,634 17.128,998
2.347.041,907
(CONH2)2NH -16.879,510 -46.970,628 5.898,315
9.383,245
C3N3(NH2)3 0,000 0,000 103.134,937
0,000
NH3 0,000 1.758.304,662 2.281.654,0
36 0,000
CO2 0,000 886.673,446 1.151.770,9
16 0,000
-1.913.105,13 5.242.626,955 2.590.189,013 3.559.587,203 2.35
6.425,153 3.698,479
TOTAL 5.919.710,834
5.919.710,834
INPUT OUTP
UT
Q4 Qc Q5
Q10 Ql
KOMPONEN (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal
/jam) (kkal/jam)
CO(NH2)2 53,68 0,66
53,45 390,72
(CONH2)2NH 16,33 0,98
16,22 261,09
C3N3(NH2)3 329,57 1.580,64
0 722961,48
NH3 6.424,08 0 6
.421,40 0
CO2 3.546,55 0 3
.544,17 0
10.370,21 724.860,58 1.582,27 10.0
35,24 723613,28
INPUT OUTPUT
Q5 Q cw Q8 Q6
Ql
KOMPONEN (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam) (kkal/jam)
(kkal/jam)
CO(NH2)2 44,58 0,98 44,31
584,92
(CONH2)2NH 15,93 128,64 0,37
34405,81
NH3 5.833,89 0 5.830,34
0
CO2 3.176,39 0 3.174,36
0
9.070,80 35.098,92 129,62 9.049,38
34.990,72
TOTAL 44.169,72 44.169,72
INPUT OUTPUT
KOMPONEN Q3a(kkal/jam) Q3b(kkal/jam) Qs(kkal/jam)
CO(NH2)2 1.150.370,95 1.819.792,32
(CONH2)2NH 86.008,88 125.926,62 1.110.453,21
TOTAL 1.236.379,83 1.236.379,83
INPUT OUTPUT
KOMPONEN Q4a(kkal/jam) Q4b(kkal/jam) Qcw(kkal/jam)
CO(NH2)2 36.376,68 34.673,63
(CONH2)2NH 10.919,28 10.666,78
C3N3(NH2)3 223.933,63 212.877,50
NH3 4.316.312,70 4.150.386,07
CO2 2.392.950,70 2.291.127,03
6.699.731,00 280.761,99
TOTAL 6.980.493,00 6.980.493,00
INPUT OUTPUT
KOMPONEN Q5a(kkal/jam) Q5b(kkal/jam) Qcw(kkal/jam)
CO(NH2)2 34.481,24 19.802,12
(CONH2)2NH 10.576,08 7.076,16
NH3 4.142.768,29 2.591.123,39
CO2 2.286.523,01 1.410.794,39
4.028.796,06 2.445.552,56
TOTAL 6.474.348,61 6.474.348,61
INPUT OUTPUT
KOMPONEN Q9a(kkal/jam) Qfuel(kkal/jam) Q9b(kkal/jam) Qsalt(k
kal/jam)
CO(NH2)2 0,18 0,21
(CONH2)2NH 12,23 11,99
C3N3(NH2)3
NH3 4.626,04 6.354,19
CO2 2.524,05 2.454,07
7.162,50 2.591.846,97 8.820,46 2.590
.189,01
TOTAL 2.599.009,47 2.599.009,47
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah :
1. Luas daerah yang tersedia
Harga tanah menjadi hal yang membatasi kemampuan penyediaan area.
Pemakaian tempat disesuaikan dengan area yang tersedia. Jika harga tanah
terlalu tinggi, maka diperlukan efisiensi dalam pemakaian ruangan sehingga
peralatan tertentu dapat diletakkan diatas peralatan yang lain atau lantai
ruangan diatur sedemikian rupa agar menghemat tempat.
2. Keamanan
Bangunan perkantoran letaknya berjauhan dengan instalasi proses, hal ini
didasarkan pada factor keamanan (untuk mencegah akibat buruk apabila
terjadi ledakan,kebakaran dan gas beracun).
3. Instalasi dan utilitas
Pemasangan dan distribusi pipa yang baik dari gas, udara, steam dan listrik
akan membantu kemudahan kerja dan perawatannya. Penempatan pesawat
proses sedemikian rupa sehingga karyawan dapat dengan mudah mencapainya
dan dapat menjamin kelancaran operasi serta memudahkan perawatannya.
4. Kemungkinan perluasan pabrik.
Perluasan pabrik ini harus sudah masuk dalam perhitungan sejak awal supaya
masalah kebutuhan tempat tidak muncul di masa yang akan datang. Sejumlah
area khusus sudah disediakan untuk dipakai sebagai area perluasan pabrik,
penambahan peralatan untuk menambah kapasitas pabrik ataupun mengolah
produk sendiri atau produk lain.
5. Transportasi
Tata letak pabrik harus memperhatikan kelancaran distribusi bahan baku,
proses maupun produk.
Secara garis besar lay out pabrik dibagi menjadi beberapa daerah utama yaitu :
a. Daerah administrasi/ perkantoran, laboratorium dan ruang control
5 Musholla 200
6 Kantin 350
7 Poliklinik 250
8 Laboratorium 300
9 Bengkel 200
10 Perpustakaan 250
11 Daerah proses 7000
12 Daerah utilitas 2000
13 K-3 & Fire Safety 200
14 Unit pengolahan limbah 1300
15 Area pengembangan 4000
16 Tempat parkir 800
17 Taman 700
Jumlah 20.000
Aliran bahan baku dan produk yang tepat akan memberikan keuntungan nilai
ekonomi yang tinggi, semakin dekat penempatan bahan baku dan produk
dengan jalur transportasi, semakin efisien dana yang dikeluarkan.
2. Aliran udara
Aliran udara di dalam dan disekitar area proses diperhatikan supaya lancar.
Hal ini bertujuan untuk menghindari stagnasi udara pada suatu tempat yang
dapat menyebabkan akumulasi bahan kimia berbahaya sehingga dapat
mengancam keselamatan kerja. Disamping itu perlu diperhatikan arah hembus
angin.
3. Cahaya
Penerangan seluruh pabrik harus memadai pada tempat-tempat proses yang
berbahaya atau beresiko.
4. Tata letak alat proses
Penempatan alat-alat proses yang tepat akan mempercepat jalannya proses
sehingga menjamin kelancaran proses produksi
5. Kelancaran lalu lintas
Kelancaran lalu lintas barang dan manusia juga berpengaruh terhadap jalannya
proses produksi.
HE-03
SL-01 CD-02 CD-01 PT-01
F-01
HE-02
M-01 SL-02
R-01
V-01 HE-01
Keterangan gambar :
BE-01 : Bucket Elevator CD-01 : Kondenser Parsial
M-01 : Melter CD-02 : Kondenser Parsial
R-01 : Reaktor SL-01 : Silo Bahan Baku
F-01 : Furnace SL-02 : Silo Produk
PT-01 : Prilling Tower HE-01 : Heater bahan baku
HE-03 : Cooler gas produk HE-02 : Cooler gas produk
Schedule : 40
ID : 1,38 in
7. MELTER
Kode : M-01
Fungsi : Melelehkan urea prill menjadi urea melt
pada T = 140 C dan P = 1 atm.
Jenis : Agitated Melter
9. REAKTOR
Kode : R-01
Fungsi : Mereaksikan urea menjadi melamin, CO2 dan NH3
Tipe : Fluidized bed reactor
Tinggi total : 15,586 m
Total Disengaging Head : 8,551 m
Tinggi zone reaksi (Lt) : 4,550 m
Tinggi head bawah (Lh) : 1,069 m
Diameter freeboard (Df) : 6,077 m
11. HEATER
Kode : HE-01
Fungsi : memanaskan gas urea sebelum masuk reaktor
Jenis : Shell and Tube
Jumlah :1
Heat Duty (Btu/jam) : 2812965,67
Tube side
Material : Low-alloy steel SA-209
Kode : HE-02
Fungsi : Mendinginkan gas produk reaktor sebelum masuk
Kondensor (CD-01)
Jenis : Double pipe
T operasi gas : 395 373,45 0C
T operasi Dow Term A : 310 329 0C
Pipe Side : OD : 3,5 in
BWG : 16
ID : 3,068 in
Panjang : 24 ft
Jumlah : 2 x 12 ft hairpin
Anullusl Side : Pitch : 1 in; Triangular pitch
S Pass :1
h Outside : Anulus side : 235,456 Btu/hr.ft2 0F
Pipe side : 188,860 Btu/hr.ft2.0F
Uc : 108,694 Btu/hr .ft2.F
Ud : 96,507 Btu/hr .ft2.F
Rd : 0,0079
Pressure drop : Annulus side : 0,619 psi
Pipe side : 0,313 psi
DP (psi) : 0,816
Shell Side
Material : Low-alloy steel SA-209
Fluida : gas dari reaktor
Kapasitas (lb/jam) : 62,004,190
ID shell : 10 in
Passes :1
DP : 1,854 psi
Uc (BTU / hr . Ft2 . F) : 305,156
Ud (BTU / hr . Ft2 . F) : 58.103
Rd : 0,0139
Rd Required : 0,001
DP (psi) : 3,950
Shell Side
Material : Low-alloy steel SA-209
Fluida : gas dari Kondenser (CD-01)
Kapasitas (lb/jam) : 55.050,344
ID shell : 10 in
Passes :1
DP (psi) : 0,037
Uc (BTU / hr . Ft2 . F) : 239,094
Ud (BTU / hr . Ft2 . F) : 102,715
Rd : 0,0056
Rd Required : 0,002
Kode : SL-01
Fungsi : Menyimpan bahan baku urea prill sementara
(12 jam)
Kondisi operasi : T = 30 C dan P = 1 atm.
Jenis : conical
Diameter tangki : 3,605 m
Tinggi tangki : 18,586 m
Bahan konstruksi : Carbon Stell SA 283 grade C
Shell Side
Material : Carbon steel
Fluida : Urea dari storage tank
Kapasitas (lb/jam) : 21026,401
ID shell : 35 in
Passes :1
DP (psi) : 0,0084 (allowable 2 psi)
Uc (BTU / hr . Ft2 . F) : 857,887
Ud (BTU / hr . Ft2 . F) : 110,371
Rd : 0,0079
Rd Required : 0,001
BAB IV
UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM
1. Air pendingin
Air pendingin digunakan sebagai media pendingin dengan pertimbangan :
a. Air dapat diperoleh dengan mudah dalam jumlah yang besar.
b. Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
c. Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi.
d. Tidak terdekomposisi.
Air yang digunakan sebagai air pendingin tidak boleh mengandung zat-zat
sebagai berikut :
a. Adanya zat besi, yang dapat menimbulkan korosi.
b. Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
c. Oksigen terlarut, yang dapat menyebabkan korosi.
2. Air umpan boiler
Merupakan air yang digunakan untuk menghasilkan steam dan untuk
kelangsungan proses. Meskipun terlihat jernih, tetapi pada umumnya air
masih mengandung larutan garam dan asam.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler
adalah sebagai berikut :
a. Zat yang menyebabkan korosi
Korosi yang terjadi dalam boiler disebabkan karena air mengandung
larutan asam dan gas-gas yang terlarut seperti O2, H2S, dan NH3.
b. Zat yang menyebabkan kerak (scale forming )
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi ,
yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silika.
c. Zat yang menyebabkan foaming
Air yang diambil dari proses pemanasan biasanya menyebabkan foaming
pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang
tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi akibat adanya
alkalinitas tinggi.
3. Air konsumsi umum dan Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor dan
perumahan. Syarat air sanitasi antara lain :
Syarat fisik :
a. Suhu air sama dengan suhu lingkungan
b. Warna jernih.
c. Tidak mempunyai rasa
d. Tidak berbau
Syarat kimia :
a. Tidak mengandung zat anorganik
b. Tidak beracun
Syarat Bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen.
4. Unit penyedia air hydrant.
Air hydrant adalah air yang digunakan untuk mencegah kebakaran. Pada
umumnya air jenis ini tidak memerlukan persyaratan khusus.
Ion Mn+ dalam operasi akan diganti oleh ion H+ dari resin R H sehingga
air yang dihasilkan bersifat asam dengan pH sekitar 3,2 3,3. Regenerasi
dilakukan jika resin sudah berkurang kereaktifannya (jenuh), biasanya
dilakukan pada selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air yang
telah melewati unit ini. Regenerasi ini dilakukan dengan asam sulfat dan
dilakukan dalam tiga tahap, yaitu back wash atau cuci balik, dan
regenerasi dengan menggunakan bahan kimia asam sulfat dan pembilasan
dengan air demin. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah
kebalikan dari reaksi operasi, yaitu :
RMn + H2SO4 n R-H + MnSO4 (resin jenuh)
dan selanjutnya dikirim ke unit Demin Water Storage sebagai penyimpan
sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai air umpan boiler
Anion Resin Exchanger
Air yang keluar dari cation exchanger kemudian diumpankan ke anion
exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemudian jenis
anion yang ditemukan adalah HCO3-, SO-, Cl-, SiO-.
Anion exchanger merupakan silinder tegak yang berisi resin R-OH.
Reaksi yang terjadi pada unit ini adalah sebagai berikut :
X + ROH RX + OH
Dimana: R : Resin
M : anion seperti SO42- dan Cl-
Pada saat operasi reaksi pengikatan anion, ion negatif X akan digantikan
oleh OH dari resin ROH. Regenerasi dilakukan dengan menggunakan
NaOH. Reaksi yang terjadi pada regenerasi adalah :
RX + NaOH ROH + NaX
Air yang keluar dari unit ini diharapkan mempunyai pH 6,1 6,9 dan
selanjutnya dikirim ke unit demineralisasi water storage sebagai
penyimpan sementara sebelum diproses lebih lanjut sebagai umpan ketel.
b. Deaerator
Air yang sudah mengalami demineralisasi masih mengandung gas-gas terlarut
terutama oksigen dan karbondioksida. Gas-gas tersebut harus dihilangkan dari
air karena dapat menimbulkan korosi. Gas-gas tersebut dihilangkan dalam
suatu deaerator. Pada deaerator gas diturunkan sampai kadar 5 ppm. Deaerator
beroperasi pada tekanan 6-8 atm dan suhu 413 K.
Ke dalam deaerator diinjeksikan zat-zat kimia sebagai berikut :
v Hidrazin yang berfungsi mengikat oksigen berdasarkan reaksi berikut :
2N2H2 + O2 2N2 + H2O
Nitrogen sebagai hasil reaksi bersama-sama dengan gas lain dihilangkan
melalui striping dengan uap bertekanan rendah.
v Larutan ammonia yang berfungsi mengatur pH
Larutan amonia ditambahkan untuk menjaga pH air yang keluar dari
dearator pH-nya sekitar 7,0-7,5.
Total kebutuhan air untuk semua unit adalah 7.138,98 m3/hari. Diperkirakan
terjadi loss sebesar 5 % sehingga make up air dari sumber air adalah 7.495,93
m3/hari.
Unit Penyedia Steam
Steam yang digunakan pada perancangan pabrik melamin ini untuk memenuhi
kebutuhan panas pada melter pelelehan urea dan heater (HE-01). Steam ini
diproduksi dengan menggunakan boiler. Steam yang digunakan yaitu steam
lewat jenuh (superheated steam) pada suhu 420 0C. Kebutuhan steam pada
perhitungan neraca panas yaitu 5868,094 kg/jam dilebihkan sebanyak 10%
untuk mencegah kemungkinan terjadinya kehilangan pada saat distribusi
sehingga :
Jumlah saturated steam yang dibutuhkan : 1,1 x 5.868,094 kg/jam = 6.454,9
kg/jam
Kondensat yang kembali = 90 % dari steam yang dihasilkan
= 90 % x 6.454,9 kg/jam
5.809,4 kg/jam
=
1 lt/jam
= 5.809,4 lt/jam
= 5,8094 m3/jam
Kondensat yang hilang = steam yang dihasilkan kondensat yang kembali
= (6.454,9 5.809,4) kg/jam
645,5kg / jam
=
1lt / jam
= 645,5 lt/jam
= 0,6455 m3/jam
Blow down = 10 % dari kondensat yang kembali
= 10% x 5.809,4 kg/jam
= 580,94 kg/jam
580,94kg / jam
=
1lt / jam
= 580,94 lt/jam
= 0,58094 m3/jam
Make up air untuk boiler = kondensat yang hilang + blowdown
= 645,5 + 580,94
= 1.226,44 kg/jam
= 1.226,44 lt/jam
= 1,22644 m3/jam
Umpan air masuk boiler = make up air + kondensat masuk boiler
812,8lb / jam
Volume baan bakar = 3
= 14,9 ft3 / jam
54, 26lb / ft
4.1.1.4 Spesifikasi Boiler
Tipe : Fire tube boiler
Jumla : 2 bua (1 cadangan)
Baan bakar : solar
Heating Surface : 1.338,7 ft2
4.1.3 Unit Penyedia Udara Tekan
Unit penyedia udara tekan sangat diperlukan dalam berbagai proses, terutama
untuk fasilitas instrumentasi dan udara pabrik di peralatan proses, seperti untu
k
menggerakkan control valve serta untuk pembersian peralatan pabrik.
Unit penyedia udara tekan juga diperlukan untuk Prilling Tower. Kebutuan
udara tekan untuk pabrik Melamin diperkirakan sebesar 148.537,51 kg/jam,
tekanan 1,1 atm, dan suu 30oC . Peralatan utama pada unit ini adala:
Spesifikasi blower :
Kode = A-090
Tipe = Centrifugal Blower
Jumla = 4 bua
Kapasitas = 148.537,51 kg/jam
Suu udara = 33,4 oC
Tekanan suction = 1,0 atm
Tekanan discarge = 1,1 atm
Daya blower = 81,92 HP
Efisiensi = 80 %
4.1.4 Unit Pembangkit Tenaga Listrik
Kebutuan tenaga listrik diperole dari Perusaaan Listrik Negara (PLN) dan
dibackup dengan generator cadangan. Generator yang digunakan adala generator
bolak-balik dengan pertimbangan :
Tenaga listrik yang diasilkan cukup besar
Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan dengan trafo sesuai kebutuan
Generator AC yang digunakan adala jenis 3 pase yang memiliki keuntungan :
v Tegangan listrik stabil
v Daya kerja lebi besar
v Kawat pengantar lebi sedikit
v Motor yang digunakan relatif mura dan sederana
Spesifikasi generator :
Tipe : AC Generator
Kapasitas : 300 kW
Tegangan : 220/230 V
Efisiensi : 80 %
Pase :3
Jumla : 2 bua
Baan bakar : solar
4.1.5 Unit Penyedia Baan Bakar
Unit penyedia baan bakar bertujuan untuk memenui kebutuan baan bakar
pada generator, furnace dan boiler.
a. Untuk menjalankan generator listrik dibutukan baan bakar dengan
spesifikasi :
Jenis : solar (Industrial Diesel Oil/IDO)
Net Heating Value : 19440 Btu/lb
Density : 54,26 lb/cuft
Kapasitas generator yang digunakan adala 300 kW = 1.023.657,48 Btu/jam.
1.023.657,48
Kebutuan baan bakar = = 1,21 ft3/jam
0,8 x54,26 x19440
b. Untuk furnace
Dari neraca panas diperlukan solar sebanyak = 12,3 ft3/jam
c. Untuk boiler
Dari peritungan diperlukan solar sebanyak = 14,9 ft3/jam
Tabel 4.4. Total Kebutuan Baan Bakar
No. Jenis Kebutuan baan bakar (ft3/jam)
1 Generator 1,21
2 Furnace 12,3
3 Boiler 14,9
Total 28,41
Jadi jumla kebutuan baan bakar total adala 28,41 ft3/jam x 24 jam/ari
x
1/(3,280823) m3/ft3 = 19,3 m3/ari.
B. Limba padat
pengendalian mutu meliputi analisa baan baku , analisa proses dan analisa
kualitas produk.
Program kerja laboratorium secara umum meliputi :
1. Menganalisa baan baku dan baan penunjang yang akan digunakan
2. Menganalisa produk yang akan dipasarkan
3. Melakukan percobaan yang ada kaitannya dengan proses produksi
4. Memeriksa kadar zat-zat yang dapat menyebabkan pencemaran pada buangan
pabrik
ardness, total solid, suspended solid, serta oil dan organic matter.
v Analisa air sanitasi, meliputi pH, suu, kebasaan, zat padat terlarut.
v Analisa penukar ion, meliputi kesadaan CaCO3, silikat sebagai SiO2
v Analisa air minum meliputi analisa pH, clor sisa dan kekeruan.
Seingga memenui standar baku mutu air minum.
Bentuk Perusahaan
Perusahaan adalah suatu unit kegiatan ekonomi yang diorganisasikan dan
dioperasikan untuk menyediakan barang dan jasa bagi konsumen agar
memperoleh keuntungan. Bila dilihat dari tanggung jawab pemiliknya maka
perusahaan/badan usaha dapat dibedakan yaitu:
1. Perusahaan Perseorangan
Yaitu badan usaha yang didirikan, dimiliki dan dimodali oleh satu orang.
Pemilik juga bertindak sebagai pemimpin. Pemilik bertanggung jawab penuh
atas segala hutang/kewajiban perusahaan dengan seluruh hartanya, baik yang
ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.
2. Perusahaan firma
Yaitu badan usaha yang didirikan dan dimiliki oleh beberapa orang dengan
memakai satu nama (salah seorang anggota atau nama lain) untuk kepentingan
bersama. Semua anggota firma bertindak sebagai pemimpin perusahaan dan
bertanggung jawab atas segala kewajiban/hutang firma dengan seluruh
hartanya, baik harta yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta
pribadinya.
3. Perusahaan Komanditer
Yaitu badan usaha yang didirikan oleh dua orang atau lebih dimana sebagian
anggotanya duduk sebagai anggota aktif dan sebagian yang lain sebagai
anggota pasif. Anggota aktif yaitu yang bertugas mengurus, mengelola dan
bertanggung jawab atas maju mundurnya perusahaan. Anggota aktif
bertanggung jawab penuh atas kewajiban perusahaan dengan seluruh harta
bendanya, baik yang ditanamkan pada perusahaan maupun harta pribadinya.
Sedangkan anggota pasif yaitu anggota yang hanya berperan memasukkan
modalnya ke perusahaan .
4. Perseroan Terbatas (PT)
Yaitu badan usaha yang modalnya didapatkan dari penjualan saham. Saham
adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan. Setiap pemegang
saham memiliki tanggung jawab pada sejumlah modal yang ditanamkan pada
perusahaan dan setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan.
Bentuk perusahaan yang direncanakan pada prarancangan pabrik
Melamin ini adalah:
Bentuk Perusahaan : Perseroan Terbatas (PT)
Karyawan yang di karyakan oleh pabrik bila diperlukan saja. Karyawan ini
menerima upah borongan untuk pekerjaannya.
Sistem gaji di perusahaan dibagi menjadi 3 kelompok
1. Gaji Bulanan
Diberikan kepada pegawai tetap, besarnya sesuai dengan peraturan
perusahaan.
2. Gaji harian
Gaji ini diberikan kepada karyawan tidak tetap.
3. Gaji lembur
Gaji ini diberikan kepada karyawan yang bekerja melebihi jam kerja yang
telah ditetapkan, besarnya sesuai dengan peraturan perusahaan.
9. Fasilitas Cuti
Perusahaan memberikan kesempatan cuti bagi karyawan untuk beristirahat
dengan waktu yang telah ditentukan. Cuti yang diberikan antara lain cuti
tahunan yaitu diberikan pada setiap karyawan selama 12 hari/ tahun dan cuti
sakit diberikan pada karyawan yang sakit berdasarkan surat keterangan dokter
.
10. Fasilitas penunjang lain
Fasilitas lain yang diberikan antara lain adalah pakaian kerja yaitu tiga se
tel
pakaian untuk masing-masing karyawan.
BAB VI
ANALISA EKONOMI
Pb x ra
Prb=
If
Pa x ra
Pra= (Aries&Newton,1955)
If
Dengan :
Prb = ROI Sebelum pajak
Pr = ROI sesudah pajak
Pb = keuntungan sebelum pajak
Pa = keuntungan sesudah pajak
If = fixed capital investment
2. Pay Out Time (POT)
Pay Out Time adalah jumlah tahun yang telah berselang sebelum
didapatkan sesuatu penerimaan melebihi investasi awal atau jumlah tahun yang
diperlukan untuk kembalinya capital investament dengan profit sebelum
dikurangi depresiasi.
If
POT = (Aries&Newton,1955)
Pb x rb + 0,1Fa
3. Break Event Point
Break Event Point adalah titik impas dimana tidak mempunyai suatu
keuntungan.
Fa + 0,3Ra
BEP = x 100% (Aries&Newton,1955)
Sa - Va - 0,7Ra
Dengan :
Sa = penjualan produk
Ra = regulated cost
Va = variable cost
Fa = fixed manufacturing cost
4. Shut Down Point (SDP)
Shut Down Point adalah titik dimana pabrik harus ditutup.
0,3Ra
SDP = x 100% (Aries&Newton,1955)
Sa - Va - 0,7Ra
5. Discounted Cash Flow (DCF)
Untuk meninjau faktor-faktor tersebut di atas perlu diadakan penaksira
n
terhadap beberapa faktor, yaitu :
1. Penaksiran modal industri (Total Capital Investment) yang terdiri atas :
a. Modal tetap (Fixed Capital)
b. Modal kerja (Working Capital)
2. Penentuan biaya produksi total (Total Production Cost)
a. Manufacturing Cost
b. General Expense
3. Total pendapatan penjualan produk melamin
Yaitu keuntungan yang didapat selama satu periode produksi.
385
380
375
370
365
360
355
1990 1992 1994 1996 1998 2000
2002 2004
Tahun
4. Shut down pabrik dilaksanakan selama 30 hari dalam satu tahun untuk
perbaikan alat-alat pabrik.
5. Umur alat-alat pabrik diperkirakan 10 tahun. kecuali alat-alat tertentu (umur
pompa dan tangki adalah 5 tahun).
6. Situasi pasar, biaya dan lain-lain diperkirakan stabil selama pabrik beropera
si.
7. Kurs rupiah yang dipakai Rp. 9.500,-
Dari hasil analisa kelayakan tersebut dapat disimpulkan bahwa investasi pendiria
n
pabrik melamin ini lebih menarik untuk dilakukan daripada menyimpan uang di
bank.
32
Ra
28
24
20
16
Sa
12
Va
8
BEP
4 SDP
Fa
0
0 10 20 30 40 50 60
70 80 90 100
% Kapasi
tas
DAFTAR TABEL