PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penulisan
Penulisan yang dilaksanakan ini mempunyai tujuan yaitu :
1. Mengetahui pengertian umum dari differential relay
2. Mengetahui cara kerja differential relay untuk memproteksi line
3. Mengetahui nilai setting Diferenttial Relay 87L
2
1.5 Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah penulisan laporan dan pemahamannya maka disusun
secara sistematis. Sehingga laporan ini disusun dalam lima bab yang masing-
masing membahas tentang pokok dalam laporan ini. Bab-bab yang terkandung
dalam laporan ini adalah sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas secara garis besar mengenai latar belakang,
tujuan, pembatasan masalah, metode penulisan dan sistematika
penulisan laporan.
Bab IV PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang Sistem Proteksi Differential Relay
(87L) dari Switchgear Synchronizing bus (SG-SB) menuju ke Pusri
II B (P-2B) di area PT. PUSRI (Persero).
Bab V PENUTUP
Pada bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran.
3
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
2.1.2 Perkembangan PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang
PT. Pupuk Sriwidjaja (Persero) saat ini mempunyai perkembangan dari
tahun ketahun dalam jumlah pabrik yang dibagi atas beberapa area pabrik di
antaranya :
1. Pabrik PUSRI I
Pabrik PUSRI I dibangun pada tanggal 14 Agustus 1961 dan mulai
beroperasi pada tahun 1963. Pabrik PUSRI I memiliki besar kapasitas terpasang
sebesar 100.000 ton urea dan 59.400 ton amonia per tahun. Pabrik PUSRI I
merupakan pabrik pupuk pertama di Indonesia. Saat ini peran Pabrik PUSRI I
sudah digantikan oleh Pabrik PUSRI IB karena alasan usia dan tingkat efisiensi
yang sudah menurun.
Pabrik PUSRI IB
Pabrik PUSRI IB merupakan pabrik yang dibangun sebagai pengganti
pabrik PUSRI I yang telah dinyatakan tidak efisien lagi. Pabrik PUSRI IB
diresmikan pada tanggal 22 Desember 1994. Pada lingkungan Pabrik PUSRI IB
terdapat satu unit pabrik amonia yang memiliki kapasitas 1.350 ton per hari atau
396.000 ton per tahun, satu unit pabrik urea yang memiliki kapasitas 1.725 ton per
hari atau 570.000 ton per tahun dan satu unit utilitas, offsite dan auxiliary. Pabrik
PUSRI IB memiliki pembangkit sendiri dengan kemampuan pembangkitan daya
sebesar 22,6 MW dengan beban 14,5 MW reaktansi yang dihasilkan 9%,
kecepatan putar 3000 rpm, frekuensi yang dihasilkan 50 Hz, dan tegangan yang
dibangkitkan 13,8kV.
5
Gambar 2.1 Single Line Diagram Pabrik PUSRI IB
2. Pabrik PUSRI II
Pabrik PUSRI II adalah pabrik pupuk kedua yang dibangun oleh PT.
Pupuk Sriwidjaja dan mulai beroperasi pada tanggal 6 Agustus 1974. Pabrik
PUSRI II diresmikan dapat menghasilkan sebesar 380.000 metrik ton urea per
tahun dan 218.000 metrik ton amonia per tahun.
6
Pabrik PUSRI IIB memiliki pembangkit sendiri dengan kemampuan
pembangkitan daya sebesar 15 MW dengan beban 10,9 MW reaktansi yang
dihasilkan 9%, kecepatan putar 3000 rpm, frekuensi yang dihasilkan 50 HZ, dan
tegangan yang dibangkitkan 13,8kV.
7
4. Pabrik PUSRI IV
Pabrik PUSRI IV dibangun pada tahun 1977 yang dapat menampung
produksi sebesar 1.100 metrik ton amonia sehari atau 330.000 metrik ton setahun
dan 1.725 metrik ton urea sehari atau 570.000 metrik ton setahun.
8
5. Pabrik Pusri II B
9
STG sendiri dengan kemampuan pembangkitan daya aktif sebesar 38MW
reaktansi yang dihasilkan 16,9%, arus yang dihasilkan 1870A, kecepatan putar
1500 rpm, frekuensi yang dihasilkan 50 HZ, dan tegangan yang dibangkitkan
13,8kV.
Pembangkit DC DM BEBAN
KETERANGAN:
DC = Daya Pembangkit yang dihasilkan
DM = Daya yang diuji pada Pembangkit
BEBAN = Daya Pembangkit yang digunakan
10
Gambar 2.6 Beberapa Relay yang Terdapat di PT. PUSRI
11
4. Reserve-Phase-Balance Current Relay (46)
relay yang berfungsi saat arus polyphase adalah urutan fase terbalik atau ketika arus
polyphase yang tidak seimbang atau mengandung negatif komponen fase-urutan di
atas jumlah tertentu.
12
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
13
3.1.1 Pengertian Differential Relay
Relay Deferensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus sekunder
transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal peralatan atau instalasi
listrik yang diamankan.
Relay Deferensial digunakan pada peralatan yang secra fisik mempunyai
batas daerah proteksi relatis dekat di sekitar peralatan tersebut. Jadi relay ini
biasanya digunakan pada peralatan seperti : transformator, rel, dan generator.
Biasanya digunakan untuk memproteksi peralatan terhadap gangguan hubung
singkat antar fase, maupun fase dengan tanah.
14
Prinsip kerja relay differential longitudinal digambarkan pada gambar
dibawah ini :
Keterangan ;
1. Kondisi Normal
2. Kondisi Gangguan F1
15
Seperti pada kondisi normal I1 dan I2 akan ditransformasikan menjadi
i1 dan i2 yang juga secara teoritis sama. i = i1- i2 = 0 dan karena i sama
dengan nol, maka relay tetap blocking
3. Kondisi Gangguan F2
16
Gambar 3.2 Differential Relay Persentase
Untuk mengatasi masalah gambar (a) dan gambar (b) diatas, maka relay
differensial dilengkapi dengan kumparan kerja dan restraining coil (kumparan
penahan) atau lebih dikenal dengan Relay Differensial Persentase (Relay
Differensial Bias).
17
peredam bertambah besar yang bisa mencegah kesalahan operasi. Berikut
persamaan kopel:
1. Kopel Operasi To = K (i1 – i2) No
2. Kopel Lawan Tr = K (i1 + i2/2) Nr + S
Dimana :
K = Konstanta
S = Kopel lawan mekanis
i1 , i2 = arus sekunder CT1 dan CT2
Nr, No = Jumlah lilitan restraining coil dan operating coil
Berikut merupakan gambar karakteristik operasi dari relay :
18
Differential relay 87L pada synchronizing bus kesetiap plan PT. PUSRI
(Persero) menggunakan MICOM P543 87L seperti yang terlihat dibawah ini:
Data differential relay Line (87L) dari Synchronizing bus menuju ke pusri II B di area
PT. PUSRI (Persero)
MICOM P543 adalah relay multifungsi yang memiliki berbagai fitur relay
sehingga setting yang dipakai dapat dilihat sebagai berikut
19
Gambar 4.2.1 Penyettingan fungsi relay yang dipakai
20
Gambar 4.2.2 Penyettingan CT/VT Rasio yang dipakai
21
Yang dimaksud titik pada proteksi differential adalah daerah pengamanan,
dalam hal ini dibatasi oleh dua buah trafo arus seperti yang terlihat pada gambar.
CT 1 Daerah Pengamanan CT 2
87L
22
Gambar 4.3.2 Single Line diagram relay 87L
23
juga mempengaruhi losses arus yang tebaca. Jika menggunakan 2 relay hasil yang
terbaca lebih akurat.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Differential relay menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan
peralatan akibat gangguan
24
2. Differential relay mengurangi resiko kecelakaan kerja
5.2 Saran
1. Penulis menyarankan agar dapat menambah pengetahuan mengenai
diferential relay 87L ini dengan membaca referensi mengenai hal yang dibahas,
baik dari buku maupun jurnal atau dapat meminta kepada pembimbing pada
perusahaan untuk lebih fokus di salah satu bidang agar lebih memahami mengenai
diferential relay 87L.
2. Karena Differential Relay 87L tipe MICOM P543 merupakan Relay tipe
digital, maka walaupun ketelitia dibandingannya tinggi, perawatannya pun harus
lebih di perhatikan karena memilikisistem error yang lebih tinggi dibandingkan
Relay Analog.
3. Karena Differential Relay 87L mencakup daerah pengamanan yang luas
serta vital, sehingga melibatkan banyak sistem lain dalam operasinya akan lebih
baik jika pemahamankerja alat serta perawatan secara berkala lebih di
tingkatkanketelitian serta pemeriksaannya, karena. keandalan suatu sistemsangat
bergantung pada sistem proteksinya.
25