Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN PUSTAKA

Pelapisan logam secara listrik electroplating adalah elektro deposisi pelapisan (coating)
logam melekat ke elektroda untuk menjaga substrat dengan memberikan permukaan dengan
sifat dan dimensi berbeda dari pada logam basisnya tersebut. (Anton J. H dan Tomijiro K. 1995)

sedangkan pengertian electroplating yang lain adalah suatu proses pengerjaan


permukaan material baik logam maupun bukan logam dan upaya meningkatkan sifat-sifat
material tersebut (Arsianto, 1995).

Menurut Gautama (2009) Sifat-sifat yang akan ditingkatkan adalah


penggabungan sifat-sifat seperti berikut :
1. Daya tahan korosi (corrosion resistence)
2. Tampak rupa (appearance)
3. Daya tahan gores atau aus (abrasion resistence)
4. Harga atau nilai (value)
5. Mampu solder (solderability)
6. Karet pengikat (bonding of rubber)
7. Daya kontak listrik (electrcal contact resistence)
8. Mampu pantul atau bias cahaya (reflectivity)
9. Penyebaran rintangan (diffusion barrier)
10. Mampu sikat kawat (wive bondability)
11. Daya tahan temperatur tinggi (high temperature resistence)
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses
pengerjaan terakhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai
proses pelapisan logam, dengan menggunakan bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu
guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapisi. Pelapisan logam
dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom.
Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing
material, dan sifat teknologi suatu material. Salah satu contoh perubahan fisik nketika material
dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta
bertambahnya kapasitas konduktifitasnya. Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan
kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan
sebelumnya (Gautama,2009).

Karena itu tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan
sifat teknis, mekanis dari suatu logam, melindungi logam dari korosi, dan memperindah
tampilan (decorative) (Gautama, 2009).
Korosi didefinsikan sebagai peristiwa penurunan mutu logam atau paduan logam akibat
reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Dampak korosi meliputi :dampak ekonomi dan
dampak Sosial.
Dampak ekonomi antara lain :
1. Kerugian produuksi selama slm idle
2. Biaya perawatan tinggi.
3. Effisiensi berkurang
4. Kontaminasi yg mempengaruhi produk
5. Overdesign
Dampak Sosial antara lain :
1. Kehidupan.
2. Safety/ keamanan
Bagaimana Korosi terjadi :
1. Korosi (Perkaratan) merupakan reaksi redoks spontan antar logam dengan zat

yang ada di sekitarnya dan menghasilkan senyawa yang tidak dikehendaki


biasanya berupa oksida logam atau logam karbonat.
2. Mudah tidaknya suatu logam terkorosi dapat dipahami dari deretVolta ataupun
nilai potensial elektrode standarnya, Eo.
Macam-macam korosi antara lain :
1. Korosi Galvanis
2. Korosi Regangan
3. Korosi Batas Butir
4. Dealloying/Selective Leaching
5. Korosi Arus Liar
6. Korosi Celah (Crevice Corrosion)
7. Korosi Sumuran (Pitting Corrosion)
8. Korosi Titik Embun
9. Korosi Bakteri
10.Korosi Kavitasi
11.Korosi Erosi
12.Korosi suhu tinggi
13.Korosi Fretting

Pengendalian Korosi
1. Pengendalian Korosi Melalui Pengubahan lingkungan
a. lingkungan gas (-10 0 C sampai 30 °C)/ udara bebas
- Menurunkan kelembaban relatif (korosi >60 % , laju korosi meningkat > 800%)

- Menghilangkan komponen-komponen mudah menguap yang dihasilkan oleh bahan


sekitar.
- Mengubah temperature
- Menghilangkan kotoran
- Penggunaan inhibitor
b. Elektrolit
- Menurunkan konduktifitas ionic
- Mengubah PH
- Secara homogen mengurangi kandungan oksigen
- Mengubah temperatur
- Penggunaan inhibitor
- Memperkuat selaput pasif pada permukaan logam
c. Dalam tanah
- Proteksi katodik
- Pelapisan permukaan
- Mengganti tanah urug
- Mengendalikan PH

2.Inhibitor
a. Anodik :

Meningkatkan laju polarisasi anoda melalui reaksi dengan ion-ion logam yang terkorosi
untuk menghasilkan selaput pasif tipis atau lapisan-lapisan garam.
b. Katodik :
Inhibitor katodik berpengaruh terhadap dua reaksi :

• terhadap reaksi pertama: 2H20 + O2 + 4e- 40H-. Inhibitor akan bereaksi dengan ion
hidroksil untuk mengendapkan senyawa-senyawa tidak dapat larut ke permukaan
katoda
dan karena itu menyelimuti katoda dari elektrolit dan mencegah masuknya oksigen.
(garam
seng, magnesium, - kaIsium , polifosfat )

• terhadap reaksi kedua: 2H+ + 2e- 2H. Inhibitor akan membentuk selapis hidrogen
absorbsi padapermukaan katoda (garam-garam arsenikum, bismuth)

PERCOBAAN CHEMICAL CLEANING NaOH


Nama Percobaan :
perendaman panci dengan NaOH 1 N (10%) selama 4 jam.

Bahan Percobaan :
1. NaOH padat (butiran)
2. Air

Alat Percobaan :
1. Gelas Ukur
2. labu ukur
3. kaca arloji
4. timbangan magnetic
5. bak air
6. gayung
7. panci ukuran sedang

Metodologi Percobaan :
1. Membuat larutan NaOH 1 N 10 % (menimbang NaOH, larutan kedalam 1 Lair
dalam labu ukur, larutan NaOH 1 L larutan dalam air sampai 10 L kedalam bak
air)
2. Menyiapkan panci sedang

3. Merendam panci sedang dalam larutan NaOH 1N (10%) sebanyak 10 L selama 4


jam
4. Membersihkan panci yang telah direndam dengan cara digosok dengan sikat

Perhitungan :
NaOH e = 1 karena OH- = 1
M = n.e
M = 1.1
M=1
M = n/V
1 = n/1 L
n = 1 mol
n = massa NaOH/Mr
1 mol = massa NaOH/ 40 gram
Massa NaOH = 1mol x 40 gram
Massa NaOH = 40 gram (ditimbang 40 gram larutan dalam air 1 L dalam labu ukur
dan
kocok sampai NaOH larut, kemudian tambahkan air sampai 10 L, kemudia tuang
NaOH 1
N ( 10%) kedalam bak air)
Hasil Foto

Sebelum perendaman Sesudah perendaman

PEMBAHASAN
Dapat dilihat foto sebelum perendaman panci terlihat ada langes (angus) dibagian
bawah dan samping serta memiliiki karat. Di dalam foto sesudah perendaman selama 4 jam
terlihat panci bagian bawah dan samping bersih dari langes (angus). Hal ini terjadi karena
ion OH- bereaksi dengan langes (yang mengandung karbon ) sehingga lapisan langes terurai
kedalam ion-ion Na+ dan OH- sehingga air perendaman menjadi keruh. Ion OH- juga
menguraikan karat yang semula terbentuk dari lingkungan berair yang kemudian
teroksidasi dengan senyawa O2 pada pH asam dengan NaOH yang mengandung pH basa.
Ion H+ akan mengurai menjadi gas H2 sehingga dalam larutan perendaman terbentuk busabusa.
Ion Na+ yang merupakan golongan alkali dapat membersihkan karat dan langes
seperti yang telah dijelaskan diatas.
PERCOBAAN CHEMICAL CLEANING SITRUN
Nama Percobaan :
Prendaman panci dengan sitrun selama 9 jam.

Bahan Percobaan :
1. Sitrun padat (butiran)
2. Air

Alat Percobaan :
1. Gelas Ukur
2. labu ukur
3. kaca arloji
4. timbangan magnetic
5. bak air
6. gayung
7. panci ukuran sedang

Metodologi Percobaan :
1. Membuat larutan Sitrun, dengan cara masukan sitrun secukupnya ke dalam air
sebanyak 9 L
2. Menyiapkan panci sedang
3. Merendam panci sedang dalam larutan sitrun
4. Membersihkan panci yang telah direndam dengan cara digosok dengan sikat
Hasil Foto
PEMBAHASAN
Dapat dilihat foto sebelum perendaman dan sesudah perendaman tidak ada perubahan
yang berarti dari panci karena kepingan karat dan langes tidak berkurang ataupun rontok. Hal
ini mungkin disebabkan karena waktu perendaman kurang lama. Selain itu PH sitrun yang
asam malah menambah proses perkaratan karena bereaksi dengan karat yang sudah ada dalam
panci tersebut.
PEMBUATAN WATER COOLANT

Komposisi :

1. Air suling (paling banyak) (80 % komposisina)

2. bahan pencegah pembekuan : Ethylene Glycol atau propylene Glycol

3. bahan pencegah timbulnya deposit keraka atau karat : senawa phosphat, Nitrat, Borat,
Benzoat,silikat dsb

Anda mungkin juga menyukai