PROSPEK PENGEMBANGAN

PRODUK AGROINDUSTRI
Prepared by:
Prof. Dr. Erliza Hambali

Department of Agroindustrial Engineering

 TOPIK BAHASAN
 1. Prospek Pengembangan Produk Agroindustri
 2. Analisis Sifat Fisik, Kimia dan Fungsional dari
Bahan dan Produk Agroindustri
 3. Pohon Industri
LATAR BELAKANG

• Terdiri dari 17.000 lebih pulau dengan 6000 lebih pulau

berpenghuni
• Terdiri dari 34 Provinsi
• Memiliki hasil pertanian yang beragam yang dapat dimanfaatkan
untuk pangan, pakan, energi dan obat-obatan
• Biomassa dari hasil pertanian juga merupakan sumber energi
baru dan terbarukan yang besar dan beragam jenisnya
Prospek Pengembangan Produk
Agroindustri
 KELAPA SAWIT (Elaeis gueneensis)

 Merupakan tanaman
potensial Indonesia
 Buah sawit bisa dipanen
selama 25 th
 Peremajaan setelah ~25 th.
 Produksi ~24 Ton
TBS/th/pohon
 Rendemen minyak yang
dihasilkan 5.950 liter/ha
Peta Sebaran Luas Areal dan Produksi CPO
di Indonesia Tahun 2018
PABRIK PENGOLAHAN
CPO
PABRIK PALM KERNEL OIL (PKO)
Inti Sawit/Kernel

Hammer mill

Pengepresan I
(First Stage Expeller)

Wet Cake Kernel Oil

Pengepresan II
Kernel Oil
(Second Stage Expeller)

Dry Cake Wet Cake Filter

Pakan ternak PKO

Pupuk Tangki
Penyimpanan
NERACA MASSA KELAPA SAWIT
PROSES PENGOLAHAN PADA INDUSTRI REFINERY
 Trend Produksi Biomassa EFB, MF, PKS,
POME Petiole Pelepah dan Batang Sawit
Tahun 2002-2018
120,100,000
Produksi (Ton)

100,100,000

80,100,000

60,100,000

40,100,000

20,100,000

100,000
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

Tahun
EFB MF PKS POME Petiole Pelepah Batang
 Proyeksi Nasional Produksi Biomas Sawit
di Tahun 2018-2050

Proyeksi Nasional Produksi EFB, MF, PKS, POME, Oil Palm Frond, and Oil Palm
Tahun 2018-2050
400,100,000

350,100,000

300,100,000

250,100,000
Produksi (Ton)

FFB
200,100,000
EFB
MF
150,100,000
PKS
POME
100,100,000 Frond
Trunk
50,100,000

100,000
16 17 1 8 19 20 21 22 23 24 25 26 27 2 8 29 30 31 32 33 3 4 35 36 37 38 3 9 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
2 0 20 20 2 0 20 2 0 20 2 0 20 20 2 0 20 20 2 0 20 2 0 20 20 20 2 0 20 2 0 20 20 2 0 20 20 2 0 20 2 0 2 0 20 2 0 20 20

Tahun
SKEMA PEMANFAATAN BIOMASS SAWIT

Kelapa sawit

Batang
Pelepah TBS

Biopellet
Gasifikasi Biopellet TKS
Buah Sawit

Pemanas/
Listrik
listrik

Cangkang Inti sawit Minyak sawit Serabut

(CPO)

Bahan Bakar
Gasifikasi Bahan bakar Biofuel

Steam
Pemanas/ Steam
listrik
Listrik
Listrik
 Kelapa (Cocos nucifera)

 Tanaman kelapa dipanen setelah

umur 6-8 tahun hingga selama
lebih dari 50 tahun.

 Rata-rata produksi buah kelapa

mencapai 1.200 – 7.500 kg/ha.

 Setiap hektar kelapa dapat

dihasilkan 2.869 liter minyak.
Peta Sebaran Luas Area dan Produksi Kelapa di Indonesia Tahun 2018
 NERACA MASSA PENGOLAHAN KELAPA

Kelapa

Air Daging Tempurung Sabut

23% 30% 12%
35%

Kopra Vapor Coco Peat Coco Fiber

16% 16%
26.25% 8.75%

MInyak Ampas
9.5% 6.5%
 SKEMA PEMANFAATAN KELAPA

Buah Kelapa

Air Daging Tempurung Sabut

Kopra
Bahan bakar
Bahan bakar
Gasifikasi/
Pemanas

Minyak Goreng Minyak kelapa Steam

Steam

Listrik

Listrik
Oleokimia Biofuel Listrik
 POTENSI BIOMASSA DARI KELAPA

4,000,000

3,500,000

3,000,000

2,500,000
Produksi (Ton)

2,000,000 Kelapa
Sabut
1,500,000 Tempurung

1,000,000

500,000

-
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013* 2014*
TEBU (Saccharum officanarum L)
 Tanaman tebu merupakan
tanaman semusim, dalam 1 (satu)
musim tanam, dapat dipanen
sekitar 8-14 bulan
 Rata-rata produktivitas tebu yang
ditanam di lahan sawah sekitar 95
ton/ha dan di lahan tegalan sekitar
75 ton/ha
 Pengolahan tebu menjadi bioetnol
dapat menghasilkan sekitar
5.000-6.000 liter/ha.
NERACA MASSA PENGOLAHAN TEBU
Pucuk
14%
Bagas
35%
Tebu Daduk
100% 5%
Gula
8%

Batang Tetes
81% 5%

Blotong
4%

Air
33,5%
 SKEMA PEMANFAATAN TEBU
Tebu

Nira Pucuk daun

Gula Gasifikasi
Bioetanol

Pemanas/
Listrik
Abu dan Ampas Tetes
Blotong

Bahan bakar Bioetanol

Steam

Listrik
 POTENSI BIOMASSA DARI TEBU
3,500,000

3,000,000

2,500,000

2,000,000
Produksi (ton)

Sugar
1,500,000 Baggase
Tetes
Blotong
1,000,000

500,000

-
0 2 0 3 0 4 0 5 0 6 0 7 0 8 0 9 1 0 1 1 1 2 3 * 4 *
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 2 01 2 01
 Proyeksi Nasional Produksi Biomas Tebu
di Tahun 2018-2030

Proyeksi Nasional Produksi Pucuk Daun, daduk, Batang, Baggase, Blotong Tahun
2018-2030
2,500,000

2,000,000

1,500,000
Produksi (Ton)

Pucuk Daun
1,000,000 Daduk
Batang
500,000 Baggase
Blotong
-

Tahun
 SINGKONG (Manihot utilisima)

 Pada umumnya tanaman ubi kayu

ditanam di daerah yang relatif kering
 Varietas unggul ubi kayu dapat
menghasilkan 30-40 Ton/Ha
 Pengolahan utama ubi kayu adalah
menjadi produk pangan dan bahan
baku industri
 Pengolahan ubi kayu menjadi
bioetnol dapat menghasilkan sekitar
4.500 liter/ha
NERACA MASSA PENGOLAHAN UBI KAYU

Kulit (kering)
2,56%
Pati Produk
21,75% Pangan
Ubi
Kayu Umbi
85% Onggok
13,6%
Air Pengolahan
450%
Limbah Cair
500%
 SKEMA PEMANFAATAN UBI KAYU

Ubi Kayu

Umbi Hydrocarbon Upgrading

Pangan   Kulit  

 Bioetanol Gasifikasi
Bioetanol

Listrik
 POTENSI BIOMASSA UBI KAYU
6,000,000

5,000,000

4,000,000
Produksi (Ton)

3,000,000 Pati
Onggok (Ton)
Kulit (Ton)
2,000,000

1,000,000

-
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
* *
 Sagu (Metroxylon sp.)

 Pada umur panen sekitar 11 tahun ke atas

empulur sagu mengandung pati sekitar 15-20
persen
 Produktivitas sagu dapat mencapai 25 ton pati
kering/ ha/tahun.
 Luas hutan sagu di Indonesia mencapai
1.250.000 Ha yang terdapat di Papua dan
Maluku. Luas budidaya sagu 128.039 Ha
 Pengolahan sagu menjadi bioetnol dapat
menghasilkan sekitar 4.000-5.000 Liter/ha
Peta Sebaran Luas Area dan Produksi Sagu di Indonesia Tahun 2018
 NERACA MASSA PENGOLAHAN SAGU

Daun

Kulit sagu
Sagu 26%

Pati
Batang
22%
Sagu

Ampas
14%
 POTENSI BIOMASSA SAGU
160,000

140,000

120,000

100,000
Produksi (Ton)

Sagu (Ton)
80,000 Ampas (Ton)
Kulit (Ton)
60,000

40,000

20,000

-
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
 Proyeksi Nasional Produksi Biomas Sagu
di Tahun 2018-2030

Proyeksi Nasional Produksi Daun, Kulit dan Ampas Sagu Tahun 2018-2030
Produksi (Ton)

700,000
600,000
500,000
400,000
300,000 Daun
200,000 Kulit
Ampas
100,000
-

Tahun
 AREN

 Salah satu spesies dari genus Arenga

dan termasuk famili Palmae
 Tanaman aren berproduksi pada umur
8-10 tahun dengan masa produktif 2-4
tahun
 Setiap tahun dapat disadap 3-12 tangkai
bunga dengan hasil rataan 6,7 liter/hari
atau 300-400 liter/musim (3-4 bulan)
dan sekitar 900-1.600
liter/pohon/tahun
 Tanaman aren varietas unggul
mencapai 15-20 liter/pohon
 Produksi Aren
50,000

45,000

40,000

35,000

30,000
Produksi (Ton)

25,000

20,000

15,000

10,000

5,000

-
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
 Jagung (Zea mays)
 Merupakan tanaman semusim
(annual) dengan satu siklus hidup
jagung 80-150 hari
 Produktivitas Jagung :
Jagung komposit : 7,0-8,0 t/ha.
Jagung hibrida : 9,0-14,0 t/ha
 Pengolahan tanaman jagung menjadi
bioetanol dapat menghasilkan 5.000 –
6.000 liter minyak/ha
 Hasil pengolahan sagu sebagian besar
dimanfaatkan untuk pangan
NERACA MASSA PENGOLAHAN JAGUNG

Klobot
25,65%

Jagung pipilan
31,30%

Buah Jagung
Tongkol
36,96%

Rambut
2,61%

Tangkai
3,8%
 SKEMA PEMANFAATAN JAGUNG

Jagung

Tongkol Xylitol
Pangan Biji

Bioetanol
Bahan Bakar Gasifikasi Pressing

Steam Pemanas/ Bioetanol

Listrik

Listrik
 POTENSI BIOMASSA DARI JAGUNG

8,000,000

7,000,000

6,000,000

5,000,000
Produksi (Ton)

Biji
4,000,000 Kulit
Tongkol
3,000,000

2,000,000

1,000,000

-
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
 Proyeksi Nasional Produksi Biomas Jagung
di Tahun 2018-2030

Proyeksi Nasional Produksi Klobot, Tongkol, Rambut dan Tangkai Jagung Tahun
2018-2030

12,000,000

10,000,000

8,000,000
Produksi (Ton)

6,000,000
Klobot
4,000,000 Tongkol
Rambut
2,000,000 Tangkai
-

Tahun
 SORGUM MANIS

• Produk utama tanaman sorgum adalah biji dan batangnya

• 32 spesies dengan spesies yang paling banyak
dibudidayakan adalah spesies Sorghum bicolor (japonicum)
• Biji sorgum memiliki kandungan tepung dan pati yang
tinggi

Komposisi Nira Sorgum

Komposisi Nira sorgum

Brix (%) 13.6 – 18.40
Sukrosa 10.0 -14.40
Gula reduksi (%) 0,75 – 1,35
Abu (%) 1,28 – 1,57
Amilum (ppm) 209 – 1764
Asam akonitat 0,56
 Makroalga

• Makroalga atau biasa dikenal dengan rumput laut merupakan ganggang yang hidup
di laut dan tergolong dalam divisi Thallophyta
• Di Indonesia bagian timur ditemukan sekitar 782 jenis makroalga yang terdiri dari
179 jenis makroalga hijau, 134 jenis makroalga coklat dan 352 jenis makroalga
merah. Di Maluku ditemukan kira-kira 72 jenis makroalga.
• Efisiensi fotosintesis yang dapat menghasilkan karbohidrat bagi tumbuhan laut ( 6–
8%) dan lebih tinggi jika dibandingkan dengan tumbuhan darat (1,8–2,2%)
• Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang besar dengan luas laut hampir
mencapai 2/3 bagian dari luas total
• Wilayah pesisir pantai Indonesia sangat potensial untuk pengembangan budi daya
alga 12.545.072 Ha dan 4.763.865 Ha untuk kawasan konservasi sebagai bahan baku
biofuel

Sumber: Kawaroe, 2015

 Jenis-jenis Mikroalga

Chlorophyceae (Alga Hijau) Paheophyceae (Alga Coklat)

Rhodophyceae (Alga Merah)

 Mikroalga

 MikroAlga atau fitoplankton adalah

organisme tumbuhan berukuran seluler
dan hidup di wilayah perairan
 Mengandung lemak (lipid) dan asam
lemak (fatty acid) yang ada di dalam
mikroalga merupakan sumber energi.
Kandungan ini dihasilkan dari proses
fotosintesis yang merupakan
hidrokarbon
 Contoh Spesies Mikroalga Penghasil Minyak

Dunaliella salina

Chlorella sp

Isochrysis galbana

Phaeodactilum tricornutum

Nannochlopsis oculata

Scenedesmus dimorphous
 Kandungan Minyak Nabati Mikroalga
No Mikroalga Kandungan Minyak (%)
1 Botrycoccus Braunii 25-75
2 Chlorella sp. 28-32
3 Crypthecodinium cohnii 20
4 Cylindrotheca sp. 16-37
5 Dunaliella primalecta 23
6 Isochrysis sp. 25-33
7 Monallanthus salina >20
8 Nannochloris sp. 20-35
9 Nannochloropis sp. 31-68
10 Neochloris oleoabundans 35-54
11 Nitzschia sp. 45-47
12 Phaeodactylum tricornutum 20-30
13 Schizochytrium sp. 50-77
14 Tetraselmis sueica 15-23
 Pemanfaatan Bahan Hasil Pertanian
Berdasarkan Sifat Fisik, Kimia dan
Fungsional

1. Sebagai sumber bahan pangan,

pakan dan obat-obatan
2. Sebagai sumber bahan oleokimia
3. Sebagai sumber energi baru
terbarukan
PENGOLAHAN MINYAK SAWIT MENJADI PRODUK PANGAN

Esterifikasi/ Distilasi
Transesterifikasi Vit. E dan Vit A
Molekuler
Frying/Cooking Oil

Interesterifikasi/ Vegetable
Blending
Hidrogenasi Ghee/Vanaspati

Frying Fat

Margarine
Hidrogenasi
Shortening
Minyak Coating Fat
Refining - Fraksinasi
Sawit
Confectioneries Fat

Coffee Whitener

Biscuit Creamer
Filled Milk

Hidrogenasi/Asidolisis/Interesterifikasi/Blending CBE/CBS/CBX

Sumber : Hui, 1996 Interesterifikasi/Estrifikasi/Gliserolisis Food Emulsifier

PRODUK TURUNAN SAWIT
UNTUK PANGAN

Cooking oil/fats

Fats for bakery products

Margarine & Shortening

Specialty fats
OLEOKIMIA DASAR
Fatty
Fatty Acid
Acid Sulpho
Sulpho fatty
fatty acid
acid ester
ester
Methyl
Methyl
Ester
Ester Fatty
Fatty Guerbet
Guerbet alcohols
alcohols
Alcohol
Alcohol Alkyl
Alkyl chlorides
chlorides
Fatty
Fatty alcohol
alcohol ethoxylates
ethoxylates
Fatty
Fatty alcohol
alcohol sulfates
sulfates
Oils
Oils Technical
Technical esters
esters
Fatty
and
and Alkyl
Alkyl poliglycosides
poliglycosides
Acid
Fats
Fats
Conjugated
Conjugated fatty
fatty acids
acids
Alkyl
Alkyl epoxyesters
epoxyesters
Dimer
Dimer acids
acids
Fatty
Fatty acid
acid ethoxylates
ethoxylates
Azelaicpelargonic
Azelaicpelargonic acids
acids
Fatty
Fatty acid
acid esters
esters

Glycerine
Glycerine Triacetin
Triacetin
Partial
Partial glycerides
glycerides
Gliserol
Gliserol Ester
Ester
FATTY ACID

Fatty acid diperoleh melalui Food and

proses yang dinamakan Feed; 2%
Candles; 2%
Various; 5%
Splitting atau Hydrolysis. Dalam Personal
Care; 5%
proses hidrolisis, trigliserida Soap dan
Detergent; 30%
dari minyak/lemak dipecah Rubber; 6%

menjadi fatty acid dan gliserol

Paper; 6%

Fatty acid digunakan sebagai Coating &

Resins; 6%
bahan baku sabun dan
detergen, intermediate, plastik, Lubricant &
Grease; 6% Interm ediates;
karet, kertas, lubricant, coating, 18%
Plastics; 14%
personal care, makanan dan
pakan, lilin dan lain-lain.
FATTY ALCOHOL

Fatty alcohol diperoleh dengan

hidrogenasi fatty acid (fatty acid
rute) dan atau melalui proses
Others; 15%
methyl ester (methyl ester rute).
Amines; 4%
Fatty Alcohol lebih banyak diolah
dari PKO dan CNO yang kaya Lubricant; 6%

dengan C12 dan C14 Soap dan

Detergent; 55%

Fatty alcohol merupakan bahan Personal Care;

baku untuk sabun dan detergen, 20%

personal care, lubricant, amines

dan lain-lain.
PENGOLAHAN MINYAK SAWIT MENJADI PRODUK OLEOKIMIA

Sumber : Hui, 1996; Suryani et al., 2008

TARGET BAURAN ENERGI NASIONAL

Energi Terbarukan memiliki peranan sangat penting

sebagai sumber energi di masa mendatang
Sumber Bahan Baku dalam Memproduksi Bioenergi
Minyak Nabati -Minyak Sawit BIODIESEL
-Minyak Kelapa BIOAVTUR
-Minyak Jarak Pagar Green Diesel
-Kemiri Sunan Green Gasoline
-Nyamplung
-Sumber Minyak Nabati lainnya

Pati dan Gula -Nira Tebu BIOETHANOL

-Nira Nipah
-Nira Siwalan
-Nira Aren
-Singkong
-Sagu
-Sorghum
-Sumber Pati dan Gula Lainnya

Selulosa -Bagas BIOETHANOL

-Limbah kayu BIO OIL
-Limbah jagung BIOBRIQUETTE
-Jerami padi BIOPELLET

Limbah Organik -Kotoran Sapi BIOGAS

-Limbah Cair (Industri Sawit)
-Limbah Cair Pengolahan singkong dan Sagu
-Limbah Pertanian
-Limbah Industri
-Limbah Pasar
-Limbah Rumah Tangga

Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, LPPM IPB

 Sumber Bahan Baku Bioenergi dari Biomas
Tandan Kosong Kelapa Sawit, Mesocarp Fiber,
Sawit
Palm Kernel Shell, Batang, dan Petiole
Pelepah
Kelapa Tempurung, Sabut, dan Ampas

Tebu Pucuk Daun, Daduk, dan Bagase

Perkebunan

Karet Kulit, Ampas Karet

Kopi Kulit Kopi

Bahan Baku
Kakao Cangkang dan Kulit Biji
Bioenergi

Sagu Daun, Kulit dan Ampas Sagu

Kemiri Sunan Kulit dan Ampas

Jarak Pagar Kulit dan Ampas Biji Jarak

Padi Jerami dan Sekam

Pertanian Jagung Klobot, Tangkai, Rambut, dan Tongkol Jagung
Singkong Kulit Singkong
Komoditas BBN dengan 7 Kriteria
Penentuan Prioritas Pengembangan
No Nama Surplus Produkti-vitas Rendemen BBN Tanaman Kesiapan Kebija-kan Kemudahan
Pangan (ton/ha/tahu liter minyak/ha bioenergi pengembangan Peme- tumbuh di lahan
n) Multi-guna*) **) rintah marginal

1 Kelapa sawit √ 24 5950 √ √ √ X

2 Kelapa √ 1.2 – 7.5 2689 √ √ √ X
3 Jarak Pagar X 5-10 1892 √ X X √
4 Nyamplung X 20 2.200 √ X X √
5 Kemiri Sunan X 15 6000 √ X √ √
6 Kesambi X   40,3% √ X X √
7 Karet (biji) X 1,7 353 √ √ √ X
8 Pongamia X 7-29 5.000 √ X X X
9 Tebu X 75-95 5000-6000 √ √ √ X
10 Ubi Kayu X 30-40 4.500 √ √ √ √
11 Jagung X 8-14 5.000-6.000 √ √ √ X
12 Sagu √ 25 4.000-5.000 √ √ X X
13 Aren (Kl X 80 11.428 √ √ X X
nira/ha/tahun)
14 Sorghum X 30-50 5.500-6.000 √ X X √
15 Mikroalga X 79 11.850 √ X √ -
16 Makroalga √ 59 1.180 √ √ √ -
17 Rumput Gajah X 160-320   X X X √
KOMODITAS POTENSIAL SUMBER BIODEIESEL
KOMODITAS POTENSIAL SUMBER BIOETANOL
Potensi Bahan Baku dalam Memproduksi Bioenergi

Minyak Transesterifikasi/
Biodiesel
Nabati esterifikasi
Substitusi BBM untuk
transportasi
Gula & Pati Hidrolisis- Bioetanol/
Fermentasi Distilasi ETBE

Pirolisis-Hidrogenasi Bio-oil

Bio-Listrik
Fisher-Tropsh untuk rumah tangga
dan industri
Lignosellulosa

Gasifikasi Penghasil Gas

Peletisasi Pelet Bio-Panas

Untuk proses industri
(Steam)
Bimassa
Digesti Anaerob Biogas
Basah

Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi, LPPM IPB

 Pemanfaatan Jenis Bahan Baku BBN Berbagai Negara dan
Kebutuhan Lahannya

Yield BBN Kebutuhan lahan

Wilayah Bahan Baku Jenis BBN
(lt/ha/tahun) [ha/kL BBN]
USA Kedelai biodiesel 600 1,667
Brazil Kedelai biodiesel 600 1,667
EU Rapeseed biodiesel 1.300 0,769
Indonesia Kelapa sawit biodiesel 4.200 0,238
Brazil Tebu bioetanol 7.200 0,139
USA Jagung bioetanol 3.800 0,263
EU Gandum bioetanol 1.700 0,588
EU Gula bit bioetanol 7.900 0,127
China Jagung bioetanol 2.200 0,455
China Gandum bioetanol 1.700 0,588
Mozambik Tebu bioetanol 1.100 0,909
AfSel Tebu bioetanol 5.000 0,200

Sumber: Biomass Research Report, 2013

 Lokasi Potensi Biomas Indonesia

Keterangan
Kelapa Sawit Sagu
Kelapa Sorghum
Jagung Aren
Tebu Sampah Kota
Padi Limbah Hutan
Singkong
Production (Ton) Potensi Biomas Nasional Tahun 2017

200,000,000

180,000,000

160,000,000

140,000,000

120,000,000

100,000,000

80,000,000

60,000,000

40,000,000

20,000,000

-
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

Year

Empty Fruit Bunch Mesocarp Fiber Palm Kernel Shell Petiole Oil Palm Frond Oil Palm Trunk
Coconut Shell Coconut Husk Coconut Pulp Rubber Bark Rubber Pulp
Rice Straw Rice Husk Sugar Cane Leaf Shoots Sugar Cane Daduk Sugar Cane Baggase
Cassava Husk Corn Klobot Corn Cob Corn Hair Corn Stalk
Sago Leaves Sago Husk Sago Pulp Coffee Husk Cocoa Shell
Cocoa Seed Skin
 Daerah Khusus Ibukota Jakarta Potensi Biomassa di Indonesia
Maluku
Kepulauan Riau Tahun 2016
Maluku Utara
Papua Barat
Bali
Gorontalo EFB
Sulawesi Tenggara MF
Kalimantan Utara PKS
Sulawesi Utara Batang Sawit
Daerah Istimewa Yogyakarta Petiole Pelepah Sawit
Papua Tempurung Kelapa
Nusa Tenggara Timur Sabut Kelapa
Sulawesi Barat Ampas Kelapa
Kepulauan Bangka Belitung Kulit Biji Karet
Nusa Tenggara Barat Ampas Biji Karet
Sulawesi Tengah Jerami
Provinsi

Banten Sekam
Bengkulu Pucuk Daun Tebu
Kalimantan Selatan Daduk Tebu
Sulawesi Selatan Baggase Tebu
Sumatera Barat Kulit Singkong
Aceh Klobot Jagung
Lampung Tongkol Jagung
Kalimantan Barat Rambut Jagung
Jambi Tangkai Jagung
Kalimantan Timur Daun Sagu
Kalimantan Tengah Kulit Batang Sagu
Jawa Barat Ampas Sagu
Jawa Tengah Kulit Kopi
Sumatera Selatan Cangkang Kakao
Jawa Timur Kulit Biji Kakao
Sumatera Utara
Riau
0 10,000,000 20,000,000 30,000,000

Produksi (Ton)
 Kandungan Kalori Biomas

No Tanaman Jenis bahan baku Kandungan kalori (MJ/kg)

1 Kelapa Sawit Batang 17,47
2 Pelepah 15,72
3 Tandan Kosong 18,79
4 Serabut (MF) 19,05
5 Cangkang (PKS) 20,09
6 Kelapa Tempurung 17
7 Sabut 15,75 Sumber : Goh dan
8 Karet Kulit 18,93 Lee (2011); Ma et al.
9 Padi Jerami 15,2 (2004), Ali et al.
10 Sekam 14 (2017), Reshad et al.
(2017), Kirk dan
11 Tebu Pucuk daun 18 Othmer (1955), Ki et
12 daduk 18,3 al. (2013), Pattiya et
13 Bagasse 18,25 al. (2012), Dhayani
14 Singkong Kulit 17,9 and Bhaskar (2017),
15 Jagung Klobot 17,8 Zhang et al. (2016),
Yue et al. (2017),
16 Tongkol 16,9 Kang et al. (2017)
17 Rambut 15,1
18 Tangkai 17,74
19 Sagu Daun 16,5
20 Kulit 17,3
21   Ampas 17,5
 10 Provinsi Penghasil Biomas Terbesar Tahun 2016

EFB
Kalimantan Barat
MF
PKS
Jambi Batang sawit
Petiole pelepah
Kalimantan Timur Jerami
Sekam
Pucuk daun
Kalimantan Tengah
tebu
Daduk
Jawa Barat Baggase
Provinsi

Klobot
Jawa Tengah Tongkol jagung
Rambut jagung
Sumatera Selatan Tangkai jagung
Daun sagu
Kulit sagu
Jawa Timur Ampas sagu

Sumatera Utara

Riau

0 5,000,000 10,000,000 15,000,000 20,000,000 25,000,000

Produksi (Ton)
 SKEMA PEMANFAATAN
Potensi pemanfaatan Biomas dari Sawit untuk 2SAWIT
nd
Generation

Bio
Pyrolisys Pyrolysys Bio oil
oil

Bio Gasification Gasification Bio syngas

syngas
Mesocarp fiber
Palm kernel shell
Fermentation
Pyrolisys Bio oil

Bio ethanol Fischer

Gasification
Tropsch Oil

Empty fruit bunch Oil palm frond Fermentation Bio ethanol

Oil Palm Tree
Pyrolysis
Gasification Fermentation Pyrolisys Bio oil

Bio oil Gasification Fischer

Bio syngas Bio ethanol Tropsch Oil
Oil palm trunk
 Contoh Pengolahan Kelapa Sawit menjadi Bioenergi
Esterifikasi/
Biodiesel
transesterifikasi

Cataliytic Cracking Green Gasoline

Minyak sawit Green Olefin

(Olein/Stearin/
Deoksigenasi/Selective
PFAD) Green Diesel
Cracking/Isomerisasi
Deoksigenasi/Isomerisasi Green Jet

Tungku/Boiler Panas/Listrik

Pengarangan&
Bio briket/biopelet
Kelapa Pemampatan
Sawit
Limbah Padat Gasifikasi Syngas/ Gas fuel
(tandan kosong,
MF, cangkang, Indirect
pelepah, batang) liquifaction
Pirolisis Bio oil

Direct liquifaction
Fermentasi hidrolisis Etanol

Limbah Cair Proses

Gas metan
(POME) anerobik/mikrobiologi
Sumber : Hambali et al., 2008
 National Area Coverage of Palm Plantation and
Production of Palm Oil (1980 – 2015)
35002500 12,000,000

Area (Ha)
30002500 10,000,000
Palm Oil Production (Ton)

25002500
8,000,000
20002500
6,000,000
15002500
4,000,000
10002500

5002500 2,000,000

2500 0
1980 1985 1990 1995 2000 2005 2010 2015
Year CPO Production
PKO Production
Area
During the period of 1980 to 2015,
• The area of oil palm plantations in Indonesia grew by, on average, 14.26% per year
from 294,560 to 11,300,370 hectares.
• The national palm oil production increased by, on average, 17.46% per year from
849,121 (721.172 tons of CPO and 127,949 tons of PKO) to 37,541,167 tons
(31,284,306 tons of CPO and 6,256,861 tons of PKO).
 Area (Ha)
12,000,000

10,000,000

8,000,000

6,000,000

4,000,000
Old/Damage Plant
2,000,000 Unproductive Plant
Productive Plant
-
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Year
Productivity of Palm oil (Kg/Ha)

3,900
3,700
3,500
3,300
3,100
2,900
2,700
2,500
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Year

Graphic of Area Coverage, and Productivity of Oil Palm Plantations in Indonesia in 2002-
2015 to the area coverage, it was known that in general there was
By comparing national palm oil production (CPO)
an increased national oil palm productivity from 2,909 kg/ha in 2002 to 3,679 kg/ha in 2015
 SIFAT FISIK, KIMIA DAN FUNGSIONAL
BAHAN DAN PRODUK HASIL PERTANIAN
Sifat Fisiko-Kimia Minyak Sawit
Parameter Jumlah (%)
CPO PKO RBD olein RBD stearin PFAD
Kadar asam - - - - -
Lemak bebas - 25% (m/m) 0,8190 - 72,3-89,4
Bilangan asam (mg KOH/g) 6,9 225 - - -
Bilangan penyabunan (mg 224-249 256 194-202 193-206 -
KOH/kg oil)

Bilangan iod (wijs) 44-54 14-23 - - 51,2-57,4

Melting point (oC) 21-24 26-30 - - 48
Indeks refraksi (40 oC) 36,0-37,5 - 1,4586-1,4592 - -
Indeks refraksi (60 oC) - - - 1,4472-1,4511 -

Sumber : Hui (1996)

Komposisi Asam Lemak Minyak Sawit
Asam Lemak Jumlah (%)
CPO PKO RBD olein RBD stearin PFAD
Asam kaprilat - - - - -
Asam kaproat - - - - -
Asam laurat 0,2 47-53 0,1-0,5 0,1-0,6 0,1-0,3
Asam miristat 1,1 15-19 0,9-1,4 1,1-1,9 0,9-1,5
Asam palmitat 44,0 8-11 37,9-41,7 47,2-73,8 42,9-51,0
Asam stearat 4,5 1-3 4,0-4,8 4,4-5,6 4,1-4,9
Asam palmitoleat - - 0,1-0,4 0,05-0,2 -
Asam oleat 39,2 12-19 40,7-43,9 15,6-37,0 32,8-39,8
Asam linoleat 10,1 2-4 10,4-13,4 3,2-9,8 8,6-11,3

Sumber : Hui (1996)

 Komposisi Kimia Nira Aren
Komposisi Nira aren
Kadar air 9,16
Sukrosa 84,31
Gula reduksi (%) 0,53
Lemak 0,11
Protein 2,28
Total Mineral 3,66
Kalsium 1,35
Fosfor 1,37
 LIMBAH HASIL PERTANIAN

 Kelapa Sawit

Karakteristik POME
Parameter Mean Range Unsur Logam dan Mean
lainnya
pH 4,2 3,4 – 5,2 Phosphorus 180
Minyak dan Lemak 6.000 150 – 18.000 Potassium 2.270
BOD: 3 hari, 30oC 25.000 10.000 – 44.000 Magnesium 615
COD 50.000 16.000 – 100.000 Boron 7,6
Suspended SOlid 40.500 11.500 – 79.000 Besi 47
Dissolved Solid 18.000 5.000 – 54.000 Mangan 2,0
Ammonical Nitrogen 35 4 – 80 Sopper 0,9
Total Nitrogen 750 80 – 1.400 Zinc 2,3
      Kalsium 440
Ket : Semua dalam mg/l kecuali pH
Sumber : (Industrial Processes & The Environment, 1999)
 LIMBAH HASIL PERTANIAN

 Kelapa Sawit

Komposisi Serabut Kelapa Sawit

No Komponen Komposisi (%)

1 Abu 15,0
2 Protein Kasar 7,5
3 Lemak Kasar 21,5
4 Serat Kasar 37,0
5 Bahan ekstrak tanpa N 13,0
6 Calsium 0,33
7 P 0,14

Sumber : Aritonang (1986)

 LIMBAH HASIL PERTANIAN

 Kelapa

Potensi biomassa : tempurung kelapa, sabut kelapa dan ampas minyak kelapa

Komposisi Serat Sabut Kelapa

Parameter Komposisi (%)
Kadar Abu 2,02
Kadar Lignin 31,48
Kadar Sari 3,41
Kadar Alfa Selulosa 32,64
Kadar Selulosa 55,34
Kadar Pentosan sebagai Hemiselulosa 22,7
Kelarutan dalam Na OH 1% 20,48

Sumber : Sunario, 2008

 LIMBAH HASIL PERTANIAN

 Kelapa

Komposisi Tempurung Kelapa

Parameter Komposisi (%)
Selulosa 26,6
Hemiselulosa 27,7
Lignin 29,4
Abu 0,6
Uronat anhidrat 3,5
Nitrogen 0,11
 LIMBAH HASIL PERTANIAN
 Molases
Biomassa tebu berupa tetes tebu, ampas, dan blotong

Komposisi Kimia Tetes Tebu (Molase)

Unsur Kisaran (%) Rata – rata (%)
Air 17 – 25 20
Sukrosa 30 – 40 35
Dektrosa (glukosa) 4–9 7
Laevulosa (fruktosa) 5 – 12 9
Karbohidrat lain 2–5 3
Abu 7 – 15 4
Unsur nitrogen 2–6 12
Unsur bukan nitrogen 2–8 4,5
Lilin, sterol, phospolipid 0,1 – 1,0 5
Pigmen - 0,4

Sumber : Paturau (1982)

Komposisi Asam Lemak Minyak Beberapa Jenis
Mikroalga
No Asam Lemak Rantai Carbon Spirulina sp. Nannochlo- Dunaliella sp. Tetraselmis
ropis sp. sp.
1 Metil Laurat 12:0 - - - -
2 Metil Miristat 14:0 3,71 17 8,39 -
3 Metil Palmitat 16:0 39,03 40,17 41,29 25,0
4 Metil Stearat 18:0 3,36 12,57 - 11,59
5 Metil Palmiotoleat 16:1 7,51 - 22,36 -
6 Metil Oleat 18:1 - - - 22,22
7 Metil Inoleat 18:2 9,66 8,45 - 9,81
8 6,9,12 Oksadekanoat 18:3 10,3 2,3 - -

Sumber: Saadudin et al. (2011)

Tanaman penghasil biodiesel
 Standar Biodiesel Indonesia SNI 04-7182-2006
NO
. Parameter dan satuannya Batas nilai Metode Uji
1
Massa jenis pada 40 oC, kg/m3 850 – 890 ASTM D 1298
2 Viskos. kinem. pd 40 oC, mm2/s (cSt) 2,3 – 6,0 ASTM D 445
3 Angka setana min. 51 ASTM D 613
4 Titik nyala (mangkok tertutup), oC min. 100 ASTM D 93
5 Titik kabut, oC maks. 18 ASTM D 2500
6 Korosi bilah tembaga (3 jam, 50 oC) maks. no. 3 ASTM D 130
Residu karbon (%-b),
7 - dalam contoh asli maks. 0,05 ASTM D 4530
- dalam 10 % ampas distilasi (maks. 0,3)
8 Air dan sedimen, %-vol. maks. 0,05 ASTM D 2709
9 Temperatur distilasi 90 %, oC maks. 360 ASTM D 1160
10 Abu tersulfatkan, %-b maks. 0,02 ASTM D 874
Standar Biodiesel Indonesia SNI 04-7182-2006 (Lanjutan)

No. Parameter dan satuannya Batas nilai Metode uji

11 Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 100 ASTM D 5453
12 Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 FBI-A05-03
13 Angka asam, mg-KOH/g maks. 0,8 FBI-A01-03
14 Gliserol bebas, %-b maks. 0,02 FBI-A02-03
15 Gliserol total, %-b maks. 0,24 FBI-A02-03
16 Kadar ester alkil, %-b min. 96,5 FBI-A03-03
17 Angka iodium, %-b (g-I2/100 g) maks. 115 FBI-A04-03
18 Uji Halphen negatif FBI-A06-03
 Standar Mutu Internasional Biodiesel
Parameter Unit Jerman EU Italia Perancis Czechia USA
Standar DIN 51606 prEN 14214 UNI 10635 Journal CSN 656507 ASTM D6751-
Officiel 02
Densitas Kg/m3 (15 oC) 875-900 860-900 860-900 870-900 870-900 -
Viskositas mm2/s (40 oC) 3,5 – 5,0 3,5 – 5,0 3,5 – 5,0 3,5 – 5,0 3,5 – 5,0 1,9 – 6,0
kinematik
Destilasi o
C (95%) - -  360  360  360  360
Titik nyala o
C  110  120  100  100  110  130
CFPP o
C (summer) 0 5/0 0 -  -5 -
Total sulfur % mass  0,01  0,001  0,01 -  0,02  0,05
CCR % mass  0,05 - - -  0,05  0,05
(100%)
Bilangan  49  51 -  49  48  47
setana
Bilangan asam mg KOH/g  0,50  0,5  0,5  0,5  0,5  0,8
Gliserol bebas % mass  0,02  0,02  0,05  0,02  0,02  0,02
Sulfated ash % mass  0,03  0,02 - - -  0,02
Titik tuang o
C (summer) - 0 -  -10  -8 -
Kandungan air mg/kg  300  500  700  200  500 -
Total mg/kg  20  24 - -  24 -
kontaminasi
 Standar Mutu Internasional Biodiesel

Parameter Unit Jerman EU Italia Perancis Czechia USA

Standar DIN 51606 prEN 14214 UNI 10635 Journal Officiel CSN 656507 ASTM D6751-02
Kandungan % mass  0,30  0,2  0,20  0,10 - -
metanol
Kandungan % mass -  96,5  98  96,5 - -
ester
Trigliserida % mass  0,40  0,20  0,10  0,20 - -
Digliserida % mass  0,40  0,20  0,20  0,20 - -
Monogliserida % mass  0,80  0,80  0,80  0,80 - -
Total gliserol % mass  0,25  0,25 -  0,25  0,24  0,24
Bilangan iod  115  120 -  115 - -
Fosfor mg/kg  10  10  10  10  20  10
 APPLICATION

Coconut
CPO

Jatropha
Standar Mutu Produk Agroindustri
. Standar Mutu Minyak Goreng Menurut SNI 7709:2012
No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan
1 Keadaan
Bau - Normal
Rasa - Normal
Warna (lovibond 5,25” cell) Merah/kuning Maks. 5,0/50
2 Kadar air dan bahan menguap (b/b) % Maks. 0,1
3 Asam lemak bebas (dihitung sebagai asam palmitat) % Maks. 0,3
4 Bilangan peroksida Mek O2/kg Maks. 10*
5 Vitamin A IU/g Min. 45*
6 Minyak pelikan Negatif
7 Cemaran logam
Kadmium (Cd) Mg/kg Maks. 0,2
Timbal (Pb) Mg/kg Maks. 0,1
Timah (Sn) Mg/kg Maks. 40,0/250,0**
Merkuri (Hg) Mg/kg Maks. 0,05
8 Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks. 0,1
Catatan
*pengambilan contoh di pabrik
** dalam kemasan kaleng
 Standar Mutu Shortening USDA A-A-20100D (2014)

Persyaratan

No. Kriteria Uji Tipe 1 Tipe 2 Tipe 3

(General Purpose) (Bakery) (Liquid shortening)
(emulsifier-type) (deep-fry cooking)
Analytical requirement
1 Free Fatty acid as oleic (%), Maks. 0,,05 0,15 0,05
2 Peroxide value (meq of 1,0 1,0 1,0
peroxide/kg of fat), Maks.
3 Dropping point, range 43,3oC - 54,4oC 43,3oC - 54,4oC -
(110oF - 130 oF) (110oF - 130 oF)
4 Smoke point, minimum - - 218,3oC (425oF)
5 Alpha-monoglycerides (%), range - 1,5 - 5,5 -
6 Moisture (%), Maks. 0,10 0,104 0,10
7 Lovibond color (red), Maks. 3,5 3,5 2,5
8 Solid fat content (SFC)
10oC (50oF) 26 - 64 26 - 64 -
21,1oC(70oF) 21 - 38 21 - 38 -
33,3oC (92oF) 8 - 20 8 - 20 -
Contoh Pohon Industri
Industrial Tree of Cacao

95
Reference
• Verina et. al. 2015. Peta Jalan Litbang Bahan Bakar Nabati: Menuju Energi
Mandiri. IPB Press
• Mujizat K. 2015. Bioenergi dari Alga Laut. IPB Press.
• Erliza et. al. 2016. Potential of Biomass as Bioenergy Feedstock in Indonesia.
Journal of Japan Institute of Energy. Vol 95 (8)
• Aiyen et. al. 2017. Roadmap Riset Sawit Indonesia 2016 – 2030. Badan
Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDP Sawit)
• Hambali E, Thahar A, Nisya FN, Biladi DBC, Haryanto D. 2015. Sumber Bahan
Baku Nabati dalam buku “Peta Jalan Litbang Bahan Bakar Nabati: Menuju
Mandiri Energi”. IPB Press.
• Hambali E, Ari Imam Sutanto, Rivai M, Suryani A. 2019. Teknologi Pengolahan
CPO dan Produk Turunannya. IPB Press
• Hambali E, Suryani A, Rivai M, Permadi P. 2019. Teknologi Surfaktan dan
Aplikasinya. IPB Press
• Hambali E, Fitria R, Sari VI. 2021. Glycerol and derivatives (in press)