Green School berlokasi di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, Abiansemal, Badung. sekitar
30 kilometer dari pusat Kota Denpasar. Sekolah ini digagas oleh John Hardy, pengusaha perak
asal Kanada yang juga pendiri Yayasan Kulkul, pembangunan sekolah di atas areal seluas 8
hektar itu adalah untuk menerapkan ajaran Trihita Karana. Oleh karena itu, tidak ada bahan
Sekolah ini menyediakan program pendidikan dasar (kelas 1 sampai dengan kelas 5 SD)
dan program pendidikan menengah (kelas 6 sampai dengan kelas 8). Kurikulum pendidikan
berstandart internasional dengan tenaga pengajar dari dalam dan luar negeri.
Sekolah ini memberikan siswanya pendidikan tentang lingkungan yang menakjubkan dan
memberikan kita pengertian bahwa hidup ini adalah holistik dan disini juga diberikan pendidikan
yang relevan. Bangunannya, hanya menggunakan bambu, rumput gajah dan tanah liat. Semen
yang digunakan hanya di beberapa tempat di yayasan. Bahan-bahan bangunan dipilih hampir
seluruhnya dari bambu. Meja, kursi, rak, dan lemari tempat menyimpan buku yang digunakan
sehari-hari oleh anak didik semuanya terbuat dari bambu (gambar 2.1). Sedangkan atap
3
bangunan dibuat dari ilalang. Semua ruangan seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba
guna dan kamar kecil menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam
sekitarnya.
4
Gambar 3.3 Mabel di green school
5
sederhana. Bangunan ramah lingkungan ini berperan mengurangi emisi karbon dengan
penggunaan panel surya, secara otomatis mengurangi tingkat penggunaan listrik yang
dihasilkan pembangkit tenaga listrik. Sehingga, tak perlu lagi menggunakan bahan bakar
yang banyak yang menghasilkan polusi udara (gambar 2.3 b).
Green School Bali merupakan salah satu bangunan pendidikan yang telah menerapkan
konsep green building. Bangunan yang didirikan pada tahun 2008 dan diresmikan pada tahun
2009 ini mendapatkan beberapa penghargaan sebagai bangunan ramah lingkungan, diantaranya
adalah Aga Khan Award untuk kategori recycle pada tahun 2010 dan penghargaan dari Center of
Green School untuk kategori “Greenest School on Earth “ pada tahun 2012.
Penataan dan penggunaan lahan Green School Bali telah sesuai dengan peruntukan
bangunan pendidikan. Sekolah ini didesain dan dibangun dengan meminimalisir dampak negatif
terhadap lingkungan. Karena itu hanya beberapa pohon yang ditebang dan sebagian besar
berhasil ditanam kembali di tempat lain. Struktur yang dipergunakan bahkan menampilkan
beberapa pohon hidup yang terus tumbuh menembus atap. Bangunan didirikan mengikuti bentuk
Jalan setapak yang menghubungkan bangunan satu dengan lainnya tidak diaspal (gambar
2.2 a). Batu kali dan cadas dibiarkan apa adanya. Demikian juga ruang kelas, didesain
sedemikian rupa sehingga anak didik menikmati pelajaran seperti belajar di alam terbuka
(gambar 2.2 b). Tak ada sekat atau dinding beton seperti kebanyakan sekolah saat ini sehingga
udara segar bebas mengalir. Oleh karena halaman sekolah sangat luas, Green School
Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui terowongan
bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk
menyalakan kompor (gambar 2.3 a). Tenaga listriknya pun menggunakan energi listrik dari biogas
6
yang berasal dari kotoran hewan, generator turbin air, serta panel surya. Bangunan ramah
lingkungan pun umumnya menghemat penggunaan air. Suasananya akan lebih menyehatkan
karena akan berpengaruh pada tingkat kelembapan udara, ventilasi, dan filtrasi udara. Hampir
seluruh bahan bangunan yang digunakan berasal dari daur ulang yang memenuhi konsep
penyelamatan lingkungan yang sederhana. Bangunan ramah lingkungan ini berperan mengurangi
emisi karbon dengan penggunaan panel surya, secara otomatis mengurangi tingkat penggunaan
listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik. Sehingga, tak perlu lagi menggunakan bahan
bakar yang banyak yang menghasilkan polusi udara (gambar 2.3 b).
Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainability dan green
architecture pada Green School Bali ini adalah Pembentukan ruang kelas tanpa dinding
pembatas. Dengan cara ini, diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat
lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan
berkualitas baik. Banyaknya elemen distraksi / pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan
sekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan
menjadikan murid-murid. terbiasa dengan distraksi tersebut dan mampu tetap berkonsentrasi
dalam pembelajaran. Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC)
melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan
karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengan sungai dan hutan. Tenaga listrik
berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya.
Tenaga listrik lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros
dalam membutuhkan seumber energi elektrikal. Adanya tambak udang dan peternakan sapi,
mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa
7
Secara umum, selain sebagai inovasi dalam sustainability architecture, Green School Bali
ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan lokal Bali
sebagai inspirasi desain arsitekturalnya. Penggunaan konsep green building yang diintegrasikan
dengan kearifan lokal ini menghasilkan suatu bangunan yang efisien terhadap penggunaan
energi, material bahan bangunan dan memiliki bentukan yang selaras terhadap lingkungan
sekitarnya. Green School Bali menjadi bangunan yang dapat menjawab tentangan pembangunan
terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu untuk dianalisis guna mengetahui penerapan kriteria
green building pada suatu bangunan pendidikan yang dapat dijadikan referensi dalam
merancang.
Gambar 3.5 lokasi Google Maps School of Art, Design and Media (a),www.eksplores.com (b)
Terletak pada daerah lembah pada lansekap kampus, sekolah ini terdiri dari tiga
bagian yang membentuk komposisi organik. Dibangun dengan finishing dasar dari kaca
dan beton kasar dan beratapatap berumput (roof garden), bangunan ini dibuat sebagai
landmark arsitektur pada universitas tersebut.
Site terletak pada lembah yang mana harusnya menjadi paru-paru kota pada
masterplan dari kampus universitas seluas 200 ha. Daripada mengesankan bangunan
diatas tapak, perancang membiarkan tapak bermain dengan aturan kritikal dalam
mencetak bangunan. Hal ini mengizinkan aspek hijau pada site untuk membuat bangunan
menjadi “bukan bangunan” dalam settingan umum.
Desain bangunan ini menantang sistem linear tradisional tentang edukasi dengan
pengaturan yang jelas tentang guru dan para mahasiswanya. Di sini, para pendesain
membuat tipe yang berbeda tentang space – dari tempat duduk auditorium yang formal ke
8
studio yang lebih informal, lobbi, koridor-koridor dan tempat istirahat. Terdapat juga
pojok-pojok outdoor yang nyaman, sunken plaza yang dibentuk dari seperti tangan yang
berpelukan dari bangunan tersebut dan atap roof garden.
Bersama-sama, semua hal di atas menyediakan space yang beragam bagi para
mahasiswa untuk berinteraksi, mengeksplor diri mereka, dan belajar sebaik memejangkan
karya-karya kreatif mereka. Bangunan yang digunakan sebagai kampus ini memiliki luas
sekitar 202.357 kaki2 atau sekitar 4,639 ha. Pembangunan School of Art, Design and
Media, Nanyang Technological University ini selesai pada Juni 2006, dan bekapasitas
900 mahasiswa.
3.2.2. Siteplan
Desain terdiri dari tiga blok terjalin dengan green roof pada seluruh atap yang
menimbulkan kesan natural seperti di atas tanah. Blok-blok ini mengelilingi untuk
membuat Sunken Plaza yang indah, yang mana meliputi kolam dengan air terjun dan
lansekap yang indah.
Bentangan dari dua blok membentuk sebuah pintu masuk yang mengundang bagi
kampus ini. Pintu masuk dobel mengarahkan ke dalam lobbi yang luas dengan elemen
9
sirkulasi seperti lift, tangga terbuka dan jembatan penghubung. Dari area lobbi tersebut,
mahasisawa dapat langsung mengakses ke bagian lain dari bangunan
Gambar 3.6 View malam hari School of Art, Design and Media
2. Elemen dan Bangunan Sustainable
Performa yang tinggi dari fasad kaca menghalagi panas matahari yang masuk
tetapi membiarkan cahaya matahari masuk dan menerangi interior bangunan. Hal ini
10
(Pendingin ruangan). Atap yang seluruhnya ditanami rumput Zoysia matrella
penyimpanan air dibawah tanah yang ringan membantu untuk memberikan suplai
yang konstan dalam rangka merawat pertumbuhan rumput. Air hujan juga
dikumpulkan dari atap dan disalurkan ke dalam tangki penyimpanan untuk irigasi
pada atap.
11