Anda di halaman 1dari 20

GREEN SCHOOL BALI

Oleh :

Safina Nabila Z. Wahyu Arief Ramadhan


Prita Andriasih Hepni
PROJECT DATA
- Project Name : Green School
Developer : PT. Bambu Bambu
- Location : Banjar Piakan, Sibang Kaja,
Abiansemal, Badung,Bali, Indonesia, 80352.
- Architecture Consultant : PT. Bambu
Bambu
- Principal Architect : Aldo Landwehr
Interior Consultant : PT. Bambu Bambu
- Landscape Consultant : PT. Bambu Bambu
- Lighting Consultant : PT. Bambu Bambu
- Structural Consultant : Civil Engineering
Gadjah Mada University
- ME Consultant : PT. Bambu Bambu
- Main Contractor : PT. Bambu Bambu
- Building Area : 4500 m2
- Site Area : 4.55 HA
- Design Phase : June 2007-May 2008
- Construction Phase : July 2007-August
2008
- Launching : September 1st, 2008
Green School Bali merupakan sebuah kawasan sekolah yang memiliki konsep kembali ke alam.
Sekolah ini berlokasi di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, Abiansemal, Badung. Dibuka pada 1
September 2008 dan diresmikan pada Mei 2009. Penggagas bangunan sekolah ini adalah John
Hardy, seorang pengusaha perak yang berasal dari Kanada dan telah menetap di Bali selama
lebih dari 30 tahun. Menurutnya, ide pembagunan sekolah ini adalah untuk menerapkan ajaran
Tri Hita Karana yang pada dasarnya hakikat ajaran ini adalah penekanan tiga hubungan manusia
dalam kehidupan di dunia, yang meliputi hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia
dengan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Sehingga dalam
pembangunannya bangunan ini tidak menggunakan bahan buatan pabrik atau zat kimia.
Green School
penggabungan konsep pendidikan dan
konsep lingkungan sehingga tercipta
konsep lingkungan yang sehat. Konsep
hijau (green) pada sekolah merupakan
sebuah metode yang menyediakan
gaya hidup yang sehat, suasana yang
nyaman dan produktif. Bangunan
sekolah ini merupakan salah satu
contoh bangunan yang menerapkan
arsitektur organik.

Arsitektur organik
merupakan sebuah
teori/ilmu yang mempelajari
perencanaan dan
perancangan dalam
mendesain yang mengambil
sumber dari alam sebagai
poko dari bentuk dan fungsi
bangunan.
Memasuki kompleks sekolahan
yang asri, hutan desa yang yang
rimbun dengan pepohonan,
menyambut. Namun untuk
sampai di bangunan sekolah,
seluruh murid harus melalui
Jembatan Minang yang
melintasi sungai Ayung.
Dinamakan Jembatan Minang
karena atap jembatan ini
mengadaptasi atap rumah adat
Minangkabau. Konstruksi
jembatan ini seluruhnya terbuat
dari bambu.
Green School menyediakan berbagai
fasilitas yang ramah lingkungan
dengan berbagai keuntungan, yaitu
mengurangi gas gas berbahaya bagi
atmosfer, menjaga kesehatan para
siswa dari berbagai penyakit
gangguan pernapasan seperti asma,
meningkatkan kepekaan sosial, dan
lain lain.
Sekolah ini mendidik siswanya
dengan pendidikan tentang
lingkungan. Bangunan ini hanya
mengguanakan material bambu,
rumput gajah dan tanah liat. Semen
yang digunakan hanya di beberapa
bagian bangunan. Dimensi
bangunan ini adalah 18 meter
dengan tinggi 64 meter. Green
School mendapat listrik dari sumber
energi yang ramah lingkungan yaitu
generator turbin hidrolik dan panel
surya.
Bahan bangunan Green School Bali hampir seluruhnya berasal dari bambu lokal, di
antaranya pada tiang, rangka atap, tangga, lantai atas dan lainnya. Bambu-bambu itu
disambung dengan sistem pin dan baut. Interior bangunan seperti meja, kursi, rak, dan
lemari menggunakan bambu.Bambu, merupakan tanaman yang mudah tumbuh. Hanya
dalam jangka 4-5 tahun ketinggian bambu bisa mencapai 18 meter, sementara pohon
lain membutuhkan waktu 25 tahun. Dengan demikian, bambu termasuk material yang
ramah lingkungan karena mudah dan cepat diperbaharui.Sedangkan atap bangunan
menggunakan alang alang.
Semua ruangan menciptakan
keharmonisan antara bangunan dengan
alam sekitarnya. Jalan setapak yang
menghubungkan antar bangunan hanya
menggunakan material batu kali dan
cadas yang tidak diaspal. Ruang kelas
didesain tanpa sekat atau dinding beton
menghasilkan angin dan cahaya
matahari dapat masuk dengan
maksimal ke dalam bangunan.
Ditambah dengan sebuah skylight yang
melingkar di puncak atap, sebagai
sumber pencahayaan alami bagi ruang-
ruang di bawahnya., sehingga para
siswa menikmati pelajaran seperti
belajar di alam terbuka. Pembentukan
ruang kelas tanpa sekat juga
bermanfaat agar para guru dan siswa
dapat lebih peka dan dekat dalam
menjalin hubungan edukasi dan sosial.
Karena halaman sekolah yang sangat luas,
dimanfaatkan sebagai tempat untuk bercocok
tanam secara organik. Mereka tidak
menggunakan pupuk dan pestisida kimia.
Tanaman yang dibudidayakan adalah asli
tanaman lokal seperti ketela rambat, talas,
pisang, kelapa, padi, singkong, dan lain lain.
Hasil panen dinikmati oleh siswa, guru, dan
pengelola sekolah. Sisanya dijual di kantin
sebagai makanan ringan organik
Sebagai penghawaan, bangunan ini tidak
menggunakan AC, melainkan
menggunakan kincir angin melalui
terowongan bawah tanah. Hal ini dapat
terjadi karena kondisi fisik lahan yang
berkontur dan dekat dengan sungai dan
hutan. Tenaga listriknya menggunakan
bio-gas yang berasal dari kotoran hewan,
generator turbin air (yang dinamakan
Vortex), serta panel surya.

Sistem pembuangan air dari


kamar mandi juga dibuat berbeda
. Setiap toilet, baik untuk laki-
laki maupun perempuan,
memiliki dua sistem. Buang air
kecil kloset, ditampung dan
digunakan untuk menyiram
bambu untuk digunakan sebagai
pupuk tanaman nantinya.
Bentuk elemen bangunan
melingkar dan berpusat
pada skylight yang ada pada
bagian tengah bangunan
utama.Peletakan ruang
ruang dan bentuk bangunan
menerapkan pola dan
struktur biomorfik,
mengikuti kontur lahan, dan
memanfaatkan lingkungan
dengan maksimal tanpa
merusak keaslian yang telah
ada membuat bangunan
Green School Bali ini
sebagai bangunan arsitektur
organik.
pusat acara mepantigan, merupakan aula
umum bagi sekolah dan masyarakat untuk
menggelar festival, reuni dan kegiatan. Jejak
oval besar digambarkan oleh batu alam di
tanah yang dipadatkan yang membentuk tiga
tingkatan tempat duduk dengan gaya seperti
arena. Struktur bambu meluas dari tanah yang
menopang split kanopi besar secara
longitudinal oleh langit untuk penerangan
yang cukup.
Struktur atap mepantigan
Teknik konstruksi atap lokal

Alat dan metode tradisional digunakan dalam perincian


konstruksi
Floor plan / level 0
Floor plan / level 1
Kesimpulan :
Berdasarkan analisis dengan menggunakan metode terukur, dapat disimpulkan bahwa
bangunan Green School A Bamboo Campus merupakan bangunan yang direncanakan dan
dirancang secara mendetail. Perencanaan konsep bangunan, penggunaan bahan material
untuk struktur, interior, bahkan estetika yang sangat detail dan bersahabat dengan
lingkungan, memberikan dampak dan kesan yang baik dan nyaman di dalam penggunaan
tiap ruang dan area di dalam kawasannya. Peletakkan ruang-ruang, fasilitas, dan desain
bentuk bangunan yang menerapkan pola dan struktur Biomorfik , mengikuti kontur lahan,
dan memanfaatkan lingkungan semaksimalnya namun tidak merusak atau menghilangkan
keaslian yang telah ada membuat Green School sebagai kawasan yang meminimalkan
dampak negatif bagi alam dan memaksimalkan fungsi lingkungan, namun modern dan kaya
akan teknologi.

Anda mungkin juga menyukai