Anda di halaman 1dari 50

BAB VI

KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN


HOTEL RESOR DI PANTAI PARANG TRITIS

Bab ini membahas mengenai rumusan konsep berdasarkan analisis yang


telah dilakukan pada bab sebelumnya. Adapun rumusan konsep perencanaan dan
perancangan hotel resor di Parangtritis ini merupakan solusi dari permasalahan
yang dirumuskan dalam rumusan permasalahan. Konsep perencanaan dan
perancangan hotel resor di Parangtritis ini menghadirkan suasana yang harmonis
dengan alam sekitar melalui pengolahan tata ruang luar dengan pendekatan
arsitektur tropis.

VI.1 KONSEP PERENCANAAN HOTEL RESOR


Konsep perencanaan Hotel Resor di Parangtritis ini meliputi konsep
kapasitas hotel resor, konsep pelaku dan kegiatan, konsep besaran ruang, konsep
hubungan antar ruang, dan konsep organisasi ruang.

VI.1.1 Konsep Kapasitas Hotel Resor

Melalui analisis kapasitas hotel resor yang telah dilakukan,


didapatkan bahwa:
a. persentase wisatawan yang menginap pada hotel berbintang
dibandingkan total wisatawan adalah sebesar 15,84%.
b. Jumlah wisatawan menginap di hotel berbintang di Pantai
Parangtritis adalah sebanyak 416.252 orang.
c. Proyeksi jumlah wisatawan menginap di hotel resor bintang tiga di
Pantai Parangtritis pada tahun 2017 adalah sebanyak 193.974
wisatawan.
d. Maka jumlah kamar hunian yang ideal disediakan oleh hotel resor
di Pantai Parangtritis adalah sebanyak 833 kamar.

Hotel Resor di Parangtritis 288


e. untuk mengakomodasi semua kegiatan menginap yang dilakukan
oleh wisatawan/tamu hotel resor yang berkunjung ke kawasan
Pantai Parangtritis, jumlah kamar hotel resor yang akan dibangun
berpedoman pada standar yang telah ditetapkan pada Keputusan
Direktur Jendral Pariwisata yakni mengambil jumlah kamar
maksimal hotel bintang tiga yaitu 50 kamar termasuk 2 kamar
suite.
f. Tipe kamar yang disediakan menurut tipe kamar yang ada meliputi
Standart Room yang terdiri dari Standart King Room, Standart
Twin Room, dan Standart Family Room, Deluxe Room yang terdiri
dari Deluxe King Room, Deluxe Twin Room, dan Deluxe Family
Room, serta Suite Room.
g. Pembagian tipe kamar pada Hotel Resor di Parangtritis adalah
sebagai berikut :
Kamar rombongan : 10 Standart Family Room, 8 Deluxe Family
Room, dan 2 Suite Room
Kamar pasangan : 10 Standart King Room, 6 Standart Twin
Room, 8 Deluxe King Room, 6 Deluxe Twin Room

VI.1.2 Konsep Pelaku dan Kegiatan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya,


maka didapatkan konsep pelaku dan kegiatan pada Hotel Resor di
Parangtritis sebagai berikut :
a. Jenis pelaku berdasarkan macam aktivitas yang dilakukan di hotel
resor antara lain :
Tamu yang menginap
Tamu yang tidak menginap atau pengunjung
Pengelola dan Pegawai
b. Kegiatan menginap merupakan kegiatan utama yang
diakomodasikan oleh hotel resor ini, oleh karena itu kapasitas

Hotel Resor di Parangtritis 289


kegiatan menginap tersebut harus menjadi perhitungan utama
dalam pembangunan sebuah hotel resor. Berikut ini merupakan
perhitungan jumlah tamu menginap pada hotel resor di Parangtritis
:

Tabel 6. 1 Jumlah tamu menginap pada hotel resor

Jumlah
Jumlah
No. Tipe Kamar Kapasitas Tamu
Kamar
Hotel
1. Standart King Room 2 10 20

2. Standart Twin Room 2 6 12

3. Standart Family Room 4 10 40

4. Deluxe King Room 2 8 16

5. DeluxeTwin Room 2 6 12

6. Deluxe Family Room 4 8 32

7. Suite Room 4 2 8

Total 140

Sumber : analisis penulis

c. Kelompok kegiatan berdasarkan pelaku dikelompokkan menjadi :


1. Kegiatan pelaku tamu hotel/pengunjung menginap,
2. Kegiatan pelaku pengunjung tidak menginap,
3. Kelompok kegiatan pengelola dan karyawan, terdiri dari :
a. Kelompok kegiatan divisi front office
b. Kelompok kegiatan divisi housekeeping
c. Kelompok kegiatan divisi F&B
d. Kelompok kegiatan divisi laundry service
e. Kelompok kegiatan divisi SDM
f. Kelompok kegiatan divisi pembelian dan gudang
g. Kelompok kegiatan divisi akutansi dan keuangan
h. Kelompok kegiatan divisi fasilitas resor

Hotel Resor di Parangtritis 290


i. Kelompok kegiatan petugas utilitas
j. Kelompok kegiatan petugas keamanan.
Dengan kegiatan sebagai berikut :

Tabel 6. 2 Identifikai Pola Kegiatan Pelaku


KELOM-
NO POK PELAKU JML KEGIATAN PELAKU
PELAKU
1 TAMU Tamu perorangan 122 Menginap
MENGINAP Makan-minum
Tamu pasangan Berenang
Fitness/olahraga
Tamu keluarga Seminar/ event wedding/
konfrensi
Tamu rombongan Spa
Sauna
Berbelanja
Jogging
Menikmati view
Membeli obat
Memesan perjalanan
Mengambil uang ATM
2 TAMU Tamu restoran/ 100 Reservasi
TIDAK bar 25 Makan-minum
MENGINAP Membayar
Ke toilet
Tamu berenang 75 Reservasi
Ganti pakaian
Berenang
Berjemur
Bilas
Bayar
Ke toilet

Hotel Resor di Parangtritis 291


Tamu fitness 15 Reservasi
Ganti pakaian
Olahraga
Ganti pakaian
Bayar
Tamu confrence 300 Reservasi
hall Seminar/event/wedding
Tamu salon & 25 Reservasi
spa Ganti pakaian
Relaksasi
Perawatan
Bilas
Bayar
Tamu sauna 20 Reservasi
Ganti pakaian
Sauna
Bilas
Bayar
Tamu kunjungan 5 Melapor
Menunggu
Bertemu owner/pihak dituju
Kunjungan
3 PENGELOLA Direktur 1 Memantau kinerja pegawai
DAN Rapat
KARYAWAN Istirahat
4 Front Office 1 Memantau operasional front
Manager office
Membuat laporan dan
jadwal kerja
Memimpin briefing
(Bagian Front Istirahat
5 Office) Chief Concierge 1 Mentraining staff
Menangani informasi
aktivitas rekreasi, sosial
maupun keagamaan tamu
Rapat
Istirahat

Hotel Resor di Parangtritis 292


6 Bell Captain 1 Mengatur dan mengarahkan
bellboy
Bekerja di concierge
Istirahat
7 Bellboy 3 Melayani tamu check-in dan
check-out
istirahat
8 Receptionist/FDA 2 Melayani tamu check-in dan
check-out
Melayani penukaran mata
uang
Melayani transaksi
istirahat
9 Telephone 2 Melayani hubungan
Operator komunikasi
Menangani pemutaran
cassete/radio
istirahat
11 Executive 1 Memantau operasional HK
Manager Memberi training staff
Housekeeping Memimpin meeting
Istirahat
12 Pool & toilet 3 Membersihkan area publik
attendant Istirahat
13 Floor attendant/ 5 Membersihkan area kamar
Bagian roomboy Istirahat
14 Housekeeping Linen & uniform 3 Menangani kelengkapan
attendant linen karyawan
Merangkai
bunga&perlengkapan hotel
istirahat
15 Housekeeping 1 Menangani administrasi dan
secretary/order operasional bagian HK
taker Istirahat
16 Bagian Food F&B director 1 Memantau operasional
& Beverages bagian F&B

Hotel Resor di Parangtritis 293


Memimpin meeting
istirahat
17 Assisten manager 1 Monitoring
Menangani event
istirahat
18 Head waiter 1 Monitoring operasional &
clear up
Membuat daily sales report
Istirahat
19 Waiter/waitress 5 Menyiapkan kelengkapan
pelayanan
Melayani tamu pesan/order
Istirahat
20 Room service 1 Melayani tamu khusus order
order taker taker
istirahat
21 Koki 4 Memasak
Menyiapkan menu harian
Mengorder perlengkapan
Istirahat
22 Bartender 1 Melayani pemesanan
minum
Menjaga kebersihan bar
Istirahat
23 Bagian Laundry Manager 1 Memantai bagian laundry
Laundry service
Service Memimpin rapat
Istirahat
24 Cheker & 1 Menerima pesanan laundry
sortener Memeriksa cucian tamu
Istirahat
25 Washer 1 Mencuci pakaian
Melakukan proses
pengeringan
istirahat
26 Finisher 1 Menyertika

Hotel Resor di Parangtritis 294


Menyelesaikan proses akhir
pencucian
istirahat
27 HRD Manager 1 Menangani bagian HRD
Mengelola dan membina
SDM
Rapat
Istirahat
28 Chief Security 1 Bertanggung jawab terhadap
keamanan harga pengelola
dan tamu resor
Bagian SDM
Rapat
Istirahat
29 Staff HRD 1 Menangani administrasi
karyawan
Melakukan pendataan
karyawan
Rapat
Istirahat
30 Manager 1 Mengawasi pemasokan dan
pembelian pengeluaran barang
Rapat
Istirahat
31 Kepala gudang 1 Mengawasi penyimpanan
barang gudang
Mengurus administrasi
gudang
Bagian
Rapat
pembelian &
istirahat
gudang
32 Staff pembelian 1 Mengatur administrasi
pembelian
Menyiapkan order
pembelian
Rapat
Istirahat
33 Staff gudang 1 Menangani keluar-masuk
barang

Hotel Resor di Parangtritis 295


Menyiapkan permintaan
pembelian
Checking barang
Rapat
istirahat
34 Accounting 1 Memantau akutansi dan
manager keuangan hotel
Rapat
Istirahat
35 Kasir front office 1 Mengurus semua tagihan
dan pembayaran tamu
Rapat
Istirahat
36 Kasir bar & 1 Mengurus penjualan harian
restaurant pada bar dan restoran
Bagian Rapat
akutansi dan Istirahat
37 keuangan Night auditor 2 Merangkum semua
penerimaan dan penjualan
hotel
Membuat laporan
pendapatan
Rapat
Istirahat
38 Staff akutansi 3 Menyusun laporan
keuangan periodik
Rapat
istirahat
39 Petugas reservasi 1 Mengganti seragam
spa Melayani pemesanan
relaksasi/spa
istirahat
Bagian
40 Petugas spa 10 Mengganti seragam
fasilitas resor
Memberikan pelayanan spa
langsung terhadap tamu
Istirahat
41 Petugas reservasi 1 Mengganti seragam

Hotel Resor di Parangtritis 296


fitness dan sauna Melayani pemesanan
penggunaan fitness center
dan sauna
Istirahat
42 Pelatih/pengawas 2 Mengganti seragam
fitness dan sauna Mempersiapkan peralatan
fitness dan sauna
Memberikan
pengarahan/petunjuk
penggunaan alat
Istirahat
43 Petugas fasilitas 2 Memantau penggunaan
outdoor fasilitas outdoor
Menjaga kebersihan area
fasilitas
Istirahat
44 Petugas drugstore 2 Menangani masalah
kesehatan dalam resor
Menangani penjualan obat
Memesan stok obat-obatan
Istirahat
45 Petugas biro 1 Melayani permintaan
perjalanan kebutuhan perjalanan tamu
Istirahat
46 Petugas butik & 2 Melayani tamu yang datang
toko souvenir ke toko souvenir dan butik
Istirahat
47 Petugas 2 Memantau bekerjanya
mekanikal sistem mekanikal elektrikal
elektrikal Menangani kerusakan
Menjaga alat perlengkapan
Bagian utilitas Istirahat
48 Petugas CCTV 1 Memantau aktivitas hotel
resor melalui cctv
Istirahat
49 Petugas genset 1 Memantau ketersediaan

Hotel Resor di Parangtritis 297


listrik resor dan memantau
peralatan genset
Istirahat
50 Security 5 Mangawasi dan mengatur
keamanan keseluruhan resor
Istirahat
Bagian
51 Petugas parkir 2 Mengatur parkir kendaraan
Keamanan
Menjaga kemananan tempat
parkir
Istirahat
Sumber : analisis penulis

VI.1.3 Konsep Besaran Ruang

Melalui analisis kebutuhan ruang pada hotel resor, maka


ditemukan besaran ruang yang nantinya akan diwujudkan melalui
pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam pada Hotel Resor di
Parangtritis.
Besaran ruang pada perencanaan Hotel Resor di Parangtritis adalah
sebagai berikut :

Tabel 6. 3
Kebutuhan dan Besaran Ruang Tiap Unit Kegiatan

Unit Kegiatan Kebutuhan Ruang


Hunian
Standart King Room
Deluxe King Room
Standart Twin Room
Deluxe Twin Room
Standart Family Room
Deluxe Family Room
Suite Room
LUAS 2.277 m2

Hotel Resor di Parangtritis 298


Unit Fasilitas
Kolam renang
Spa
Fitness
Sauna
Jogging Track (outdoor facility)
Drugstore
Stand Biro perjalanan
Toko souvenir dan butik
Confrence hall
Restoran
Bar
Luas 2.802,96 m2

Unit Pelayanan
Lobby
Resepsionis
Bellboy station
Toilet
Kasir reservasi dan pembayaran
Kasir Restoran dan Bar
Operator telepon
Ruang pelayanan tamu (fotocopy dll)
Luas 416m2

Unit Penunjang
Ruang rapat
Ruang tunggu
Loker
Ruang istirahat pegawai
Toilet pegawai
Dapur pegawai/pantry
Ruang Arsip
Ruang laundry
Ruang Jemur
Gudang dan ruang alat
Ruang perlengkapan pegawai (ruang linen)
Ruang loading barang
Luas 344m2

Hotel Resor di Parangtritis 299


Unit Pengelola
Ruang Manager Utama (Direktur)
Ruang Manager Divisi Front Office
Ruang Staff
Ruang manager Divisi Housekeeping
Ruang staff
Ruang manager Divisi F&B
Ruang staff
Ruang Manager Divisi Laundry Service
Ruang manager Divisi SDM
Ruang staff HRD
Ruang manager Divisi Pembelian dan Gudang
Ruang staff
Ruang manager Divisi Keuangan
Ruang staff
Luas 529m2

Utilitas
Ruang mesin ME (Trafo, PLN)
Ruang teknisi
Ruang CCTV
Ruang genset
Ruang tandor air
Area pembuangan sampah
Gudang alat utilitas
Luas 294,71 m2

Keamanan
Pos Security
Luas 20 m2

LUAS TOTAL 6.683,67 m2


Sumber : analisis penulis

Melalui data tersebut dapat diketahui besaran ruang yang


diperlukan seluruh unit kegiatan pada Hotel Resor di Parangtritis adalah
sebesar 6.683,67m2, dimana apabila dipadukan dengan KDB site sebesar

Hotel Resor di Parangtritis 300


20-50% maka besaran site yang dibutuhkan adalah seluas minimal
13.367,34m2 hingga luas maksimal 33.418,35 m2.
Sedangkan untuk kebutuhan parkir pada Hotel Resor di Parangtritis adalah
sebagai berikut :

Tabel 6. 4 Kebutuhan Ruang Parkir

Kebutuhan Parkir Luasan

Parkir Hunian 594 m


Parkir Pengunjung 3637 m
Parkir Pengelola 471 m
Parkir Mobil Barang 108 m
TOTAL 4.810 m
Sumber : analisis penulis

Kebutuhan ruang parkir yang terdapat pada Hotel Resor di Parangtritis


adalah sebesar 4.810 m.

VI.1.4 Konsep Hubungan Antar Ruang

Hubungan antar ruang pada hotel resor ini merupakan hubungan


antar ruang berdasarkan beberapa fungsi, antara lain fungsi hunian, fungsi
pelayanan, fungsi penunjang, fungsi fasilitas, fungsi pengelola, dan fungsi
utilitas. Berikut merupakan hubungan antar ruang pada Hotel Resor di
Parangtritis :

Hotel Resor di Parangtritis 301


Keterangan :

Bagan 6. 1 Hubungan Antar Ruang Hotel Resor


Sumber: analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 302


VI.1.5 Konsep Organisasi Ruang

Dari hasil penjabaran besaran ruang dan hubungan antar ruang


tersebut, nantinya tapak yang telah terpilih untuk hotel resor di pantai
parang Tritis akan dibagi atas beberapa zoning, yaitu zona publik, zona
privat, dan zona semi privat dengan pembagian sebagai berikut :
1. Zona publik : Unit pelayanan, unit fasilitas, keamanan,
area parkir,unit utilitas
2. Zona semi privat : Unit penunjang
3. Zona privat : Unit pengelola, unit hunian

Keterangan :

Hotel Resor di Parangtritis 303


Gambar 6. 3 Konsep Zoning
Sumber : analisis penulis

Melalui organisasi ruang tersebut, maka konfigrasi ruang yang


nantinya akan diterapkan pada site adalah sebagai berikut :

Gambar 6. 4 Konfigurasi Ruang


Sumber : analisis penulis

Pada area yang berwarna merah adalah area privat dengan


fungsinya sebagai unit hunian. Hal ini ditentukan berdasarkan pengkajian
view terbaik yang terdapat di tapak. Sedangkan area lainnya digunakan
sebagai fungsi selain hunian, misalnya unit pelayanan, penunjang,
pengelola, fasilitas, dll. Akses utama yang dimiliki tapak terletak di
sebelah barat tapak dengan pencapaian langsung ke unit pelayanan
(lobby), selain itu terdapat pula akses khusus langsung bagi penghuni/tamu
resor terutama bagi tamu suite room.

Hotel Resor di Parangtritis 304


VI.2 KONSEP PERANCANGAN HOTEL RESOR

VI.2.1 Konsep Pengolahan Tapak

Berdasarkan hasil program ruang, telah ditentukan pengelompokan


fungsi kegiatan sebagai berikut :
1. Fungsi Hunian
2. Fungsi Pelayanan
3. Fungsi Pengelola
4. Fungsi Servis
5. Fungsi Utilitas
6. Fungsi Fasilitas dan Rekreasi
7. Parkir

Gambar 6. 5 Organisasi Fungsi Bangunan


Sumber : analisis penulis

Hasil pengelompokan fungsi kegiatan yang telah dilakukan


selanjutnya dikaji dalam tapak yang akan dibangun kemudian dianalisis.
Tapak yang telah dipilih kemudian dianalisis dari berbagai aspek, antara
lain aspek kondisi lingkungan, aspek akses menuju site, aspek sirkulasi

Hotel Resor di Parangtritis 305


kendaraan dan pejalan kaki, aspek orientasi matahari, aspek view dari
tapak, aspek kebisingan, aspek angin, aspek vegetasi, dan aspek kontur
sehingga menghasilkan sintesis pola pengolahan tapak berdasarkan fungsi
kegiatan.

Gambar 6. 6 Pola Pengolahan Tapak Menurut Fungsi Kegiatan


Sumber : analisis penulis

Luas site keseluruhan adalas sebesar 55.710 m2. Namun karena luasnya
melebihi KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dengan nilai 20-50% maka
lahan site yang dipilih hanya seluas 32.587 m2 dengan sisa lahan
digunakan sebagai pengembangan site. Site terbangun dipilih dengan
alasan sebagai berikut :
Dekat dengan akses publik
Kontur terendah yang mendekati sirkulasi dengan pemilihan kontur
maksimal sampai pada ketinggian 80 mdpl. Kontur yang lebih
tinggi digunakan untuk pengembangan site dengan kemungkinan

Hotel Resor di Parangtritis 306


pengembangan unit hunian dengan fasilitas yang lebih tinggi
disertain dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Mempermudah sistem drainase karena dekat dengan saluran
drainase jalan.

VI.2.2 Konsep Tata Ruang Luar

Perancangan karakter tropis pada tata ruang luar Hotel Resor di


Parangritis dikaji melalui hasil analisis yang telah dilakukan sebelumnya,
antara lain analisis aspek iklim ruang luar, sirkulasi, vegetasi, material,
warna, kontur, view, dan bentuk bangunan yang berhubungan langsung
dengan ruang luar. Selain untuk menciptakan karakter tropis, suasana yang
menyatu dengan alam juga harus tercipta melalui pengolahan aspek tata
ruang luar tersebut. Setelah melakukan analisis tapak dan konsep
perencanaan tapak, maka disimpulkan beberapa konsep mengenai
pengolahan ruang luar tapak yang memiliki karakter tropis dan menyatu
dengan alam sebagai berikut :

1. KONSEP AKLIMATISASI RUANG LUAR


Konsep aklimatisasi ruang luar pada Hotel Resor di Parangtritis
merupakan konsep pembentukan iklim ruang luar yang memiliki karakter
tropis. Aspek iklim yang dibentuk meliputi penghawaan yang
berhubungan dengan unsur angin serta pencahayaan yang berhubungan
dengan unsur sinar matahari, dimana kombinasi dari kedua aspek tersebut
akan berpengaruh pada temperatur yang akan terbentuk pada lingkungan
tersebut. Berikut merupakan beberapa konsep pembentukan iklim pada
ruang luar melalui analisis pencahayaan dan penghawaan.

Hotel Resor di Parangtritis 307


a. PENCAHAYAAN

Gambar 6. 7 Konsep Pencahayaan


Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 308


Penerapan karakter tropis yang menyatu dengan alam dalam
hubungannya dengan pencahayaan pada hotel resor di Parangtritis dapat
diwujudkan melalui beberapa cara :
Membuat hijau di sekitar bangunan dengan memberi banyak lahan
tanaman, hal in dapat dilakukan dengan memberikan tatanan
vegetasi di halaman depan, belakang atau tengah bangunan agar
terjadi penyaringan udara yang masuk ke masa bangunan, sehingga
terdapat udara yang lebih segar. Dapat juga dengan memberikan
unsur tanaman/pepohonan pada atap gedung/bangunan, sehingga
berguna agar sinar matahari tidak dipantulkan tapi dapat diserap
oleh tumbuhan tersebut dan udara di bawah atap juga tidak terlalu
panas.
Sisi utara-timur menerima radiasi matahari pagi secara optimal,
oleh karena itu aktivitas outdoor yang berlangsung pada pagi hari
atau yang membutuhkan penyinaran alami ditempatkan pada
bagian timur site.
Panas dan silau yang dihasilkan matahari bisa dikontrol dengan
penggunaan overstek atap, kisi-kisi, terali, serta penggunaan pagar
anyaman yang rapat. Hal ini sekaligus sebagai pengontrol angin
pada tapak.

Gambar 6. 8 Penggunaan Vegetasi dan Overstek Atap sebagai


Sun-Control
Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 309


Penggunaan deck tinggi juga merupakan bentuk pengolahan tapak
secara tropis. Secara iklim keuntungan dari penggunaan deck
tinggi adalah membentuk celah sirkulasi udara di bawah struktur
deck dimana material kayu dari deck tersebt juga menghasilkan
pantulan cahaya matahari dengan jumlah yang relatif kecil dan
mampu penyerap panas dengan lebih optimal dibanding
penggunaan keramik, paving ataupun aspal.
Penggunaan warna dinding yang diberi warna muda karena mampu
menyerap sebagian radiasi matahari dengan baik daripada warna
gelap. Bahan pelapis dengan warna terang dapat
mengurangi cooling load hingga 40%. Untuk permukaan bangunan
dapat dipilih material yang cenderung memantulkan panas daripada
menyerapnya, atau material yang mempunyai kemampuan insulasi
yang tinggi sehingga panas tidak masuk ke dalam interior
bangunan.
Penerapan beranda sebagai ruang transisi dan ruang pelindung dari
panas matahari serta penggunaan sunshading juga dapat menjadi
salah satu strategi yang dapat digunakan dalam mensiasati arah
datangnya sinar matahari dan angin.

Gambar 6. 9 Horizontal Shade (Kiri) dan Louvre System (Kanan)


Sumber : www.google.com

Penggunaan atap yang mampu menahan radiasi sinar matahari


langsung, misalnya dengan penggunaan teritisan di atas jendela,
overstek atap, membuat atap seperti payung, atau membuat ruang

Hotel Resor di Parangtritis 310


kosong diantara plafon dan penutup atap misalnya dengan
penggunaan atap berongga dengan plafon. Atap dengan plafon
memberi jarak antara genteng dan plafon, sehingga udara panas
tidak secara langsung diterima oleh ruangan.

Gambar 6. 10 Alternatif Bentuk Atap


Sumber : analisis penulis

Atap juga dapat didesain tanpa plafon, namun konsekuensinya atap


harus dibuat tinggi sehingga udara panas tidak turun kebawah dan
membuat ventilasi disebelah atas (cross ventilation) untuk
mengalirkan udara panas.
Penggunaan material bangunan yang memiliki kemampuan
mendinginkan udara misalnya atap ijuk atau susunan bilah bambu
yang bisa menahan panas dan karena memiliki bagian-bagian
terpisah maka bisa dialiri udara dimana angin ini membawa panas
dari bagian tekstur material tersebut. Material lain yang bisa
digunakan antara lain ilalang, sirap, dan genteng tanah liat.
Penerapan secondary skin pada bangunan melalui penggunaan
tanaman rambat yang di tanamkan di dinding bangunan maupun di
atap bangunan. Penerapan ini mampu mendinginkan bidang
dimana panas matahari dapat dikurangi secara drastis untuk sampai
ke dalam ruangan. Penambahan lapisan seperti bilah-bilah bambu
di depan dinding yang mendapatkan sinar matahari langsung.
Menanam pohon dan memperbanyak vegetasi di sekitar bangunan
bisa mendinginkan udara, karena tanaman berfoto-sintesis dan
menyerap air (H2O) dari udara serta kandungan air dalam daun dan
batangnya bisa mendinginkan udara disekitar

Hotel Resor di Parangtritis 311


bangunan. Penggunaan rumput dan grassblock juga mampu
menyerap panas matahari dimana rumput dapat mengurangi
pantulan panas.

b. PENGHAWAAN

Gambar 6. 11 Konsep penghawaan


Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 312


Terdapat beberapa penerapan karakter tropis yang menyatu dengan alam
pada sistem penghawaan yang dapat digunakan di dalam dan luar ruangan,
antara lain :
Penataan masa bangunan secara zigzag membantu proses
pembelokan da penyebaran udara pada tapak. Hal ini dapat
diterapkan pada unit hunian, karena memiliki jumlah unit yang
cukup banyak.
Pemangkasan cabang rendah dari vegetasi tinggi dan
meminimalisir penggunaan semak/tanaman rendah dengan tujuan
meningkatkan sirkulasi udara.

Gambar 6. 12 Pengolahan Vegetasi untuk Meningkatkan Sirkulasi


Udara
Sumber : analisis penulis

Bangunan dan objek lebar lain seperti pagar, dinding dan tanaman
bisa digunakan sebagai sekat dalam pergerakan dan penyebaran
angin.

Gambar 6. 13 Bangunan dan Vegetasi sebagai Sekat Pergerakan


dan Penyebaran Angin
Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 313


Penyaring udara berbahan bilah anyaman yang rapat dengan sekat
miring di atasnya akan mampu memecah angin kencang secara
lebih efektif.
Penggunaan vegetasi dan pagar berukuran sedang hingga tinggi
dekat dengan bukaan pada bangunan dapat membantu pengaliran
dan mengarahkan angin menuju bukaan tersebut.
Penggunaan pagar pengontrol angin dan vegetasi pengontrol sinar
matahari bila diterapkan bersamaan akan mampu
mengubah/menyesuaikan tingkat kenyamanan secara signifikan.
Namun hal ini bisa membentuk adanya pusaran angin pada bagian
bawah pagar sehingga diperlukan adanya celah pada bawah pagar
untuk meringankan tekanan dan meminimalisir pusaran angin
bawah tersebut.Penggunaan kisi-kisi pagar juga memberikan efek
yang berbeda-beda terhadap pergerakan angin baik menurunkan
kecepatan angin maupun suhu bawah pada celah pagar tersebut.

Gambar 6. 14 Penggunaan Pagar sebagai Pengontrol Angin pada


Unit Hunian
Sumber : analisis penulis

Penggunaan vegetasi sebagai penyejuk lingkungan sekaligus


sebagai penghalang matahari.

Hotel Resor di Parangtritis 314


Gambar 6. 15 Peletakan Vegetasi sebagai Penyejuk
Sumber : analisis penulis

Pemanfaatan kisi-kisi pada bukaan dan wing-wall, untuk


mengarahkan angin masuk ke dalam bangunan.

Gambar 6. 16 Wing Wall pada Jendela


Sumber : analisis penulis

Memperbesar volume ventilasi untuk menghilangkan panas dalam


ruangan, terutama pada ruangan luas.

Gambar 6. 17 Pola Penghawaan pada Ruang Luas


Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 315


Menjaga Mean Radiant Temperature ( suhu radiasi rata-rata
) serendah mungkin dengan reflective roof, separate ceiling,
ventilated attic, low emissive roof material, reflective foil above
ceiling, insulated ceiling.
Orientasi utara dan Selatan diusahakan mempunyai bukaan besar
untuk ventilasi. Ruangan didalam bangunan diusahakan agar
mendorong terjadinya cross-ventilation.
Memodifikasi antara bangunan dengan lansekap untuk
mengarahkan alirah udara segar.

2. KONSEP SIRKULASI
Sirkulasi pada hotel resor di Pantai Parangtritis menggunakan pola
menyebar yang bermula dari satu awalan. Sirkulasi ini diperlukan untuk
membentuk pola pergerakan penghuni di dalam hotel resor.Sirkulasi pada
hotel resor Parangtritis dibedakan menjadi 3, yaitu :
a. Jalur Sirkulasi Publik
Jalur ini merupakan sirkulasi utama seluruh pengunjung resor baik
pengguna hunian maupun pengguna fasilitas resor serta karyawan dan
pengelola resor. Jalur ini bisa dilewati oleh pejalan kaki hingga
kendaraan roda 4. Jalur entrance ini utamanya merupakan sirkulasi
langsung menuju lobby dengan perpaduan sirkulasi memutar
mengitari keseluruhan unit fasilitas resor.
b. Jalur Sirkulasi Semi Privat
Jalur ini merupakan sirkulasi di dalam resor bagi penghuni dan
pengunjung unit hunian resor segala tipe room. Jalur sirkulasi didalam
resor ini bersifat menyebar ke seluruh tipe unit hunian dimana jalur ini
berupa jalur pedestrian serta penggunaan mobil sejenis golfcar untuk
mengakses seluruh kawasan resor.
c. Jalur Sirkulasi Privat
Jalur ini merupakan sirkulasi langsung yang hanya digunakan oleh
penghuni dan pengunjung suite room, dimana penghuni room ini

Hotel Resor di Parangtritis 316


memiliki akses khusus langsung ke hunian dengan sistem keamanan
tersendiri. Melalui jalur ini juga akan mampu menyakses fasilitas-
fasilitas yang ada di dalam resor.

Gambar 6. 18 Konsep Sirkulasi


Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 317


Ketiga pola pergerakan pada hotel resor tersebut dapat diolah untuk
menciptakan karakter tropis yang menyatu dengan alam melalui beberapa
cara, antara lain :
Berdasarkan potensi alam tapak kondisi sirkulasi memungkinkan
untuk mengikuti topografi tapak yang menurun, menanjak,
melewati alam dan keadaan tanah yang tidak rata. Dengan
perancangan sirkulasi yang mengikuti topografi tersebut, karakter
menyatu dengan alam dapat lebih tercipta dibandingkan dengan
pembentukan sirkulasi yang mendatar tetapi dengan cara cut and
fill.
Pemilihan material pada jalur sirkulasi juga akan menunjang
pengaruh sirkulasi yang didesain memiliki karakter tropis.
Penggunaan material alami akan semakin menghadirkan suasana
alami pada area-area di hotel resor, misalnya seperti menggunakan
batu pecahan, batu krakal dan rumput-rumputan. Perkerasan yang
tidak terlalu menonjolkan fabrikasinya juga dapat digunakan.
Untuk menampilkan konsep tropis, material yang dipilih sebaiknya
material yang tidak menutup tanah dengan rapat. Material tersebut
sebaiknya diselingi dengan celah-celah atau saluran yang mampu
menyerap air dengan baik misalnya celah rumput, tanah atau
saluran drainase.

3. KONSEP VEGETASI
Dalam perancangan Hotel Resor di Parangtritis dengan karakter tropis,
vegetasi memiliki fungsi penting dalam penataan ruang luar. Penerapan
berbagai fungsi vegetasi pada tapak akan sekaligus membentuk iklim
tersendiri dalam tapak disamping sebagai estetika. Beberapa fungsi
vegetasi kaitannya dengan pembentukan karakter tropis pada perancangan
tata ruang luar antara lain :
Vegetasi peneduh/pembayang

Hotel Resor di Parangtritis 318


Vegetasi pengontrol angin (penyekat pergerakan dan penyebaran
angin, pengarah dan pengalir angin)
Vegetasi pengarah
Vegetasi pembatas fisik/pembatas pandangan
Vegetasi pemberi pandangan
Green screen
Vegetasi pelapis

Gambar 6. 19 Konsep Vegetasi


Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 319


4. KONSEP TEKSTUR DAN MATERIAL
Pemilihan material dilakukan sesuai dengan konsep tropis untuk
menciptakan suasana yang menyatu dengan alam serta untuk menciptakan
tekstur ruang luar yang memiliki kemampuan dalam menyerap panas
matahari dan air hujan.

Tabel 6. 5 Konsep Material


Alternatif Material Kesan
Batu alam Menyatu dengan alam, alami,
kokoh

Bata ekspose Bertekstur, tradisional, kokoh

Kayu, bambu Alami, menyatu dengan alam

Tanaman alami Alami, menyatu dengan alam

Hotel Resor di Parangtritis 320


Sumber : analisis penulis

Selain tekstur pada ruang luar, tekstur pada dinding bangunan juga
harus diperhatikan karena berhubungan langsung dengan ruang luar.
Penciptaan karakter tropis pada tekstur dinding berkaitan dengan
kemampuan dinding tersebut dalam mengurangi absorpsi sinar
matahari. Hal ini bertujuan untuk menurunkan temperatur dalam
ruangan agar terciptanya rasa nyaman bagi penghuni di dalam ruangan.
Dengan mengatur penggunaan bahan dinding luar serta lapisannya
melalui perhitungan rata-rata absorpsi permukaan tersebut, maka
tingkat absorpsi radiasi matahari terutama pada permukaan dinding
dapat dikurangi. Semakin kecil nilai absorpsi permukaan yang dicat
maka semakin kecil pula tingkat penyerapan radiasi matahari pada
permukaan dinding tersebut.
Alternatif pemilihan tekstur permukaan dinding dan lapisannya
dijabarkan dalam tabel berikut.

Tabel 6. 6 Nilai Absorpsi Rata-rata Dinding Luar

Material Dinding Luar Rata-rata Absorpsi ()


Bata merah 0,89
Bata merah + cat kuning medium 0,735
Bata merah + cat putih mengkilap 0,57
Batu sabak 0,87
Batu sabak + cat putih agak mengkilap 0,585
Kayu permukaan halus 0,78
Beton ekspos 0,61
Beton ekspos + cat hijau muda 0,54
Beton ekspos + cat putih mengkilap 0,43

Hotel Resor di Parangtritis 321


Bata kuning tua 0,56
Kerikil 0,29
Bata glasir putih 0,25
Sumber : analisis penulis

5. KONSEP WARNA
Pengolahan warna pada elemen ruang luar memiliki tujuan hampir
sama dengan analisis material, yaitu untuk memberikan efek psikologis
yang positif bagi para wisatawan/pengunjung. Pemilihan warna dengan
menggunakan warna-warna tropis dilakukan agar suasana yang
terbangun menyatu dengan alam sekitar.

Tabel 6. 7 Konsep Warna


Warna Diperoleh dari Kesan
Biru Warna lautan, Tenang, damai, stabil,
warna langit sejuk

Hijau Warna vegetasi dan Segar, sejuk, teduh,


rumput nyaman,
menentramkan emosi,
mewakili warna alam

Coklat Warna tanah, Hening, tenang,


warna bebatuan, stabil, aman,
batang pohon mewakili warna alam

Kuning Warna matahari, Cerah, ceria, hangat,


warna fajar dn emangat, menarik
siang hari perhatian

Putih dan abu-abu Warna bebatuan, Netral, penetralisir


pasir pantai, karang suasana, sederhana

Hotel Resor di Parangtritis 322


Jingga Warna matahari Tenang, damai, indah
senja

Sumber : analisis penulis

6. KONSEP VIEW
Dalam pengolahan lansekap hotel resor, keindahan dan fenomena alam
tentu saja menjadi faktor yang mempengaruhi perancangan terutama dalam
hal view yang merupakan nilai plus yang dimiliki oleh sebuah hotel resor.
Dalam kaitannya dengan penataan ruang luar, view akan mempengaruhi
pemilihan peletakan masa hotel resor tersebut. Penataan masa bangunan
pada hotel resor akan sangat dipengaruhi oleh potensi view yang tersedia.
Selain itu penataannya juga dilakukan menyesuaikan dengan potensi
kontur yang dimiliki hotel resor.

Hotel Resor di Parangtritis 323


Gambar 6. 20 Konsep View
Sumber : analisis penulis

7. KONSEP KONTUR
Site memiliki kontur yang bervariasi yakni antara ketinggian 5380 meter.
Kontur yang merupakan potensi alam yang terdapat pada site ini
dimanfaatkan sebagai permainan tinggi rendah elevasi bangunan dan area
rekreasi sehingga dapat memunculkan kesan alami dan dinamis.

Hotel Resor di Parangtritis 324


Beberapa poin perencanaan kontur kaitannya dengan penciptaan karakter
tropis antara lain :
Kontur dapat digunakan untuk membayangi bangunan, juga
kaitannya dengan penggunaan dinding expose.
Kontur dapat digunakan sebagai pemecah angin
Kontur dapat digunakan sebagai penyalur angin.

Gambar 6. 21 Pemanfaatan Site Secara Tropis


Sumber : analisis penulis

VI.2.2 Konsep Penekanan Studi

Konsep penekanan studi merupakan hasil dari proses analisis pada


bangunan hotel resor dimana masa bangunan yang ada didesain
berkarakter tropis. Konsep penekanan studi ini meliputi konsep bentuk
bangunan, konsep material dan konsep warna bangunan.

1. KONSEP BENTUK BANGUNAN


Perancangan karakter menyatu dengan alam dengan pendekatan
arsitektur tropis juga harus terlihat pada bentuk tiap bangunan pada
Hotel Resor di Parangtritis. Bentuk bangunan merupakan aspek yang
juga berhubungan langsung dengan ruang luar, oleh karena itu bentuk
bangunan harus dikaji disamping aspek-aspek ruang luar yang telah
dikaji sebelumnya.

Hotel Resor di Parangtritis 325


Bentuk bangunan yang berarsitektur tropis sangat memperhatikan
faktor iklim, seperti mengutamakan penyelesaian dan penanganan
mengenai panas dan hujan, serta kualitas kenyamanan yang akan
ditimbulkan oleh panas dan dingin tersebut. Oleh karena itu
pengolahan elemen-elemen bangunan seperti atap, dinding, bukaan dan
lantai merupakan empat elemen bangunan utama yang harus
diselesaikan dimana keempat elemen ini juga menunjukkan kualitas
rancangan karakter tropis yang dimiliki bangunan berarsitektur tropis.
Berikut merupakan konsep pengolahan elemen-elemen bentuk
bangunan yang menunjukkan karakter tropis yang diterapkan pada
masa bangunan Hotel Resor di Parangtritis.

Tabel 6. 8 Konsep Penekanan Desain pada Bentuk Masa


Bangunan Hotel Resor di Parangtritis

Massa Bangunan Penekanan Desain

Lobby dan Atap :


Komersial Atap ekspose tinggi didesain tanpa plafon, sehingga
dilengkapi dengan ventilasi atas untuk mengalirkan
udara panas. Permainan perbedaan ketinggian atap
dan penggunaan green-roof juga diterapkan untuk
menambah estetika pada massa ini.
Dinding :
Dinding didesain semi terbuka sehingga dapat
memaksimalkan penghawaan ke dalam bangunan.
Dinding yang menghadap langsung ke entrance
transparant sehingga mudah dikenali sebagai lobby
dan memberikan kesan welcome.
Bukaan :
Bukaan pada lobby selebar-lebarnya sehingga angin
dapat leluasa bergerak di dalam ruangan, namun

Hotel Resor di Parangtritis 326


tetap terlindungi dari sinar matahari langsung yang
akan memanaskan udara ruangan.
Penggunaan ventilasi atas untuk membantu
melepaskan udara panas yang biasanya terjebak di
atas.
Lantai :
Lantai diangkat lebih tinggi dari halaman untuk
membantu pengaliran udara kotor dan lembab dari
dalam bangunan keluar sekaligus memberikan kesan
kokoh karena massa lobby merupakan massa utama
pada hotel resor ini.
Pengelola, servis, Atap :
utilitas Atap menggunakan plafon karena adanya banyak
aktivitas yang berlangsung pada unit ini, sehingga
keberadaan ruang kosong diantara atap dengan
plafon dapat menyebabkan udara panas tidak secara
langsung diterima oleh ruangan.
Dinding :
Dinding pada massa ini didesain tertutup dengan
penggunaan insulasi dinding agar aktivitas yang ada
didalamnya bisa berlangsung nyaman dan
memungkinkan meminimalisir penggunaan
penghawaan buatan.
Bukaan :
Penggunaan kisi-kisi pada bukaan dan wing-wall
bisa dimanfaatkan untuk mengarahkan angin masuk
ke dalam bangunan.
Hunian Atap :
Penggunaan atap ekspose dilengkapi dengan bukaan
pada atap untuk membantu keluarnya udara panas

Hotel Resor di Parangtritis 327


yang masuk ke bangunan.
Penggunaan overstek atap pada teras untuk
menyaring sinar matahari vertikal.
Dinding :
Penggunaan dinding berpori atau dinding lumpur
merupakan alternatif yang mampu membuat ruangan
menjadi lebih sejuk daripada material lain.
Bukaan :
Bukaan didesain selebar-lebarnya, dengan
memanfaatkan pintu sekaligus sebagai bukaan
utama. Untuk menghindari panas, bukaan bisa
didesain dengan material berupa kaca penyerap
panas ataupun penggunaan louvre system.
Penggunaan ventilasi silang dengan meletakkan
bukaan-bukaan yang saling bersebrangan dan
berbeda ukuran juga dapat membantu mengalirkan
udara pada unit hunian.
Lantai :
Lantai diangkat lebih tinggi dari halaman untuk
membantu pengaliran udara kotor dan lembab dari
dalam bangunan keluar begitu juga sebaliknya.
Penggunaan deck kayu pada teras dan bagian dalam
bangunan juga dapat dimanfaatkan karena
menghasilkan pantulan cahaya matahari dengan
jumlah yang relatif kecil dan mampu penyerap panas
dengan lebih optimal dibanding penggunaan keramik
dan paving.
Fasilitas/rekreasi Atap :
Restoran dan bar Atap ekspose tinggi didesain tanpa plafon, sehingga
dilengkapi dengan ventilasi atas untuk mengalirkan

Hotel Resor di Parangtritis 328


udara panas. Permainan perbedaan ketinggian atap
dan penggunaan green-roof juga diterapkan untuk
menambah estetika pada massa ini.
Dinding :
Dinding pada restoran didesain terbuka tanpa
pelingkup untuk mengotimalkan aliran udara
sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Sedangkan dinding pada bar didesain semi terbuka
untuk menampilkan kesan lebih privat.
Bukaan :
Bukaan pada restoran dan bar selebar-lebarnya
sehingga angin dapat leluasa bergerak di dalam
ruangan, namun tetap terlindungi dari sinar matahari
langsung yang akan memanaskan udara ruangan.
Penggunaan ventilasi atas untuk membantu
melepaskan udara panas yang biasanya terjebak di
atas.
Lantai :
Lantai diangkat lebih tinggi dari halaman untuk
membantu pengaliran udara kotor dan lembab dari
dalam bangunan keluar.
Penggunaan deck kayu tinggi sebagai material lantai
juga dapat dilakukan karena penggunaan material
lantai tersebut pada bangunan yang di desain terbuka
tanpa dinding dapat penyerap panas dengan lebih
optimal dibanding penggunaan keramik dan paving.
Spa, fitness center, Atap :
sauna Atap ekspose tinggi didesain tanpa plafon, sehingga
dilengkapi dengan ventilasi atas untuk mengalirkan
udara panas.

Hotel Resor di Parangtritis 329


Dinding :
Dinding pada massa spa didesain semi terbuka untuk
menciptakan kenyamanan penghawaan dalam
ruangan serta dikombinasi dengan penggunaan
material kaca pada sisi-sisi yang dimanfaatkan
sebagai sisi view dari dalam bangunan.
Dinding pada massa fitness center didesain terbuka
tanpa pelingkup untuk mengotimalkan aliran udara
sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Khusus untuk dinding unit sauna menggunakan
material kayu agar tidak menahan panas yang
dikeluarkan oleh bara api yang dapat berpengaruh
langsung pada kulit manusia.
Bukaan :
Bukaan pada unit spa berupa penggunaan kisi-kisi
atau shading baik horizontal maupun vertikal untuk
mengarahkan angin masuk ke dalam bangunan.
Pada unit fitness center, desain bangunan tanpa
dinding sekaligus sebagai bukaan yang lebar untuk
memaksimalkan udara masuk, namun harus tetap
terlindungi dari sinar matahari langsung yang akan
memanaskan udara ruangan.
Pada unit sauna, bukaan didesain temporal sehingga
dapat ditutup saat terdapat aktivitas sauna dan dibuka
saat aktivitas sedang tidak berlangsung. Hal ini
sekaligus sebagai media pelepasan uap yang terus-
menerus terbentuk ketika aktivitas sauna
berlangsung.
Lantai :
Penggunaan deck kayu sebagai material lantai dapat

Hotel Resor di Parangtritis 330


dilakukan karena penggunaan material lantai tersebut
pada bangunan yang di desain terbuka tanpa dinding
dapat penyerap panas dengan lebih optimal
dibanding penggunaan keramik dan paving.
Penggunaan deck kayu pada unit sauna juga
dilakukan sama halnya dengan penggunaan dinding
bermaterial kayu.
Ballroom Atap :
Atap menggunakan plafon sehingga keberadaan
ruang kosong diantara atap dengan plafon dapat
menyebabkan udara panas tidak secara langsung
diterima oleh ruangan.
Dinding :
Dinding pada masa ballroom didesain tertutup
dengan variasi bukaan yang membuat dinding bisa
menjadi semi-terbuka.
Bukaan :
Bukaan pada ballroom bersifat temporal yakni
berupa panel-panel yang dapat dibuka ketika ruangan
diinginkan semi-indoor. Oleh karena bisa menjadi
ruangan yang tertutup rapat, maka ruangan ini
sebaiknya dilengkapi dengan sistem penghawaan
buatan.
Lantai :
Lantai berupa material dengan perpaduan warna
yang mampu menghasilkan pantulan cahaya
matahari dengan jumlah yang relatif kecil dan
mampu penyerap panas dengan lebih optimal.
Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 331


2. KONSEP MATERIAL DAN WARNA
Konsep material dan warna pada masa bangunan Hotel Resor di
Parangtritis mengacu pada perhitungan nilai absorpsi rata-rata dinding
luar masa bangunan. Berikut merupakan alternatif pemilihan tekstur
permukaan dinding dan lapisannya beserta perhitungannya.

Tabel 6. 9 Nilai Absorpsi rata-rata Dinding Luar

Material Dinding Luar Rata-rata Absorpsi ()


Bata merah 0,89
Bata merah + cat kuning medium 0,735
Bata merah + cat putih mengkilap 0,57
Batu sabak 0,87
Batu sabak + cat putih agak mengkilap 0,585
Kayu permukaan halus 0,78
Beton ekspos 0,61
Beton ekspos + cat hijau muda 0,54
Beton ekspos + cat putih mengkilap 0,43
Bata kuning tua 0,56
Kerikil 0,29
Bata glasir putih 0,25
Sumber : analisis penulis

Dari perhitungan tersebut didapatkan beberapa alternatif


tekstur/material dinding luar berikut nilai absorpsi radiasi mataharinya.
Semakin kecil nilai absorpsi permukaan yang dicat maka semakin kecil
pula tingkat penyerapan radiasi matahari pada permukaan dinding
tersebut. Dengan melakukan pemilihan material yang memiliki tingkat
penyerapan radiasi matahari yang kecil, maka kenyamanan di dalam
ruangan pun akan meningkat.

VI.2.4 Konsep Struktur

Konsep struktur pada Hotel Resor di Parangtritis diperoleh melalui


hasil analisis struktur yang telah dilakukan, dengan hasil sebagai berikut :

Hotel Resor di Parangtritis 332


Pondasi menggunakan pondasi batu kali dan pondasi turap sesuai
dengan kondisi kontur site.
Struktur atap menggunakan sistem rangka kayu.
Dinding menggunakan material batu bata ekspose dengan lapisan
lumpur untuk mempersejuk ruangan karena sifatnya yang
menyerap panas. Serta penggunaan dinding yang dikombinasikan
dengan tanaman rambat untuk membantu sistem penghawaan pada
bangunan.
Lantai menggunakan batu alam dan parkit agar untuk mendukung
kesan alami dan harmonis dengan alam.

VI.2.5 Konsep Utilitas

Konsep utilitas pada Hotel Resor di Parangtritis ditarik melalui


hasil analisis utilitas antara lain sebagai berikut :
Distribusi air bersih pada massa utama menggunakan sistem down
feed dengan menempatkan tandon air pada atap atau menara air
yang sengaja dibuat khusus atau pada tempat yang memiliki kontur
paling tinggi. Pengaliran dari ground tank bersih ke tandon air
menggunakan pompa. Kapasitas groundtank sebesar 340 m3.
Saluran drainase dibuat di sisi-sisi jalan, yang menuju sumur
resapan air hujan.
Sistem sanitasi dan pengolahan limbah menggunakan sistem
Sewage Treatment Plant (STP).
Sampah pada hotel resor dikelola dengan penggunaan tempat
sampah yang terbagi atas 3 jenis sampah, yaitu sampah plastik,
sampah organik dan sampah kertas yang setiap harinya di salurkan
ke pusat pembuangan sampah hotel, kemudian diangkut oleh truk
sampah. Pada daerah taman, jogging trek, dan parkir disediakan
tempat sampah.

Hotel Resor di Parangtritis 333


Sumber energi utama hotel berasal dari PLN. Untuk energi
cadangan hotel menggunakan genset dan penerapan solar cell yang
diletakkan di atap bangunan. Untuk pencahayaan di luar bangunan,
kabel listrik ditanam di dalam tanah.
Keamanan di dalam dan di luar hotel dicapai dengan adanya
menara pengawas dan kamera CCTV.
Sistem penangkal petir yang digunakan adalah sistem Thomas.
Untuk menunjang kelancaran komunikasi internal dan eksternal
dalam hotel resor, digunakan beberapa alat telekomunikasi antara
lain telepon, PABX (Private Automatic Branch Exchage) dan
Intercom, audio system, internet dan faximile.
Sistem pencegahan kebakaran dilakukan dengan memasang
sprinkler pada bangunan yang memiliki luasan besar, penggunaan
Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR) berupa tabung hydrant
ntuk unit bangunan dengan luasan kecil serta menggunakan
hydrant halamandengan memanfaatkan kolam-kolam pada site
sebagai reservoir hydrant dengan bantuan pompa untuk
mengalirkan air pada kolam.

Hotel Resor di Parangtritis 334


Gambar 6. 22 Rencana Sistem Proteksi Kebakaran pada Site
Sumber : analisis penulis

Hotel Resor di Parangtritis 335


DAFTAR PUSTAKA

Baud Bovy M and Lawson F, Tourism and Recreation Development, CBI


Publishing Company Inc., Boston, 1977.

Ching, F. D. Bentuk, Ruang dan Tatanan edisi kedua. Jakarta: Erlangga, 2000.

Dinas Pariwisata DIY, Statistik Kepariwisataan 2012, Dinas Pariwisata,


Yogyakarta, 2013.

Dinas Pekerjaan Umum. 2010. Raperda RDTRK Kretek. Bantul : Pemerintah


Kabupaten Bantul.

Direktorat jendral penataan Ruang Departemen Pekerjaan Umum, 2008.

Gee, Chuck Y, Resort Development and Management, Educational Institute,


Michigan, 1988.

Huffadine, Margaret. 2000. Resort Design : Planning, Architecture and Interiors.


USA : McGraw-Hill Companies, Inc.

Keputusan Direktur Jendral Pariwisata Nomor 14/U/II/88, Jakarta, 1988.

Kukreja, C. P. (1978). Tropical Architecture. New Delhi: Tata McGraw-Hill


Publishing Company.

Kurniasih, Sri. Jurnal Arsitektur, Prinsip Hotel Resort, Studi Kasus : Putri
Duyung Cottage-Ancol, Program Studi Teknik Arsitektur Universitas Budi Luhur,
Jakarta, 2009.

Lawson, Fred. 1995. Hotel & Resort Planning, Design and Refurbishment.
Boston: oxford London.

Lippsmeier, Georg, Bangunan Tropis, Erlangga, Jakarta, 1994.


Peraturan Menteri Pekerjaan Umum no. 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman
Penyediaan Dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan.
Jakarta : Departemen Pekerjaan Umum.

Prabawasari, V. W., & Suparman, A. (1999). Tata Ruang Luar. Jakarta:


Gunadarma.

Ramaini dan Kodhyat, Kamus Pariwisata dan Perhotelan, Gramedia Widiasarana


Indonesia, Jakarta, 1995.

Robinette, G. O. 1983. Landscape Planning for Energy Conservation. USA: Van


Nostrand Reinhold Company.

Satwiko, P. (2008). Fisika Bangunan. Yogyakarta: ANDI.

Suwithi, Ni Wayan, Akomodasi Perhotelan jilid 1, Direktoran Pembinaan Sekolah


Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, 2008.

Undang-Undang Republik RI no.9 th 1990 tentang Kepariwisataan. Jakarta, 1990.

Wibowo, Lili Adi, Usaha Jasa Pariwisata, Bandung, 2008.

http.//yogyakarta.bps.go.id diakses tanggal 3 September 2013

http://www.krjogja.com diakses tanggal 28 Oktober 2013.

http://www.bisnis-jateng.com diakses tanggal 11 September 2013.

http://www.bantulkab.go.id , diakses tanggal 20 November 2013.

Anda mungkin juga menyukai