Proyek preservasi dan pemeliharaan jalan ruas Jl. Raden Gunawan, Gd.
Tataan, Kab. Pesawaran, Lampung dilaksanakan oleh kontraktor melalui
beberapa tahapan pekerjaan, yaitu persiapan tanah drainase, dinding penahan
tanah (retaining wall), dan rigid pavement. Setiap tahapan memiliki durasi
waktu yang berbeda-beda dan saling terkait satu sama lain. Keterlambatan
dalam pelaksanaan salah satu tahapan dapat mempengaruhi pelaksanaan
tahapan lainnya.
Drainase merupakan sebuah konstruksi untuk mengalirkan air dari satu titik ke
titik lain yang dinilai sangat penting untuk membantu proses pengaliran air
seperti curah hujan, agar tidak terjadi genangan atau banjir. Adapun tujuan
dari pembuatan drainase adalah untuk mengurangi dan membuang kelebihan
air dari suatu kawasan agar lahan tesebut bisa berfungsi secara optimal sesuai
dengan kegunaanya dan juga dapat membantu mengendalikan erosi tanah.
Drainase terbagi dua jenis, yaitu darainase buatan dan drainase alami. Pada
proyek ini drainase yang digunakan adalah buatan yaitu U-Ditch pracetak.
1. Pekerjaan persiapan
Tahapan metode pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai
berikut:
a) Kontraktor harus mengajukan izin kepada konsultan, pengawas
yang mencakup metode kerja, kebutuhan alat, kebutuhan tenaga
kerja.
b) Membersihkan area pelaksanaan, memastikan bahwa tidak ada
sampah air yang depat mengganggu pekerjaan.
2. Pekerjaan pengukuran
Tahapan metode pelaksanaan pekerjaan pengukuran adalah sebagai
berikut:
a) Mempelajari desain dan spesifikasi teknis drainase.
b) Menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang diperlukan yaitu:
1) Waterpass
Alat ukur sudut yang digunakan untuk menentukan atau
menyeimbangkan permukaan datar terhadap garis
horizontal.
2) Patok
Alat bantu untuk menandai titik pengukuran diletakan 2 – 3
meter dari galian. Untuk menentukan posisi U-Ditch
digunakan patok bambu.
3) Tripod
Alat untuk menopang waterpass.
4) Rambu ukur
Alat ukur jarak yang digunakan untuk membantu mengukur
beda tinggi antara garis bidik dengan permukaan tanah.
5) Alat tulis
Alat untuk mencatat data pengukuran.
c) Mengatur titik-titik di lapangan. Titik-titik ukur harus diatur
pada lokasi yang kokoh dan mudah diakses, Titik -titik ukur
juga harus diberi tanda yang jelas agar mudah ditemukan.
d) Menegakkan tripod pada titik ukur.
e) Menyeimbangkan tripod pada titik ukur agar tepat berada di
tengah-tengah dan berada pada posisi datar atau horizontal.
f) Pasang waterpass pada tripod di titik ukur.
g) Amati nivo di dalam tabung kaca waterpass. Jika gelembung
berada di Tengah antara dua tanda di dalam tabung,
menandakan permukaan tersebut sejajar.
h) Setelah itu baca angka utama pada rambu ukur lalu baca garis
detail untuk mrngrtahui kemiringan.
i) Selanjutnya bila sudah terdapat nilai diberi tanda dengan patok
bambu didekat galian sejauh 2 – 3 meter, dan dipilok pada
tembok didekat galian.
Ilustrasi pengukuran dalam proyek preservasi dan pemeliharaan
jalan ruas Jl. Raden Gunawan, Gd. Tataan, Kab. Pesawaran,
Lampung dapat dilihat pada Gambar 69 – 71.
5. Penghamparan Base A.
Penghamparan base A dilakukan setelah tanah dipadatkan,
penghamparan ini dilakukan di atas tanah (sub grade) yang
berfungsi untuk memberikan daya dukung pada U-Ditch sehingga
U-Ditch tetap dalam kondisi stabil. Tahapan metode penghamparan
Base A dapat dilihat sebagai berikut:
a) Penghamparan dilakukan dengan alat berat yaitu excavator.
b) Excavator bekerja dengan mengambil base a dengan ukuran
batu 1/2.
c) Base a dihamparkan secara merata.
Proses penghamparan dapat dalam proyek dapat dilihat pada
Gambar 77.
Gambar 77. Penghamparan base A.
Detail rencana retaining wall dalam proyek preservasi dan pemeliharaan jalan
ruas Jl. Raden Gunawan, Gd. Tataan, Kab. Pesawaran, Lampung dapat dilihat
pada Gambar 84.
e) Memasang paralon.
Pemasangan paralon pada retaining wall, dengan Panjang 75 mm
Pemasangan paralon dapat dilihat pada Gambar 103.
8. Perawatan beton
Pada masa pengikatan awal yaitu saat beton mulai mengeras, harus
diadakan perawatan beton (curing). Perawatan beton (curing) berfungsi
untuk melindungi beton selama berlangsungnya proses pengerasan beton
terhadap sinar matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan
perusakan secara mekanis atau pengeringan sebelum waktunya. Perawatan
beton dilakukan untuk menghindari:
1) Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton
yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.
2) Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari
pertama.
3) Perbedaan temperatur dalam beton, yang akan mengakibatkan retak-
retak pada beton.
Adapun cara yang dilakukan dalam perawatan beton pada proyek ini
adalah dengan menyiramkan air secara merata diseluruh area retaining
wall menggunakan selang air selama 7 hari setelah selesai proses
pengecoran. Perawatan (Curing) pada proyek ini dapat dilihat pada
Gambar 114.
Proses curing pada proyek ini sudah sesuai dengan yang tertera pada SNI
2847:2019 Pasal 26.5.3.2 tentang “Syarat Penerimaan Perawatan Beton”
dimana dijelaskan bahwa curing pada beton dilakukan setidaknya 7 hari
setelah pengecoran dan disuhu minimal 10˚C.
Adapun tahapan yang dilakukan pada pekerjaan persiapan badan jalan adalah
sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan.
Metode pelaksanaan pekerjaan persiapan adalah sebagai berikut:
a) Mengganti claw excavator menjadi breaker excavator dengan cara:
1) Persiapkan breaker excavator yang sudah sesuai dengan model dan
ukuran excavator.
2) Pastikan excavator dalam keadaan mati dan kunci kontak telah
dilepas.
3) Lepas claw dari excavator menggunakan sistem hidrolik excavator
sehingga baut dan pengunci telah dilepas dibantu juga oleh 2
pekerja.
4) Setelah itu meletakkan posisi claw pada posisi yang aman,
sekaligus membawa braker ke lokasi excavator.
5) Letakkan breaker pada bagian yang sesuai dengan perangkat
penggantian.
6) Setelah itu gunakan sistem hidrolik excavator untuk
menghubungkan pipa hidrolik breaker ke sistem hidrolik
excavator.
7) Perikasa kembali dan pastikan aman, lakukan tes lapangan untuk
memastikan breaker berfungsi dengan baik.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 116.
5. Pekerjaan timbunan
Pekerjaan timbunan tanah adalah pekerjaan yang bertujuan bertujuan
untuk meratakan atau levelling suatu elevasi tanah,
Detail rencana timbunan dapat dilihat pada Gambar 125.
c) Menggali titik uji dengan kedalaman 5-10 cm. Dapat dilihat pada
Gambar 130.
b) Memotong tulangan.
1) Tulangan polos Ꝋ10 mm dipotong menggunakan bar cutter.
2) Pemotongan dilakukan dengan cara meletakkan tulangan pada
bawah mata pisau.
3) Menurunkan mata pisau sampai tulangan terpotong.
4) Tulangan dipotong dengan ukuran yang telah direncanakan
Proses pemotongan tulangan pada proyek dapat dilihat pada
Gambar 140.
4) Tempatkan dowel pada posisi aman dan tunggu cat hingga mengering.
Dapat dilihat pada Gambar 144.
f) Pekerjaan Geotextile.
a) Menyiapkan geotextile
b) Membentang geotextile agar semua permukaan dapat tetutup
rata.
c) Memarik geotextile dari titik awal pengecoran sampai titik
akhir.
d) Meletakkan batu di atas geotextile agar tidak bergeser.
Pemasangan Geotextile dapat dilihat pada Gambar 155.