Anda di halaman 1dari 6

RENCANA Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( K3 )

A. Mekanisme Sistem Manajemen K3 Konstruksi


Untuk menjamin konstruksi dengan angka nol kecelakaan, PT. Bastha Persada
menggunakan standar sistem manajemen kualitas internasional ISO 18001-2007. Dalam
proyek konstruksi, pelaksanaan manajemen K3 mengacu pada :
1. OHSAS 18001-2007
2. Technical Specification of The Project
3. Safety Target of PT. Bastha Persada
4. Safety Manajement
Pelaksanaan SM-K3 berdasarkan OHSAS 18001-2007 mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Penyusunan perencanaan pelaksanaan K-3 (Safety Plan) pada masa persiapan untuk
dijadikan panduan oleh tim proyek dalam pengelolaan dalam pelaksanaan. Kegiatan
safety plan terdiri atas :
a. IBPR atau identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian resiko baik di lapangan
maupun di kantor.
b. Penyusunan program peningkatan kesadaran K-3, untuk meningkatkan kesadaran
dan kepedulian setiap karyawan dan pekerja yang berada di lingkungan proyek.
c. Membuat rencana tanggap darurat dalam menghadapi kondisi yang harus segera
ditangani dalam waktu singkat sehingga tidak menimbulkan kerugian lebih parah.
d. Membuat schedule safety patrol, safety talk dan safety meeting sebagai sarana
dalam melaksanaan pengawasan dan penyampaian secara langsung program-
program K-3 yang telah disusun.
e. Penyediaan form-form administrasi K-3.
f. Identifikasi, akses dan distribusi UU dan peraturan K-3 sehingga seluruh pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan dapat mematuhi dan mengikuti SM-K3
yang diimplementasikan.
2. Pelaksanaan SM-K3 dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai safety plan yang telah dibuat
dan membuat record atas kegiatan yang telah dilaksanakan untuk dilakukan analisis
sehingga dapat selalu termonitor. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan meliputi
sebagai berikut :
a. Inspeksi K-3
b. Peningkatan kesadaran K3
c. Mengadakan safety meeting bulanan
d. Safety patrol sesuai schedule
e. Pelaporan yang diperlukan.
Langkah-langkah dalam meningkatkan kesadaran K-3 terhadap karyawan dan pekerja
antara lain :
a. Menetapkan aktifator berupa :
1) Membuat komitmen proyek mengenai K3 yang harus ditaati oleh seluruh
karyawan dan pekerja.
2) Menyelenggarakan safety talk secara periodik minimal seminggu sekali atau
sesuai safety plan.
3) Memberikan penghargaan kepada karyawan dan pekerja yang dapat
menemukan penyimpangan K3 di proyek.
4) Memberikan sanksi kepada karyawan dan pekerja yang melakukan
pelanggaran K3.
5) Memberikan visualisasi akibat dari pelanggaran ketentuan K3.
6) Mengadakan kegiatan yang menambah wawasan K3.
7) Meningkatkan kompetensi K3 pada bidang kerjanya.
b. Pengukuran tingkat kesadaran K3, meliputi :
1) Mengukur tingkat kepatuhan terhadap sistem K3 dengan menggunakan
assesment sheet K3 dan Housekeeping.
2) Mengukur tingkat kekerapan terjadinya kecelakaan.
3) Mengukur tingkat keparahan akibat kecelakaan.
4) Mengukur jumlah Non-conforming ( Ketidaksesuaian) K3.
5) Melakukan evaluasi terhadap record yang telah dibuat dalam kegiatan
manajement review untuk menentukan langkah-langkah preventif, evaluasi,
dan improvement yang diperlukan selama pelaksanaan pekerjaan di proyek.

B. Metode Pelaksanaan Sistem Manajemen K3 Konstruksi


1. Pelaksanaan Awal
Pelaksanaan pengukuran awal : SUDAH BELUM TIDAK
 Siapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain dan tentukan lokasi
titik ukur (bench mark) yang disepakati sebagai acuan kerja dan pengawasan
setting di lapangan.
 Setelah bench mark disepakati, buat patok yang tidak mudah bergeser.
 Jika diperlukan, buat titik –titik pinjaman dari titik yang sudah ditentukan
namun perlu mencatat koordinat dan elevasinya.
 Tentukan titik-titik penting lainnya dengan mengacu pada titik tetap ataupun
titik pinjaman.
 Lakukan pengecekan jarak antar titik satu dengan yang lain, begitupun sudut-
sudutnya apakah sudah sesuai dengan jarak posisi bangunan yang dimaksud
dalam gambar kerja.
 Lakukan pengecekan terhadap kekuatan patok-patok yang ditanam, pastikan
patok tidak bergeser atau pindah tempat.
 Beri warna atau tanda maupun penomoran sumbu bangunan maupun elevasi
pada titik-titik tetap di luar lokasi bangunan.
 Pengukuran awal selesai.

2. Pembersihan lokasi
SUDAH BELUM TIDAK
Pelaksanaan pembersihan lokasi :
 Siapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain dan tentukan batas-
batas real yang akan dibersihkan.
 Siapkan tenaga kerja dan alat untuk pembersihan lokasi.
 Tentukan lokasi terdekat tempat pembuangan material sisa hasil pembersihan.
 Lakukan pembersihan lokasi sesuai dengan kondisi lapangan yang ada
sehingga didapatkan hasil sesuai spesifikasi.
 Pastikan lokasi sudah terbebas dari material-material yang mengganggu
pelaksanaan pekerjaan selanjutnya dan perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Pohon yang mengganggu bangunan sudah dicabut sampai akar-akarnya.
b. Rumput liar/ semak belukar sudah dibabat.
c. Membongkar sisa-sisa bangunan bila ada.
d. Membersihkan sampah-sampah.
e. Meratakan permukaan tanah.
f. Pembersihan lokasi sudah selesai.

3. Pekerjaan galian SUDAH BELUM TIDAK

 Siapakan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain yang


menunjukkan lokasi serta kedalaman galian, lalu hitung rencana volume
galian dari gambar tersebut.
 Metode galian yang meliputi perkiraan berapa jumlah pekerja dan jumlah
peralatan yang dibutuhkan, juga penempatan buangan/ timbunan galian.
Pekerjaan galian bisa secara manual dengan tenaga manusia, bisa juga
dengan menggunakan alat berat yaitu Backhoe. Pekerjaan galian dengan
menggunakan alat berat Backhoe harus dibuat alur kerja lokasi mana yang
digali dulu hingga lokasi yang terakhir digali. Tujuannya adalah
memudahkan Backhoe hingga tidak sampai terjadi Backhoe tidak bisa keluar
dari lokasi galian.
 Pasang bouwplank pada lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan ukuran
pada gambar kerja.
 Jika lokasi galian cukup dalam dan kondisi tanah rawan longsor atau banyak
bangunan di sekeliling lokasi galian yang bisa mengakibatkan terjadinya
kerusakan bangunan tersebut, maka perlu dipasang turap di sekeliling lokasi
galian. Sistem turap dapat dilaksanakan secara permanen maupun tidak
permanen.
 Jika muka air tanah cukup tinggi sehingga mempersulit pekerjaan galian,
maka perlu dilakukan pekerjaan dewatering.
 Jika hasil galian harus dibuang keluar, maka truk-truk pengangkut tanah
galian diatur mobilitasnya sehingga proses pembuangan tanah menjadi
lancar.
 Dilaksanakan pekerjaan galian.
 Lakukan pembersihan lokasi proyek maupun jalan keluar lokasi proyek dari
semua sisa galian dan juga dari pembuangan galian.

4. PEKERJAAN URUGAN SUDAH BELUM TIDAK

 Siapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain yang


menunjukkan lokasi serta ketinggian urugan. Dari gambar tersebut dapat
diketahui rencana volume urugan.
 Metode urugan sesuai dengan persyaratan RKS, sehingga dapat
diperkirakan berapa jumlah pekerja dan jumlah peralatan yang dibutuhkan.
Pekerjaan urugan bisa secara manual dengan tenaga manusia, bisa juga
dengan menggunakan alat berta seperti Bulldozer.
 Pekerjaan urugan secara manual dengan tenaga manusia perlu dibuat alur
kerja lokasi mana yang diurug dulu hingga lokasi yang terakhir diurug.
Tujuannya adalah memudahkan mobilitas truk pengangkut urugan hingga
tidak sampai terjadi ada lokasi yang belum diurug tapi dapat dimasuki truk
pengangkut urugan.
 Pasang bouwplank pada lokasi yang akan dikerjakan sesuai dengan ukuran
pada gambar kerja.
 Laksanakan pekerjaan urugan sampai pada batas yang telah ditentukan.

5. INSPEKSI KESELAMATAN KERJA


Pelaksanaan inspeksi keselamatan kerja :
SUDAH BELUM TIDAK
Pembersihan tempat kerja (Housekeeping)
 Lokasi kerja tampak rapi dan bersih.
 Tempat penyimpanan material tertata rapi dan bersih.
 Tempat berjalan dan jalur transportasi dalam lokasi proyek rapi, bersih dan
tanpa halangan.
 Sampah-sampah dibuang secara teratur.
 Tidak ada bahaya material jatuh.
 Tidak ada benda tajam berserakan.
 Cukup penerangan.
 Aman dari bahaya kebakaran.
 Tidak ada benda tajam berserakan.
Perlengkapan Perlindungan Perseorangan.
 Penggunaan topi keselamatan (safety helmet)
 Penggunaan sepatu keselamatan (safety shoes)
 Sarung tangan.
 Sertifikat/ lisensi bagi operator/ teknisi peralatan/ alat berat yang bisa
membahayakan dalam pengoperasian.
Alat-alat penunjang keselamatan kerja
 Alat pemadam kebakaran yang terinspeksi dan ditandai (masa berlakunya
belum habis)
 Beberapa rambu/ tanda/ petunjuk terpasang jelas, misal “dilarang
merokok”, “awas kaca”, awas licin”, dll.
 Barikade terpasang pada tempat yang perlu diamankan.
 Tangga darurat yang cukup kokoh dan aman.
 Kode/ tanda yang dapat didengar semua pekerja bila terjadi kondisi bahaya
darurat.
Metrode kerja yang aman dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Pekerjaan galian : sistem penahan tanah mencegah terjadinya kelongsoran.
 Pekerjaan pondasi tiang pancang : pencegahan kerusakan bangunan sekitar.
 Pekerjaan konstruksi baja : sistem fabrikasi dan sistem erection yang aman,
serta keamanan pekerja yang bekerja di ketinggian.
 Pekerjaan konstruksi beton : sistem penempatan/ pengaturan perancah dan
bekisting yang aman dari terjadinya keruntuhan saat pengecoran.
 Pekerjaan di ketinggian : pagar pengaman, jaring pengaman.
 Pekerjaan dengan tower crane : sistem pelaksanaan pekerja dan menambah
ketinggian tower crane.
 Pekerjaan elektrikal : sistem grounding dan kamanan peralatan listrik
pengkabelannya.
 Pekerjaan dengan alat berat : sistem pelaksanaannya harus benar dan aman.

6. Pekerjaan lantai kerja


SUDAH BELUM TIDAK
Pelaksanaan pekerjaan lantai kerja :
 Persiapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain, cek kembali
dimensi dan setting out posisi galian apakah sudah sesuai dengan gambar
pelaksanaan. Perhatikan pula level galian, perhitungkan ketebalan urugan
dan ketebalan urugan dan ketebalan lantai kerja sehingga mencapai level
dasar struktur beton yang diharapkan.

 Lakukan pekerjaan urugan lapisan dasar (pasir/ sirtu) yang harus sesuai
dengan spesifikasi, termasuk material urugan dan ketebalannya. Lakukan
pemadatan pada urugan lapisan dasar dengan alat pemadat, basahi lapisan
dasar dengan air agar mempermudah pemadatan.
 Buat campuran beton dengan komposisi sesuai dengan spesifikasi, bisa
dengan menggunakan beton molen maupun secara manual.
 Hamparkan campuran beton pada posisi lantai kerja dengan lebar dan
ketebalan sesuai dengan kerja.
 Pekerjaan lantai kerja selesai.

7. Pekerjaan pembesian
Pelaksanaan pekerjaan pembesian :
 Persiapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain, perhatikan
dimensi, jumlah dan jarak tulangan.
 Persiapkan peralatan dan tenaga yang akan digunakan.
 Buat daftar potong dan bengkok yang akan dikerjakan, serta melakukan
pengaturan agar tidak terjadi kesalahan penggunaan diameter besi beton.
 Laksanakan pekerjaan potong bengkok besi sesuai daftar rencana.
 Merakit dan memasang besi sesuai dengan gambar kerja, perhatikan jarak
dan ikatan kawat betonnya.
 Dek diameter tulangan yang telah terpasang apakah sudah sesuai dengan
gambar kerja.
 Periksa panjang tulangan yang sudah terpasang apakah sudah sesuai dengan
SUDAH BELUM TIDAK
gambar kerja.
 Periksa jarak tulangan lewatan sesuai dengan aturan panjang lewatan yang
ditentukan dalam spesifikasi teknis maupun gambar desain.
 Periksa jarak tulangan dengan bekisting sehingga memenuhi persayaratan
tebal selimut beton.
 Perhatikan kebersihan saat pelaksanaan.

8. Pekerjaan bekisting
Pelaksanaan pekerjaan bekisting :
 Persiapkan gambar kerja yang mengacu pada gambar desain, perhatikan
dimensi struktur beton yang akan dicor.
 Persiapkan peralatan dan tenaga yang akan digunakan.
 Tentukan koordinat dan kedudukan bekisting sesuai dengan gambar desain.
 Lakukan fabrikasi bekisting sesuai dengan gambar kerja.
 Rakit dan pasang bekisting sesuai dengan gambar kerja, beri pengaku
secukupnya agar kedudukannya tidak bergeser.
 Agar bekisting tidak menempel pada besi, pasang beton decking pada jarak-
jarak tertentu.
 Dek kedudukan koordinat dan level horizontal bekisting apakah sudah
sesuai dengan gambar desain.
 Periksa penguat yang terpasang, posisinya harus kuat dan tidak mudah
bergeser.
 Periksa jarak bekisting terhadap besi tulangan, apakah sudah sesuai dengan
persyaratan dalam spesifikasi teknis.
 Periksa setiap sudut dan sambungan bekisting, jangan sampai ada yang
bocor.
Perhatikan kebersihan saat pelaksanaan.

Anda mungkin juga menyukai