Anda di halaman 1dari 19

Survei dan

InformasiSpasial
Pengukuransipatdatarkerangka Dasar vertikal

Fakultas : FTI
Program studi : TEKNIK SIPIL
Tatap Maya

06
Kode Matakuliah :
Disusun oleh :Riesa Syariful Akbar ST.MT
ABSTRAK
RiesaSyarifulAkbar,130320182

ModulJurusanTeknikSipil,FakultasS1Teknik, Universitas DianNusantara,2020

Kata kunci: Metode pengukuran penyipat datar, Metode trigonometris,Metode barometri.


(13Halaman)

Setiap bagunan diperlukan perencanaan dalam pembuatan kerangka bangunan yang di tujukan sebagai
dasarannya,yang digunakan untuk nenetapkan kumpulan pada titik – titik yang telah ditentukan posisi
vertikalnya, vertikal tersebut berupa ketinggian terhadap bidang rujukan ketinggian tersebut, menentukan
beda tinggi antara dua titik yaitu metode pengukuran penyipat datar, metode trigonometris dan metode
barometri. Oleh karena itu penulis membuat modul untuk dapat memudahkan mahasiswa dalam mempelajari
modul ini.

DaftarPustaka(2008–2018)
TUJUAN :
 Memahamipengukuransipatdatarkerangkadasarvertikal
 Memahamirumusan– rumusandasarpengukuran
 Mengertilangkahlangkahdasarpengukuranvertikal
PEMBAHASAN
Tujuan dan sasaran pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal
Ilmu Ukur Tanah adalah ilmu yang mempelajari pengukuran-pengukuran yang diperlukan
untukmenentukanletakrelatifetitik-titikdiatasataudibawahpermukaantanah,atausebaliknya,ialahmemasang titik-
titik dilapangan. Letak titik titik yang ditentukan adalah berguna pada kompliming petaatau untuk menentukan
garis-garis atau jalur-jalur dan kemiringankemiringan konstruksi pada pekerjaantekniksipil.
Pengukuran-pengukuran ini dilakukan pada daerah yang relatife sempit, dimana tidak
perludilibatkanadanyafaktorkelengkungan bumi diperhitungkan,termasuk dalam Ilmu Geodesi Tinggi.
Sebagaimana telah kita tahu bahwa permukaan bumi ini tidak tentu, artinya tidak mempunyai
pemukaan yang sama tinggi, maka tinggi titik kedua tersebut dapat di hitung, yaitu apabila titik pertama telah
diketahui tingginya.
Tinggi titik pertama (h1) dapat di definisikan, sebagai koordinat lokal ataupun terikat dengan titik yang
lain yang telah diketahui tingginya,Sedangkan selisih tinggi atau lebih dikenal dengan beda tinggi
(h)dapat diketahui/diukur dengan menggunakan prinsip sipat datar.
Pengukuran menggunakan sipat datar optis adalah pengukuran tinggi garis bidik alat sipat datar di
lapangan melalui rambu ukur. Rambu ukur ini berjumlah 2 buah masing masing didirikan di atas
duapatok/titik yang merupakan jalur pengukuran. Alat sipat datar optis kemudian diletakan di tengah tengah
antara rambu belakang dan muka. Alat sipat datar diatur sedemikian rupa sehingga teropong sejajar dengan
nivo yaitu dengan mengetengahkan gelembung nivo.
Setelah gelembung nivo di ketengahkan(garis arah nivo harus tegak lurus pada sumbu kesatu) barulah dibaca
rambu belakang dan rambu muka yang terdiri dari bacaan benang tengah,atasdan bawah.
Beda tinggi slag tersebut pada dasarnya adalah pengurangan Benang Tengah belakang (BTb) dengan
BenangTengah muka(BTm).
Pengukuran beda tinggi dengan cara sipat datar dapat memberikan hasil lebih baik dibandingkan
dengan cara-cara trigonometris dan barometris, maka titik-titik kerangka dasar vertikal diukur dengan sipat
datar.
Pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal maksudnya adalah pembuatan serangkaian titik-titik di
lapangan yang diukur ketinggiannya melalui pengukuran beda tinggi untuk pengikatan ketinggian titik–titik
lain yang lebih detail dan banyak. Tujuan pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal
adalah untuk memperoleh informasi tinggi yang relatif akurat di lapangan sedemikian rupa sehingga informasi
tinggi pada daerah yang tercakup layak untuk diolah sebagai informasi yang layak kompleks.
Referensi informasi ketinggian diperoleh melalui suatu pengamatan di tepi pantai yang dikenal dengan
nama pengamatan Pasut. Pengamatan pasut dilakukan menggunakan alat-alat sederhana yang bekerja secara
mekanis, manual dan elektronis.
Tinggi permukaan air laut direkam pada interval waktu tertentu dengan bantuan pelampung baik dalam
kondisi air laut pasang maupun surut.
Pengamatan permukaan air laut pada interval tertentu kemudian diolah dengan bantuan ilmu statistik
sehingga diperoleh
informasi mengenai tinggi muka air laut ratarata atau sering dikenal dengan istilah Mean Sea
Level(MSL).MSL ini berdimensi meter dan merupakan referensi ketinggian bagi titik-titik lain didarat.

Gambar1.ProsespengukurandanArahpengukuran

Peralatan,bahan,dan formulir pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal Peralatan yang
digunakan:

a. Alat sipat datar optis: Pada dasarnya alat sipat datar terdiri dari bagian utama sebagai berikut:
b. Teropong berfungsi untuk membidik rambu (menggunakan garis bidik) dan memperbesar bayangan
rambu.
c. Nivo tabung diletakan pada teropong berfungsi mengatur agar garis bidik mendatar. Terdiri dari kotak
gelas yang diisi alkohol. Bagian kecil kotak tidak berisi zat cair sehingga kelihatan ada gelembung. Nivo akan
terletak tegak lurus pada garis tengah vertical bidang singgung di titik tengah bidang lengkung atas dalam
nivomen datar.

d. Kiap (leveling head/base plate), terdapat sekrup-sekrup kiap (umumnya tiga buah) dan nivo kotak (nivo
tabung) yang semuanya digunakan untuk menegakkan sumbu kesatu (sumbu tegak) teropong.
e. Sekrup pengunci (untuk mengunci gerakan teropong kekanan/kiri).
f. Lensa okuler (untuk memperjelas benang).
g.Lensa objektif/diafragma (untuk memperjelas benda/objek).
h. Sekrup penggerak halus (untuk membidik sasaran).
i. Vizir (untuk mencari/membidik kasar objek).
j.Statif (tripod) berfungsi untuk menyangga ketiga bagian tersebut di atas.Gambar3.Alatsipatdatar

Rambuukur2buah
Rambuukurdapatterbuatdari kayu,campuran alumuniumyang diberiskalapembacaan.Ukuranlebarnya ± 4 cm,
panjang antara 3m-5m pembacaan dilengkapi dengan angka dari meter, desimeter,sentimeter,danmilimeter.
Gambar4.Caramenggunakanrambu
2. Statif
StatifmerupakantempatdudukanalatdanuntukmenstabilkanalatsepertiSipatdatar.Alatinimempunyai3 kaki yang
samapanjang dan bisa dirubahukuran ketinggiannya.Statif
saatdidirikanharusratakarenajikatidakratadapatmengakibatkankesalahansaatpengukuran.

Gambar5.Statif
3. Unting-Unting
Unting-unting terbuat dari besi atau kuningan yang berbentuk kerucut dengan ujung bawah lancip dan diujung
atas digantungkan pada seutas tali. Unting-unting berguna untuk memproyeksikan suatu titik
padapitaukurdipermukaantanahatausebaliknya.
Gambar6. Unting–unting

4. Patok
Patok dalam ukur tanah berfungsi untuk memberi tanda batas jalon, dimana titik setelah diukur dan
akandiperlukanlagipadawaktulain.Patokbiasanyaditanamdidalamtanahdanyangmenonjolantara5cm
- 10cm,denganmaksudagartidaklepasdantidakmudahdicabut.Patokterbuatdariduamacambahanyaitukayud
anbesiataubeton.
 PatokKayu
 PatokBetonatauBesi
5. Pitaukur(meteran)
Pita ukur linen bisa berlapis plastik atau tidak, dan kadang-kadang diperkuat dengan benang serat. Pitaini
tersedia dalam ukuran panjang 10m, 15m, 20m, 25m atau 30m. Kelebihan dari alat ini bisa digulungdan ditarik
kembali, dan kekurangannya adalah kalau ditarik akan memanjang, lekas rusak dan mudahputus,tidaktahanair.

Payung
Payung ini digunakan atau memiliki fungsi sebagai pelindung dari panas dan hujan untuk alat ukur itusendiri.
Karena bila alat ukur sering kepanasan atau kehujanan, lambat laun alat tersebut pasti
mudahrusak(seperti;jamuran,dll).
BahanYangDigunakan:
1. Petawilayahstudy
2. Catdankuas
3. Alattulis
FormulirPengukuran
Formulir pengukuran digunakan untuk mencatat kondisi di lapangan dan hasil
perhitungan-perhitungan/pengukuran di lapangan (terlampir). Pengukuran harus dilaksanakan berdasarkan
ketentuan-ketentuanyangditetapkansebelumnya.
Prosedurpengukuransipatdatarkerangkadasar
Ketentuan-ketentuanpengukuranKerangkaDasarVertikaladalahsebagaiberikut:
a. Pengukurandilakukandengancarasipatdatar.
b. Panjangsatuslagpengukuran.
c. Pengukuranantaraduatitik,sekurangkurangnyadiukur 2kali(pergidanpulang).
d. Perbedaanhasilukuranpergidanpulangtidakmelebihiangkatoleransiyangditetapkan.Khususmengenaiang
katoleransipengukuransipatdatar,dapatdijelaskansebagaiberikut:
T=±KD
Dimana:
T =toleransidalamsatuanmilimeter
K = konstanta yang menunjukan tingkat ketelitian pengukuran dalam satuan milimeterD
=Jarakantaraduatitikyangdiukurdalamsatuankilometer

BerikutinidiberikancontohhargaKuntukbermacamtingkat pengukuransipat datar:


Tabel1.TingkatKetelitianPengukuranSipatDatar

Tingkat K
I 3mm
II 6mm
III 8mm

Contoh:
DariAkeBsejauh2km,harusdiukurdenganketelitiantingkatIII.Iniberartiperbedaanukuranbeda

tinggipergidan pulangtidakbolehmelebihi8√2=11mm.Apabilabedatinggiukuranpergidanpulang
≤11mm, ukurantersebut diterimasebagaiukurantingkat III, Bila>11mmukuranharusdiulangi.
Dari pengalaman menunjukkan bahwa titik titik kerangka dasar vertikal yang akan digunakan harusdiukur
lebih teliti. Pengukuran sipat datar kerangka dasar vertikal harus diawali dengan
mengidentifikasikesalahansistematisdalam
halinikesalahangarisbidik alatsipatdataroptismelaluisuatupengukuransipatdatar
dalamposisi2stand(2kaliberdirialat).Kesalahangarisbidikadalahkemungkinanterungkitnyagarisbidikteropongke
arah
atasataubawahdiakibatkanolehketerbatasanpabrikmembuatalat inibetulbetulpresisi.Langkah-
langkahdalampengukuransipatdatarkerangkadasarvertikaladalahsebagaiberikut :
1. Mahasiswaakanmenerimapetadanbatasbatasdaerahpengukuran.
2. Ketuatimmenandaisemuaperalatanyangdibutuhkansertamengambilpetadanbatas-
bataspengukurandilaboratorium.Lalumenyerahkannyapadalaboran.
3. Ketuatimmemeriksakelengkapanalat,laluanggotatimmembawanyakelapangan.
4. Surveikedaerahyangakandipetakanpadajalurbataspemetaan.
5. Menentukanlokasi-lokasipatokataumerencanakanlokasi-lokasipatoksehinggajumlah slag itugenap.
6. Setelahselesaimerencanakanlokasilokasipatok (menggunakanCat)lalumenandainyadilapangan.
7. Melakukanpengukurankesalahangarisbidik.Halinidilakukandengancaramendirikanrambudiantara 2 titik
(patok) dan dirikanstatifsertaalatsipatdataroptiskira-kira di tengahantara 2 titiktersebut. Yang
perludiperhatikanpengukuranitutidakharusdilaksanakanjauhdarilaboratorium.
8. Sebelum digunakan, alat sipat datar harus terlebih dahulu diatur sedemikian rupa sehingga garis
bidiknya (sumbu II) sejajar dengan bidang nivo melalui upaya mengetengah kangelembung nivo yang terdapat
pada nivo kotak. Bidang nivo sendiri merupakan bidang equipotensial yaitu bidang yang mempunyai energy
potensial yang sama.
9. Sebelum pembacaan dilakukan adalah mengatur agar sumbu I (sumbu yang tegaklurus garis bidik)
benar-benar tegak lurus dengan sumbu II melalui upaya mengetengahkan gelembung nivo tabung. Setelah
sama, langkah selanjutnya kedua nivo yaitu nivo kotak dan nivot abung diatur, barulah kita melakukan
pembacaan rambu.Rambu yang dibaca harus benar-benar tegak
Lurus terhadap permukaan tanah.
Ketengahkan gelembung nivo dengan prinsip perputaran 2 sekrup kaki kiap dan 1 sekrup kaki kiap. Setelah
gelembung nivo ditengah,lalu memasan gunting-unting.
10. Untuk memperjelas benang diafragma dengan memutar sekrup pada teropong.
11. Sedangkan untuk memperjelas objek rambu ukur dengan memutar sekrup focus diatas teropong.
12. Setelahitu, membaca benang atas, benang tengah, dan benang bawah rambu belakang. Kemudian
membaca kembali benangatas, benangtengah, dan benangbawah rambumuka. Hasil pembacaan ditulis pada
formulir yang telah disiapkan. Kemudian menguku jarak dengan menggunakan pita ukur dari rambu belakang
kealat dan dari alat kerambu belakang (hasilnya di rata-ratakan) serta mengukur juga jarak rambu muka kealat
dan dari alat kerambu muka (hasilnyadirata-ratakan). Kemudian alat digeser sedikit (slag2)lakukan hal yang
sama sampai slag akhir pengukuran selesai.
13. Setelahpengukuranselesai,lalukembalikelaboratoriumuntukmengembalikanalat.
14. Setelahitumelakukanpengolahan data. Pengolahan data yang dilakukanadalahpengolahan
datauntukmengeliminirkesalahanacakatausistematisdengandilengkapiinstrumentabelkesalahan garisbidik dan
sistematis. Kesalahansistematisberupakesalahan garis
bidikkitakonversikankedalampembacaanbenangtengahmentah yang akanmenghasilkanbenangtengahsetiap slag
yang telahdikoreksidanmerupakanfungsidarijarakmukaataubelakangdikalikandengankoreksigaris bidik.
Penentuanbedatinggiantaraduatitik
Penentuan beda tinggi anatara dua titik dapat dilakukan dengan tiga cara penempatan alat
ukurpenyipatdatar,tergantungpadakeadaanlapangan.
Dengan menempatkan alat ukur penyipat datar di atas titik B. Tinggi a garis bidik (titik tengah
teropong)diatastitikBdiukurdenganmistar.Dengangelembungditengah–
tengah,garisbidikdiarahkankemistaryangdiletakkandiatastitiklainnya,ialahtitikA.Pembacaanpadamistardimisalk
anb,makaangka b ini menyatakan jarak angka b itu dengan alas mistar. Maka beda tinggi antara titik A dan
titik Badalaht=b–a.
AlatukurpenyipatdatardiletakkanantaratitikAdan titikB,sedangdi titik–titikAdan Bditempatkan
duamistar.Jarakdarialatukurpenyipatdatarkekeduamistarambillahkira–kirasama,sedangalatukurpenyipatdatar
tidaklahperludiletakkandigarislurusyangmenghubungkanduatitikAdanB.Arahkangarisbidikdengangelembungdi
tengah–tengahkemistarA(belakang)dankemistarB(muka),danmisalkan pembacaaan padaduamistarberturut-
turutadab (belakang)dan m(muka).
Bila selaludiingat,bahwaangka–
angkapadarambuselalumenyatakanjarakantaraangkadanalasmistar,makadenganmudahlahdapatdimengerti,bahw
abedatinggiantaratitik–titikAdanBadat=b–m.
Alat ukur penyipat datar ditempatkan tidak diantara titik A dan B, tidak pula di atas salah satu titik A atautitik
B, tetapi di sebelah kiri titik A atau disebelah kanan titik B, jadi diluar garis AB. Pembacaan
yangdilakukanpadamistaryangdiletakkandi
atas titik A dan B sekarang adalah berrturutturut b dan m lagi, sehingga digambar didapat
denganmudah,bahwabedatinggit=b–am.
Gambar7.PengukuransipatdatarKesalahan–kesalahanpadasipatdatar
a. Kesalahanpetugas.
 Disebabkanolehobserver.
 Disebabkanolehrambu.
b. KesalahanInstrumen.
 Disebabkanolehpetugas.
 Disebabkanolehrambu.
c. KesalahanAlami.
 Disebabkanpengaruhsinarmataharilangsung.
 Pengaruhrefraksicahaya.
 Pengaruhlengkungbumi.
 Disebabkanpengaruhposisiinstrumentsifatdatardanramburambu.
PengukuranSipatDatar
Eliminasi kesalahan sistematis alat sipat datar dengan cara ,mengoreksi KGB (kesalahan garis bidik).Metode
pengukuranrambumuka danbelakang dengan duastand (duakalialatberdiri).
KoreksiKgb =-Kgb.
a Eliminasi kesalahan sistematis karena kondisi alam. Eliminasi kesalahan sistematis karena
kondisialamdapatdikoreksidenganmembuatjarakbelakangdan jarakmuka hampirsama.
b. Jumlah slag pengukuran harus genap. Peluang untuk meng-koreksi kesalahan di slag ganjil
dangenaplebihbesar.Pembagiankesalahansetiapslaglebihrata.
c. Carameng-koreksikesalahanacak(randomerror):
 DilapangankitaperolehbacaanBA,BT, BB padasetiapslag(misalnya)n=genap.
 Darilapangankitaperolehjarakbelakang
 xjarakmuka.

Gambar 8. Pengukuransipatdatar diluar slagrambu Gambar9. Pengukuransipatdatarduarambu

Gambar11.Pengukuransipatdatarmenaik
Gambar10.Pengukuransipatdatarmenurun
Gambar12.Pengukuransipatdatartinggibangunan
Pengolahandatasifatdatarkerangkadasarvertikal

Hasilyangdiperolehdaripraktekpengukuransipatdatardanpengolahandatalapanganadalahtinggipada titik-
titik(patok-patok)yang diukuruntukkeperluanpenggambaran dalam pemetaan.
Perhitunganmeliputi:
 Mengoreksihasilukuran
 Mereduksihasilukuran,misalnyamereduksijarak miringmenjadijarakmendatardanlain-lain
 Menghitungazimuthpengamatanmatahari
 Menghitungkoordinatdanketinggiansetiaptitik.

Rumus-rumusdalampengukurankerangkadasarvertikal :

Dimana:
BTb = Benang Tengah BelakangBTm=BenangTengahMukaBTbk = Benang Tengah BelakangBTmk=Benang
TengahMuka
∆H=Beda Tinggi
∆Hk= Bedatinggikoreksi
Ƹd=Totaljarakper-slag
Ƹ(Ƹd)=TotalJarakdaripenjumlahanƸddm=Jarakmuka
db=Jarakbelakang
Bobot = Koreksi slag dengan membagi jarak slag dengan total jarak pengukuranTi=Tinggititik-
titikpengukuran.
Pengambaransipatdatarkerangkadasarvertikal
Keuntungan-keuntungandaripenyajiangambardalambentukdigitaladalah:
1. Prosespembuatannyarelatifcepat.
2. Murahdanakurasinyatinggi.
3. Tidakdibatasiskaladalampenyajiannya.
4. Jikaperlumelakukanrevisimudahdilakukandantidakperlumengeluarkanbanyakbiaya.
5. Dapatmelakukananalisisspasial (keruangan)secaramudah.
Unsur-unsuryangharusadadalampenggambaranhasilpengukurandanpemetaanadalah:
Legenda
Yaitusuatuinformasiberupahuruf,simboldangambaryangmenjelaskanmengenaiisigambar.Legenda
memilikiruang di luarmuka peta dandibatasi olehgarisyang membentukkotak-kotak.
Mukapeta
Yaituruangyangdigunakanuntukmenyajikaninformasibentukpermukaanbumibaikinformasivertikalmaupun
horizontal.
Skalapeta
Yaitusimbolyangmenggambarkanperbandinganjarakdiataspetadenganjaraksesungguhnyadilapangan.
Orientasiarahutara
YaitusimbolberupapanahyangbiasanyamengarahkearahsumbuYpositifmukapetadanmenunjukkanorientasiarahu
tara.
Sumbergambaryangdipetakan
Untukmengetahuisecaraterperinci prosesdanprosedurpembuatanpeta.
Timpengukuranyangmembuatpeta
Untukmengetahuipenanggungjawabpengukurandilapangandan penyajiannyadiataskertas.
Instalasidansimbol
Instalasidansimbolyangmemberikanpekerjaandanmelaksanakanpekerjaanpengukurandanpembuatanpeta.
Tabel4.Ukurankertasuntukpenggambaranhasilpengukurandanpemetaan

Peralatan yangharusdisiapkanuntukmenggambarsipatdatarkerangkadasarvertikalmeliputi:
1. Lembarankertasmilimeterdenganukurantertentu.
2. Penggaris2buah(segitigaataulurus).
3. Pensil.
4. Penghapus.
5. Tinta.
Prosedurpenggambaranuntuksipat datarkerangkadasar vertikalsecaramanual,sebagaiberikut :
1. Menghitungkumulatifjarakhorizontalpengukuransipatdatarkerangkadasarvertikal.
2. Menghitungrangebedatinggipengukuransipatdatarkerangkadasarvertikal.
3. Menentukanukurankertas yang akandipakai.Darilapangandidapat;
HASILPENGOLAHANDATA
Diketahui, sipat datar Kerangka Dasar Vertikal (KDV) tertutup dengan 8 slag, titik 1merupakan
titikawaldenganketinggian+905meterMSL.
 Titik1:BTb =0,891 ;BTm=1,675 ;db =11 ;dm=14
 Titik2:BTb =1,417 ;BTm=1,385 ;db =13 ;dm=13
 Titik3:BTb=1,406;BTm=1,438;db=12;dm=12
 Titik4:BTb =1,491 ;BTm=0,625 ;db =15 ;dm=31
 Titik5:BTb =2,275 ;BTm=1,387 ;db =29 ;dm=26
 Titik6:BTb =1,795 ;BTm=0,418 ;db =13 ;dm=14
 Titik7:BTb=0,863 ;BTm=1,801;db=8;dm=7
 Titik8:BTb =0,753;BTm=2,155 ;db=8;dm=12
TITIK1
Diketahui: BTb=0,891
BTm=1,675
db = 11 , dm = 14Kgb =-0,00116
Ƹ(Ƹd)=238
∆ƸH=0,02380
Jawab:
1. BTbk=BTb-(Kgb.db)
=0,891-(-0,00116.11)
= 0.90376
2. BTmk=BTm-(Kgb.dm)
=1,675-(-0,00116.14)
= 1,69124
3. ∆H =BTbk-BTmk
= 0.90376 -1,69124
= -0,78748
4. Ƹd=db+dm
= 14+11
=25
5.Bobot= Ƹ𝑑 25
=0,10504
Ƹ(Ƹ𝑑)238
6.∆Hk=ΔH-(ƸΔH.bobot)
=-0,78748-(0,02380.0,10504)
=-0,78998
6. Ti=905
DAFTARPUSTAKA
Syaifullah,Arif.IlmuUkurTanah.PenerbitSekolahTinggiPertanahanNasional.Yogyakarta.2014

Purwaamijaya, Muda Iskandar., 2008, “ Teknik Survei dan Pemetaan” Direktorat pembinaan
SekolahMenengahKejuruan

2019 SurveidanInformasiSpasial PusatBahanAjardaneLearning

17 ErfianaWahyuningsih,ST.,MT085694558185

Anda mungkin juga menyukai