Anda di halaman 1dari 20

Sejarah Perkembangan Teori Atom

5/09/2013 04:43:00 AM
Sabat Awan
3

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang atom.
Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa (hukum
Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan bahwa "Massa total
zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat hasil reaksi". Sedangkan
Prouts menyatakan bahwa "Perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa selalu
berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi

2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki atom-atom
yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda

3. Atom-atom bergabung tetap". Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan pendapatnya
tentang atom sebagai membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen 4. Reaksi kimia merupakan
pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom, sehingga atom tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak peluru.
Seperti gambar berikut ini:

Kelebihan dan Kekurangan Model Atom John Dalton

Kelebihan
Mulai membangkitkan minat terhadap penelitian mengenai model atom
Kelemahan
Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan arus
listrik.Berarti ada partikel lain yang dapat menghantarkan arus listrik.

B. Model Atom J.J.Thomson


Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar katode
merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara katode dan
anode.
Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode merupakan partikel penyusun
atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif, maka
harus ada partikel lain yang bermuatan positif untuk menetrallkan muatan negatif elektron
tersebut.
Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari teori atom dalton dan
mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom Thomson.
Yang menyatakan bahwa: “Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya
tersebar muatan negatif elektron”
Model atom ini kemudian disebut sebagai “plum pudding model” yang lebih dikenal sebagai
model roti kismis. Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan: Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan
positif dan negatif dalam bola atom tersebut.

C. Model Atom Rutherford


Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geiger dan Erners Masreden) telah ditemukan
adanya partikel alfa, yaitu partikel yang bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus
besar sehingga dapat menembus lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan
untuk menguji pendapat Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang
positif yang bila dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan
mereka, didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan melakukan
percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng tipis emas. Sebelumya
sudut kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.

Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:


Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka didalam atom
emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan fakta bahwa 1
dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan 1:20.000 merupakan perbandingan
diameter, maka didapatkan ukuran inti atom kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom
keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford mengusulkan


model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang menyatakan bahwa Atom terdiri
dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif, dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif. Rutherford menduga bahwa didalam inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi
mengikat partikel-partikel positif agar tidak saling tolak menolak.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Kelemahan Model Atom Rutherford

Kelebihan
Membuat hipotesa bahwa atom tersusun dari inti atom dan elektron yang mengelilingi inti

Kelemahan
Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom. Berdasarkan teori
fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga lama - kelamaan
energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti dan jatuh ke
dalam inti Ambilah seutas tali dan salah satu ujungnya Anda ikatkan sepotong kayu sedangkan
ujung yang lain Anda pegang. Putarkan tali tersebut di atas kepala Anda. Apa yang terjadi?
Benar. Lama kelamaan putarannya akan pelan dan akan mengenai kepala Anda karena
putarannya lemah dan Anda pegal memegang tali tersebut. Karena Rutherford adalah telah
dikenalkan lintasan/kedudukan elektron yang nanti disebut dengan kulit.

D. Model Atom Niels Bohr

Seorang Fisikawan Denmark, Niels Bohr (1885-1962) mengembangkan kekurangan teori atom
yang dikemukakan oleh Rutherford. Model atom Rutherford menyatakan bahwa atom terdiri dari
inti yang bermuatan positif dengan elektron yang mengelilingi inti tersebut, model atom ini bisa
juga dipandang seperti system tata surya kita dimana matahari sebagai inti dan planet-planet
sebagai elektron.

Menurut fisika klasik, obyek bermuatan yang mengalami percepatan akan mengemisikan energi.
Dari model atom Rutherford, elektron bergerak mengelilingi inti dengan lintasan berbentuk
lingkaran. Kita tahu bahwa benda cenderung untuk bergerak dengan lintasan lurus, agar
membentuk lintasan berbentuk lingkaran maka elektron tersebut secara konstan akan merubah
arah geraknya, dengan demikian elektron mengalamai percepatan yang konstan, sebagai akibat
dari peristiwa ini seperti halnya yang dikemuakan oleh teori fisika klasik diatas maka elektron
seharusnya kehilangan energi dalam bentuk emisi cahaya, sehingga lama-kelamaan elektron
akan jatuh ke inti.

Apakah hal ini betul-betul terjadi? Tentu saja tidak, sebab kenyataannya atom-atom yang ada di
alam semesta dalam keadaan yang stabil. Oleh sebab itulah maka Bohr berbendapat bahwa teori
fisika klasik tidak bisa dipergunakan untuk menjelaskan model atom.

Pada tahun 1913 Bohr mengemukakan bahwa:

• Electron dalam atom hydrogen bergerak mengelilingi inti pada orbit dengan jarak tertentu dan
tingkatan energi energi pada saat dia berpindah dari satu orbit ke orbit yang lain, energi akan
diabsorbsi atau tertentu pula.
• Selama elektron mengelilingi inti maka elektron tidak akan kehilangan energi. Elektron hanya
kehilangan atau mendapatkan diemisikan dalam bentuk radiasi elektromagnetik dengan frekuensi
tertentu.
• Untuk menjelaskan model atomnya ini Bohr menggunakan atom hydrogen sebagai model, dia
mampu menghitung radius setiap orbit yang ada di atom hydrogen sekaligus menghitung
tingakatan energinya, dan yang lebih penting lagi hal ini sesuai dengan kisaran data hasil
eksperimen yang ditunjukan oleh spectrum garis atom hydrogen.

Tingkatan energi dalam atom hydrogen dihitung dengan rumus:


E = -2.178×10-18 J ( Z2/n2)
Dimana n adalah bilangan bulat, dan Z adalah muatan inti. Model atom bohr hanya berlaku
untuk atom hydrogen dan atom-atom dengan konfigurasi seperti hydrogen, contohnya ion Li+
dan ion He+.

Gambar Model Atom Niels Bohr:

Kelemahan model atom Bohr:


1. Lintasan electron yg sebenarnya, masih mempunyai sub kulit orbital bukan hanya berupa
lingkaran, jadi tidak sesederhana teori Bohr
2. Model atom Bohr hanya dapat menerangkan model atom hydrogen, belum dapat menerangkan
model atom berelektron banyak
3. Teori Bohr tidak dapat menerangkan kejadian-kejadian dalam kimia dengan baik, termasuk
pengaruh medan magnetik terhadap atom

KElebihan model atom Bohr:


1. Elektron tidak mengorbit mengelilingi inti melalui sembarang lintasan, tapi hanya melalui
lintasan tertentu dengan momentum sudut tertentu tanpa melepaskan energi (= Lintasan
Stasioner )
2. Elektron dapat berpindah hanya dengan melepaskan dan menyerap energi sebesar hf (energi
foton)

E. Model Atom Modern

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum Erwin
Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori mekanika
kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin dapat ditentukan
kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat bersamaan, yang dapat
ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak tertentu dari inti atom”.

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut orbital.
Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin Schrodinger
memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk menggambarkan
batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model atom
mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital menggambarkan
tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama atau hampir sama akan
membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk kulit.Dengan demikian kulit
terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya
sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu sama.

CIRI KHAS MODEL ATOM MEKANIKA GELOMBANG


Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak stasioner
seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi gelombang yang disebut orbital
(bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling besar ditemukannya elektron dengan keadaan
tertentu dalam suatu atom)
Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan kuantumnya. (Elektron
yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan kuantum tersebut)
Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu yang pasti,
tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron

Kelemahan Model Atom Modern


Persamaan gelombang Schrodinger hanya dapat diterapkan secara eksak untuk partikel dalam
kotak dan atom dengan elektron tunggal

Struktur atom
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Struktur atom merupakan satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya.[1] Inti atom mengandung campuran proton yang
bermuatan positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak
memiliki neutron). Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya
elektromagnetik. Demikian pula sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk
sebuah molekul. Atom yang mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral,
sedangkan yang mengandung jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau
negatif dan merupakan ion. Atom dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada
inti atom tersebut. Jumlah proton pada atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah
neutron menentukan isotop unsur tersebut.

Istilah atom berasal dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi
pertama kali diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para
kimiawan meletakkan dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu
tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad
ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan berhasil menemukan struktur dan komponen-
komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa 'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi
lagi.[1] Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para fisikawan kemudian berhasil
memodelkan atom. [1]

Relatif terhadap pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa
yang sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti
mikroskop penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom,
dengan proton dan neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu
isotop dengan inti yang tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat
mengakibatkan transmutasi yang mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang
terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat
mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun memancarkan foton yang
sesuai dengan perbedaan energi antara aras. Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi
sebuah unsur dan memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut. [1]

Perkembangan Model Atom

Seorang filsuf Yunani yang bernama Democritus berpendapat bahwa jika suatu benda dibelah
terus menerus, maka pada saat tertentu akan didapat bagian yang tidak dapat dibelah lagi. Bagian
seperti ini oleh Democritus disebut atom. Istilah atom berasal dari bahasa yunani “a” yang
artinya tidak, sedangkan “tomos” yang artinya dibagi. Jadi, atom artinya tidak dapat dibagi lagi.
Pengertian ini kemudian disempurnakan menjadi, atom adalah bagian terkecil dari suatu unsur
yang tidak dapat dibelah lagi namun masih memiliki sifat kimia dan sifat fisika benda asalnya.

Atom dilambangkan dengan ZXA, dimana A = nomor massa (menunjukkan massa atom,
merupakan jumlah proton dan neutron), Z = nomor atom (menunjukkan jumlah elektron atau
proton). Proton bermuatan positif, neutron tidak bermuatan (netral), dan elektron bermuatan
negatif. Massa proton = massa neutron = 1.800 kali massa elektron. Atom-atom yang memiliki
nomor atom sama dan nomor massa berbeda disebut isotop, atom-atom yang memiliki nomor
massa sama dan nomor atom berbeda dinamakan isobar, atom-atom yang memiliiki jumlah
neutron yang sama dinamakan isoton.

Got it!

This website uses cookies to ensure you get the best experience on our website

 Home
 Contact
 Categories
 Blogspot
 Pemrograman
 Link Exchange

 Back to Home »
 teknologi , Umum »
 SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI DAN STRUKTUR ATOM

SEJARAH PERKEMBANGAN TEORI DAN STRUKTUR ATOM


Posted by : nur rokhman Minggu, 27 April 2014

Dari zaman yunani kuno hingga sekarang, model dan teori atom terus berkembang. Melalui model dan
teori atom, kita dapat mengetahui struktur suatu atom. Perkembangan tersebut tidak dapat dilepaskan
dari upaya para ilmuwan diantaranya Democritus, John Dalton, J.J. Thomson, Rutherford, Niels Bohr,
Schrodinger, de Broglie dan lain sebagainya.

Leukippos dan Demokritus (460 – 380 SM)

Leukippos merupakan orang pertama yang mencetuskan tentang keberadaan atom. Beliau bersama
dengan Demokritus muridnya mengemukakan bahwa materi terbentuk dari partikel yang sudah tidak
terbagi lagi. Yang kemudian mereka namai dengan sebutan atom (Yunani: atomos = tak terbagi).
Namun, Pendapat ini ditolak oleh Aristoteles, Dia berpendapat bahwa materi bersifat kuntinu (materi
dapat dibelah terus-menerus sampai tidak berhingga). Oleh karena Aristosteles termasuk orang yang
sangat berpengaruh pada masa itu, gagasan tentang atom memudar dan tidak mengalami
perkembangan selama berabad-abad lamanya.

Gassendi (1592-1655 M)
Pemikiran tentang keberadaan atom muncul kembali. Sekitar tahun 1592 – 1655 Gasendi
mengemukakan bahwa atom merupakan bagian terkecil suatu zat. Isaac Newton (1642 – 1727), seorang
ilmuwan yang sangat berpengaruh pada masa itu, mengemukakan dukungannya tentang keberadaan
atom.

Konsep atom pertama kali dikemukakan oleh Democritus. Atom berasal dari kata atomos (dalam bahasa
Yunani a = tidak, tomos = dibagi), jadi atom merupakan partikel yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
Menurut Dalton konsep atom Democritus ini tidak bertentangan dengan Hukum Kekekalan Massa dan
Hukum Kekekalan Energi, sehingga Dalton membuat teori tentang atom yang salah satunya adalah
materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang tidak dapat dibagi lagi. Tetapi konsep atom Dalton
belum memuaskan para ilmuwan pada masa itu. Ditemukannya elektron, proton, neutron, dan
radioaktivitas menyebabkan timbulnya teori baru tentang atom. Mulai dari teori atom Thomson,
Rutherford, Bohr, dan Mekanika Kuantum.

TEORI ATOM DALTON

Berdasarkan pemikiran bahwa konsep atom Democritus sesuai dengan Hukum Kekekalan Massa
(berbunyi: massa zat sebelum dan sesudah reaksi sama) dan Hukum Perbandingan Tetap (berbunyi:
perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa adalah tetap dan tertentu), maka John Dalton
tahun 1803 merumuskan teori atom sebagai berikut.

Materi tersusun atas partikel-partikel terkecil yang disebut atom.

Atom-atom penyusun unsur bersifat identik (sama dan sejenis).

Atom suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain.

Senyawa tersusun atas 2 jenis atom atau lebih dengan perbandingan tetap dan tertentu.

Pada reaksi kimia terjadi penataulangan atom-atom yang bereaksi. Reaksi kimia terjadi karena
pemisahan atom-atom dalam senyawa untuk kemudian bergabung kembali membentuk senyawa baru.

. Dalam perkembangannya tidak semua teori atom Dalton benar, karena pada tahun 1897 J.J.Thomson
menemukan partikel bermuatan listrik negatif yang kemudian disebut elektron. Tahun 1886 Eugene
Goldstein menemukan partikel bermuatan listrik positif yang kemudian disebut proton. Dan tahun 1932
James Chadwick berhasil menemukan neutron.
Salah satu hipotesis Dalton adalah reaksi kimia dapat terjadi karena penggabungan atom-atom atau
pemisahan gabungan atom. Misalnya, logam natrium bersifat netral dan reaktif dengan air dan dapat
menimbulkan ledakan. Jika logam natrium direaksikan dengan gas klorin yang bersifat racun dan berbau
merangsang, maka akan dihasilkan NaCl yang tidak reaktif terhadap air, tidak beracun, dan tidak berbau
merangsang seperti logam natrium dan gas klorin.

Karena ada banyak hal yang tidak dapat diterangkan oleh teori atom Dalton, maka para ilmuwan
terdorong untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut tentang rahasia atom

Berdasarkan berbagai penemuan pada masa itu, John Dalton merumuskan teori atom yang pertama
sekitar tahun 1803-1807, yang kita kenal sebagai teori atom Dalton. Berikut adalah postulat-postulat
dalam teori atom Dalton.

 Setiap unsur terdiri atas partikel yang sudah tak terbagi yang dinamai atom.
 Atom-atom dari suatu unsur adalah identik. Atom-atom dari unsur yang berbeda mempunyai
sifat-sifat yang berbeda, teimasuk mempunyai massa yang berbeda.
 Atom dari suatu unsur tidak dapat diubah menjadi atom unsur lain, tidak dapat dimusnahkan
atau diciptakan. Reaksi kimia hanya merupakan penataan ulang atom- atom.
 Senyawa terbentuk ketika atom-atom dari dua jenis unsur atau lebih bergabung dengan
perbandingan tertentu.

Namun pada perkembangannya, terdapat kelemahan dari teori atom Dalton, di antaranya :

 Tidak dapat menjelaskan sifat listrik materi.


 Tidak dapat menjelaskan cara atom-atom saling berikatan.
 Tidak dapat menjelaskan perbedaan antara atom unsur yang satu dengan unsur yang lain.

Meskipun demikian, Teori atom Dalton diterima karena dapat menjelaskan dengan baik beberapa fakta
eksperimen pada masa itu, di antaranya Hukum Kekekalan Massa dan Hukum Perbandingan Tetap
dengan baik.

Hipotesa Prout (1785-1855)

Hipotesis Prout adalah upaya yang dilakukan di awal abad kesembilan belas untuk menjelaskan
keberadaan beberapa unsur kimia melalui hipotesis tentang struktur internal dari atom . Pada 1815 dan
1816 , kimiawan Inggris William Prout menerbitkan dua artikel di mana ia mencatat bahwa berat atom
yang telah ditetapkan untuk unsur yang dikenal pada saat itu tampaknya menjadi beberapa dari semua
berat atom hidrogen . Akibatnya, hipotesis bahwa atom hidrogen adalah satu-satunya benar-benar
mendasar, dan bahwa atom elemen lain sebenarnya kelompok dari beberapa atom hidrogen.
Teori Atom Thomson

Setelah tahun 1897 Joseph John Thomson berhasil membuktikan dengan tabung sinar katode bahwa
sinar katode adalah berkas partikel yang bermuatan negatif (berkas elektron) yang ada pada setiap
materi maka tahun 1898 J.J.Thomson membuat suatu teori atom. Menurut Thomson, atom berbentuk
bulat di mana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam atom dinetralkan oleh elektron-elektron
yang berada di antara muatan positif. Elektron-elektron dalam atom diumpamakan seperti butiran
kismis dalam roti, maka Teori Atom Thomson juga sering dikenal Teori Atom Roti Kismis.

Teori Atom Rutherford

Pada tahun 1903 Philipp Lenard melalui percobaannya membuktikan bahwa teori atom Thomson yang
menyatakan bahwa elektron tersebar merata dalam muatan positif atom adalah tidak benar. Hal ini
mendorong Ernest Rutherford (1911) tertarik melanjutkan eksperimen Lenard. Dengan bantuan kedua
muridnya Hans Geiger dan Ernest Marsden, Rutherford melakukan percobaan dengan hamburan sinar
alfa. Partikel alfa bermuatan positif. Berdasarkan percobaan tersebut disimpulkan bahwa:

 Sebagian besar ruang dalam atom adalah ruang hampa; partikel alfa diteruskan (panah a).
 Di dalam atom terdapat suatu bagian yang sangat kecil dan padat yang disebut inti atom;
partikel alfa dipantulkan kembali oleh inti atom (panah b).
 Muatan inti atom dan partikel alfa sejenis yaitu positif; sebagian kecil partikel alfa dibelokkan
(panah b).

Hasil percobaan tersebut menggugurkan teori atom Thomson. Kemudian Rutherford mengajukan teori
atom sebagai berikut: atom tersusun atas inti atom yang bermuatan positif sebagai pusat massa dan
dikelilingi elektron-elektron yang bermuatan negatif.
Massa atom berpusat pada inti dan sebagian besar volume atom merupakan ruang hampa. Atom
bersifat netral, karena itu jumlah muatan positif dalam atom (proton) harus sama dengan jumlah
elektron. Diameter inti atom berkisar 10–15 m, sedang diameter atom berkisar 10–10 m.

Teori atom Rutherford hanya mampu menjelaskan bahwa elektron-elektron yang beredar mengelilingi
inti atom berada dalam ruang hampa, tetapi belum mampu menjelaskan distribusi elektron-elektron
secara jelas.

Kelemahan teori atom Rutherford:


 Tidak dapat menjelaskan bahwa atom bersifat stabil. Teori atom Rutherford
bertentangandengan Hukum Fisika Maxwell. Jika partikel bermuatan negatif (elektron) bergerak
mengelilingi partikel bermuatan berlawanan (inti atom bermuatan positif), maka akan
mengalami percepatan dan memancarkan energi berupa gelombang elektromagnetik.
Akibatnya energi elektron semakin berkurang. Jika demikian halnya maka lintasan elektron akan
berupa spiral. Pada suatu saat elektron tidak mampu mengimbangi gaya tarik inti dan akhirnya
elektron jatuh ke inti. Sehingga atom tidak stabil padahal kenyataannya atom stabil.
 Tidak dapat menjelaskan bahwa spektrum atom hidrogen berupa spektrum garis
(diskrit/diskontinu). Jika elektron berputar mengelilingi inti atom sambil memancarkan energi,
maka lintasannya berbentuk spiral. Ini berarti spektrum gelombang elektromagnetik yang
dipancarkan berupa spektrum pita (kontinu) padahal kenyataannya dengan spektrometer atom
hidrogen menunjukkan spektrum garis.

Teori Atom Bohr

Diawali dari pengamatan Niels Bohr terhadap spektrum atom, adanya spektrum garis menunjukkan
bahwa elektron hanya beredar pada lintasan-lintasan dengan energi tertentu. Dengan teori Mekanika
Kuantum Planck, Bohr (1913) menyampaikan 2 postulat untuk menjelaskan kestabilan atom.

Dua Postulat Bohr:

 Elektron mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu yang stasioner yang disebut orbit/kulit.
Walaupun elektron bergerak cepat tetapi elektron tidak memancarkan atau menyerap energi
sehingga energi elektron konstan. Hal ini berarti elektron yang berputar mengelilingi inti atom
mempunyai lintasan tetap sehingga elektron tidak jatuh ke inti.
 Elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit yang lain dengan memancarkan atau
menyerap energi. Energi yang dipancarkan atau diserap ketika elektron berpindah-pindah kulit
disebut foton. Besarnya foton dirumuskan --> E = hv = hc/panjang gelombang Energi yang
dibawa foton ini bersifat diskrit (catu). Jika suatu atom menyerap energi, maka energi ini
digunakan elektron untuk berpindah kulit dari tingkat energi rendah ke tingkat energi tinggi.
Pada saat elektron kembali ke posisi semula akan dipancarkan energi dengan besar yang sama.
Jadi, hanya elektron pada kulit tertentu dengan tingkat energi tertentu yang dapat bergerak,
sehingga frekuensi cahaya yang ditimbulkan juga tertentu. Hal inilah yang digunakan untuk
menjelaskan spektrum diskrit atom hidrogen.

Kelemahan teori atom Bohr:

 Hanya mampu menjelaskan spektrum atom hidrogen tetapi tidak mampu menjelaskan
spektrumatom yang lebih kompleks (dengan jumlah elektron yang lebih banyak).
 Orbit/kulit elektron mengelilingi inti atom bukan berbentuk lingkaran melainkan berbentuk
elips.
 Bohr menganggap elektron hanya sebagai partikel bukan sebagai partikel dan gelombang,
sehingga kedudukan elektron dalam atom merupakan kebolehjadian.

Teori Atom Mekanika Kuantum


Konsep Bohr tentang tingkat-tingkat energi mendasari perkembangan teori atom Mekanika Kuantum.
Elektron terletak pada orbital-orbital. Orbital merupakan suatu ruang di mana kebolehjadian
ditemukannya elektron.

Pak schrodinger

Setelah teori Niehl Bohr ternyata juga mempunyai kelemahan, ilmuwan berikutnya yang berusaha
memperbaiki adalah Erwin Schrodinger. Berdasar pengembangan selanjutnya yang mengatakan bahwa
lintasan electron itu tidak berbentuk bulat mengelilingi inti namun menyerupai gelombang. Oleh karena
itu, posisinya tidak dapat diketahui secara pasti. Teori atom mekanika kuantum memiliki persamaan
dengan teori Niels bohr mengenai tingkat-tingkat energy atau kulit atom, tetapi berbeda dalam hal
lintasan atau orbit tersebut.

 Home
 Posts RSS
 Comments RSS
 Edit

Ndaru Belajar Kimia

Sabtu, 31 Oktober 2009


Konsep dan Teori Atom Klasik

Atom berasal dari kata “a” yang berarti tidak dan kata “tomos” yang berarti potong, sehingga
atom adalah satuan terkecil yang tidak bias dibadi. Selanjutnya satuan terkecil dalam sebuah zat
disebut dengan atom. Atom terdiri dari electron(muatan negatif), proton(muatan positif) dan
neutron(tidak bermuatan).

Perkembangan Teori Atom

1. Demokritus
Konsep dasar tentang atom pertama diungkapkan oleh Demokritus (460-370 SM) ilmuan dari
Yunani. la menggambarkan atom sebagai materi terkecil yang sedemikian kecilnya sehingga
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Inilah konsep tentang atom pertama yang tercatat oleh sejarah ilmu
pengetahuan. Konsep tersebut lahir murni dari hasil pemikiran, dan bukan merupakan hasil
percobaan

2. Aristoteles
Atom adalah suatu materi yang dapat dibagi-bagi secara terus-menerus atau sekecil-kecilnya
tanpa batas.

3. John Dalton
John Dalton pada tahun 1803 menemukakan pendapat yang didasarkan pada hukum kekekalan
massa Lavoiser (Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat
hasil reaksi)dan hukum susunan tetao Prouts (perbandingan masssa unsur dalam suatu senyawa
selalu tetap)

Teori Dalton ada 5, yaitu :


a. Unsur-unsur terdiri dari partikel-partikel yang luar biasa kecil yang tidak dapat dibagi
kembali(disebut atom).Dalam reaksi kimia,mereka tidak dapat diciptakan,dihancurkan atau
diubah menjadi jenis unsur yang lain.
b. Semua atom dalam unsur yang sejenis adalah sama dan oleh karena itu memiliki sifat-sifat
yang serupa;seperti massa dan ukuran.
c. Atom dari unsur-unsur yang berbeda jenis memiliki sifat-sifat yang berbeda pula.
d. Senyawa dapat dibentuk ketika lebih dari 1 jenis unsur yang digabungkan.
e. Atom-atom dari 2 unsur atau lebih dapat direaksikan dalam perbandinganperbandingan yang
berbeda untuk menghasilkan lebih dari 1 jenis senyawa.

Pendapat dari Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola yang pejal.

Kelemahan Teori atom Dalton tidak dapat menerangkan suatu larutan dapat menghantarkan
listrik.Bagaimana mungkin suatu bola pejal dapat menghantarkan listrik, padahal listrik adalah
elektron yang bergerak. Berarti ada partikel lain yang dapat menyebabkan terjadinya daya hantar
listrik.

4. J.J Thomson
Dalam penelitiannya dia mempelajari bahwa tabung katoda pada kondisi vakum parsial (hampir
vakum) yang diberi tegangan tinggi akan mengeluarkan “berkas sinar” dimana Thomson
menyebut sinar ini sebagai “berkas sinar katoda” disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda
(elektroda negatif). Berkas sinar katoda ini apabila didekatkan dengan medan listrik negative
maka akan dibelokan (berkas sinar katoda ini tertolak oleh medan negative), berdasarkan hal ini
maka Thomson menyatakan bahwa berkas sinar katoda itu adalah partikel-partikel yang
bermuatan negative yang ia sebut sebagai “corpuscle”.Dia juga meyakini bahwa corpuscle itu
berasal dari atom-atom logam yang dipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan
menggunakan jenis logam yang berbeda-beda sebagai elektroda yang dia gunakan pada tabung
katoda maka percobaan Thomson tetap menghasilkan berkas sinar katoda yang sama. Akhirnya
Thomson menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas corpuscle. Corpuscle yang
ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai “electron” oleh G. Johnstone Stoney.
Dari asumsi tersebut dia akhirnya meyakini bahwa atom sebenarnya tidak berbentuk masiv
(berbentuk bulatan yang pejal) akan tetapi tersusun atas komponen-komponen penyususn atom.
Di alam atom berada dalam keadaan yang stabil dan memiliki muatan yang netral, dengan
demikian Thomson lebih lanjut mengasumsikan bahwa didalam atom itu sendiri pasti terdapat
bagian yang bermuatan positif. Dari asumsi tersebut maka Thomson mengajukan struktur atom
sebagai bulatan awan bermuatan posistif dengan elektron yang terdistribusi random di dalamnya.

5. Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan lempeng tipis dengan partikel alpha.
Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan. Berarti di dalam atom
terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif.

Hipotesa dari Rutherford adalah atom yang tersusun dari inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom bermuatan positif dan massa atom terpusat pada inti atom. Kelemahan
dari Rutherford tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.
Berdasarkan teori fisika, gerakan elektron mengitari inti ini disertai pemancaran energi sehingga
lama - kelamaan energi elektron akan berkurang dan lintasannya makin lama akan mendekati inti
dan jatuh ke dalam inti

6. Neils Bohr
Kelemahan dari Rutherford diperbaiki oleh Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa
spektrum warna dari atom hidrogen yang berbentuk garis.

Hipotesis Bohr adalah :


a. Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi oleh elektron yang bermuatan
negatif di dalam suatu lintasan.
b. Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau memancarkan
energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap energi. Jika
beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi.

Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa kulit untuk tempat berpindahnya
elektron. Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan spekrum warna dari atom
berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom yang lebih sempurna dari model atom
Bohr.
 About
 Contact Us
 Privacy Policy
 Disclaimer
 Site Map




Berpendidikan

Rujukan Online Dunia Pendidikan

 Home
 MTK
 B. Indo
 IPA
 IPS
 Beasiswa
 Pendaftaran
 Berita

Home » Kimia » Pelajaran IPA » Perkembangan Teori Atom Modern (Dalton, Thomson, Rutherford, Niels
Bohr) Dilengkapi Pengertian Atom, Ion dan Molekul

Wednesday, 2 December 2015 Kimia, Pelajaran IPA

Perkembangan Teori Atom Modern (Dalton,


Thomson, Rutherford, Niels Bohr)
Dilengkapi Pengertian Atom, Ion dan
Molekul
Pada pembahasan kali ini akan dibahas secara lengkap tentang pengertian atom, pengertian ion,
pengertian molekul, perkembangan teori atom modern, teori atom thomson, teori atom dalton, teori
atom rutherford, teori atom niels bohr, teori atom mekanika kuantum, perkembangan model atom,
pengertian senyawa, sistem periodik, pengertian proton, kation anion dan molekul senyawa ion, partikel
penyusun atom dan contoh molekul unsur serta teori atom democritus.

Ingatkah kamu jatuhnya bom atom di Hirosima? Wah… sungguh dahsyat bukan? Apa itu atom?
Bagaimanakah sebenarnya bentuk atom itu? Mari ikuti pembahasan ini!

Pengertian Atom, Ion dan Molekul


Suatu zat dapat dibagi-bagi menjadi bagian-bagian (partikel) yang ukuran partikelnya lebih kecil. Partikel
terkecil dari suatu zat yang masih mempunyai sifat sama dengan sifat zat asal partikel itu disebut
molekul.

Senyawa dari molekul ini dapat berupa ikatan antara unsur yang sama (molekul unsur), tetapi dapat juga
berupa ikatan unsur-unsur yang berbeda (molekul senyawa).

Jika suatu senyawa dielektrolisis dengan arus listrik searah maka akan terionisasi. Partikel dari senyawa
yang terionisasi ini disebut ion.

Ion adalah partikel yang bermuatan listrik. Anion merupakan ion yang bermuatan listrik negatif,
sedangkan kation merupakan ion yang bermuatan listrik positif.

Perkembangan Teori Atom Modern


Istilah atom pertama kali ditemukan oleh Democritos yang menyatakan bahwa atom sangat kecil
sehingga tidak dapat dibagi-bagi.

Kemudian, Dalton menyempurnakan definisi atom menjadi partikel terkecil dari suatu unsur yang sudah
tidak dapat dibagi-bagi lagi dengan cara kimia biasa.

Beberapa pendapat mengenai bentuk atom dikemukakan oleh Dalton, J.J Thomson, E. Rutherford, dan
Niels Bohr, serta pelu diketahui bahwa masing-masing teori atom tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan (kekurangan).

a. Teori Atom Dalton


Menurut Dalton, atom berupa butiran-butiran yang sangat kecil yang digambarkan dalam bentuk bola
kecil. Diameter bola atom untuk setiap unsur berbeda-beda. Bola atom paling kecil adalah atom
hidrogen.
b. Teori Atom J.J Thomson
Thomson memperbaiki kelemahan atom Dalton. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa ada partikel
bermuatan negatif dalam atom yang disebut elektron. Thomson mengusulkan model atom, seperti roti
kismis atau kue onde-onde.

Menurutnya, atom berbentuk bola pejal yang permukaannya dikelilingi elektron dan partikel lain yang
bermuatan positif. Pada atom netral, jumlah muatan positif sama dengan jumlah elektronnya.

c. Teori Atom E. Rutherford


Atom terdiri dari inti atom yang bermuatan positif (proton) dan elektron yang bermuatan negatif.
Elektron bergerak pada orbitnya mengelilingi inti atom. Pada atom netral, jumlah elektron sama dengan
jumlah proton pada inti atom.

Gambar: Perkembangan Teori Atom Modern

d. Teori Atom Niels Bohr


Pendapat Niels Bohr pada dasarnya menyempurnakan teori atom Rutherford. Niels Bohr menjelaskan
bahwa elektron mengelilingi inti atom pada lintasan tertentu dengan energi tertentu.

Ketika ada elektron yang melepaskan energi, elektron akan berpindah ke lintasan/kulit elektron yang
lebih dalam. Sebaliknya, jika ada elektron yang menerima energi, elektron tersebut akan berpindah ke
lintasan/kulit yang lebih luar.

Di samping terdapat proton, di dalam inti atom terdapat partikel neutron yang tidak bermuatan listrik.
Orbit elektron tidak terdapat pada satu bidang datar, tetapi berada dalam ruang. Banyaknya elektron
pada tiap kulit mempunyai jumlah maksimum.

Artinya, jumlah elektron pada tiap kulit tidak pernah melebihi jumlah tertentu. Jumlah maksimum
elektron pada suatu kulit dinyatakan dengan rumus 2n2, n adalah nomor kulit.

Kulit pertama merupakan kulit yang paling dekat dengan inti atom disebut kulit K, jumlah maksimum
elektronnya = 2 x 12 = 2 elektron.

Kulit kedua disebut kulit L, maksimum elektronnya = 2 x 22 = 8.

Kulit ketiga, yaitu kulit M, maksimum elektronnya = 2􀂖 x 32 = 18.

Kulit keempat N, maksimum elektronnya = 2 x 42 = 32.


Gambar: Teori Atom Niels Bohr

Jumlah maksimum elektron pada kulit-kulit berikutnya (O, P, Q, dan R) adalah sama dengan angka-angka
di atas dan maksimum 32 elektron. Jumlah elektron pada kulit paling luar tidak pernah lebih dari 8,
kecuali untuk jumlah 18 dan 32.

Banyaknya elektron pada kulit paling luar dan jumlah kulit elektron menentukan sifat unsur. Elektron
bergerak mengelilingi inti atom sambil berputar pada sumbunya, seperti gerak planet-planet
mengelilingi matahari. Gerakan tersebut disebut gerak spin.

Elektron-elekton berputar pada sumbunya dan bergerak mengelilingi inti atom pada orbit elektronnya.
Makin jauh kedudukan elektron terhadap inti atom, makin cepat gerak berputarnya.

Oleh karena itu, elektron yang berada di kulit luar mempunyai energi lebih besar daripada energi pada
kulit yang lebih dalam. Jadi, energi elektron pada kulit M lebih besar daripada energi elektron pada kulit
L (EM > EL).

Akibat pengaruh sesuatu, elektron dapat berpindah dari kulit yang satu ke kulit di dekatnya.
Perpindahan elektron dari kulit dalam ke kulit luar disebut eksitasi.

Baca juga: Pengertian Isotop, Isoton dan Isobar

Pengertian Ion
Elektron yang mengelilingi inti atom terus bergerak sambil berputar pada sumbunya. Akan tetapi,
elektron dapat meninggalkan atom karena sesuatu hal, seperti pemanasan, medan listrik, dan medan
magnet. Elektron yang keluar dari suatu atom dapat masuk ke atom lainnya.

Akibatnya, atom yang kehilangan elektron akan menjadi atom yang bermuatan listrik positif karena
jumlah proton menjadi lebih besar daripada jumlah elektronnya, sedangkan atom yang kedatangan
elektron menjadi atom bermuatan listrik negatif karena jumlah elektronnya melebihi jumlah protonnya.

Peristiwa terurainya suatu zat menjadi ion–ion disebut ionisasi. Hasil ionisasi disebut ion. Elektron yang
dapat keluar atau masuk ke suatu atom adalah elektron yang berada di kulit terluar.

Ionisasi atom hanya terjadi pada atom-atom yang jumlah elektron paling luarnya tidak sama dengan 8,
18, atau 32. Atom-atom yang jumlah elektronnya sama dengan bilangan-bilangan tersebut sangat sulit
terionisasi sehingga disebut unsur gas mulia.
Jumlah elektron yang terlepas atau masuk tergantung pada jumlah elektron pada kulit terluar dengan
ketentuan sebagai berikut.

 Jika jumlah elektron terluar kurang dari 4 elektron maka atom ini cenderung melepaskan
elektron;
 jika jumlah elektron terluar antara 4 dan 8 maka atom ini cenderung menerima elektron;
 jumlah elektron yang diterima atau dilepaskan membuat jumlah elektron di kulit itu menjadi 8;
 jika jumlah elektron pada kulit terluar sama dengan 4 maka atom ini dapat melepas atau
menerima elektron, tergantung dengan unsur apa atom itu berinteraksi;
 jika jumlah elektron pada kulit terluar sama dengan 8 maka atom itu sangat sukar melepas
maupun menerima elektron.

Secara umum, unsur logam lebih mudah melepaskan elektronnya dibanding unsur nonlogam. Ionisasi
juga dapat terjadi pada zat elektrolit, seperti asam, basa, dan garam. Ada ion yang berupa partikel atom
dan molekul.

Perbedaan Molekul Unsur dan Molekul Senyawa


Gabungan dua atom atau lebih, baik atom sejenis maupun berbeda dapat bergabung membentuk
molekul. Gabungan atom sejenis disebut molekul unsur.

Contohnya, molekul oksigen terdiri dari dua atom oksigen. Ayo, sekarang coba kamu gambarkan, berapa
buah atom fosfor untuk membentuk satu molekul fosfor?

Sebaliknya, gabungan atom tidak sejenis disebut molekul senyawa. Contohnya, molekul air (H2O)
terbentuk dari 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen Ayo, coba kamu gambarkan molekul garam dapur
(NaCl). Atom apa saja yang membentuk molekul tersebut?

Anda mungkin juga menyukai