Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsep atom dan molekul menjadi salah satu konsep abstrak dalam ilmu

kimia yang menjadi dasar dalam belajar sains. Konsep abstrak merupakan konsep

yang sulit dipahami dalam belajar sains, karena untuk memahaminya dibutuhkan

kemampuan berfikir tingkat tinggi. Mempelajari kimia dituntut memahami tiga

aspek yang saling berhubungan, yakni aspek makroskopik, mikroskopik, dan

simbolik. Aspek makroskopik berhubungan dengan sifat suatu materi yang dapat

diamati langsung oleh perubahan wujud zatnya, aspek mikroskopik berhubungan

dengan partikel penyusun suatu materi (atom, molekul, ion), sedangkan aspek

simbolik berhubungan dengan simbol dan perhitungan kimia serta reaksinya

(Rachmawati, 2014: 147).

Mata pelajaran kimia menjadi salah satu ilmu pengetahuan alam yang

banyak menggunakan konsep, salah satunya materi struktur atom. Struktur atom

menjadi salah satu konsep ilmu kimia yang cukup syarat dan sulit dipahami,
karena disamping mereka harus bisa mengingat teori-teori atom juga harus bisa

mengenal gambar dari struktur ato, penulisan lambang atom, unsur penyusun

atom dan juga konfigurasi electron. Penggunaan model yang tepat bisa

melibatkan untuk bisa berpikir, mengembangkan pengetahuan, memberikan

dukungan dan kesempatan kepada seseorang untuk mengembangkan ide-idenya

(Sugiharti, 2016: 6).

Unsur-unsur kimia bertujuan untuk memahami ilmu kimia. Oleh karena

itu, materi unsur-unsur kimia sangat penting dipelajari agar bisa memahami ilmu

kimia. Karena materi dasar tersebut mendasari materi-materi selanjutnya. Begitu

banyak hal yang bisa dipelajari dari unsur-unsur kimia, namun penyajian materi

1
2

dari kimia disampai saat ini, cenderung hanya diberikan atau diajarkan guru

kepada siswa melalui buku atau text book saja sehingga terkesan kegiatan belajar

jadi kurang menarik (Alfarizi, 2018: 1).

Unsur-unsur kimia selalu berkaitan dengan aktivitas dalam kehidupan

sehari-hari, sehingga bisa mendasar dari cabang-cabang ilmu kimia karena adanya

unsur-unsur kimia yang terkandung. Pengetahuan yang mendalam tentang

karakteristik dari unsur-unsur kimia tersebut menjadi landasan utama yang

mendasari dikuasainya cabang-cabang dari ilmu kimia tersebut. Salah satu unsur

kimia yang selalu berkaitan dalam aktivitas kehidupan yakni unsur logam dan

unsur non logam (Harwanto, dkk., 2019: 63).

Secara umumnya logam berupa zat padat, namun terdapat suatu unsur

logam yang berwujud cair yaitu air raksa. Unsur logam memiliki sifat berwarna

putih mengkilap, mempunyai titik lebur rendah, dapat mengantarkan arus listrik,

dapat ditempa dan dapat mengantarkan kalor atau panas. Sedangkan unsur non

logam menjadi pengantar panas yang buruk. Unsur non logam memiliki sifat tidak

mengkilap, pengantar arus listrik yang buruk, dan tidak dapat di tempa.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan percobaan struktur

atom dan sistem periodik unsur bertujuan untuk mengetahui teknik menguji logam

dengan nyala, membedakan logam yang satu dengan logam yang lain dan

menentukan warna nyala pada logam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana teknik uji logam menggunakan nyala?

2. Bagaimana membedakan logam yang satu dengan logam yang lain?

3. Bagaimana menentukan warna nyala pada logam?


3

C. Tujuan

Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Melakukan uji logam menggunakan nyala

2. Membedakan logam yang satu dengan logam yang lain

3. Menentukan waktu sinar yang terpancar dari masing-masing logam.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Atom

Atom adalah unsur yang tersusun atas partikel yang sangat kecil. Semua

atom tertentu mempunyai ukuran, massa, dan sifat kimia yang sama, sehingga

atom yang satu berbeda dari atom yang lain. Senyawa tersusun atas atom-atom

dari dua unsur atau lebih. Dalam setiap senyawa, perbandingan antara jumlah

atom dari setiap dua unsur yang ada bisa merupakan bilangan bulat atau pecahan

sederhana

(Chang, 2004: 30).

Atom menjadi suatu partikel terkecil di alam semesta dari sebuah benda.

Atom tidak bisa dipecah lagi akan tetapi dimaklumi bahwasanya atom tersusun

dari bagian-bagian atom yang disebut dengan partikel atom. Partikel atom terdiri

dari suatu proton, elektron dan neutron. Struktur atom merupakan satuan dasar

dimana materinya terdiri dari inti atom dan awan elektron negative

mengelilinginya yang bermuatan. Proton dalam atom bermuatan positif, electron


bermuatan negative dan neutron tidak bermuatan (Yuberti, dkk., 2022: 71).

B. Struktur Atom

Struktur merupakan suatu susunan/bagian-bagian yang menjadi bentuk

tertentu suatu benda. Struktur atom menjadi suatu partikel terkecil di alam

semesta dari sebuah benda. Atom tidak bisa dipecah lagi akan tetapi dimaklumi

bahwasanya atom tersusun dari bagian-bagian atom yang disebut dengan partikel

atom. Partikel atom terdiri dari suatu proton, elektron dan neutron. Struktur atom

merupakan satuan dasar dimana materinya terdiri dari inti atom dan awan elektron

negative mengelilinginya yang bermuatan (Yuberti, dkk., 2022: 71).

4
5

1. Elektron

Partikel dalam atom kali pertama ditemukan oleh fisikawan Inggris,

Joseph J. Thomson pada 1897. Eksperimen yang dilakukannya menggunakan dua

pelat logam sebagai elektrode dalam tabung kaca vakum. Kedua elektrode

tersebut dihubungkan dengan sumber arus bertegangan tinggi.

Hasil eksperimen menunjukkan adanya sinar yang keluar dari electrode

negative (katode) menuju electrode positif (anode). Sinar yang keluar dari katode

disebut sinar katode. Sedangkan tabung vakumnya disebut tabung sinar katode.

Sinar ini tidak terlihat oleh mata, tetapi dapat memendarkan zat tertentu sehingga

dapat terlacak keberadaanya.

2. Proton

Salah satu penyusun atom adalah proton, mengenai partikel penyusun inti

atomik dan molekuler dalam hal ini proton sebagai salah satu penyusun inti, baik

itu karakteristik atomik maupun molekulernya sangat diperlukan. Salah satu

karakteristik proton adalah dinamika geraknya. Visualisasi gerak dalam molekul

dan peluang mendapatkan partikel tersebut dalam lintasan antar proton dapat

membantu analisis karakteristiknya (Kurniawan, dkk., 2005: 117).

3. Neutron

Neutron adalah partikel sub atom yang tidak memiliki muatan. Simbol

neutron adalah n atau nº. Proton dan neutron terikat bersama melalui gaya nuklir.

Neutron memiliki massa dan diameter yang hampir sama dengan proton dan

dalam model standar fisika partikel, neutron terdiri dari tiga quark dan gluon

(Sulakhudin, 2012: 34).

C. Unsur Kimia
6

Di dalam susunan periodik unsur terdapat unsur- unsur yang dibagi

menjadi beberapa golongan dan periodik. Golongan dalam susunan periodik

dituliskan dalam bentuk kolom-kolom. Periodik dalam susunan periodik

dituliskan dalam bentuk baris. Unsur yang mempunyai sifat yang sama diletakkan

dalam satu golongan. Jadi, penggolongan ini dimaksudkan untuk mempermudah

mengetahui sifat-sifat unsur (Lestari, 2004: 1).

Di dalam susunan ini akan kita temukan nama- nama unsur disertai dengan

simbol, jari-jari, nomor atom, dan nomor massanya. Saat ini, jumlah unsur yang

terdapat dalam susunan periodik adalah 108 unsur. Jumlah unsur ini masih dapat

berubah, jika ada unsur baru yang ditemukan sesuai dengan perkembangan

teknologi (Lestari, 2004: 1).

D. Unsur Logam dan Non Logam

Pada umumnya logam merupakan zat padat, namun terdapat suatu unsur

logam yang berwujud cair yaitu air raksa. Unsur logam memiliki sifat berwarna

putih mengkilap, mempunyai titik lebur rendah, dapat mengantarkan arus listrik,

dapat di tempa dan dapat mengantarkan kalor atau panas.

Unsur non logam memiliki sifat tidak mengkilap, pengantar arus listrik

yang buruk, dan tidak dapat di tempa. Secara umum unsur non logam merupakan

pengantar panas yang buruk, namun terdapat suatu unsur non logam yang dapat

mengantarkan panas dengan baik yaitu Grafit (Harwanto, 2019: 63).

D. Integrasi Ayat

Berbicara tentang struktur atom dan mekanisme atom adalah terbentuknya

suatu sistem yang stabil karena adanya keseimbangan antara gaya tarik ke pusat

sistem dan gaya sentrifugal. Kesetimbangan dan kestabilan inilah yang terdapat

pada atom, pada sistem tatasurya dan lainnya. Allah SWT, berfirman dalam Q.S.

Ar-Rahman/55: 7 yang berbunyi:


7

َ ‫ َو َو‬Q‫َوال َّس َم ۤا َء َرفَ َعهَا‬


َ‫ض َع ْال ِم ْي َز ۙان‬

Terjemahnya:
“Dan Allah telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca (keadilan)”
Ayat diatas menjelaskan bahwa elektron dalam atom, planet dalam tata

surya dan sebagainya yang merupakan komponen sistem tersebut bergerak di

dalam lingkup masing-masing. Berbicara tentang struktur dan mekanisme atom

adalah terbentuknya suatu sistem yang stabil karena adanya keseimbangan antara

gaya tarik ke pusta sistem dan gaya sentrifugal. Pada sistem kepriodikan unsur

memiliki ayat yang berhubungan dengan penggunaan salah satu unsur yaitu

Oksigen, Allah SWT, berfirman dalam Q.S. Al- An`am/6: 125 yang berbunyi:

َّ َ‫ضيِّقًا َح َر ًجا َكاَنَّ َما ي‬


‫صعَّ ُد فِى‬ َ ‫ضلَّ ٗه يَ ْج َع ْل‬
َ ‫صد َْر ٗه‬ ْ ِ ‫ص ْد َر ٗه لِاْل‬
ِ ُّ‫ساَل ۚ ِم َو َمنْ يُّ ِر ْد اَنْ ي‬ َ ‫ش َر ْح‬ ْ َ‫فَ َمنْ ُّي ِر ِد هّٰللا ُ اَنْ يَّ ْه ِديَ ٗه ي‬
‫هّٰللا‬
َ‫س َعلَى الَّ ِذيْنَ اَل يُْؤ ِمنُ ْون‬ َ ‫س َم ۤا ۗ ِء َك ٰذلِكَ يَ ْج َع ُل ُ ال ِّر ْج‬ َّ ‫ال‬
Terjemahnya:
“Maka, siapa yang Allah kehendaki mendapat hidayah, Dia akan
melapangkan dadanya untuk menerima Islam. Siapa yang Dia kehendaki
menjadi sesat, Dia akan menjadikan dadanya sempit lagi sesak seakan-akan
dia sedang mendaki ke langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada
orang-orang yang tidak beriman”
Ayat diatas menjelaskan bahwa penggunaan unsur oksigen sangatlah
penting dalam kehidupan. Unsur oksigen merupakan zat tunggal yang tidak dapat

diuraikan menjadi zat lain yang lebih sederhana lagi meskipun menggunakan

reaksi kimia.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu Dan Tempat

Percobaan ini dilakukan pada hari selasa, 15 November 2022 pukul

13.00-16.00 WITA dan bertempat di Laboratorium Analitik Jurusan Kimia

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin

Makassar.

B. Alat Dan Bahan

1. Alat

Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah gelas kimia, cawan

porselin, pipet tetes, spatula.

2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah alcohol 96, sampel,

korek api dan tissue.

C. Prosedur Kerja
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam percobaan ini yaitu

menyiapkan alat dan bahan di atas meja kerja, membersihkan alat dan bahan yang

akan digunakan, menuang alcohol 96 ke dalam gelas kimia, mengambil sampel

dan memasukkan kedalam cawan porselin, lalu teteskan alcohol 96 ke dalam

cawan porselin yang berisikan sampel, kemudian menghomogenkan, setelah

homogen dibakar dengan menggunakan korek api, dan melihat warna nyalanya.

8
9
10

BAB IV

HASIL DAN PENGAMATAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel IV.1 Hasil Pengamatan Uji Nyala

No Sampel Unsur Keterangan

1. A Natrium Kuning keemasan

2. B Kalium Nila

3. C Litium Merah Gincu

4. D Kalsium Merah bata

5 E Berilium Putih

6 F Stronsium Merah tua

B. Pembahasan

Uji nyala digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan ion logam dalam

jumlah yang relatif kecil pada sebuah senyawa. Tidak semua ion logam

menghasilkan warna nyala. Uji nyala merupakan cara yang paling mudah untuk
mengidentifikasi logam mana yang terdapat dalam senyawa Setiap logam alkali

dan alkali tanah menghasilkan warna nyala karakteristiknya berbeda-beda dari

setiap unsur. Warna nyala logam alkali yaitu merah tua (litium), kuning (natrium),

nila (kalium), merah violet (rubidium) dan biru (sesium). Sejumlah energi tertentu

dari nyala api diserap oleh elektron-elektron atom logam hingga terjadi eksitasi

tertentu dan kembalinya elektron ke keadaan dasar (ground state) membebaskan

energi nyala yang khas, sesuai dengan transisi elektronik atom logam yang

bersangkutan (Suyanti, 2010: 109).


11

Alat yang dipakai dalam menguji suatu logam menggunakan nyala yaitu

gelas ukur, cawan porselin, pipet tetes dan spatula. Sedangkan, bahan yang

digunakan yaitu alcohol 96 dan beberapa sampel yang tidak diketahui warna

nyalanya (A-E). Melakukan uji nyala yang harus diperhatikan adalah kebersihan

alat yang digunakan, karena penggunaan yang tidak bersih akan mempengaruhi

hasil nyala pada saat pembakaran. Pembakaran dilakukan dengan cara

menggunakan korek api dan jangan terlalu lama membakar sampel. Pembakaran

yang sangat lama akan mengakibatkan kenaikan suhu pada sampel sehingga sulit

melihat percikan nyala pada sampel yang diujikan.

Percobaan pada sampel A menghasilkan warna kuning keemasan yang

menandakan sampel A merupakan unsur Natrium (Na), karena elektron 3s

Natrium yang tereksitasi memancarkan foton ketika mereka kembali dari 3p ke 3s.

Percobaan pada sampel B menghasilkan warna nila yang menandakan bahwa

sampel B merupakan unsur Kalium (K), karena ketika atom diberikan sejumlah

energi, elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi menuju

kulit yang lebih tinggi dengan tingkat energi yang lebih tinggi juga.

Percobaan pada sampel C menghasilkan warna merah gincu yang

menandakan bahwa sampel C merupakan unsur Litium (Li), karena adanya

perubahan kedudukan elektron dan akan memancarkan energi radiasi

elektromagnetik yang disebut dengan spektrum emisi. Percobaan pada sampel D

menghasilkan warna merah bata yang menandakan bahwa sampel D merupakan

unsur Kalsium (Ca). Senyawa kalsium yang mudah menguap memberikan warna

tersebut. Api yang berwarna merah biasanya bersuhu dibawah 1.000C, sesuai

dengan titik didih unsur yang tergolong dalam alkali tanah yang memiliki jari-jari

besar, sehingga ikatan atomnya cenderung melemah.


12

Percobaan pada sampel E menghasilkan warna putih yang menandakan

bahwa sampel E merupakan unsur Berilium (Be). Berilium mempunyai titik lebur

tertinggi diantara logam-logam ringan, mempunyai konduktivitas panas yang

sangat baik dan tidak teroksidasi apabila terpapar udara. Percobaan pada sampel F

menghasilkan warna merah tua yang menandakan bahwa sampel F merupakan

unsur Stronsium (Sr). unsur logam alkali tanah yang sangat reaktif kimia dan

membentuk lapisan oksidasi gelap bila terkena udara.

Unsur berbeda dapat memberi nyala yang berbeda-beda karena beberapa

unsur memiliki garis panjang gelombang yang khas. Spektrum nyala pada unsur

IA dan IIA memberi warna-warna yang khas pada nyala api biasa. Uji-uji nyala

sering digunakan untuk mengungkapkan ada tidaknya berbagai unsur Alkali dan

Alkali Tanah.
BAB V

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan pada percobaan ini adalah:

1. Melakukan uji coba logam menggunakan nyala yaitu dengan cara

melakukan pembakaran pada sampel dan menggunakan alcohol 96% agar

warna nyala api keluar.

2. Membedakan logam yang satu dengan logam yang lainnya yaitu dengan

cara mengetahui terlebih dahulu jenis-jenis unsur logam golongan IA

merupakan golongan alkali dan golongan IIA adalah golongan alkali tanah

seperti mempelajari sifat fisis dan kimia dari unsur tersebut.

3. Menentukan warna sinar yang terpancar dari masing-masing logam yaitu

dengan cara dibakar sampel tersebut dengan menggunakan alcohol 96%

kemudian mengamati warna nyala api terhadap sampel.

B. Saran

Saran saya pada percobaan selanjutnya menggunakan bahan senyawa atau

bahan senyawa garam agar kami bisa mengidentifikasi warna nyala senyawa

bukan hanya unsur saja. Contohnya, NaCl (natrium klorida), KCl (kalium

klorida), dan CaCl2 (kalsium klorida).


14

LAMPIRAN I

SKEMA KERJA

Sampel A

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula


 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur
 Dimasukkan sampel A ke dalam cawan porselin
 Diteteskan alcohol 96 secukupnya
 Dibakar hingga menyala dan diamati warna nyalanya
 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil

Sampel B

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula


 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur
 Dimasukkan sampel B ke dalam cawan porselin
 Diteteskan alcohol 96 secukupnya
 Dibakar hingga menyala dan diamati warna nyala
 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil
Sampel C

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula


 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur
 Dimasukkan sampel C ke dalam cawan porselin
 Diteteskan alcohol 96 secukupnya
 Dibakar hingga menyala
 Diamati warna nyala
 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil

Sampel D

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula

 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur

 Dimasukkan sampel D ke dalam cawan porselin


 Diteteskan alcohol 96 secukupnya

 Dibakar hingga menyala

 Diamati warna nyala

 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil
16

Sampel E

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula

 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur

 Dimasukkan sampel E ke dalam cawan porselin

 Diteteskan alcohol 96 secukupnya

 Dibakar hingga menyala

 Diamati warna nyala

 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil

Sampel F

 Dibersihkan gelas ukur, pipet tetes, cawan porselin, dan spatula

 Dituangkan alcohol 96 ke dalam gelas ukur


 Dimasukkan sampel F ke dalam cawan porselin

 Diteteskan alcohol 96 secukupnya

 Dibakar hingga menyala

 Diamati warna nyala

 Dicatat dan disimpulkan warna nyalanya

Hasil
LAMPIRAN II

SKEMA GAMBAR

Disiapkan alat dan bahan Dituang alcohol 96 kedalam Mengambil


sampel gelas kimia sampel

Memasukkan sampel Diteteskan alcohol 96 kedalam Dibakar sampel dengan


kedalam cawan porselin cawan porselin korek api

Hasil dari sampel A Hasil dari sampel B Hasil dari sampel C

Hasil dari sampel D Hasil dari sampel E Hasil dari sampel F


18

DAFTAR PUSTAKA
Alquran Nur Karim
Alfarisi, Ardi, Muhammad. “Aplikasi Media Pembelajaan Unsur-unsur Kimia
berbasis Android. Mahasiswa Teknik Informatika 2, no. 1 (2018): h. 1-5.
Chang, Raymond. General Chemistry: The Essential Concepts. Terj.
Martoprawiro, Abdulkadir, Muhamad, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti.
Bandung; Erlangga, 2004.
Harwanto, Dwi. “Aplikasi Game Edukasi Pengenalan Unsur Dan Senyawa
Kimia”. Teknik Informatika 14, no. 1 (2019): h. 63-70.
Kurniawan, Yossy. dkk., “Studi Pemodelan Dinamika Proton Dalam Ikatan
Hidrogen H2O Padatan Satu Dimensi”. Berkala Fisika, 8, no. 3 (2005): h.
107-117.
Lestari, Sri. Mengurai Susunan Periodik Unsur Kimia, Jakarta; Kawan Pustaka,
2004
Rachmawati, Laili. “Pengembangan dan Penerapan Instrumen Diagnostik
Two-Tier Dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa Tentang Atom dan
Molekul”. Pendidikan dan Pengajaran 4, no. 2 (2014): h. 145-155.
Sulakhudin, Kimia Dasar: Konsep dan Aplikasi Dalam Ilmu tanah. Yogyakarta;
CV Budi Utama, 2012.
Suyanti, R, D. Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.
Sugiharti, Gulmah. dkk., “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan
Menggunakan Model Contextual Teaching and Learning dan Guided
Inquiry pada Pokok Bahasan Struktur Atom”. Pendidikan Kimia 8, no. 1
(2016): h. 5-11.
Tafsir, Ar-Ra`yi
Yuberti. Atom Dalam Perspektif Alquran dan Sains.Malang: CV. Literasi
Nusantara Abadi, 2022.
REFERENSI
20
22

Anda mungkin juga menyukai