Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PRAKTIKUM

SIFAT-SIFAT UNSUR

Disusun oleh :

Nama : Lilia Rahma Hasrang


Stambuk : 09320220139
Kelas/Kelompok : C4/4(Empat)

Asisten

(MURNIATI)

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kimia merupakan salah satu bidang ilmu yang penting untuk
dipelajari, karena banyak ilmu yang berkaitan dengan kimia yang diterapkan
pada kehidupan sehari-hari. Kimia merupakan perubahan benda/zat atau
ilmu yang mempelajari mengenai komposisi, struktur dan sifat zat atau
materi dari skala atom hingga molekul serta perubahan atau transformasi
serta interaksi mereka untuk membentuk materi yang ditemukan sehari-
hari. Kimia juga mempelajari pemahaman sifat dan interaksi atom
individu dengan tujuan untuk menerapkan pengetahuan tersebut pada
tingkat makroskopik. Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya
mengandung 1 (satu) jenis atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi
jagat raya tersusun atas substansi-substansi yang bisa juga disebut dengan
unsur. Sifat kimia unsur adalah sifat yang mengubah unsur menjadi zat baru
dan unsur tersebut bereaksi dengan zat lain. Singkatnya unsur adalah suatu
bahan murni yang terdiri dari proton, neutron dan elektron sebagai
pembentuk unsur (Dwinata, 2016).
Sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang mempunyai kecenderungan
untuk berubah secara teratur sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari
kiri ke kanan dalam satu periode dan dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Sistem periodik unsur merupakan pengelompokan unsur-unsur
dalam tabel yang dilakukan para kimiawan untuk menemukan keteraturan
sifat dari unsur. Unsur-unsur dalam satu golongan merupakan kelompok
unsur-unsur yang dalam satu periodik memiliki sifat-sifat yang mirip.
Sistem periodik unsur merupakan suatu materi yang abstrak karena
sistem periodik unsur mencakup pembahasan materi yang ukurannya terlalu
kecil. Materi sistem periodik unsur memiliki banyak istilah-istilah dan
kosakata baru, dan meliputi suatu pokok bahasan mengenai golongan,
periode. Sehingga dilakukan percobaan agar kita secara langsung bisa
membedakan sifat-sifat unsur terutama, khususnya unsur golongan IA dan
juga unsur golongan IIA (Setiyana, 2020).
1.2 Tujuan Percobaan
Mempelajari sifat–sifat unsur golongan Alkali (IA) dan Alkali Tanah (IIA).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sifat-Sifat Unsur
Sifat kimia unsur adalah sifat yang mengubah unsur menjadi zat baru
dan juga bagaimana unsur tersebut bereaksi dengan zat lain. Sifat unsur
seperti wujud, warna, kelarutan, daya hantar, kemagnetan, titik didih, dan
titik lebur. Pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kemiripan sifat
mengalami perkembangan dari yang paling sederhana hingga modern. Mulai
dari Antoine Lavoisier hingga mengalami penyempurnaan oleh Henry
Moseley, seorang kimiawan asal Inggris yang menemukan cara menentukan
nomor atom. Dalam buku "Kimia" karya Nana Sutresna dijelaskan bahwa
pada tahun 1913, Moseley telah melakukan eksperimen pengukuran panjang
gelombang unsur menggunakan sinar-x. Dalam buku "Kimia" karya Nana
Sutresna dijelaskan bahwa pada tahun 1913, Moseley telah melakukan
eksperimen pengukuran panjang gelombang unsur menggunakan sinar-X.
Eksperimen Moseley itu telah membuat kesimpulan bahwa sifat dasar atau
bukanlah didasari oleh massa atom relatif, melainkan didasari oleh kenaikan
jumlah protonnya, yang diakibatkan dari adanya unsur-unsur yang memiliki
massa atom berbeda, tetapi memiliki jumlah proton yang sama dan yang
terdapat pada kimia unsur disebut isotope (Bimantoro et al, 2016).
Ikatan jumlah proton tersebut telah mencerminkan kenaikan nomor
atom unsur. Sehingga, sifat-sifat unsur merupakan fungsi periodik dari
nomor atomnya. Pengelompokan unsur-unsur sistem periodik modern
merupakan penyempurnaan hukum periodik Mendelev yang disebut juga
tabel periodik bentuk panjang. Dalam pandangan ini, penyusunan sistem
periodik modern didasarkan pada kenaikan atom dan kemiripan sifatnya.
Atom merupakan bagian terkecil dari unsur, sehingga dapat disimpulkan
bahwa sifat suatu unsur ditentukan oleh keadaan dari atom-atom penyusun
unsur tersebut. Atom tersusun dari inti atom (proton dan neutron) yang
dikelilingi oleh elektron. Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai
elektron valensi yang sama, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode
mempunyai elektron valensi yang menghuni kulit yang sama. Maka sifat-
sifat unsur mempunyai hubungan dengan konfigurasi elektron, dimana
unsur-unsur dengan konfigurasi elektron yang mirip akan mempunyai sifat
yang mirip. Sistem periodik modern sendiri terdiri atas 7 periode. Periode
terbagi menjadi 2 jenis yakni, periode panjang (4,5,6, dan 7) dan periode
pendek (1, 2, dan 3). Jumlah golongan pada sistem periodik terdiri atas 8
golongan utama (golongan A) dan 8 golongan tambahan (golongan B).
Unsur-unsur golongan B disebut dengan unsur transisi. Letak unsur
golongan B berada di antara golongan IIA dan IIIA. Ahli kimia
mengelompokkan unsur berdasarkan kemiripan sifat, baik unsurnya sendiri
maupun senyawanya. Pengelompokkan berdasarkan kimiripian sifat, baik
secara unsur maupun senyawa disajikan dalam bentuk suatu tabel periodik.
2.1.1 Sifat-sifatnya yaitu :
A. Jari-Jari Atom

Gambar 2.1 Jari-Jari Atom


Jari-jari atom merupakan jarak antara inti atom sampai
dengan elektron dikulit terluar. Menurut teori atom modern jari-jari
atom adalah setengah jarak antara dua inti atom sejenis dan jari-jari
atom merupakan jarak dari pusat atom (inti atom) sampai kulit
elektron terluar yang ditempati elektron dan menunjukkan ukuran
suatu atom dan panjang pendeknya suatu jari-jari atom dapat
diketahui dan ditentukan oleh 2 faktor (Setiyana, 2020).
1. Jumlah kulit elektron
Semakin banyak jumlah kulit yang dimiliki oleh suatu
atom, maka jari-jari atomnya makin panjang.
2. Muatan Inti Atom
Bila jumlah kulit dari dua atom sama banyak, maka
yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom adalah
muatan inti atom. Semakin besar muatan inti yang terdapat
pada atom, gaya tarik inti atom terhadap elektron lebih kuat
sehingga semakin pendek jari-jari atomnya (Setiyana, 2020).

Gambar 2.2 Kecenderungan Jari-Jari Atom


Jadi dalam satu golongan, jari-jari atom semakin ke
bawah cenderung semakin besar dan dalam satu periode,
semakin ke kanan jari-jari atom cenderung semakin kecil.
Atau dalam satu golongan semakin ke bawah, periode
(jumlah kulit) bertambah, meskipun dalam hal ini jumlah
muatan inti semakin banyak tetapi pengaruh bertambahnya
jumlah kulit lebih besar daripada pengaruh muatan inti.
Akibatnya jarak elektron kulit terluar terhadap inti makin
jauh (panjang) dan dalam satu periode semakin ke kanan,
jumlah kulit elektronnya tetap tetapi muatan inti (nomor
atom) dan jumlah elektron pada kulit semakin bertambah.
Akibatnya, gaya tarik inti terhadap elektron terluar semakin
kuat sehingga menyebabkan jarak elektron kulit terluar
dengan inti semakin dekat (pendek).

Gambar 2.3 Perbandingan Sifat Jari-Jari Atom


B. Energi Ionisasi
Energi ionisasi adalah energi yang diperlukan untuk
melepaskan satu elektron terluar dari suatu atom atau ion dalam
fase gas. Atau Energi ionisasi adalah energi minimum yang
diperlukan atom netral dalam wujud gas untuk melepas suatu
elektron paling luar (yang terikat paling lemah) membentuk ion
positif.
Semakin mudah melepas elektron, maka energi ionisasi
semakin kecil. Sebaliknya semakin sukar elektron terlepas dari
atom, maka semakin besar energi ionisasinya, Contoh, Kalsium
mempunyai energi ionisasi pertama, IE1 adalah 590 kJ/mol Ca (g)
+ 590 kJ → Ca+(g) + e– Dan energi ionisasi kedua (IE2) adalah
jumlah energi yang dibutuhkan untuk melepaskan elektron kedua
Ca+ (g) + 1145 kJ → Ca 2 + (g) + e– energi ionisasi kedua atau
IE2 selalu lebih besar dari IE1 karena lebih sulit untuk melepaskan
suatu elektron dari ion yang bermuatan positif (Setiyana, 2020).
Kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam satu
golongan atau satu periode dapat dipelajari melalui gambar grafik.
Unsur-unsur yang segolongan, energi ionisasi makin ke
bawah makin kecil, karena elektron terluar makin jauh dari inti,
sehingga elektron terluar makin mudah di lepaskan. Unsur-unsur
yang seperiode, energi ionisasi pada umumnya makin ke kanan
makin besar, karena makin ke kanan gaya tarik inti makin kuat.
Dalam suatu periode semakin banyak elektron dan proton maka
gaya tarik menarik elektron terluar dengan inti akan semakin besar,
elektron semakin sukar terlepas sehingga energi melepas
elektronnya besar.

Gambar 2.4 Grafik energi ionisasi pertama unsur golongan utama


C. Afinitas Elektron
Afinitas elektron adalah besarnya energi yang diperlukan
ketika mengikat satu elektron dari bentuk atom netral dalam wujud
gas sehingga terbentuk ion dengan muatan -1. Atau Afinitas
elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan
apabila suatu atom menarik sebuah elektron. Afinitas elektron
dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom
menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas (afinitas
elektron) menunjukkan bahwa atom tersebut cenderung menarik
elektron dan menjadi ion negatif. Contohnya:
Cl (g) + 1e- → Cl- (g) (– 349 kJ)
Jika 1 mol atom klorin menangkap 1 mol elektron untuk
membentuk 1 mol ion klorin, energi yang akan dibebaskan adalah
sebesar 349 kJ. Jadi, harga afinitas elektron untuk klorin adalah
sebesar –349 kJ/mol. Unsur yang mempunyai afinitas elektron
bertanda negatif mempunyai kecenderungan lebih besar menyerap
elektron daripada unsur yang afinitas elektronnya bertanda positif.
Makin negatif nilai afinitas elektron, berarti makin besar
kecenderungan menyerap elektron, perhatikan gambar berikut:

Gambar 2.5 Afinitas elektron unsur-unsur golongan utama


Dalam satu periode dari kiri ke kanan, afinitas elektron
semakin besar karena jari-jari semakin kecil dan gaya tari inti
terhadap elektron semakin besar, dan atom, semakin mudah
menarik elektron dari luar. Pada satu golongan dari atas ke bawah,
afinitas elektron semakin kecil karena jari-jari atom semakin besar,
sehingga gaya tarik terhadap elektron semakin kecil dan atom
semakin sulit menarik elektron dari luar (Setiyana, 2020).
D. Kelektronegatifan
Keelektronegatifan adalah kemampuan suatu atom untuk
menarik elektron ke dalam ikatannya ketika atom-atom tersebut
membentuk ikatan. Keelektronegatifan diukur dengan
menggunakan skala Pauling yang besarnya antara 0,7 sampai 4.
Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan besar,
cenderung menerima elektron dan akan membentuk ion negatif.
Unsur yang mempunyai harga keelektronegatifan kecil, cenderung
melepaskan elektron dan akan membentuk ion positif. Selain itu,
keelektronegatifan atau elektronegatifitas adalah kecenderungan
suatu atom dalam menarik pasangan elektron yang digunakan
bersama dalam membentuk ikatan (Setiyana, 2020).

Gambar 2.6 Data Harga Kelektronegatifan Unsur


Harga keelektronegatifan bersifat relatif (berupa harga
perbandingan suatu atom terhadap atom yang lain). Semakin besar
harga keelektronegatifan suatu atom, semakin mudah bagi atom
tersebut untuk menarik pasangan elektron ikatan, atau gaya tarik
elektron dari atom tersebut semakin kuat. Dengan demikian, pola
kecenderungannya akan sama dengan afinitas elektron.
Keelektronegatifan mempunyai makna yang berlawanan
degan energi ionisasi, sebab semakin mudah suatu atom
melepaskan elektron berarti semakin sukar dalam menarik
elektron, dan sebaliknya. Skala keelektronegatifan tidak
mempunyai satuan sebab harga ini didasarkan kepada gaya tarik
suatu atom pada elektron, relatif terhadap gaya tarik atom lainnya
pada elektron. Unsur-unsur yang segolongan,
keelektronegatifannya semakin ke bawah semakin kecil, karena
gaya tarik-menarik inti semakin lemah. Unsur-unsur yang
seperiode, keelektronegatifannya semakin ke kanan semakin besar.
Keelektronegatifan terbesar pada setiap periode dimiliki oleh
golongan VII A (unsur-unsur halogen). Harga kelektronegatifan
terbesar terdapat pada fluor (F) yakni 4,0 dan harga terkecil
terdapat
terdapat pada fransium (Fr) yakni 0,7.
E. Sifat Logam dan Non Logam
Logam memiliki sifat yang cenderung melepaskan elektron
dari nonlogam untuk membentuk ion positif. Sedangkan nonlogam
cenderung menerima elektron dari logam. Sifat logam dan non
logam merupakan kecenderungan atom untuk melepas elektron
dan membentuk ion bermuatan positif (tergantung dengan energi
ionisasi). Sifat-sifat unsur logam yang spesifik adalah mengilap,
menghantarkan panas dan listrik, dapat ditempa menjadi
lempengan tipis, serta dapat direntangkan menjadi kawat/kabel
panjang. Sifat-sifat logam tersebut merupakan suatu pembeda
dengan suatu unsur-unsur bukan logam. Sifat-sifat logam dalam
sistem periodik, semakin ke bawah semakin bertambah dan
semakin ke kanan maka akan semakin berkurang. Sifat logam
berkaitan dengan keelektropositifan. Semakin besar energi
ionisasinya, maka sifat logamnya akan berkurang, karena sulit
melepas elektron. Sementara itu, sifat non logam berkaitan dengan
keelektronegatifan, yakni kecenderungan atom untuk menyerap
elektron. Kecenderungannya melepas atau menarik suatu elektron
disebut dengan kereaktifan. Unsur logam yang paling reaktif
adalah golongan IA. Unsur non logam paling reaktif berada pada
golongan VIIA (lihat sifat logam dan non logam), di mana
golongan VIIIA (gas mulia) tidak reaktif. Secara periodik dalam
satu golongan dari atas ke bawah kecil, dan dalam satu periode dari
kiri ke kanan mula-mula menurun, dan akan bertambah hingga
golongan VIIA (Setiyana, 2020).
Unsur-unsur yang berada pada batas antara logam dengan
bukan logam menunjukkan sifat ganda, misalnya saja, berilium dan
aluminium adalah logam yang memiliki beberapa sifat bukan
logam. Zat-zat ini disebut unsur-unsur amfoter, serta boron dan
silikon adalah unsur bukan logam yang memiliki beberapa sifat
logam yang disebut metaloid (semi logam) (Setiyana, 2020).

Gambar 2.7 Daftar Harga Keelektronegatifan Unsur


2.2 Pengertian Unsur Kimia dan Senyawa Kimia
Unsur kimia adalah sebuah zat yang hanya mengandung 1 (satu) jenis
atom. Variasi yang luar biasa yang mengelilingi kita tersusun atas substansi-
substansi bisa juga disebut dengan unsur. Unsur adalah suatu bahan murni
yang terdiri dari Proton, Neutron, dan Elektron sebagai pembentuk unsur.
Unsur tersebut harus berkombinasi dahulu baru dapat membentuk senyawa
unsur kimia. Sedangkan Senyawa kimia adalah zat kimia murni yang terdiri
dari dua atau beberapa unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-
unsur pembentuknya dengan reaksi kimia yang membentuknya. Contohnya,
di hidrogen monoksida (air, H2O) adalah sebuah senyawa yang terdiri dari
dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen. Umumnya, perbandingan ini
harus tetap karena sifat fisikanya, bukan perbandingan yang dibuat oleh
manusia. Oleh karena itu, material seperti kuningan, semi konduktor
"aluminium galium arsenida", atau coklat dianggap sebagai campuran atau
aloy, bukan senyawa. Senyawa kimia diberi nama dan lambang agar
memudahkan untuk dipelajari.
Dalam kimia, semua senyawa ditulis menggunakan lambang yang
menunjukkan jenis unsur penyusunnya berikut komposisinya. Lambang dari
suatu senyawa dinamakan dengan rumus kimia. Beberapa materi yang
terdapat pada alam berbentuk molekul. Misalnya gas oksigen (O2), gas
nitrogen (N2), uap fosfor (P4), dan uap belerang (S8). Proses penulisan
ikatan senyawa yang digunakan pada penelitian ini adalah struktur Lewis.
Struktur Lewis adalah diagram yang menunjukkan ikatan-ikatan antar atom
dalam suatu molekul. Struktur Lewis digunakan untuk menggambarkan
ikatan kovalen dan ikatan kovalen koordinasi struktur Lewis dikembangkan
oleh Gilbert N. Lewis, yang menyatakan bahwa atom-atom bergabung untuk
mencapai konfigurasi elektron yang lebih stabil. Untuk menyusun struktur
Lewis dari suatu atom atau unsur, dapat dengan cara menuliskan simbol titik
pada sekeliling atom. Setiap titik mewakili satu elektron yang terdapat pada
kulit valensi atom tersebut. Elektron yang terlibat dalam ikatan ini hanya
elektron-elektron yang terdapat pada kulit terluar dan jumlah total elektron
yang terlibat dalam pembentukan ikatan ini tidak mengalami suatu
perubahan-perubahan merupakan jumlah total elektron valensi dari atom-
atom yang berikatan (Dwinata, 2016).
2.3 Logam Alkali dan Logam Alkali Tanah
2.3.1 Logam alkali
Logam alkali adalah kelompok unsur kimia pada Golongan 1
tabel periodik, kecuali hidrogen. Kelompok ini terdiri dari: litium (Li),
natrium (Na), kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs), dan fransium
(Fr). Semua unsur pada kelompok ini sangat reaktif sehingga secara
alami tak pernah ditemukan dalam bentuk tunggal. Untuk menghambat
reaktivitas, unsur-unsur logam alkali harus disimpan dalam medium
minyak. Golongan logam alkali merupakan golongan dari logam yang
paling aktif. Logam-logam tersebut menunjukkan energi ionisasi yang
rendah, potensi elektrodenya besar dan negatif, dan sebagainya.
Pada umumnya, keragaman sifat dalam golongan ini mudah
diramalkan dari segi keberkalaan. Beberapa penyimpangan terutama
ditunjukkan oleh anggota utama, yaitu Li. Dalam logam alkali,
perbedaan ini disebabkan oleh tingginya rapatan muatan (yaitu nisbah
muatan kation terhadap jari-jari kation) pada Li + dibanding ion logam
alkali lainnya. Logam-logam alkali memiliki beberapa sifat yaitu
lunak, boleh mengikat dan boleh dipotong. Jika logam-logam tersebut
di udara terbuka maka pemuaiannya akan menjadi kusam, karena
logam-logam mudah bereaksi dengan air dan oksigen, dan biasanya
disimpan dalam minyak tanah. Logam-logam alkali tanah mudah
dipotong dan tampak mengikat jika dipotong serta cepat rusak jika di
udara, reaktivitasnya terhadap air berbeda-beda. Unsur-unsur logam
alkali dibuat dengan jalan elektrolisis cairan garamnya, misalnya
natrium diperoleh dengan cara elektrolisis lelehan NaCl dengan
pemisahan senyawa CaCl2 untuk menurunkan titik leleh CaCl 2 (Sriatun
et al, 2012).
Salah satu hal yang harus disadari bahwa setiap unsur memiliki
sifat yang khas berbeda dan unsur lainnya. Pengelompokan unsur
dalam satu golongan dapat dibandingkan dengan pengelompokan
makhluk hidup. Kesimpulan sifat di antara unsur-unsur segolongan
pada beberapa golongan, golongan I (logam alkali), golongan IIA
(logam alkali tanah), dan golongan IIIA. Sifat fisik logam alkali, yaitu
secara umum logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali
cesium yang berbentuk cair. Logam alkali memiliki warna nyala
logam. Pada alkali sangat, termasuk konduktor sangat baik. Sifat
logam alkali, yaitu ketika bereaksi air alkana menghasilkan gas
hidrogen dan logam hidroksida, logam hidroksida yang dihasilkan
merupakan basa kuat, reaksi yang dihasilkan merupakan reaksi
elektron, reaksi dengan hidrogen akan membentuk senyawa hibrida
memiliki bilangan oksidasi-1. Unsur-unsur golongan alkali hanya
mempunyai satu elektron valensi yang terlibat dalam pembentukan
ikatan logam. Oleh karena itu, logam ini mempunyai energi kohesi
yang kecil yang menjadikan logam golongan ini lunak. Contohnya
logam natrium yang lunak sehingga dapat diiris dengan pisau. Hal ini
juga mengakibatkan makin berkurangnya titik leleh dan titik didih
unsur-unsur alkali. Unsur-unsur alkali adalah reduktor kuat. Kekuatan
reduktor dapat dilihat dari potensial elektrode. Unsur-unsur alkali
dapat melarut dalam cairan amonia. Larutan encer logam alkali dalam
amonia cair berwarna biru. Larutan ini adalah penghantar listrik yang
lebih baik daripada larutan garam. Daya hantarnya hampir sama
dengan daya hantar logam murni. Pada saat unsur-unsur alkali di
panaskan (diberi energi), elektron dalam atom alkali dan alkali tanah
akan mengalami eksitasi, dan pada saat kembali ke keadaan stabil,
setiap elektron akan melepas energi radiasi elektro magnetik berupa
pancaran cahaya. Nyala setiap atom berbeda-beda dan sangat khas
pada setiap unsur (Ngginak et al, 2013).
Jika logam alkali dibakar akan menghasilkan warna nyala yang
khas. Litium akan menghasilkan warna nyala merah, natrium
menghasilkan warna nyala kuning, kalium menghasilkan warna nyala
ungu/violet, rubidium menghasilkan warna nyala merah dan sesium
dengan warna nyala biru. A (+) = 2Cl – + e– Cl2 + 2e– Logam alkali
mempunyai beberapa sifat yang dapat digolongkan menjadi sifat fisis
dan sifat kimia. Sifat fisis dari logam alkali adalah dari bawah ke atas,
jari-jari atom, dan massa jenis (kerapatan) berkurang, sedangkan titik
didih dan titik cair bertambah. Sementara itu dari atas ke bawah energi
pengionan dan keelektronegatifan berkurang. Potensial elektrode
(besaran yang menggambarkan daya reduksi dalam larutan) dari atas
ke bawah cenderung bertambah kecuali litium. Sedangkan sifat kimia
dari logam alkali adalah golongan logam yang paling reaktif.
Kereaktifan meningkat dari atas ke bawah. Kereaktifan logam
alkali berkaitan dengan energi ionisasi yang rendah, sehingga mudah
melepas elektron. Selain sifat-sifat itu, unsur logam alkali merupakan
unsur logam putih, mengkilat seperti perak, padat tetapi lunak pada
suhu normal kecuali Cs dan Fr berwujud cair. Natrium yang terbentuk
pada katode adalah cair kemudian dialirkan dan ditampung dalam
minyak tanah. Dalam proses ini, bejana elektrolisis dipanaskan dari
luar dan dijaga agar Na yang terbentuk tidak bersinggungan dengan
udara karena akan terbakar. Harga potensial elektrode (Eº) logam
alkali sangat kecil (sangat negatif). Hal itu berarti logam alkali
merupakan reduktor kuat. Kekuatan reduktor bertambah dari atas ke
bawah. Hanya saja ada pengecualian, Li mempunyai potensial
elektrode paling negatif. Hal itu karena kecilnya jari-jari atom Li
sehingga menunjukkan penyimpangan. Jadi, dalam alkali reduktor
terkuat adalah Li dan reduktor yang paling lemah adalah N (Sriatun et
al, 2012).
2.3.2 Logam Alkali Tanah
Golongan alkali tanah terdiri atas berilium (Be), magnesium
(Mg), kalsium (Ca), stronsium (Sr), barium (Ba), dan radium (Ra).
Anggota pertama, berilium (Be) bersifat mendekati semi-logam dan
anggota terakhir radium (Ra) bersifat radioaktif sehingga sifat-sifat
kimianya tidak banyak diketahui secara mendalam. Logam alkali tanah
berwarna putih keperakan dan mempunyai densitas (rapatan) relatif
rendah yang semakin besar dengan naiknya nomor atom kecuali
kalsium (Ca). Ikatan metalik logam-logam alkali tanah lebih kuat
daripada ikatan metalik logam alkali sebagaimana ditunjukkan oleh
data entalpi, atomisasi, data titik leleh dan kekerasan yang lebih besar
pula. Walaupun densitas naik dengan naiknya nomor atom seperti
halnya golongan alkali, titik leleh dan entalpi atomisasi berubah hanya
sedikit saja berbeda dari golongan alkali. Logam alkali tanah kurang
reaktif, artinya kurang elektropositif daripada logam alkali, namun
lebih reaktif daripada logam-logam yang lain. Ion golongan IIA sulit
direduksi menjadi logam bebas, karena harga potensial reduksinya
besar dan negatif. Dalam kasus lain di mana energi kisi tidak terlalu
tinggi, energi hidrasi yang tinggi dari kation mungkin mengakibatkan
kelarutan dalam air dan garamnya akan mengkristal dari larutan hidrat.
Hidrat adalah pembebasan molekul air dengan memanaskan, dan
biasanya terikat sebagai air kristal.
Logam alkali bereaksi dengan air akan menghasilkan gas oksigen
dan logam hidroksida. Litium sedikit bereaksi dan sangat lambat,
sodium jauh lebih cepat, kalium terbakar sedangkan cesium
menimbulkan ledakan. Reaksi kimia unsur golongan IIA didominasi
oleh kekuatan reduksi logamnya. Pada golongan IA dari atas ke bawah
sifat elektropositifnya semakin besar sementara logam golongan IIA
semakin ke bawah, reaktivitas dengan air semakin meningkat.
Ketika
logam bereaksi membentuk oksida atau hidroksida terlebih dahulu
terbentuk ion logam. Pembentukan ion ini yang akan melibatkan
beberapa tahap-tahap reaksi yang memerlukan masukan energi, untuk
suatu energi aktivasi reaksi (Sriatun et al, 2012).
Berillium diperoleh dari reduksi Ca dan Mg pada BeCl 3, sangat
ringan digunakan sebagai jendelan dalam peralatan sinar x.
penyerapan radiasi elektro magnetik bergantung pada kerapatan
elektron pada bahan dan Be mempunyai daya penghentian yang
terendah persatuan ketebalan massa dari seluruh bahan konstruksi.
Logamnya atau hidroksinya larut dalam basa kuat menghasilkan ion
berillat. Larutan-larutan garam Be adalah asam, sehubungan dengan
hidrolisis. Berrilium membentuk rantai panjang dalam kristal.
Penghirupan senyawa berilium menyebabkan penyakit pernapasan
yang serius. Berilium adalah unsur kimia yang mempunyai simbol Be
dan nomor atom 4. Unsur ini beracun, bervalensi 2, berwarna abu baja,
kukuh, ringan tetapi mudah pecah. Berilium adalah logam alkali
tanah, yang kegunaan utamanya sebagai bahan penguat dalam alloy.
Berdasarkan uji nyala logam alkali, warna nyala logamnya yaitu
berrilium putih.
Adapaun magnesium, yang dihasilkan dengan beberapa cara.
Sumber yang terpenting adalah batuan dolomit dan air laut yang
mengandung 0,13% Mg. Proses yang paling penting untuk
mendapatkan logam adalah elektrolisis leburan campuran halida dari
mana logam yang paling penting kurang elektropositif. Mg ditampung
dan reduksi MgO atau dolomit yang dikalsinasi (MgO.CaO), yang
terakhir dipanaskan dengan ferosilikon. Magnesium berwarna putih
keabu-abuan dan mempunyai permukaan pelindung lapisan tipis
oksida. Magnesium mudah larut dalam asam encer. Magnesium
digunakan dalam aliasi kontruksi sinar dan untuk pembuatan reaksi
Grignard, dengan interaksinya terhadap alkil atau aril halide dalam
larutan. Mg sangat dibutuhkan karena Mg banyak terdapat pada
klorofil. Ion Mg+ mempunyai kemampuan kepolaran yang tinggi dan
juga mempunyai
kecenderungan menetapkan keperilaku non ionik. Magnesium
membentuk ikatan dengan karbon secara mudah (Sriatun et al, 2012).
Kalsium merupakan salah satu unsur alkali tanah yang reaktif
keberadaannya melimpah, mudah ditempa dan dibentuk serta satu
golongan dengan barium dan stronsium. Dari keasaman golongan
tersebut diharapkan magnet dengan bahan kalsium dapat disintesis.
Kalsium merupakan sebuah elemen kimia yang memiliki simbol Ca
dan nomor atom 20. Kalsium merupakan salah satu logam alkali tanah,
dan kalsium adalah mineral penting yang paling banyak dibutuhkan
oleh manusia. Kalsium bermanfaat untuk membantu proses
pembentukan tulang dan gigi serta diperlukan dalam pembekuan
darah, kontraksi otot, transmisi sinyal pada sel saraf. Kalsium dapat
membantu mencegah terjadinya osteoporosis. Kalsium yang dapat
berperan dalam menurunkan tekanan darah serta dapat untuk
mengurangi risiko terkena penyakit penkardiovaskuler pada wanita
yaitu post-menopause yang merupakan fase yang terjadi dimana ketika
seorang wanita resmi dinyatakan telah mengalami monopause karena
sudah berturut-turut tidak mengeluarkan darah pada saat menstruasi
(Mozanna et al, 2021).
Stronsium adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang
memiliki lambang Sr dan nomor atom 38. Sebuah logam alkali tanah,
strontium adalah unsur logam lunak perak-putih atau kekuningan yang
sangat reaktif kimia. Logam membentuk lapisan oksida gelap bila
terkena udara. Strontium memiliki sifat fisik dan kimia mirip dengan
dua tetangga vertikal dalam tabel periodik, kalsium dan barium. Hal
ini terjadi secara alami dalam mineral celestine, strontianite, dan
putnisite, dan ditambang sebagian besar dari dua pertama ini.
Sementara strontium alami stabil, sintetis 90Sr isotop radioaktif dan
merupakan salah satu komponen yang paling berbahaya dari kejatuhan
nuklir, seperti strontium diserap oleh tubuh dalam cara yang mirip
dengan kalsium. Natural strontium stabil, di sisi lain, tidak berbahaya
bagi kesehatan.
Kecenderungan golongan alkali dengan meningkatnya nomor
atom yaitu titik leleh dan titik didih menurun, unsur lebih reaktif,
ukuran atom membesar, densitas meningkat proportional dengan
meningkatnya massa atom, kekerasan menurun. Kecenderungan
elemen atau senyawa-senyawa alkali tanah membentuk senyawa
kompleks dengan penurunan urea sebagai radius ionik meningkat.
Magnesium (II) membentuk senyawa kompleks dengan 2 molekul
urea. Kalsium (IN) membentuk senyawa kompleks dengan 1 molekul
urea sedangkan stronsium dan barium asetat tidak bereaksi terhadap
unsur.
a. Sifat-Sifat Logam Alkali Tanah
Yaitu memiliki konfigurasi, merupakan reduktor kuat,
relatif lunak walaupun lebih keras dari golongan IA, memiliki
kerapatan dan titik yang lebih tinggi, keelektronegatifan
golongannya selalu relatif lebih rendah (Setiyana, 2020).
1. Sifat kimia golongan logam alkali tanah, yaitu naftrilium
merupakan konduktor terkuat, klorin merupakan oksidator
terkuat sangat reaktif sehingga mudah terbakar oleh oksigen,
mudah bereaksi dengan asam, membentuk garam dan gas
hidrogen, dapat bereaksi langsung dengan larutan H2SO 4
memiliki sifat fisik, yaitu berbentuk larutan padat yang
memiliki titik lebur 10°C, berbentuk larutan cair seperti
minyak maupun cairan kering dan terdapat unsur zat warna.
Larutan H2SO4 memiliki sifat kimia, yaitu mudah bereaksi
dengan zat lain, berat asam kuat dan dapat memanaskan
garam, proses reaksi berupa substansi. Larutan NaOH
memiliki sifat fisik, yaitu mudah terlarut dalam air, memiliki
pH 1, memiliki massa jenis 40 gram/mol. Larutan NaOH
memiliki sifat kimia, yaitu memiliki warna putih dapat
menyerap CO2 pada ruangan, membentuk basa kuat jika larut
dalam air. Sifat kimia logam alkali tanah bermiripan dengan
logam alkali, tetapi logam alkali tanah kurang reaktif dari
alkali seperiode. Jadi, berilium kurang reaktif dibandingkan
terhadap litium, magnesium kurang reaktif dibandingkan
terhadap natrium dan seterusnya.
2. Sifat fisis logam alkali tanah yaitu dari berilium ke barium
jari- jari atom meningkat secara beraturan, pertambahan jari-
jari menyebabkan suatu penurunan energi pengionan dan
keelektronegatifan potensial elektrode juga meningkat dari
kalsium ke barium. Akan tetapi, berilium menunjukkan
penyeimbangan karena potensial elektrodenya relatif kecil.
Hal ini disebabkan energi ionisasi berilium yang relatif besar.
Titik didih dan titik cair cenderung menurun dari atas ke
bawah. Sifat-sifat fisis seperti titik cair, rapatan, dan
kekerasan, logam alkali tanah lebih besar jika dibanding
dengan logam alkali seperiode unsur alkali tanah dengan dua
elektron valensinya yang sangat mudah dilepaskan
menandakan bahwa unsur alkali tanah sangat bersifat
elektropositif, karena unsur golongan ini mudah melepaskan
elektron valensinya.
Sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang mempunyai
kecenderungan untuk berubah secara teratur sesuai dengan
kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu
periode dan dari atas ke bawah dalam satu golongan. Unsur-
unsur dalam satu golongan merupakan kelompok unsur-unsur
yang dalam satu periodik memiliki sifat-sifat yang mirip.
Sistem periodik unsur merupakan materi yang abstrak karena
mencakup pembahasan materi yang ukurannya terlalu kecil.
Materi sistem periodik unsur memiliki banyak istilah dan
kosakata baru, meliputi pokok bahasan mengenai golongan,
periode. Sehingga dilakukan percobaan agar secara langsung
bisa membedakan sifat-sifat unsur terutama, khususnya unsur
golongan IA dan juga unsur golongan IIA (Setiyana, 2020).
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Gambar 3.4


Tabung Reaksi Pipet Skala Spirtus
Gambar 3.4 Gambar 3.5
Gelas Piala Rak Tabung
3.2 Bahan
1.MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2 masing-masing 0,5 M
2.Magnesium dan Kalsium
3.H2SO4 dan NaOH
4.Indikator fenolftalein
5.Aquadest
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Kereaktifan Unsur
Pertama-tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
Setelah itu menyiapkan dua buah tabung reaksi, lalu mengisi dengan
2
ml aquadest, menambahkan Magnesium dan kalsium dalam jumlah
tertentu dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Kemudian
mengamati reaksi yang terjadi, jika tidak terjadi reaksi (ditandai
dengan adanya gelembung-gelembung gas), memanaskan hingga
terjadinya reaksi. Dan setelahnya mendinginkan tabung reaksi,
kemudian menambahkan indikator fenolftalein, lalu mengamati
perubahan yang terjadi.
3.3.2 Kelarutan Garam Sulfat
Pertama-tama menyiapkan 4 buah tabung reaksi. kemudian
mengisi tabung reaksi (I) dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II)
dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl 2, dan
pada tabung reaksi (IV) mengisi dengan larutan BaCl2, mengisi
masing-masing setiap tabung dengan larutan sebanyak 1 ml, lalu
menambahkan larutan H2SO4 0,5M di setiap tabung reaksi sebanyak 1
ml kemudian mengamati setiap perubahan yang terbentuk, lalu
membandingkan dengan endapan yang terbentuk pada setiap tabung.
3.3.3 Kelarutan Garam hidroksida
Pertama-tama menyiapkan 4 buah tabung reaksi, kemudian
mengisi tabung reaksi (I) dengan larutan MgCl2, tabung reaksi (II)
dengan larutan CaCl2, tabung reaksi (III) dengan larutan SrCl2, dan
pada tabung reaksi (IV) mengisi dengan larutan BaCl 2, mengisi
masing-masing setiap tabung dengan larutan sebanyak 1 ml, lalu
menambahkan larutan NaOH 0,5 M di setiap tabung reaksi sebanyak 1
ml. Kemudian mengamati endapan yang terbentuk, lalu
membandingkan dengan endapan yang terbentuk setiap tabung.

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
4.1.1 Reaktivitas Unsur
Penambahan
Unsur Aquadest Pemanasan Keterangan
Indikator PP
Tidak
Tidak ada
Magnesium Berubah - Pink
Endapan
Warna
Kalsium Tidak - Ungu Pekat Tidak Ada
Berubah
Endapan
Warna

4.1.2 Pengendapan Garam Sulfat

Larutan Penambahan H2SO4 Keterangan

MgCl2 Tidak Berubah Warna Tidak Ada Endapan

CaCl2 Berubah Warna Pink Tidak Ada Endapan

SrCl2 Berubah Warna Pink Ada Endapan

Berubah Warna Putih


BaCl2 Tidak Ada Endapan
Keruh

4.1.3 Pengendapan Garam Hidroksida

Larutan Penambahan NaOH Keterangan

MgCl2 Tidak Berubah Warna Ada Endapan

CaCl2 Tidak Berubah Warna Ada Endapan

SrCl2 Berubah Warna Tidak Ada Endapan

BaCl2 Berubah Warna Tidak Ada Endapan

4.2 Reaksi
4.2.1 Reaktivitas Unsur
1) Mg + H2O → MgO↓ + 2H
(Magnesium) (dihidrogen monoksida) (Magnesium Oksida) (Hidrogen)
2) Ca + H2O → CaO↓ + 2H
(Calsium ) (dihidrogen monoksida) (Calsium Oksida) (Hidrogen)
3) Na + H2O → NaO↓ + 2H
(Natrium) (dihidrogen monoksida) (Natrium Oksida) (Hidrogen)
4.2.2 Pengendapan Garam Sulfat
1) MgCl2 + H2SO4 → MgSO4↓ + 2HCl
(Magnesium Klorida) (Asam Sulfat) (Magnesium Sulfat) (Asam Klorida)
2) CaCl2 + H2SO4 → CaSO4↓ + 2HCl
(Calsium Klorida) (Asam Sulfat) (Calsium Sulfat) (Asam Klorida)
3) SrCl2 + H2SO4 → SrSO4↓ + 2HCl
(Stronsium Klorida) (Asam Sulfat) (Stronsium Sulfat) (Asam Klorida)
4) BaCl2 + H2SO4 → BaSO4↓ + 2HCl
(Barium Klorida) (Asam Sulfat) (Barium Sulfat) (Asam Klorida)
4.2.3 Pengendapan Garam Hidroksida
1) MgCl2 + 2NaOH → Mg(OH)2↓ + 2NaCl
(Magnesium Klorida) (Natrium hidroksida) (Magnesium hidroksida) (Natrium Klorida)
2) CaCl2 + 2NaOH → Ca(OH)2↓ + 2NaCl
(Calsium Klorida) (Natrium hidroksida) (Calsium hidroksida) (Natrium Klorida)
3) SrCl2 + 2NaOH → Sr(OH)2↓ + 2NaCl
(Stronsium Klorida) (Natrium hidroksida) (Stronsium hidroksida) (Natrium Klorida)
4) BaCl2 + 2NaOH → Ba(OH)2↓ + 2NaCl
(Barium Klorida) (Natrium hidroksida) (Barium hidroksida) (Natrium Klorida)
4.3 Pembahasan
4.3.1 Reaktivitas Unsur
Pada percobaan reaktivitas unsur, unsur magnesium saat
penambahan aquadest tidak mengalami reaksi. Dan ketika pemanasan,
terbentuk gelombang gas. Namun pada saat penambahan indikator PP,
unsur magnesium mengalami reaksi yang mengakibatkan warna
larutan
menjadi berwarna merah muda. Begitu pun unsur kalium pada saat
penambahan aquadest tidak mengalami reaksi. Dan ketika pemanasan
terbentuk gelombang gas. Namun pada saat penambahan indikator PP,
unsur kalium mengalami reaksi yang mengakibatkan warna larutan
menjadi berwarna merah muda.
4.3.2 Pengendapan Garam Sulfat
Berdasarkan tabel di atas unsur MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2
dilarutkan menggunakan larutan H2SO4. Untuk MgCl2 dan CaCl2
dengan penambahan H2SO4 tidak mengalami reaksi dan tidak
membentuk endapan. Untuk SrCl2 dan BaCl2 dengan penambahan
H2SO4 mengalami reaksi dan membentuk endapan. Secara teori
dijelaskan bahwa apabila larutan yang bersifat asam H2SO4
direaksikan dengan golongan IIA maka semakin ke bawah semakin
mudah larutan.
4.3.3 Pengendapan Garam Hidroksida
Berdasarkan tabel di atas unsur MgCl2, CaCl2, SrCl2, BaCl2 yang
dilarutkan menggunakan larutan NaOH tidak mengalami reaksi
ataupun
membentuk sebuah endapan.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat disimpulkan bahwa dalam melakukan
percobaan reaktivitas unsur magnesium dan kalium dengan melarutkan
larutan aquadest tidak mengalami reaksi namun ketika penambahan
indikator PP unsur magnesium dan kalium mengalami reaksi perubahan
warna. Dan
pada percobaan pengendapan garam sulfat menggunakan H2SO4 sebagai
pelarut MgCl2, CaCl2 tidak membentuk endapan. Sedangkan untuk SrCl2
dan
BaCl2 dengan penambahan H2SO4 mengalami reaksi dan membentuk
endapan. Serta pada percobaan pengendapan garam hidroksida unsur MgCl 2,
CaCl2, SrCl2, BaCl2 yang dilarutkan menggunakan larutan NaOH tidak
mengalami reaksi ataupun membentuk sebuah endapan.
5.2 Saran
5.2.1 Saran Untuk Laboratorium
Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk praktikum sebaiknya
ditambah/dilengkapi agar praktikan tidak kesusahan saat melakukan
praktikum, seperti meminjam bahan atau alat dari kelompok lain saat
praktikum berlangsung karena kekurangan bahan dan alat yang
dibutuhkan. Menurut saya, hal tersebut mengakibatkan kurangnya
efektivitas berlangsungnya praktikum.
5.2.2 Saran Untuk Asisten
Untuk kakak asisten, saat kami melakukan asistensi dan kakak
mengoreksi laporan kami agar kiranya memperhatikan secara seksama
apa saja yang akan kami revisi dan hal tersebut untuk
mengefisiensikan waktu agar kami bisa lebih fokus lagi ke laporan-
laporan selanjutnya.

AYAT YANG BERHUBUNGAN


“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari
tanah.” (Q.S Al-Mukminun:12)
Artinya, saripati dapat diartikan sebagai unsur-unsur kimia. Sehingga adanya
proses dari saripati tanah menjadi segumpal darah.
DAFTAR PUSTAKA
Agus Dwinata, R., Efendi, R., & Prima Yudha, S. S. (2016). Rangan Bangun
Aplikasi Tabel Periodik Unsur Dan Perumusan Senyawa Kimia Dari Unsur
Kimia Dasar Berbasis Android. In Jurnal Rekursif (Vol. 4, Issue 2).
Bimantoro, T., & Haryanto, H. (2016). Pemodelan Perilaku Musuh Menggunakan
Finite State Machine (FSM) Pada Game Pengenalan Unsur Kimia Enemy
Behaviour Modeling Using Finite State Machine (FSM) on Game of
Chemical Element Introduction. In Journal of Applied Intelligent System
(Vol. 1, Issue 3).
Mozanna, L., & Astuti, A. (2021). Sintesis dan Karakterisasi Kalsium Ferit
Berbahan Dasar Batu Besi. Jurnal Fisika Unand, 10(4), 548–553.
Ngginak, J., Semangun, H., Mangimbulude, J. C., & Rondonuwu, F. S. (2013).
Komponen Senyawa Aktif pada Udang Serta Aplikasinya dalam Pangan. In
Juli-Desember (Vol. 5, Issue 2).
Setiyana. (2020). Modul Kimia Kelas X MIPA. KD 3.4.
Sriatun, S. S., Dra Taslimah, M. S., & Drs. Suhartana, M. S. (2012). Kimia Unsur.

Anda mungkin juga menyukai