Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FOTOGRAMETRI DASAR

POKOK BAHASAN MINGGU 3 : RESEKSI

Disusun oleh :
RIBHAN NAFIZ SIREGAR ( 119230081 )

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOMATIKA


JURUSAN TEKNOLOGI INFRASTRUKTUR DAN KEWILAYAHAN
INSTITUT TEKNOLOGI SUMATERA
2021
A. MATA ACARA PRAKTIKUM
Praktikum ke-3 Fotogrametri Dasar pada Senin, 27 September 2020 pukul 13:00-
Selesai WIB. Secara offline di laboratorium Teknik Geomatika, Institut Teknologi
Sumatera , untuk membahas mengenai Reseksi.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan praktikum Fotogrametri Dasar kali ini adalah untuk:
1) Menjelaskan perbedaan dari transformasi konformal dan affine yang ada saat
proses orientasi dalam penandaan titik fidusial
2) Mengisi tabel RMSE dari proses orientasi dalam dan jelaskan maksud dari nilai
RMSE pada proses orientasi dalam.
3) Mengisi tabel RMSE reseksi untuk setiap foto dan jelaskan maksud dari nilai
RMSE pada proses reseksi pada setiap foto
4) Mengisi tabel parameter orientasi luar untuk setiap foto pada table.
C. ALAT DAN BAHAN
a. Alat :
- Australis
- Laptop
b. Bahan
- Data GCP,
- Data kalibrasi
- Data prakktikum.
D. LANDASAN TEORI
a. GCP (Ground Control Point)
Ground Control Point (GCP) atau yang biasa disebut dengan titik kontrol adalah
titik-titik yang berada di lapangan yang dapat digunakan untuk mentransformasikan
sistem koordinat udara dengan sistem koordinat tanah suatu objek yang dipetakan. Titik
kontrol ini nantinya akan digunakan pada saat pengolahan foto udara tahap triangulasi
udara ( Naula Husna, Subiyanto, & Hani’ah, 2016)
b. ICP (Independent Check Point)
ICP (Independent Check Point) yakni titik yang digunakan untuk menguji
kualitas hasil dan tidak diikutkan pada proses pengolahan foto udara. Pengukuran titik-
titik GCP dan ICP dapat dilaksanakan dengan metode pengukuran satelit GPS (Global
Positioning System). Pengukuran ini umumnya terbagi menjadi dua jenis baik secara
absolut (satu receiver GPS) ataupun differensial (dua receiver GPS) ( Naula Husna,
Subiyanto, & Hani’ah, 2016)

1
c. Reseksi
The method of space resection by collinearity is a purely numerical method which
simultaneously yields all six elements of exterior orientation. Normally the angular values
of omega, phi, and kappa are obtained in the solution, although the method is versatile and
tilt, swing, and azimuth could also be obtained. Space resection by collinearity permits the
use of redundant amounts of ground control; hence least squares computational techniques
can be used to determine most probable values for the six elements. This method is a rather
lengthy procedure requiring an iterative solution of nonlinear equations, but when
programmed for a computer, a solution is easily obtained. Sometimes, when rapid
computation is needed, a linear model is used, although with less precise results. (Wolf,
Dewitt, & Wilkinson, 2014)
d. Orientasi Luar
Most systems calculate the relative and absolute orientations by the simul- taneous
use of the collinearity equation. Even though the measure of pointsof relative orientation
is assisted by image matching, or even completely automatic in cases where one uses a
theoretical distribution of points, it is always imperative that an operator marks by hand
the position of reference points.

The elimination of the parallax in X and in Y is generally performed by blocking


one of the two images, and by moving the other with the positioning system (cranks,
mouse). Once the choice of the fixed image is made, one can ask for a pointing by image
matching. In certain cases, this one can fail (vegetation, periodic textures, homogeneous
zones); the use of the image matching does not dispense with a pointing by the operator,
even if it is not so precise, because it remains more reliable in spite of everything.

As soon as enough points are measured (six points to have residues of relative
orientation, three ground points), one can launch a first calculation. Then the function
‘ground → image’ is known, and allows one to move automatically, for example on a
supplementary control point. When measures are sufficiently overabundant, the
examination of calculation residues allows one to control the quality of the setting up, and
to validate it. (Kasser & Egels, 2002)
e. Australis
Dirancang untuk melakukan pengukuran koordinat 3D yang sangat otomatis dan
kalibrasi kamera fotogrametri dari jaringan gambar digital multi-stasiun (misalnya
konfigurasi gambar stereo multi-tampilan dan konvergen) yang terdiri dari satu atau
beberapa kamera.
Perangkat lunak Australis 6.05 akan menghasilkan nilai dari bundle adjusment
yang akan digunakan juga pada proses pembuatan algoritma orientasi relatif. (Prasetya,
2019)

2
E. LANGKAH KERJA

1. Tahapan Persiapan
-Siapkan Aplikasi Australis
-Siapkan data Kalibrasi, GCP dan Data Praktikum
2. Tahapan Pelaksanaan
-Membuka Aplikasi Australis
-Kemudian pilih file>new>pada define projection pilih meter

-Kemudian Klik Kanan camera database, lalu masukkan nilai sesuai yang ada pada modul
dan data Kalibrasi. Kemudian centang metrix, lalu klik kanan, add data Fiducialmark.

-Lalu drag Kamera RC30 kedalam Project 1, lalu klik kanan kamera RC30, lalu Set Image
File Directory, lalu pilih foto dari data praktikum kali ini.

3
-Double click foto, pilih measurement, pilih interior orientation mode, pilih
transformation type nya, yang pertama akan menggunakan affine.
-Cari titik fidusial, lalu pilih measure, lalu klik pada tengah titik fidusial, lakukan untuk
semua titik

-Lakukan untuk semua titik fidusial. Lalu akan didapat rmse, dan setelah selesai, pilih accept

4
-Kemuduain melakukan penandaan Ground Control Point pada foto. Untuk nama titiknya
sesuaikan dengan nama label dari titik tersebut.

-Lalu lakukan penitikan semua titik GCP.


-Kemudian lakukan ulang langkah penitikan Fidusial dan GCP untuk semua gambar.

5
-Memasukkan File GCP pada folder 3D data. Dengan cara klik kanan 3D data>Import>
Driveback File, kemudian pilih folder GCP.

-Kemudian lakukan reseksi, dengan klik kanan pada setiap foto, lalu pilih resect

-Lakukan reseksi untuk semua foto. Dan juga ulangi semua langkah diatas untuk,
Transformasi Conformal
-klik folder kamera untuk melihat nilai parameter orientasi luar setiap kamera

6
- Klik dua kali pada file GCP , lalu klik kanan, pilih view camera stations. Untuk melihat
posisi kamera saat perekaman

3. Tahapan Penyelesaian
-Melakukan pengisian laporan terkait hasil dan pembahasan

F. HASIL DAN PEMBAHASAN

Saat proses orientasi dalam penandaan titik fidusial, menggunakan dua metode
transformasi yaitu affine dan konformal, transformasi affine adalah metode tranformasi
yang menghubungkan rotasi, perubahan skala x dan y dan juga diikuti oleh translasi
dengan menggunakan rumus
X’=Sx X cos(a)-Sy Ysin (a) + X0
Y’=Sx X sin(a)+Sy Ycos (a) + Y0
Dan tranformasi ini berfungsi untuk menggambarkan 6 parameter yaitu satu sudut rotasi
(a), dua factor skala, yaitu Sx dan Sy dan 2 perubahan titik asal.

7
Kemudian untuk tranformasi conformal adalah sebuah tranformasi yang menghubungkan
system koordinat kartesian 2d yang menghubungkan rotasi , keseragaman perubahan skala
dan translasi . dengan menggunakan rumus
X’= x SX cos(a)- y SYsin (a) + X0
Y’= x S X sin(a)+ yS Ycos (a) + Y0

Tabel RMSE dari proses orientasi dalam


Nomor RMSE Transformasi Conformal RMSE Transformasi
Foto Affine
1 26.934 21.967
2 28.444 23.555
3 29.136 26.426
4 27.347 26.940
5 26.689 25.442
6 25.094 22.411
7 25.062 24.377
8 33.126 28.676
9 23.300 20.775

Tabel RMSE Dari pemrosesan orientasi dalam ini menunjukkan nilai RMSE/error
yang terjadi saat melakukan orientasi dalam yaitu proses tranformasi dari koordinat piksel
ke dalam koordinat foto. Karena dari hasil pemotretan akan menghasilkan koordinat
piksel, maka dari itu harus di tranformasikan ke dalam koordinat foto, yaitu berupa
koordinat 2D dengan dengan titik originnya yaitu fiducial marknya. Pada table dapat
dilihat bahwa nilai RMSE affin lebih kecil dari pada conformal yaitu dengan nilai
terkecilnya 20.775 pada foto ke 9. Ini menunujukkan bahwa tranformasi affine lebih baik
dari pada conformal untuk orientasi dalam.
Tabel RMSE reseksi untuk setiap foto
Nomor RMSE Reseksi Affine RMSE Reseksi Conformal
Foto
1 27.7 28.7
2 110.3 111.6
3 54.0 54.0
4 106.9 106.9

8
5 73.4 73.4
6 69.4 68.5
7 378.0 378.0
8 585.0 585.0
9 661.9 664.2

Pada table ini dapat dilihat bahwa nilai error/RMSE yang paling baik adalah
menggunakan metode affine, dengan nilai terkecil yaitu berada pada 27.7 pada foto
pertama, nilai RMSE akan semakin baik jika nilai semakin mengecil. Proses reseksi ini
memerlukan titik-titik GCP, dan dari proses reseksi ini akan menghasilkan nilai orientasi
luar, orientasi sudut dan posisi stasiun kamera.
Tabel parameter orientasi luar Affine

Tabel Parameter Orintasi Luar Conformal

Nilai yang tertera pada table ini adalah hasil reseksi, berupa niai posisi X, Y, Z
dan juga orientasi omega, phi dan kappa.

9
G. SUMBER PUSTAKA

Naula Husna, S., Subiyanto, S., & Hani’ah. (2016). PENGGUNAAN PARAMETER
ORIENTASI EKSTERNAL (EO) UNTUK OPTIMALISASI DIGITAL
TRIANGULASI FOTOGRAMETRI UNTUK KEPERLUAN ORTOFOTO.
Jurnal Geodesi Undip, 180.
Kasser, M., & Egels, Y. (2002). Digital Photogrammetry. London and New York:
Taylor & Francis.
Prasetya, F. (2019). PARAMETER ORIENTASI RELATIF DENGAN
MENGGUNAKAN TITIK KONTROL GPS. Skripsi Thesis, ITN Malang.
Wolf, P., Dewitt, B., & Wilkinson, B. (2014). Elements of Photogrammetry with
Applications in GIS. United States: Cenveo.

10

Anda mungkin juga menyukai