Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM PENGINDERAAN JAUH

ACARA IV
INTERPRETASI TUTUPAN LAHAN CITRA SECARA
MONOSKROPIS

Dosen Pengampu :
Aditya Saputra, S.Si, M.Sc, PhD
Vidya Nahdhiyatul Fikriyah, S.Si., M.Sc

Asisten :
Abel Garibaldi Ismail Rizky Putri Pramesty

Al Fauzi Novianto Rhojian Noor

Farah Salsabila Siti Nur Aisah

Muhammad Natsir Yunan Akhmad Isnanto

Rahmat Dwi Waluyo Yuni Fitriani

Disusun oleh:
Yasminun Ardine Issudibyo
E100200130
Senin 5-6

LABORATORIUM PENGINDERAAN JAUH


FAKULTAS GEOGRAFI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
ACARA IV
INTERPRETASI TUTUPAN LAHAN CITRA SECARA MONOSKROPIS

I. TUJUAN
1. Melatih keterampilan mahasiswa dalam melakukan interpretasi citra
satelit secara monoskropis untuk penutupan lahan.
2. Melatih pengenalan objek pada citra satelit berdasarkan unsur-unsur
interpretasi.
3. Memetakan penutupan lahan dengan menggunakan citra satelit
sebagai sumber datanya.
4. Menghitung luas objek yang terdapat pada citra satelit.
II. ALAT DAN BAHAN
1. Citra
2. Spidol OHP
3. Alat Tulis
4. Kertas HVS A4
5. Pensil Warna
6. Milimeter Kalkir/ Blok
III. LANDASAN TEORI

Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara atau citra


dengan maksud mengindentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek
tersebut.Adapun ciri-ciri interpretasi peta antara lain :

a. Citra spektral,citra spektral dengan identik sebagai karakteristik


tentang kekhasan yang mampu menunjukkan perhitungan dengan
dilakukan pada nuansa alam yang letak dengan kegelapan atau
kecerahan objek pada citra.
b. Ciri temporal,merupakan ciri khas temporal dalam tahapan
perhitungan interpretasi citra ini merupakan salah satu ciri objek yang
sangatlah berkaitan pada ruang waktu terjadinya perekaman ataupun
betapa umur tahun adanya objek citra yang dihasilkan.
c. Ciri spasial,dalam unsur interpretasi citra ini sangatlah berkaitan
dengan ruang dengan memerhatikan serangkaian kondisi yang
ada,terutama terdapat dalam perhitungan citra foto dan non foto.

Dalam pengenalan objek yang tergambar pada citra,ada tiga rangkaian


kegiatan yang diperlukan,yaitu deteksi,identifikasi,dan analisis.Deteksi
adalah pengamatan atas adanya suatu objek,misalnya pada gambaran
sungai terdapat objek bukai air.Identifikasi adsalah upaya mencirikan
objek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang
cukup,dari contoh diatas berdasarkan ukuran,bentuk,dan letaknya,objek
yang tampak pada sungai dapat disimpulkan sebagai perahu
dayung.Analisis adalah pengumpulan keterangan lebih lanjut,misalnya
mengamati jumlah penumpang dari perahu tersebut (Lintz Jr. dan
Sionet,1976).Delineasi adalah seleksi visual dan pembedaan objek yang
terdapat pada foto atau citra satelit hasil proses perekaman penginderaan
jauh.

Teknik Interpretasi Citra adalah cara-cara khusus untuk melaksankan


metode penginderaan jauh secara ilmiah.Teknik ini terdiri atas cara-cara
interpretasi dengan mempertimbangkan kemudahan pelaksanaan
interpretasi,akurasi hasil interpretasi,dan jumlah informasi yang
diperoleh.Cara-cara interpretasi citra terdiri atas :

Interpretasi citra penginderaan jauh dapat dilakukan dengan dua cara


yaitu interpretasi secara manual dan interpretasi secara digital,

a. Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan


jauh yang mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara
keruangan. Karakteristik objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur
interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona/warna, tekstur,
situs, asosiasi dan konvergensi bukti. Interpretasi secara digital adalah
evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang disajikan pada citra.
b. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel
berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik.
Dalam pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus
untuk mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai
informasi spektral yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola
spektral, pengenalan pola spasial dan pengenalan pola temporal yang
akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan (spasial) tertentu.
1. Data Acuan
Data acuan merupakan kumpulan data pendukung utnuk kegiatan
interpretasi.Data ini bersifat melengkapi data yang terdapat pada
citra.Contoh data acuan ini dapat berupa data
Pustaka/kepustakaan,peta,hasil kerja lapangan,dll.Data acuan berguna
untuk membantu proses interpretasi,analisis,dan verifikasi hasilnya.
2. Kunci Interpretasi
Kunci intrepretasi pada citra umumnya berupa potongan citra yang
terlah di interpretasi,diyakinkan kebenarannya,dan diberi keterangan
berupa jenis objek yang digambarkan,unsur interpretasi,serta keterangan
tentang citra meliputi jenis citra yang digunakan,skala citra,waktu
perekaman,lokasi yang diinterpretasi.
3. Penanganan Data
Data yang tersimpan dalam citra perlu diajaga agar tidak menimbulkan
goresan atau terhapus,sehingga perlu penanganan yang hati-hati pada
setaip citra.
4. Pengamatan Stereoskopis
Pengamatan stereoskopis adalah suatu kegiatan menafsir citra dengan
menggunakan alat bantu yang dinamakan stereoskop.Salah satu syarat
yang dapat dilakukan pengamatan stereoskopis adalah adanya daerah yang
bertampalan pada sebuah foto udara.Pengamatan stereoskopis pada citra
yang bertampalan akan menimbulkan gambaran tiga dimensi.Jenis citra
yang umum untuk pengamatan stereoskopis adalah foto udara.
5. Metode Pengkajian
Metode pengkajian adalah suatu cara yang bersistem dalam
menelaah atau melakukan penyelidikan terhadap objek.
6. Penerapan Konsep
Data inderaja diperoleh dengan menerapkan konsep multi,yang terdiri
atas konsep multispektrum,multitemporal,multiarah,multipolarisasi,dan
multidisiplin.

Interpretasi penutup lahan dengan teknik analisis citra penginderaan


jauh secara konseptual oleh Estes et al (1983) dalam Sutanto (1986)
mengatakan bahwa pengenalan obyek permukaan bumi berdasarkan rona
atau warna pada citra yang dipengaruhi oleh lima faktor, yaitu :
1. Karakteristik obyeknya : kekasaran permukaan obyek yang mempengaruhi
pantulan
2. Bahan perekaman data penginderaan jauh : jenis film yang digunakan serta
kepekaan detektor perekam terhadap gelombang elektromagnetiknya.
3. Proses pengolahan data : pada citra fotografi jenis proses film atau secara
kimia, dan hasil cetakan redup atau gilap. Sedangkan pada citra non-
fotografi berupa digital tergantung proses koreksi dan restorasi citranya.
4. Cuaca pada saat pengambilan data : mempengaruhi kendala atmosfer pada
citra
5. Letak obyek dan waktu pemotretan : letak obyek akan mempengaruhi
sudut datang sinar matahari, sedangkan waktu akan mempengaruhi musim

Penggunaan foto udara sebagai sumber informasi sudah meluas dalam


berbagai aplikasi.Hanya saja untuk dapat memanfaatkan foto udara tersebut
diperlukan kemampuan mengamati keseluruhan tanda yang berkaitan
dengan objek atau fenomena yang diamati.
IV. LANGKAH KERJA
1. Mengamati objek-objek yang terdapat pada citra satelit.
2. Membuat garis tepi pada kertas kalkir dan semua komponen antara
lain,arah mata angin,judul,keterangan dll.
3. Mendeliniasi semua objek yang ada di citra satelit menggunakan spidol
ohp,spidol warna hijau untuk vegetasi,warna merah untuk lahan kosong
dan jalan,dan warna biru untuk tubuh perairan.
4. Memberi nama pada setiap objek yang telah dideliniasi,dan menuliskan
keterangan objek pada kolom yang berisi keterangan.
5. Mengidentifikasi unsur interpretasi citra satelit kemudian memasukkan
ke dalam tabel identifikasi kenampakan objek.
6. Menyalin hasil deliniasi pada milimeter blok.
7. Menghitung luas setiap objek menggunakan metode square dan
menghitung luas totalnya.
8. Menyalin hasil deliniasi beserta komponennya pada ketas hvs kemudian
mewarnai setiap objek,warna hijau muda untuk vegetasi pertanian,hijau
tua untuk vegetasi non pertanian,warna hitam untuk lahan kosong,serta
warna merah untuk pemukiman dan jalan.
V. HASIL PRAKTIKUM
1. Hasil Citra Berupa Print (terlampir)
2. Hasil Deliniasi Peta Tentatif Citra Pada Kertas HVS
3. Tabel Identifikasi Kenampakan Objek Citra Satelit
4. Hasil Deliniasi Citra Pada Milimeter Kalkir/Blok
5. Perhitungan Luas Masing-masing Objek
VI. ANALISIS
Penggunaan foto citra dan menghitung luas total masing-masing
objek menggunakan metode grid.Tutupan lahan yang dapat dideliniasi
adalah permukiman,vegetasi non pertanian yang berupa hutan,vegetasi
pertanian berupa sawah dan ladang,sungai,serta lahan kosong.
Unsur-unsur interpretasi setiap objek yang menjadi ciri khas objek
tersebut dimasukkan ke dalam tabel kenampakan objek sebagai kunci
interpretasi.
Pemukiman memiliki rona dan warna yang cerah ,berteksktur
kasar,memiliki pola yang teratur.Pemukiman tersebut berdekatan dengan
jalan,hutan,serta lahan kosong.Pemukiman tersebut memiliki bentuk yang
memusat dan memanjang antara permukiman satu dengan yang lain.Dapat
dilihat bahwa ciri pemukiman pada citra tersebut berada di pedesaan
karena letaknya dekat dengan hutan,lahan kosong,sawah,dan sungai yang
biasanya dimanfaatkan oleh warga untuk kegiatan sehari-hari seperti
bertani,dan untuk memenuhi kebutuhan pokok.Pemukiman pada citra
tentative ini ditandai dengan warna merah karena adanya aktivitas
manusia.
Pola pemukiman desa yang mengelompok disebabkan oleh
ketersediaan sumberdaya air dan kondisi tanah yang relatif subur. Dampak
lain dari pola desa yang memusat adalah pola kekerabatan masyarakatnya
yang sangat tinggi karena jarak antar rumah yang dekat sehingga interaksi
antar individu menjadi lebih intens.Selain itu dengan bentuk yang
mengelompok sistem sosial budaya masyarakatnya memiliki hubungan
kekeluarga yang tinggi dan saling bergotong royong.
Pola desa memanjang pada citra tersebut berada di sepanjang
jalan.Dapat dikatakan masyarakat pemukiman dekat jalan dikarenakan
untuk mempermudah proses transportasi agar memudahkan dalam
mobilitas sehari-hari.
Vegetasi non pertanian berupa hutan.Jika dilihat dari segi polanya
dengan pola hutan lebat dan pola menyebar serta memiliki tekstur yang
kasar.Hutan tersebut berada di pedesaan yang dapat dimanfaatkan sumber
daya hutan untuk menyejahterakan warganya untuk dimanfaatkan dalam
bahan pokok,pangan ternak,maupun kebutuhan sehari-hari.Selain itu letak
hutan yang berada di dekat sungai dapat menjaga tata air dan sebagai
wadah air saat musim penghujan yang akan dialirkan menuju sungai.Hutan
pada citra tentative ini ditandai dengan warna hijau.
Vegetasi pertanian berupa sawah yang merupakan pertanian
menetap yang ditanami padi,memiliki rona terang,bertekstur halus yang
memiliki warna hijau muda.Selain itu sawah berdekatan dengan hutan dan
lahan kosong.Dapat disimpulkan bahwa sebelum menjadi area
persawahan,objek tersebut berupa hutan yang dialihfungsikan menjadi
sawah untuk mencukupi kebutuhan warganya sekaligus sebagai sumber
penghasilan utama di pedesaan.Sawah pada citra tentative ini ditandai
dengan warna hijau.
Vegetasi pertanian berupa ladang memiliki tekstrur yang halus
dengan rona atau warna hijau ke cokelatan,memiliki pola terkonsentrasi
yang berada di dekat sungai dan sawah,yang merupakan area yang
digunakan untuk pertanian seperti budidaya tanaman.Pada umumnya
ladang digunakan untuk bertani selama satu atau dua tahun. Akan tetapi,
setelah padi dan tanman lainnya dipanen,lahan tersebut ditinggalkan dan
akan membentuk hutan sekunder atau padang rumput tua.Ladang pada
citra tentative ini ditandai dengan warna hijau.

Jalan digambarkan sebagai garis-garis yang menghubungkan


daerah penggunaan lahan satu dengan penggunaan lahan yang
lainnya.Kenampakan jalan pada citra tersebut terletak diantara
pemukiman yang memiliki pola lurus dan berbelok-belok,serta memiliki
rona atau warna terang keputihan.Dalam foto udara ini jalan tampak
memanjang melewati pemukiman dan sawah hingga menuju hutan.Jalan
raya di citra tentative ini ditandai dengan garis berwarna merah karena
adanya aktivitas manusia.
Lahan kosong merupakan lahan terpencar yang sudah rusak atau
berubah fungsi yang menjadi hamparan tanah kosong atau kering yang
lambat laun akan menjadi semak belukar.Pada citra lahan terbuka ini
memiliki tekstur yang halus dan memiliki warna kecokelatan serta
memiliki pola persebaran yang menyebar.Lahan kosong pada citra
tentative ini ditandai dengan garis berwarna hitam.
Sungai merupakan aliran air yang besar dan memanjang mengalir
secara terus menerus dari hulu menuju ke hilir.Pada citra ini sungai
memiliki pola yang berkelok kelok dan mengalir dari tempat tinggi
menuju rendah.Selain itu sungai pada citra ini memiliki rona yang gelap
kehitaman yang menunjukkan tingkat kejernihan air yang tinggiSungai
ini mengalir ke pemukiman yang dapat digunakan untuk aktivitas warga
sebagai memancing,kebutuhan sehari-hari,hingga sumber pendapatan
warganya.Selain itu sungai juga mengalir menuju ke persawahan yang
dapat digunakan warga untuk sistem irigasi.Sungai pada peta tentative ini
ditandai dengan garis berwarna biru yang merupakan tubuh perairan.
Untuk menghitung luas masing-masing objek menggunakan
metode grid,dimana setiap grid yang dominan dihitung satu.Luas total
untuk masing-masing objek sebagai berikut :
1. Luas total permukiman = 0,31 km2
2. Luas total hutan = 2,34 km2
3. Luas total sawah = 0,4 km2
4. Luas total ladang = 0,04 km2
5. Luas total lahan kosong = 0,2 km2
Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa hutan mampu
memenuhi kebutuhan primer bagi masyarakat setempat,dikarenakan luas
hutan yang tersedia masih cukup luas.
Akan tetapi sawah memiliki luasan objek yang lebih sempit
daripada total permukiman,sehingga kebutuhan beras akan terbatas dan
dibutuhkan suplai beras dari daerah lain.
Oleh karena itu,untuk menyongkong kebutuhan primer selain
beras,wilayah ini mengandalkan ladang yang digunakan untuk budidaya
tanaman lainnya setelah masa panen padi telah berakhir.
Hal ini dengan dilakukan penanaman tanaman pangan seperti
jagung,terong dll.
Ladang kosong memiliki luas yang paling sempit dibandingkan
dengan objek lainnya.Hal tersebut untuk meningkatkan nilai guna suatu
lahan,tempat tersebut dapat digunakan untuk permukiman maupun
tempat untuk berkebun,sehingga dapat meningkatkan kebutuhan dan
kesejahteraan masyarakat setempat.
VII. KESIMPULAN
1. Interpretasi secara monoskopis merupakan interpretasi yang dilakukan
dengan mata secara langsung tanpa menggunakan alat bantu.
2. Foto citra terdapat tutupan lahan permukiman,vegetasi non
pertanian ,jalan,dan lain-lain.Vegetasi non pertanian berupa hutan,dan
vegetasi pertanian berupa sawah dan ladang.
3. Setiap objek memiliki unsur-unsur interpretasi yang berbeda antara
satu sama lain yang menjadikan ciri khas suatu objek.
4. Pemberian warna ditujukkan untuk mempermudah hal pengamatan
dan pengklasifikasikan agar tidak terjadi kesalahan dalam memahami
objek dari hasil interpretasi yang dilakukan.Permukiman dan jalan
diberi warna merah,vegetasi pertanian dan non pertanian diberi warna
hijau,tubuh perairan diberi warna biru,lahan kosong diberi warna
hitam.
5. Luas total tutupan lahan yang mendominasi atau paling luas adalah
hutan,dan yang paling sempit adalah ladang.
DAFTAR PUSTAKA

Saputra,A,Sigit,A.A.2020. Penginderaan Jauh dan Interpretasi.


Surakarta:Muhammadiyah University Press.
Susanto.1986, Penginderaan Jauh Jilid 1.Gajah mada University
Press.Yogyakarta.

Purwadhi, Sri Hardiyanti. 2001. Interpretasi Citra Digital. Grasindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai