Disusun oleh:
Kelas: X MIPA 2
Kaidah dalam pakaian Melayu mengikuti ketentuan yang ada dalam agama
Islam, yaitu menutup aurat. Menutup aurat artinya adalah menggunakan pakaian
yang tidak memperlihatkan kulit bagian aurat, tidak memperlihatkan bentuk
tubuh yang menarik bagi lawan jenis, tidak tembus padang, desainnya tidak
menarik perhatian orang lain dan yang tidak kalah penting adalah nyaman
digunakan.
Pakaian untuk laki-laki harus menutup bagian pusar sampai ke lutut. Sedangkan
untuk perempuan hanya boleh memperlihatkan wajah dan telapak tangan.
Tujuan dari pakaian yang menutup aurat adalah untuk menghindari diri dari dosa,
fitnah, mencegah timbulnya hawa nafsu dari lawan jenis maupun sesama jenis,
melindungi tubuh dan kulit dari lingkungan sekitar dan lain-lain.
B. MENDEMONSTRASIKAN PAKAIAN SESUAI DENGAN KAIDAH PAKAIAN
MELAYU RIAU
Pakaian tersebut disebut baju kurung kebaya labuh. Pakaian ini biasanya
digunakan oleh remaja gadis dan wanita dewasa. Pakaian ini berbentuk terusan
panjang dan dibagian bawahnya melebar sehingga menyerupai labu. Untuk
menutupi bagian kaki pakaian ini menggunakan rok berwarna senada dengan
atasannya.
Dari segi desainnya pakaian ini tidak memiliki kerah dan hanya memiliki satu
buah kancing berbentuk bulat di dekat leher. Terdapat dua buah garis putih di
bagian bagian kiri kanan depan dan kiri kanan belakang. Untuk desain roknya
terdapat sebuah lipatan pada bagian kanan. Sementara itu untuk panjang roknya
yaitu hingga menyentuh bagian mata kaki.
Pakaian yang saya gunakan ini tidak memiliki motif dan berwarna hijau lumut.
Untuk warna hijau lumut sendiri memiliki makna kesuburan, kesetiaan, serta taat
dan patuh pada ajaran agama. Pada pakaian ini tidak terdapat aksesoris yang saya
gunakan namun, biasanya orang-orang akan menggunakan pakaian ini dengan
sebuah kalung sebagai aksesorisnya.
Kaidah atau aturan yang terkandung dalam pakaian ini mengikuti aturan-aturan
dalam agama Islam yaitu:
2. Warna Pakaian
Pakaian Melayu ini berwarna hijau lumut. Warna hijau lumut melambangkan
kesuburan dan kesetiaan, taat serta patuh dalam menjalankan ajaran agama.
Warna hijau lumut sendiri sering digunakan oleh klan bangsawan, Tengku, dan
Wan.
3. Motif Pakaian
4. Jenis Kain
Pakaian adat kebaya labuh secara umum terbuat dari bahan kain sutra Cina dan
kain brokat. Sedangkan untuk sarung atau roknya biasanya menggunakan bahan
kain songket atau tenun dengan warna senada.
5. Bentuk Pakaian
Bentuk baju kurung kebaya labuh sekilas mirip dengan kebanyakan kebaya pada
umumnya. Akan tetapi bagian bawah kebaya labuh didesain agak melebar
menyerupai labu. Kebaya labuh dibuat menjuntai sampai menutupi bagian lutut
penggunanya. Kedua sisi depan kebaya labuh dikaitkan dengan lima buah kancing
dan bagian bawah baju sedikit terbelah. Baju ini dirancang longgar pada lubang
lengan, perut, dan dada. Baju kurung kebaya labuh ini memiliki kerah yang tidak
terlalu tinggi dipenuhi dengan sulaman motif bintang-bintang wajik berwarna
kuning keemasan. Pada sepanjang garis kancing juga terdapat motif dan warna
motif yang serupa. Untuk bagian bawahnya pakaian ini dilengkapi dengan kain
songket berwarna senada yang dijadikan sebagai roknya dengan cara lipatan
sebelah kanan menutup sebelah kiri.
6. Aksesoris Pakaian
Pakaian tersebut dilengkapi dengan aksesoris sebuah cincin pada tangan kanan,
sebuah kalung, dan sepasang anting-anting.
Berikut akan dijelaskan nila-nilai yang terkandung dalam pakaian kebaya labuh:
a. Nilai Tradisi
Baju kurung kebaya labuh memiliki nilai tradisi yang terpancar karena
pakaian ini termasuk pakaian yang digunakan dalam suatu upacara adat dan
menjadi tradisi selama bertahun-tahun.
b. Nilai Sosial
Nilai sosial baju kurung kebaya labuh terpancar dari simbol, warna, aksesoris,
jenis kain, dan lain-lain. Sebagai contoh pakaian tersebut berwarna hijau lumut
yang bermakna kesuburan, kesetiaan, dan taat serta patuh pada ajaran agama.
Secara luas saat seseorang menggunakan baju kurung kebaya labuh dengan motif
atau warna tertentu maka orang lain akan dapat langsung menyadari status sosial
orang tersebut.
Pakaian kebaya labuh merupakan salah satu produk kebudayaan modern yang
semakin hari semakin berkembang. Pakaian kebaya labuh saat ini banyak
digunakan oleh masyarakat Melayu yang merupakan warisan Budaya yang harus
dilesatarikan. Dengan menggunakan pakaian kebaya labuh maka secara tidak
langsung kita turut serta dalam upaya pelestarian budaya.
a. Fungsi simbolik
Fungsi sombolik dapat terlihat dari warna, motif, dan aksesoris pada pakaian
kebaya labuh yang memiliki makna simbolik tertentu yang dapat diterka lebih
dahulu untuk mengetahui maknanya.
b. Fungsi Sosial
Pada pakaian kebaya labuh setiap warna, motif, maupun jenis Kain dan
aksesoris yang digunakan pasti memiliki makna tertentu. Hanya dari melihat
warna, motif, jenis kain dan perhiasan yang digunakan kita akan langsung
mengetahui status sosial seseorang.
c. Fungsi Religius
d. Fungsi Budaya
Fungsi budaya pada baju kebaya labuh muncul dari berbagai aksesoris dan ciri
khas yang membedakan antara satu masyarakat dan masyarakat yang lain. Fungsi
budaya secara tidak langsung akan terpancar saat pakaian kebaya labuh
digunakan pada pelaksanaan upacara adat, upacara pernikahan, dan acara formal
lainnya.
e. Fungsi Estetik
Estetika pakaian kebaya labuh muncul dari berbagai bentuk hiasan yang
terdapat pada pakaian tersebut seperti kalung, cincin, gelang, dan anting-anting
serta warna-warna dan motif dalam pakaian kebaya labuh yang mengandung
makna tertentu.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka dapat ditarik beberapa poin
penting yaitu: