Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Media Tanah, Pasir, dan Pupuk Kandang bagi Perkecambahan dan Pertumbuhan Bibit Cabai

Merah (Capsicum annuum L.)

Use of Soil, Sand, and Manage Fertilizer Media for Germination and Growth of Red Chilli Seeds (Capsicum
annuum L.)

Vinanda Yoan Yosias1, Yulita Nurchayati2*, Dan Nintya Setiari2


1
Mahasiswa Program Studi Biologi, Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
2
Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang
*
Email : yulita.joko@gmail.com

ABSTRAK

Cabai merah (Capsicum annum L.) merupakan tanaman yang banyak dibudidayakan dalam sektor pertanian Indonesia.
Tahap awal membudidayakan cabai merah melalui perkecambahan dan pembibitan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan cabai merah yaitu media tanam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis media tanam yang
berbeda terhadap persentase perkecambahan dan pertumbuhan cabai merah. Penelitian ini mengunakan Rancangan Acak
Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan media tanam yaitu tanah, pasir, tanah dengan pasir (1:1), dan tanah, pasir dengan pupuk
kandang (1:1:1) masing-masing 3 ulangan. Uji analisis statistik menggunakan Kruskal Wallis dilanjutkan dengan Mann
Whitney pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah menjadi media tercepat bagi
perkecambahan cabai merah (3,66 hari) dan campuran tanah, pasir, dengan pupuk kandang (1:1:1) menjadi media terunggul
bagi pertumbuhan bibit cabai merah yaitu waktu muncul daun (7,33 hari), lebar daun (0,42 cm), panjang daun (1,98 cm),
tinggi tanaman (2,9 cm), panjang akar (4,6 cm) dan berat basah bibit (1,91 cm). Media tanam berpengaruh nyata terhadap
persentase waktu berkecambah, waktu muncul daun, lebar daun, panjang daun dan tinggi bibit cabai merah. Tanah 100%
merupakan media yang optimum untuk perkecambahan cabai merah sedangkan campuran tanah, pasir, dengan pupuk
kandang (1:1:1) merupakan media yang optimum bagi pertumbuhan bibit cabai merah.

Kata kunci : Cabai merah, C. annum L, tanah, pasir, pupuk kandang

ABSTRACT

Red chili (Capsicum annum L.) is a plant that is widely cultivated in the Indonesian agricultural sector. The initial stage
cultivating red chilies is through germination and seeding. One of the factors that affect the growth of red chili is the planting
medium. This study aims to determine the effect of different types of growing media on the percentage of germination and
growth of red chili. This study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments of growing media, namely
soil, sand, soil with sand (1:1), and soil, sand with manure (1:1:1) each with 3 replications. Statistical analysis test using
Kruskal Wallis followed by Mann Whitney at 95% confidence level. The results showed that soil was the fastest medium for
red chili germination (3,66 days) and a mixture of soil, sand, and manure (1:1:1) was the best medium for the growth of red
chili seedlings, namely the time of leaf emergence (7,33 days). days), leaf width (0,42 cm), leaf length (1,98 cm), plant
height (2,9 cm), root length (4,6 cm) and seedling wet weight (1,91 cm). Planting media had a significant effect on the
percentage of germination time, time of leaf emergence, leaf width, leaf length and plant height of red chili. 100% soil is the
optimum medium for red chili germination, while a mixture of soil, sand, and manure (1:1:1) is the optimum medium for the
growth of red chili seedlings.

Keywords : Red chili, C. annum L., soil, sand, manure

1
PENDAHULUAN

Cabai merah merupakan tanaman sayuran dan berasal dari komponen organisme hidup dengan jumlah
rempah-rempah yang digemari oleh banyak orang karena melimpah dan terjangkau. Bahan organik memiliki sifat
aromanya dan rasanya yang pedas. Jenis ini merupakan yang ramah lingkungan sehingga dapat memperbaiki
salah satu komoditas yang banyak dibudidayakan dalam struktur tanah dan mendukung pertumbuhan perakaran
sektor pertanian Indonesia. Kegunaan utama dari cabai tanaman (Putri, 2008).
merah yaitu sebagai bumbu masakan, namun kegunaan Media tanam yang dicampurkan ke dalam tanah
lain dari tanaman cabai merah yaitu kandungan zat dapat berupa pupuk organik (kompos, pupuk kandang
lasparaginase dan capcaisin yang bermanfaat sebagai obat padat) atau pasir. Pupuk kandang yang berasal dari
untuk mengontrol penyakit kanker (BPPTP, 2008). limbah kotoran ayam negeri memiliki kadar hara P relatif
Tanaman cabai mudah untuk ditanam dan dapat lebih tinggi dibandingkan pupuk limbah kotoran hewan
menyesuaikan dengan kondisi lingkungan yang ada. lainnya, relatif lebih cepat terdekomposisi serta memiliki
Penelitian Sutrisno (2015) menyatakan bahwa agar kandungan hara yang cukup dengan perbandingan C/N
tanaman cabai dapat tumbuh dengan baik dan yang lebih rendah sehingga lebih cepat tersedia unsur
memberikan hasil yang maksimal maka diperlukan suhu haranya bagi tanaman (Widowati et al., 2005). Tanah
24°C-28°C. Apabila suhu yang terlalu dingin (15°C) dan yang dicampurkan dengan media lainnya seperti pasir dan
terlalu panas melebihi dari 32°C maka menyebabkan pupuk organik akan memberikan pertumbuhan yang
pertumbuhan cabai menjadi terhambat dan produksi buah optimal pada tanaman karena memiliki banyak unsur hara
terhenti. dengan kandungan Nitrogen, Fosfor dan Kalium
Tahap awal untuk membudidayakan cabai merah (Mercado et al., 1997).
adalah melalui pembibitan. Pertumbuhan bibit yang baik Para petani saat ini telah banyak membudidayakan
diawali dengan proses perkecambahan. Perkecambahan cabai merah di daerah dataran tinggi, sedangkan di daerah
adalah sebuah proses kompleks yang diikuti dengan dataran rendah khususnya di lahan berpasir kurang
pertumbuhan, pematangan dan juga pembentukan dioptimalkan. Tanah pasir memiliki ciri fisik antara lain,
metabolisme basal yaitu adanya energi untuk melakukan struktur butiran, drainasi baik, konsistensi lepas-lepas,
proses pembentukan tubuh inti tumbuhan. Hal ini permeabilitas sangat cepat (150 cm/jam), berat volume
menyebabkan perkecambahan dan pasca germinasi 1,58 mg/m3, kapasitas lapangan 2,3-4,10 %, titik layu
merupakan masa pembentukan bibit yang dibedakan permanen 0,75- 1,05 %, lengas tersedia 1,55-3,05 %, pori
seperti sebelumnya. Perkecambahan ditandai dengan makro 20,32 % dan pori mikro 2,04 % (Yudono et al.,
munculnya embrio (radikula), dilanjutkan dengan 2002). Oleh karena pasir memiliki pori berukuran makro
perubahan metabolisme yang pertama terjadi sebagai maka pasir menjadi mudah basah dan cepat kering saat
persiapan pembentukan bibit (Nonogaki et.al., 2010). proses transpirasi, sehingga sangat baik untuk
Salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan akar bibit tanaman (Mas’ud, 2009). Namun
pertumbuhan kecambah cabai merah yaitu media tanam. jika hanya mengandalkan pasir saja maka tanaman akan
Media tanam merupakan komponen utama dalam cepat kering karena ketersediaan unsur hara N yang
pertumbuhan tanaman yang memiliki banyak peran. rendah. Nitrogen yang tersedia dalam tanah berupa
Media merupakan tempat bertumpu agar tanaman dapat seringkali hilang terlarut karena tidak terikat pada struktur
berdiri tegak, yang di dalamnya terkandung hara, air, dan tanah. Hasil analisis Afif et. al. (2014) menyatakan media
udara yang dibutuhkan oleh tanaman. Media tanam tanam pasir terkandung unsur nitrogen yang sangat
berfungsi menjaga kelembaban daerah sekitar akar, rendah, hal ini disebabkan karena tingginya pelindian N
menyediakan cukup udara dan dapat menahan dalam bentuk . Oleh karena itu, penggunaan lahan
ketersediaan unsur hara (Purwanto, 2012). pasir sebagai tempat budidaya memerlukan tambahan
Upaya untuk mendukung pertumbuhan bibit cabai unsur hara lain untuk mendukung pertumbuhan tanaman
merah (Capsicum annuum L.) dalam tanah dapat yaitu dari media tanah dan pupuk kandang.
dilakukan dengan menambahkan komponen lain misalnya Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian
bahan organik dengan komposisi tertentu. Media tanam ini akan mengkaji penggunaan media tanam pasir, baik
pada umumnya merupakan media berbahan organik yang secara tunggal maupun dalam bentuk campuran dengan

2
media lain, sebagai salah satu faktor untuk mengetahui Pengamatan: Pengamatan dilakukan setiap hari yaitu
pengaruh perkecambahan benih dan pertumbuhan bibit mulai dari penanaman sampai muncul daun baru pertama.
cabai merah yang dibandingkan dengan penggunaan tanah Tanaman diamati dengan mengukur, menghitung,
mencatat parameter yang telah ditentukan dan mengatur
umumnya dengan diperkaya pupuk kandang dalam
kondisi air yang dibutuhkan. Pengamatan dilakukan setiap
beberapa komposisi. hari pada pukul 16.00 WIB.

METODE PENELITIAN Perlakuan: Penelitian ini menggunakan 1 faktor


perlakuan yaitu media tanam, perlakuan sebagai berikut :
Penelitian dilaksanakan selama 15 hari dimulai
M1 = Tanah, M2 = Pasir, M3 = Tanah : pasir (1:1), M4 =
pada tanggal 11 hingga 26 September 2021. Lokasi
Tanah : pasir : pupuk kandang (1:1:1). Masing-masing
penelitian tugas akhir adalah di kebun percobaan
perlakuan terdiri atas 1 benih tanaman yang sama dalam
Kelurahan Pleburan, Kecamatan Semarang Selatan, Kota
suatu polybag, setiap perlakuan dengan ulangan sebanyak
Semarang. Bahan yang digunakan pada penelitian yaitu
tiga kali.
benih cabai merah (Capsicum annuum L.) varietas Lado
F1 dengan merk dagang cap panah merah, media tanah,
Parameter Pembibitan: Parameter yang diamati yaitu
media pasir, media pupuk kandang, media perbandingan
persentase perkecambahan, waktu muncul daun, lebar
1:1 antara tanah dan pasir, media perbandingan 1:1:1
daun, panjang daun, tinggi tanaman, panjang akar, dan
antara tanah, pasir dan pupuk kandang serta air akuades.
berat basah bibit.
Alat yang digunakan pada penelitian yaitu polybag ukuran
12×10 cm, gunting, cutter, cetok, hand sprayer, penggaris,
Persentase Perkecambahan
label, timbangan analitik, alat dokumentasi dan alat tulis.
Pengamatan persentase perkecambahan dimulai ketika
Persiapan Media: Media tanam yang digunakan yaitu
kecambah muncul tanam sampai masa berhentinya
media tanah, pasir dan pupuk kandang. Media tanah dan
perkecambahan yaitu ketika salah satu polybag
pasir diambil secukupnya dari lingkungan sekitar,
berkecambah 100%.
sedangkan media pupuk kandang dibeli dari toko tanaman ∑
lalu diletakan pada wadah perkecambahan benih cabai ∑
× 100
merah (Capsicum annuum L.). Media pertama adalah
media tanah. Media kedua adalah media pasir. Media Rancangan Penelitian: Penelitian ini dilaksanakan
ketiga adalah media campuran tanah dan pasir sebanyak dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)
1:1. Media keempat adalah media campuran tanah, pasir dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan.
dan pupuk kandang sebanyak 1:1:1. Semua media disiram
dengan air secukupnya agar lembab. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkecambahan Benih di Media Tanam: Hasil analisis perlakuan jenis media tanam yang
Perkecambahan benih cabai merah diawali dengan berbeda pada benih cabai merah (Capsicum annum L.)
perendaman benih menggunakan air hangat selama 12 jam terhadap persentase perkecambahan dan pertumbuhan
untuk mempercepat proses benih berkecambah. Benih bibit dengan Kruskal Wallis dan Mann Whitney
cabai merah yang telah direndam, dipindahkan pada menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada waktu benih
polybag yang telah diberikan media tanam. Benih yang berkecambah, waktu muncul daun, lebar daun, panjang
dipindahkan pada polybag yaitu benih yang tenggelam. daun, dan tinggi tanaman. Sedangkan, pada panjang akar
dan berat basah bibit tidak berbeda nyata.

Tabel 1. Rerata Waktu Benih Berkecambah, Kemunculan Daun, Lebar Daun, Panjang Daun, Tinggi Bibit, Panjang Akar dan
Berat Basah Bibit Cabai Merah Selama 15 HST

Waktu benih
Kemunculan Lebar Daun Panjang Tinggi Panjang Berat
Perlakuan berkecambah
daun (hari) (cm) Daun (cm) Bibit (cm) Akar (cm) Basah (gr)
(hari)
M1 3,66a 8,33b 0,32ab 1,28a 2,08a 3,70a 1,48a
M2 5,66b 10,00c 0,29a 1,55b 1,94a 4,03a 1,55a

3
M3 4,33a 7,00a 0,36bc 1,51b 1,92a 4,63a 1,51a
M4 5,66b 7,33ab 0,42c 1,98c 2,90b 4,60a 1,91a

Keterangan: M1= tanah. M2= pasir. M3= tanah:pasir (1:1). M4= tanah:pasir:pupuk kandang (1:1:1). Angka-angka yang
diikuti oleh huruf yang sama disatu kolom tidak menunjukkan perbedaan yang nyata berdasarkan uji Mann
Whitney pada taraf kepercayaan 95%.

Waktu Benih Berkecambah dan Kemunculan Daun Penanaman benih cabai merah dilakukan pada polybag
dengan komposisi media tanam yang berbeda sesuai
Perkecambahan merupakan proses awal dengan perlakuan. Kondisi kecambah pertama muncul
pembentukan bagian-bagian tanaman yaitu akar, batang tidak seragam, dikarenakan setiap media memiliki respon
dan daun. Menurut Mudiana (2006), perkecambahan tumbuh yang berbeda. Pada saat benih cabai merah
merupakan salah satu fase yang penting pada berkecambah terlihat bagian hipokotil yang melengkung
pertumbuhan suatu tanaman. Fase perkecambahan muncul di bagian permukaan setiap perlakuan media
merupakan fase waktu mulai terbentuknya organ tanaman, tanam (Gambar 1).
seperti mulai dari akar, batang, dan daun untuk pertama
kalinya.

Gambar 1. Kecambah Cabai Merah pada Berbagai Media Perlakuan Selama 5 HST
Keterangan: a. M1. b. M2. c. M3. d. M4.

Menurut Mudiana (2006), tahap yang terjadi pada Beberapa hari setelah benih berkecambah terjadi
perkecambahan secara garis besar meliputi, penyerapan kemunculan daun pertama yang ditandai dengan
air oleh benih yang menyebabkan melunaknya kulit benih, penyusutan keping lembaga sampai kotiledon lepas dan
lalu calon akar mulai keluar dan tumbuh ke arah bumi membentuk daun muda (plumula) (Gambar 2). Sesuai
(geotropisme), kemudian mulai terjadi aktifitas sel dan dengan pendapat Mudiana (2006), setelah proses
enzim-enzim yang terdapat dalam benih, serta ditandai perkecambahan maka mulai terbentuk daun baru yaitu
dengan meningkatnya proses respirasi benih, maka pada melalui proses pembelahan, pembesaran dan pembagian
tahap ini secara morfologis dapat diamati dengan mulai sel.
tumbuhnya hipokotil dan kotiledon atau daun lembaga.

4
Gambar 2. Kemunculan Daun Cabai Merah pada Media Campuran Tanah, Pasir dan Pupuk Kandang (1:1:1) Selama 7 HST

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil uji Mann dalam bentuk cairan yaitu air dan garam-garam mineral,
Whitney, terdapat perbedaan yang nyata terhadap rata-rata sedangkan yang berupa gas berfungsi untuk menjaga
waktu benih berkecambah dan waktu kemunculan daun aerasi daerah perakaran.
(Tabel 1). Hal ini menandakan bahwa setiap media Berdasarkan uji statistik, waktu benih
mampu menghasilkan kecambah dan daun dalam waktu berkecambah dan kemunculan daun berdasarkan uji
yang berbeda. Kandungan unsur hara yang terkandung di statistik, memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 1).
dalam masing-masing perlakuan media tanam Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa waktu benih
mempengaruhi pertumbuhan tanaman cabai merah. berkecambah tercepat pada media tanam tanah (M1),
Menurut Ambarwati (2007), tanaman membutuhkan tiga namun tidak berbeda signifikan dengan media campuran
unsur komponen pendukung pertumbuhan yaitu Nitrogen, tanah dan pasir (M3). Hal ini memungkinkan karena
Fosfor dan Kalium. Ketiga unsur tersebut terdapat di medianya memiliki kelembaban yang baik untuk
dalam media tanam yang digunakan pada penelitian ini mempercepat proses perkecambahan dan memiliki massa
yaitu media tanah, pasir, dan pupuk kandang. yang ringan. Tanah memiliki komponen penyusun yaitu
Proses perkecambahan biji diawali dengan dari bahan mineral, bahan organik, air, dan udara.
penyerapan air dari lingkungan sekitarnya, baik dari Komponen tanah yang baik yang dibutuhkan tanaman
tanah, udara, maupun media lainnya. Perubahan yang secara ideal adalah bahan mineral 45%, bahan organik
dapat dilihat adalah membesarnya ukuran biji. Tahap ini 5%, air 25% dan udara 25%. Hal ini mendukung
disebut imbibisi, yaitu membesarnya ukuran biji karena pertumbuhan tanaman cabai merah pada media tanah
sel-sel embrio membesar dan biji melunak. Terjadinya karena tanaman ini membutuhkan kondisi lingkungan
proses perkecambahan pada tahap imbibisi dikarenakan yang lembab dengan pemberian penyiraman yang sesuai
adanya aktivitas enzim amilase yang mengubah pati sehingga proses perkecambahan semakin cepat.
menjadi gula. Hal ini disebut sebagai faktor internal dari Berdasarkan pendapat Ai dan Maria (2010), air berperan
proses perkecambahan. Sesuai dengan pendapat Sarihan et penting untuk mendukung dan mengaktifkan sel-sel yang
al. (2005) amilase merupakan enzim kunci yang bersifat embrionik di dalam biji, melunakkan kulit biji dan
memainkan peran penting dalam menghidrolisis cadangan menyebabkan mengembangnya embrio dan endosperm,
pati dalam biji untuk memasok gula pada embrio yang fasilitas untuk masuknya oksigen ke dalam biji,
sedang berkembang. Faktor eksternal dari perkecambahan mengencerkan protoplasma dan media angkutan makanan
yaitu air, gas, suhu, cahaya dan media tanam. Media dari endosperm atau kotiledon ke daerah titik-titik
perkecambahan yang akan memberikan hasil terbaik tumbuh. Air dapat membantu lapisan biji untuk proses
adalah media yang mampu menyediakan semua unsur pembukaan lapisan biji menjadi organ vegetatif tanaman
hara dan air yang dibutuhkan oleh tanaman, sehingga dan memfasilitasi pergerakan oksigen ke dalam biji
mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai merah. dimana air merupakan media yang berperan dalam
Berbagai media yang baik untuk perkecambahan adalah pemindahan material biji ke bagian lainnya yang
campuran tanah, pasir, dan pupuk kandang. Namun tanah dibutuhkan. Tanah dikatakan subur karena memiliki sifat
lebih efektif dikarenakan terdiri dari komponen padat, fisika, kimia, dan biologi yang baik sehingga dapat
cairan dan gas. Padatan terdiri dari bahan organik dan non mencukupi salah satu syarat perkecambahan cabai merah
organik yang telah terdekomposisi, komponen tanah yaitu memiliki kondisi lingkungan yang lembab. Menurut

5
Hayati (2010) adanya faktor ketersediaan air yang cukup Pada media tanam tanah dan pasir yang
dalam tanah, maka akan mengoptimalkan kelembaban dicampurkan dengan pupuk kandang dapat memperlambat
tanah sehingga dapat meningkatkan ketersediaan unsur proses perkecambahan. Hal ini dikarenakan pupuk
hara dan hal yang demikian sangat menguntungkan bagi kandang memiliki suhu yang tinggi. Menurut pendapat
pertumbuhan dan produksi tanaman. Mercado et.al (1997) suhu untuk perkecambahan benih
Hasil rerata waktu berkecambah yang terlama yang baik yaitu pada suhu 25-30°C dan untuk suhu
yaitu pada perlakuan media tanam pasir (M2) dan optimal pertumbuhannya adalah 24-28°C. Saat benih telah
campuran media tanam tanah, pasir dengan pupuk berkecambah maka proses pertumbuhan tanaman cabai
kandang (M4) yaitu 5,66 hari, namun waktu kemunculan merah pada media campuran tanah, pasir dan pupuk
daun pada media campuran tanah, pasir dengan pupuk kandang yang paling cepat karena memiliki banyak unsur
kandang tergolong cepat yaitu 7,33 hari sedangkan media hara dengan kandungan utama Nitrogen, Fosfor dan
pasir membutuhkan waktu kemunculan daun yang paling Kalium.
lama yaitu 10 hari. Pasir kurang mampu mempertahankan
air sehingga media kurang lembab. Media yang kurang Lebar Daun, Panjang Daun, dan Tinggi Bibit
lembab menyebabkan kurangnya penyerapan air, sehingga
tanaman mengalami kekeringan dan menyebabkan Media tanam yang digunakan pada penelitian ini
kematian. Menurut pendapat Dewi, dkk (2020), media memiliki sumber hara yang dapat memberikan nutrisi
tanam bertekstur pasir sangat mudah diolah, jenis ini untuk pertumbuhan daun dan tinggi bibit. Hal ini dapat
memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainasi diketahui dari ukuran lebar dan panjang daun serta tinggi
yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif bibit berdasarkan pengamatan yang dilakukan setiap hari
yang relatif kecil, sehingga kemampuan menyimpan air selama 15 HST (Gambar 3, 4, dan 5).
sangat rendah atau medianya lebih cepat kering.
2,5
Lebar Daun (Cm)

2
M4
1,5
M3
1
M2
0,5
M1
0
1 3 5 7 9 11 13 15
Hari

Gambar 3. Kurva Sigmoid Lebar Daun Cabai Merah selama 15 HST

12
10
Panjang Daun (Cm)

8 M4
6 M3
4 M2
2 M1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hari
Gambar 4. Kurva Sigmoid Panjang Daun Cabai Merah Selama 15 HST

6
20

Tinggi BIbit (Cm)


15
M4
10 M3
M2
5
M1
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Hari
Gambar 5. Kurva Sigmoid Tinggi Bibit Cabai Merah Selama 15 HST

Kurva sigmoid merupakan suatu kurva yang hormon auksin dan giberelin untuk proses pemanjangan
mencirikan pola pertumbuhan. Pola pertumbuhan lebar sel serta hormon sitokinin untuk memperbanyak sel
dan panjang daun serta tinggi bibit cabai merah selama tanaman. Menurut Widyati (2016) hormon tumbuhan
penelitian (Gambar 3, 4, dan 5) berdasarkan kurva merupakan senyawa yang diperlukan untuk membantu
sigmoid menunjukkan bahwa adanya pertumbuhan setiap dan mengatur pertumbuhan tanaman. Adapun Kukreja et.
perlakuan. Terdapat 3 fase pada kurva sigmoid yaitu fase al. (2004) mengelompokkan fitohormon ke dalam tiga
logaritmik, fase linier, dan fase sensen. Fase logaritmik kelompok senyawa yaitu auksin, giberelin dan sitokinin
dapat dilihat dari hari ke-1 sampai hari ke-5 pada yang merupakan aktivator pertumbuhan dan
perlakuan M3 dan M4, sedangkan perlakuan M1 dan M2 perkembangan tanaman. Fase sensen atau penuaan
terjadi pada hari ke-1 hingga hari ke-6. Kurva tanaman yang diamati belum terjadi sampai hari ke-15
menunjukan ukuran kumulatif sebagai fungsi dari waktu. karena fase penuaan terjadi jika tanaman sudah melewati
Fase logaritmik berarti laju pertumbuhan lambat pada masa genenatif yaitu pembungaan.
awalnya, tapi kemudian meningkat terus. Laju berbanding Rerata lebar daun, panjang daun, dan tinggi bibit
lurus terhadap ukuran lebar dan panjang daun serta tinggi berdasarkan hasil penelitian dan uji Mann Whitney
bibit cabai merah. Fase linier untuk tanaman cabai merah memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 1). Hasil analisis
dapat dilihat mulai pada hari ke-5 sampai hari ke-14. statistik menunjukkan bahwa cabai merah yang ditanam
Adanya pertambahan ukuran tanaman cabai merah pada media campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
dikarenakan pada media tanam yang digunakan terdapat (M4) memiliki panjang daun, lebar daun
dan tinggi bibit yang relatif lebih besar dibandingkan pada media tanah, pasir dan pupuk kandang yaitu terdapat
media tanam lainnya meskipun perbedaannya tidak nitrogen, fosfor dan mineral logam, seperti magnesium,
signifikan. Hal ini dikarenakan struktur media yang kalium, dan kalsium. Terjadi perbedaan hasil
gembur dan waktu pertumbuhan yang singkat. Salah satu pertumbuhan pada media perlakuan dikarenakan media
syarat pertumbuhan tanaman yaitu media yang digunakan dengan campuran tanah, pasir dan pupuk kandang
dapat mendukung pertumbuhan secara vegetatif dan memiliki unsur hara yang lebih banyak dibandingkan
generatif. Media tanam dapat dikatakan efektif jika di dengan media lainnya. Sesuai dengan penelitian Anata,
dalamnya memiliki kandungan unsur hara yang cukup, dkk (2014) ketersediaan unsur hara Nitrogen pada pupuk
dapat menyerap air dan memiliki aerasi serta drainasi kandang dengan kombinasi media tanah satu bagian dan
yang baik sehingga dapat merangsang pertumbuhan akar. pasir satu bagian mampu memberikan pertumbuhan
Terlihat pertambahan ukuran panjang dan lebar daun serta optimum pada tinggi tanaman daun dewa sampai
tinggi bibit dikarenakan medianya memiliki struktur yang pengamatan 8 MST. Diduga peningkatan pertumbuhan
mampu mengikat air, dan sitem aerasi yang baik, selain vegetatif tanaman cabai merah dipengaruhi oleh tingginya
itu terdapat bahan-bahan organik yang banyak terkandung kandungan unsur N dalam bahan organik yang didukung
dari pupuk kandang sehingga mampu meningkatkan oleh kecukupan kandungan P dan K untuk pertumbuhan
kesuburan tanah dan memperbaiki sifat fisik tanah serta optimum. Oleh karena itu, media dengan pencampuran
mampu mengikat air lebih lama. antara tanah, pasir dan pupuk kandang sangat efektif
Hal ini menunjukkan bahwa tanaman cabai merah untuk proses pembibitan cabai merah.
membutuhkan media tanam yang cukup lembab,
mengandung beberapa unsur hara dan media yang tidak Panjang Akar
menyimpan air terlalu banyak. Kandungan unsur hara

7
Panjang akar merupakan komponen yang menunjukkan menjadi lebih baik dan kemampuan akar menyerap unsur
tingkat kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara hara meningkat.
yanag tersedia. Sistem perakaran tanaman cabai merah
memiliki akar tunggang dan cabang-cabang akar yang Berat Basah Bibit
menyebar ke semua arah dengan kedalaman antara 35-50
cm. Unsur hara sangat penting dalam proses memperkuat Berat basah bibit merupakan pengukuran biomassa bibit
akar tanaman cabai merah. Pada tahap penyemaian benih tanaman. Semakin besar tinggi tanaman, jumlah daun dan
sampai berkecambah, benih menggunakan cadangan perakaran maka berat basah tanaman akan meningkat.
makanan untuk proses pertumbuhannya. Untuk Berdasarkan hasil penelitian dan uji Kruskal Wallis, tidak
mendapatkan hasil tanaman cabai merah yang lebih baik, terdapat perbedaan yang nyata terhadap rata-rata berat
maka perlu disuplai dengan unsur hara agar terus basah bibit (Tabel 1). Hal ini menandakan bahwa setiap
bertumbuh dan berkembang serta meningkatkan produksi media mampu menghasilkan berat basah bibit dalam
tanaman. Berdasarkan hasil penelitian dan uji Kruskal jumlah yang tidak jauh berbeda, dikarenakan media yang
Wallis, tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap digunakan memiliki unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
panjang akar. Hal ini menandakan bahwa setiap media pertumbuhan bibit cabai merah. Media tanam merupakan
mampu menghasilkan panjang akar yang tidak jauh salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas bibit. Saat
berbeda. ini banyak alternatif media pengganti tanah yang telah
Panjang akar berdasarkan hasil uji statistik, tidak dikenal dan digunakan masyarakat contohnya pasir dan
memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 1). Hasil analisis pupuk kandang. Menurut Febriani, dkk (2017), media
statistik menunjukkan bahwa panjang akar cenderung tanam yang baik adalah media yang mampu menunjang
terbesar terdapat pada media tanam campuran tanah dan pertumbuhan bibit, pertumbuhan mikroba dan
pasir (M3) yaitu 4,63 cm, namun tidak berbeda secara pertumbuhan fungi yang berguna bagi perkembangan
signifikan dengan perlakuan media tanam lainnya. Hal ini bibit.
memungkinkan karena media tumbuh yang baik harus Berat basah bibit berdasarkan hasil uji statistik,
memenuhi beberapa persyaratan, salah satunya tidak tidak memberikan pengaruh yang nyata (Tabel 1). Hasil
terlalu padat, sehingga dapat membantu pembentukan dan analisis statistik menunjukkan bahwa berat basah bibit
perkembangan akar tanaman. Selain itu, juga mampu tidak berpengaruh terhadap media perlakuan sehingga
menyimpan air dan unsur hara yang baik, mempunyai hasilnya tidak signifikan. Hal ini dikarenakan unsur hara
aerasi yang baik, tidak menjadi sumber penyakit serta pada media tanam yang diujikan telah mencukupi
mudah didapat dengan harga yang relatif murah. Semua kebutuhan tanaman dalam memperpanjang akar sehingga
media yang diujikan tidak menghalangi pertumbuhan akar proses pertumbuhan memberikan dampak yang baik bagi
cabai merah dikarenakan media yang digunakan peningkatan tinggi tanaman. Menurut Satria (2013) berat
mendukung perkembangan akar (struktur porous), basah bibit tanaman terjadi karena adanya pembentukan
walaupun ada kecenderungan media campuran tanah dan karbohidrat hasil asimilasi pada tinggi tanaman yang
pasir (M3) serta campuran tanah, pasir dan pupuk meningkat sehingga menyebabkan peningkatan pada
kandang (M4) lebih baik untuk meningkatkan panjang bobot basah tanaman.
akar. Adapun Anata, dkk (2014) menyatakan bahwa akar Bobot basah tanaman cabai merupakan akumulasi
tanaman hendaknya berada pada suatu lingkungan yang dari kandungan air serta hasil fotosintat yang dihasilkan
mampu mendukung pertumbuhan tanaman dalam oleh tanaman melalui aktivitas fisiologis. Pertambahan
pembentukan strukturnya, memungkinkan absorbsi air dan bobot segar ini diduga karena adanya aktivitas fisiologis
ketersediaan nutrisi yang memadai. Selain itu, media tanaman cabai yang lebih banyak dengan adanya
tanam memungkinkan drainasi dan pH yang baik bagi pertambahan panjang hari serta adanya unsur hara pada
tanaman. media tanam yang dapat merangsang pertumbuhan sel
Hampir samanya rata-rata panjang akar untuk dengan cepat. Selain berperan dalam kegiatan fotosintesis,
semua campuran media, karena campuran media yang cahaya berperan juga dalam aktivitas biologis lainnya,
digunakan untuk pembibitan cabai merah dapat termasuk perpanjangan serta pembesaran sel. Hal ini
menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan dan dapat sesuai dengan pendapat Aulia, dkk (2020), menyatakan
mengikat air yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman untuk bahwa cahaya matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman
pertumbuhannya. Sutejo (2002) menyatakan secara fisik untuk proses fotosintesis. Proses fotosintesis adalah proses
bahan organik dapat memperbaiki pori–pori tanah dan fisiologi penting yang terjadi di dalam tumbuhan yang
agregat–agregat tanah sehingga aerasi dan drainasi tanah dapat menangkap energi cahaya kemudian energi tersebut

8
diubah menjadi energi kimia, dan selanjutnya energi Dewi, A. F., Tika, M. S., & Hifni, S. C. (2020). Pengaruh
disimpan dalam bentuk karbohidrat. Karbohidrat yang Media Tanam Pasir, Arang Sekam, dan Aplikasi Pupuk
dihasilkan dari fotosintesis akan menentukan ketersediaan LCN Terhadap Jumlah Tunas Tanaman Tin (Ficus carica
L.) Sebagai Sumber Belajar Biologi. Jurnal Bioedukasi.
energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
7(1):1-7.

KESIMPULAN Febriani, W., Melya, R., & Surnayanti. (2017).


Penggunaan Berbagai Media Tanam Dan Inokulasi Spora
Jenis media tanam berpengaruh secara nyata Untuk Meningkatkan Kolonisasi Ektomikoriza Dan
Pertumbuhan Shorea javanica. Sylvia Lestari. 5(3):87-94.
terhadap parameter persentase waktu berkecambah, waktu
muncul daun baru, lebar daun, panjang daun dan tinggi Hayati, E. (2010). Respon Jagung Manis (Zea mays,
bibit cabai merah (Capsicum annum L). Sacharata Shout) Terhadap Penggunaan Mulsa dan Pupuk
Perlakuan media tanah 100% merupakan media yang Organik. Jurnal Agrista 14(1):2.
optimum untuk perkecambahan benih cabai merah Kukreja, K., Suneja, S., Goyal, S. and Narula, N. (2004).
sedangkan campuran tanah, pasir, dengan pupuk kandang Phytohormone production by azotobacter- a review.
(1:1:1) merupakan media yang optimum bagi Agric. Rev. 25 (1) : 70 – 75.
pertumbuhan bibit cabai merah selama 15 HST. Mas’ud, Hidayati. (2009). Sistem Hidroponik Dengan
Nutrisi dan Media Tanam Berbeda Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Selada. Media Litbang Sulteng. 2(2):131–136.
DAFTAR PUSTAKA
Mercado J. A., Reid M. S., Valpuesta V., & Quesada M.
A. (1997). Metabolic Changes and Susceptibility to
Afif, T., Dody, K., & Prapto, Y. 2014. Pengaruh Macam Chilling Stress in Capsicum annuum Plants Grown at
Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tiga Suboptimal Temperature. Australian Journal of Plant
Kultivar Kacang Hijau (Vigna radiata L. Wilczek) di Physiology. 24:759–767.
Lahan Pasir Pantai Bugel, Kulon Progo. Vegetalika.
3(3):78-88. Mudiana, D. (2006). Perkecambahan Syzygium cumini (L)
Skeels. Biodiversitas. 8:39-42.
Ai dan Maria. (2010). Peranan Air dalam Perkecambahan
Biji. Jurnal Ilmiah Sains. 10(1):86-90. Nonogaki, H., G. W. Bassel, & J. D. Bewly. (2010).
Germination - Still a Mystery. Plant Science. 179: 574–
Ambarwati. 2007. Efektifitas Zat Antibakteri Biji Mimba 581.
(Azadirachta indica) Untuk Menghambat Pertumbuhan
Salmonella thyposa Dan Staphylococcus aureus. Purwanto, Joko. (2012). Pengaruh Media Tanam Arang
Biodiversitas. 1(1):2-5. Sekam dan Batang Pakis Terhadap Pertumbuhan Cabai
Merah Keriting (Capsicum annum L.) Ditinjau dari
Anata, R., Nirwana, S., & Andi, E. (2014). Pengaruh Intensitas Penyiraman Air Kelapa. Skripsi. Surakarta:
Berbagai Komposisi Media Tanam Dan Pupuk Kandang Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Daun Dewa
(Gynura pseudochina L). Agrotekbis. 2(1):10-20. Putri, A. I. (2008). Pengaruh Media Organik Terhadap
Indeks Mutu Bibit Cendana (Santalum album). Jurnal
Anggraini, D., & Hening, W. (2013). Perbandingan Pemuliaan Tanaman Hutan. 21:1-8.
Produksi Cabai Merah (Capsicum annuum L.) Antara
yang Menggunakan Media Tanam Sekam Bakar Kompos Sarihan E. O., Ipek A., Khawar K. M., Atak M., &
Dengan Sekam Bakar Pupuk Kandang Sebagai Sumber Gurbuz B. (2005). Role of GA and KNO3 in improving
Belajar Biologi SMA. Bioedukasi. 1(1):1-9. the frequency of seed germination in Plantago lanceolata
L. Pak. Journal Bot. 37(4):23-30.
Aulia, M. F., Mamat, R., & Ahmad, Q. (2020). Analisa
Pengaruh Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan Bibit Satria, R., S. (2013). Respon Pertumbuhan Dan Produksi
Tanaman Cabai Dalam Ruangan Tertutup Dengan Tanaman Caisim (Brassica chinensis L.) Terhadap Waktu
Kelembaban Tetap. e-Proceeding of Engineering. Aplikasi MOL (Mikroorganisme Lokal) Dari Rebung
7(2):4263-4271. Bambu (Bambusa sp). Skripsi. Universitas Suryakancana
Cianjur.
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi
Pertanian. (2008). Teknologi Budidaya Cabai Merah. Sutrisno. (2015). Ketersediaan Cabai Merah (Capsicum
http://lampung.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/pu annuum L.) dalam Menopang Ketahanan Pangan di
blikasi/teknologibudidayacabai.pdf . Diakses Pada 2 Kabupaten Pati. Jurnal Litbang. 11 (1):38-45.
Maret 2012. Widyati, Enny. (2016). Peranan Fitohormon Pada
Pertumbuhan Tanaman Dan Implikasinya Terhadap
Pengelolaan Hutan. Galam. 2 (1):11-22.
9
Widowati, L. R., S. Widati, U. Jaenudin, dan W. Hartatik. Sayuran Organik. Tugas Akhir. Laporan Proyek Penelitian
(2005). Pengaruh Kompos Pupuk Organik Yang Program Pengembangan Agribisnis, Balai Penelitian
Diperkaya Dengan Bahan Mineral Dan Pupuk Hayati Tanah. (Tidak dipublikasikan).
Terhadap Sifat-Sifat Tanah, Serapan Hara Dan Produksi

10

Anda mungkin juga menyukai