Anda di halaman 1dari 16

BAB I

FILSAFAT SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
BY :
SONIA NURPRAMESWARI, M.SOS
FILSAFAT SOSIAL, SOSIOLOGI
MODERN, DAN KOMUNIKASI
 Komunikasi belum terpikirkan oleh manusia
(laten fenomena).
 Sosiologi berkembang karena pemikiran2 yg
lebih menyukai sosiologi sebagai sains.
 Perkembangan teori sosiologi dipengaruhi oleh
pemikiran2 di abad pencerahan.
Sebelum Yunani Kuno (sebelum ±600
SM)
 Manusianya dipenuhi dengan kepercayaan
pada hal2 yang mistik.
 Pikiran manusia bekerja berdasarkan
kesadarannya terhadap fenomena alam
semesta yang ada.
 Ditentukan oleh kesadaran dan kemampuan
pengalaman mistiknya.
 Terbelenggu oleh mistikus yg
mempengaruhinya.
Yunani Kuno (±600 SM)
 Ditandai dengan pergeseran pemikiran mitos
ke logos berdasarkan penjelasan logis yg
berdasarkan ratio.
 Para filusuf menyatakan bahwa air adalah
arkhe dari alam semesta karena air sebagai
dasar terbentuknya alam semesta.
Abad Pertengahan (300 SM - 1300 M)
 Pemikirannya bercirikan teosentris (berpusat
pada kebenaran wahyu Tuhan).
 Para filusuf rohaniawan yang hendak
merekonsiliasi akal dan wahyu melalui
kebenaran.
 Kebenaran gagal direkonsilisasikan dan tidak
membuahkan hasil.
Filsafat Modern (Abad 17-19)
 Pemikiran dan pengetahuan para filusuf
berdasarkan rasio kebenaran teologis.
 Membebaskan manusia melalui Renaisans dan
diikuti oleh masa pencerahan (aufklarung).
 Kembangkitan kembali rasio yang
merehabilitasi, mereotonominasi hamba
sahaya iman.
 Pengetahuan didapatkan lewat pengamatan
empiris.
Positivisme (Abad 20)
 Mendominasi wacana ilmu pengetahuan dgn
kriteria2 yg harus dipenuhi ilmu2 manusia
yaitu objektif, fenomenalisme, reduksionisme.
 Berpengaruh terhadap klaim2 positivisme,
yaitu Klaim kesatuan ilmu Klaim kesatuan bahasa,
dan Klaim kesatuan metode.
Alam Simbolis
 Mampu memberikan jarak antara rangsangan
dan tanggapan.
 Distansi melahirkan sistem2 simbolis seperti
ilmu pengetahuan, seni, religi, dan bahasa.
Posmodernisme (1)
 Anti terhadap ide2, seperti kemajuan,
emansipasi, linieritas sejarah dsb.
 Menjunjung tinggi rasionalitas dgn mnglakim
dorongan2 subjektif-irasional sbg marginal.
 Menganut sistem kapitalis dari sebuah sistem
kultural dan ekonomi.
 Didominasi oleh “simulakrum” artinya dunia
imajiner.
Posmodernisme (2)
 Terkonsentrasi pada pusat tangan kelas yg
berkuasa pada institusi mikro.
 Menggeser narasi2 spiritual takdir manusia
menjadi narasi yg sekuler.
 Periode ketidakpercayaan pada narasi2 raksasa
bersifat universal dan esensialis.
TABEL
FILSAFAT SOSIAL DAN KEBUTUHAN INTELEKTUAL
MANUSIA PADA AWAL LAHIRNYA SOSIOLOGI
MISTIK LOGOS DOGMA REINAISANS AUFKLARONG

Taklid Pengultusan Taklid pada Gerakan kembali Masa pencerahan


akal pikiran pendeta ke akal pikiran
manusia gereja manusia
sebagai sumber
ilmu
pengetahuan
Ketergantu Kemerdekaan Ketergantu Pemujaan dan Akal manusia
ngan pada akal pikiran ngan pada penghargaan akal menjadi sumber
elite manusia elite gereja pikiran manusia pencerahan dan
masyarakat sebagai sumber peradaban umat
ilmu manusia
pengetahuan
SOSIOLOGI MODERN (1)
 Pemikiran Auguste Comte dipengaruhi oleh
pencerahan dan revolusi.
 Pemikirannya juga didasarkan pendekatan
teori evolusinya dan hukum tiga tingkatan,
yaitu teologis, metafisika dan positivisme.
SOSIOLOGI MODERN (2)
 Emile Durkheim berpandangan pada sains dan
reformasi sosial.
 Pandangannya berhubungan dengan fakta
sosial dan agama.
 Tipe fakta sosial yaitu materiil dan nonmateriil.
 Agama berpandangan fakta sosial nonmateriil.
LAHIRNYA SOSIOLOGI
KOMUNIKASI
 Para ilmuwan menyebutkan antara lain Comte
dengan “social dynamic”, “kesadaran kolektif”,
oleh Durkheim, dan “interaksi sosial” oleh
Marx sreta “tindakan komunikatif” dan “teori
komunikasi” oleh Habermas adalah awal dari
Sosiolgi Komunikasi.
 Sosiologi Komunikasi adalah konsep tentang
community, communication, telematika yg
melahirkan tentang studi2 integratif dan
interelasi yg penting untuk studi2 Sosiologi
Komunikasi.
SKEMA
ALIRAN PEMIKIRAN DALAM PARADIGMA SOSIOLOGI
KOMUNIKASI

Aliran Pemikiran yang Melahirkan


Paradigma dalam Sosiologi Komunikasi

Struktural-Fungsional Konflik-Kritis
Auguste Comte Karl Marx
Emile Durkheim Jurgen Habermas
Talcott Parson John Dewey
Robert K. Merton
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai