Anda di halaman 1dari 2

Filsafat Sebagai Manifestasi Kehidupan

Manusia dalam berbagai dimensi yang ada selalu berevolusi dan terus berdinamika tanpa berhenti. Jika
manusia berhenti dalam suatu tepian, maka riwayat kemanusiaanya berakhir, itulah ciri perbedaan
manusia dengan makhluk lainnya. Selain itu manusia selalu bersifat evolutif, karena tidak ada dan tidak
akan pernah ada satu kelompok atau organisasi manusia di alam jagat raya ini yang dapat menjadi
pemilik tunggal atau pencetak tunggal akan berbagai dimensi kemanusiaan. Dalam lakon khusus sebagai
manusia, ia akan selalu memiliki mata rantai sejarah yang terus berkelindan dan memberi pengaruh dari
satu kepada yang lainnya.

Awal yang tak pernah disangka dari sebuah tindakan kehidupan yang direnungkan melalui pemikiran
lahirlah sebuah teori. Teori yang mengubah dunia dari berbagai aspek untuk menuju kemajuan. Manusia
sebetapun hebatnya, tetap akan berdiri pada relativitas dan subjektivitasnya. Ia tidak mungkin
bergantung kepada yang lain, dan tidak mungkin tidak memliki pertalian dengan sesuatu yang lain selain
dirinya baik sebelum atau sesudahnya.

Filsafat datang memberikan pencerahan pada umat manusia dari pengekangan untuk keluar dari
perilaku kebodohan. Pertanyaan yang bersifat filosofi dilontarkan terkait keanehan yang terjadi pada
kehidupan, baik yang berkaitan dengan masalah agama, budaya, dan alam semesta. Filsafat dengan
sikap ilmiahnya semua perilaku diukur dengan ilmu. Melalui ilmu, mereka memberikan bukti secara
rasional-empiris dan dapat dipertanggung jawabkan.

Perkembangan filsafat pada awalnya berada di Yunanai yang memiliki dua generasi besar, yaitu pra-
Socrates (era transisional) dan fase Socrates (kemampanan ilmiah). Sebelum lahirnya dua generasi ini,
Yunani disebut sebagai negeri dongeng penuh mistik. Masyarakat tumbuh menjadi kelompok imajiner
yang mentransformasikan mitos ke dalam bentuk cerita untuk menghibur rakyat yang sering kita kenal
dengan istilah legenda. Dengan datangnya dua generasi ini, mereka mulai mencoba mengkritisi
pengetahuan mereka yang diperoleh dengan cara mistik ke dalam bentuk baru, yakni dengan nama
ilmu.

Generasi pra-Socrates yang terdiri dari tokoh Thales, Anaximandros, Anaximenes, Phytagoras,
Xenophanes, Heraclitus, Anaxagoras, Leuxippos dan Democritus. Mereka mulai mengkaji asal-usul
kehidupan dengan berbagai eksperimen yang dilakukan. Sehingga apa yang mereka temukan menjadi
manifestasi kehidupan pada generasi selanjutnya.

Di era fase Socrates, melalui tiga serangkai yaitu Socrates, Plato, dan Aristoteles negeri yang penuh
mitos itu mulai adaptif dengan dunia ilmu, Yunani tumbuh menjadi pusat perkembangan ilmu pada kelas
dunia yang lebih praksis di zamannya, mereka mampu mengubah paradigma berfikir manusia dari
sesuatu yang sebelumnya berbau mistik, ke dunia baru yang lebih ilmiah dengan ciri empiris dan
rasionalis pada tataran lebih praktis.
Dari Yunani beralih ke Mediterania, muncul tokoh-tokoh muslim yang tertarik pada dunia filsafat akibat
pengaruh kaum rasionalis muktazilah. Filsuf muslim mentransmisi pemikiran Yunani untuk dijadikan
sebuah dasar lahirnya beberapa ilmu praktisi yang dikaitkan dengan kebenaran Alquran terutama pada
bidang sains. Ditangan filsuf muslim, filsafat menjadi akar untuk tumbuhnya segala bentuk untuk
kemaslahatan umat manusia dan ditangan filsuf muslim juga, filsafat menjadi tonggak sejarah lahirnya
peristiwa Aufklarung (pencerahan) di Eropa.

Pada abad ke-17 saat Rene Descrates mengucapkan istilah cogito ergo sum (aku berpikir maka aku ada)
proses renainses mulai berlangsung, ini menandakan bahwa Barat khususnya Eropa akan bangkitnya
kedewasaan pemikiran. Sebab di era awal Kristen itu sangat elitis, ideologis, dan dogmatis, sehingga
tidak ada ruang kritis yang bersifat dialogis.

Timbulnya gerakan renainses dianggap membahayakan gereja. Kemudian setiap orang yang menentang
ajaran gereja akan disiksa dan diadili oleh inkuisi gereja, dan dipopulerkan sebagai tersangka pelaku
bidah. Ia dipaksa mengakui kesalahan-kesalahan teori yang dibangunnya dalam sebuah pengadilan yang
tidak seimbang karena para hakim semuanya sudah dikondisikan.

Gerakan keilmuan yang dibangun oleh filsuf Barat melalui filsafat memberi alas kepada pandangan
dunia yang lengkap. Pemikiran yang dimulai oleh Descrates ini diteruskan oleh orang-orang selanjutnya
dan melahirkan penemuan-penemuan yang bermanfaat bagi umat manusia. Cita-cita manusia untuk
mendapatkan kebenaran yang mutlak memberikan semangat api yang menyala-nyala.

Filsafat itu memperlihatkan kepada kita bahwa yang hidup dalam diri manusia itu menjadi sadar. Filsafat
menjelaskan kepada kita apa yang dicari orang pada zaman tertentu, apa yang hidup dan bergerak di
dalam bagian manusia pada suatu zaman. Setiap zaman memiliki filsafatnya sendiri, yang berusaha
menurut keyakinan masing-masing untuk memperbaiki hidup manusia.

Mempelajari filsafat dapat menjadikan kita mengerti apa sebab orang-orang berbuat begini-begitu, dan
memberi petunjuk ke arah mana kita harus mencari pemecahan persoalan-persoalan yang dihadapi.
Akhirnya prinsip kehidupan akan tumbuh dalam diri kita masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai