PERTENGAHAN
Mata Kuliah: Pengantar Filsafat
Dosen Pengampu:Dr. Fida Chasanatun, M.Pd.
Disusun Oleh Kelompok 6:
Elvira Yuandita (2102101221)
Hijraroh Nurkhalimah (2102101230)
Febrian Cahya Baskarani (2102101233)
Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah
pemikiran dunia kuna. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zaman yang baru
sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat
yang baru ini disebut Skolistik. Sebutan tersebut mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan
abad pertengahan diusahakan oleh sekolah - sekolah, dan bahwa ilmu itu terkait pada
tuntutan pengajaran di sekolah - sekolah itu.
Definisi Tentang Pemikiran Masa Abad
Pertengahan
Filsafat Yunani mengalami kemegahan dan kejayaan dengan hasil yang sangat gemilang, yaitu
melahirkan peradaban Yunani. Menurut pandangan sejarah filsafat, dikemukakan bahwa
peradaban Yunani merupakan titik tolak peradaban manusia di dunia. Maka pandangan sejarah
filsafat dikemukakan manusia di dunia. Giliran selanjutnya adalah warisan peradaban Yunani
jatuh ke tangan kekuasaan Romawi. Kekuasaan Romawi memperlihatkan kebesaran dan
kekuasaan hingga daratan Eropa (Britania), tidak ketinggalan pula pemikiran filsafat Yunani
juga ikut terbawa. Setelah filsafat Yunani sampai ke daratan Eropa, di sana mendapatkan lahan
baru dalam petumbuhan. Karena bersamaan dengan agama kristen, filsafat Yunani berintegrasi
dengan agama Kristen, sehingga membentuk suatu formasi baru. Maka, muncullah filsafat
Eropa yang sesungguhnya sebagai pejelmaan filsafat Yunani setelah berintegrasi dengan
agama Kristen.
Ciri-ciri pemikiran filsafat barat abad petengahan
antara lain:
1. Adanya pengaruh dari Aristoteles, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina sejak abad ke-12 sehingga sampai
abadke-13 telah tumbuh menjadi ilmu pengetahuan yang luas.
2. Tahun 1200 didirikan Universitas Almamater di Perancis, Universitas inu merupakan
gabungan dari beberpa sekolah. Almamater inilah sebagai awal (embrio) berdirinya
Universitas di Paris, di Oxford, di Mont Pellier, di Cambridge dan lain-lainnya.
3. Berdirinya ordo-ordo. Ordo-ordo inilah yang muncul karena banyaknya perhatian orang
terhadap ilmu pengetahuan sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untuk memberikan
suasana yang semarak pada abad ke-13.
Skolastik Akhir (1300-1450)
Masa ini ditandai dengan adanya rasa jemu terhadap segala macam pemikiran
filsafat yang menjadi kiblatnya sehingga memperlihatkan stagnasi (kemandegan).
Selain itu, ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkebang ke arah
nominalisme, ialah yang berpendapat bahwa universalisme tidak memberi petunjk
tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu hal. Pengetia
umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran yang objektif.
Perkembangan Skolisik yang paling memuncak dicapai pada pertengahan kedua
abad ke-13 dan perempatan pertama abad ke-14. Pada abd ke-14 itu makin lama
timbullah rasa jemu terhadap segala macam filsafat yang konstruktip.
TOKOH YANG HIDUP MASA ABAD
Pada Masa PatristikPERTENGAHAN
• Justinus Martin
Nama aslinya Justinus, kemudiam nama Marin diambil dari istilah “orang-orang yang rela mati hanya
untuk kepercayaan”. Menurut pendapatnya, agama Kristen bukan agama baru karena Kristen lebih tua
dari filsafat Yunani, dan Nabi Musa dianggap sebagai awal kedatangan Kristen. Padahal, Musa hidup
sebelu Socrates dan Plato. Socrates dan Plato sendiri sebenarnya telah menurunkan hikmahnya dngan
mmakai hikmah Musa. Selanjutnya dikatakan bahwa filsafat Yunani ini mengambil dari kitab Yahudi.
Pandangan ini didasarkan bahwa Kristus adalah logos.
• Klemens ( 150 – 215 )
Ia dilahirkan di Le Pallet, Perancis. Ia termaksud orang konseptualisme dan sarjana terkenal dalam sastra
romantik, sekaligus sebagai rasionalistik, artiya peranan akal dapat menundukkan kekuatan iman. Iman harus mau
didahului akal. Berbeda dengan Anselmus yang mengatakan bahwa berfikir harus sejalan sengan man. Aberlardus
memberikan alasan bahwa berfikir itu berada di luar iman (di luar kepercayaan). Karena itu berfikir merupakan
sesuatu yang berdiri sendiri. Hal ini sesuai dengan metode dialektika yang tanpa ragu-ragu ditunjukkan dalam
teologi, yaitu bahwa teologi harus memberikan tempat bagi semua bukti-bukti.
Dilahirkan di Aosta, Piemont, yang kemudian menjadi uskup di Canterbury. Sekalipun sebagian karyanya di tulis
pada abad ke-11, akan tetapi karena karya – karyanya itu besar sekali pengaruhnya atas pemikiran Skolastik, maka
tiada keberatan untuk untuk membicarakan tokoh ini sebagai termaksud tokoh abad ke12. Dapat katakan bahwa ia
adalah Skolastikus pertama dalam arti yang sebenarnya. Di antara karya – karyanya yang penting adalah “Cur
deus homo” (Mengapa Allah menjadi manusia), Monologion, Proslogion, dll. Pemilam artkiran dialektika, atau
pemikiran dengan akal, diterima sepenuhnya bagi pemikiran teologia.