Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

THE ANCIENT PHILOSOPHY

Disusun untuk memenuhi tugas pembelajaran

Pengantar Filsafat Ilmu

Yang diampu Oleh Ibu Dr. Fida, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Andry Prasetyo 2102101209


2. Yeni Rahmawati 2102101220
3. Levia Vega Tri S 2102101234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2022
PEMBAHASAN

Filsafat Kosmosentris : Filsafat Yunani Klasik

Filsafat Kosmosentris ; Masalah Eternalitas Alam (Qidamu al-Alam)


Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta
berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi
dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Kosmologi berasal dari kata Yunani “kosmos” dan “logos”. Sedangkan
kosmosentris berarti bersifat kosmologi. “Kosmos” berarti susunan, atau
ketersusunan yang baik. Lawannya ialah “khaos”, yang berarti “kacau balau”.1
Sedangkan “logos” juga berarti “keteraturan”, sekalipun dalam “kosmologi” lebih
tepat diartikan sebagai “azas-azas rasional”. Dalam sejarah filsafat Barat, tercatat Phytagoras
(580 – 500 SM) merupakan orang yang pertama kali memakai istilah “kosmos” sebagai
terminologi filsafat. Bahkan dalam tradisi Aristotelian, penyelidikan tentang keteraturan alam
disebut sebagai “fisika” (bukan dalam pengertian modern), dan filsafat Skolastik memakai
nama “filsafat alami” (philosophia naturalis) untuk menyebut hal yang sama.2
Istilah “kosmologi” (cosmology) dipakai pertama kali oleh Christian von Wolff
dalam bukunya “Discursus Praeliminaris de Philosophia in Genere” tahun 1728,
dengan menempatkannya dalam skema pengetahuan filsafat sebagai cabang dari
“metafisika” dan dibedakan dengan cabang-cabang metafisika yang lain seperti
“ontologi”, “teologi metafisik”, maupun “psikologi metafisik”.3 Dengan demikian, sejak
“klasifikasi Christian”, “kosmologi” dimengerti sebagai sebuah cabang filsafat yang
membicarakan asal mula dan susunan alam semesta; dan dibedakan dengan “ontologi” atau
“metafisika umum” yang merupakan suatu telaah tentang watak-watak umum dari realitas
natural dan supernatural; juga dibedakan dengan “filsafat alam” (The philosophy of nature)
yang menyelidiki hukum-hukum dasar, proses dan klasifikasi objek-objek dalam
alam.4 Namun demikian, walau secara definitif “kosmologi” dibedakan dengan
“ontologi” maupun “filsafat alam”, pemilahan yang tegas dalam analisis
konseptual antara ketiga bidang tersebut merupakan suatu usaha yang sulit
dikerjakan, mengingat objek material dan objek formal yang hampir sama.
Topik utama kosmologi filsafat menurut Hegel adalah tentang “kontingensi”
(kemestian yang merujuk pada “hukum”), “kepastian”, “keabadian”, batas-batas
dan hukum formal dunia, kebebasan manusia, dan asal mula kejahatan. Namun
rata-rata filsuf hanya mempersoalkan hakikat dan hubungan antara ruang dan
waktu, dan persoalan tentang hakikat kebebasan dan asal mula kejahatan sebagai
materi telaah di luar bidang kosmologi.5 Secara umum bangunan pemikiran
kosmologi filsafat berpijak pada prinsip-prinsip ilmu ataupun dalil-dalil metafisis,
sehingga pada satu sisi berkaitan dengan fakta-fakta empiris, pada sisi lain
berhubungan dengan kebenaran metafisis tertentu. Dengan demikian dari pijakan
ini mudah dilihat bahwa kosmologi filsafat memiliki nilai bila dia mampu
memberi kerangka pemahaman terhadap peristiwa-peristiwa alami/kodrati, batasbatas dan
“hukum” ruang-waktu “dunia”, dan bagaimana “keterbatasan manusiawi” tersebut mampu
“diatasi”.
Secara historis perkembangan kosmologi filsafat (barat) dimulai dari filsuffilsuf alam pra-
Sokratik, yang kemudian persoalan-persoalannya oleh Plato dalam “Timaeus” dan oleh
Aristoteles dalam “Physics” disistematisir dan diperluas. Secara umum kosmologi filsafati di
Yunani, dengan berbagai varian pemikiran, sepakat bahwa ruang jagad raya ini terbatas dan
di bawah pengaruh hukumhukum yang tidak dapat dirubah, yang memiliki ketentuan dan
irama tertentu. Perkembangan berikut, pada Abad Tengah, mulai diperkenalkan konsep-
konsep “penciptaan” dan “kiamat”, “keajaiban” dan “pemeliharaan” oleh Tuhan dalam
kosmologi. Seirama dengan perkembangan ilmu empiris, kosmologi filsafat jaman
modern sebagaimana dikemukakan oleh Descartes, Leibniz, maupun Newton
mengalihkan kecenderungan yang muncul pada Abad tengah kepada corak pemikiran yang
lebih dekat dengan pemikiran Yunani. Bahkan sejak Immanuel
Kant, telaah kosmologi filsafati selalu dalam kaitan dengan isue-isue metafisika.
Varian lain yang berkembang dan perlu disebut adalah kosmologi modern yang
lebih “positif” sebagaimana dikemukakan oleh Pierce, yang menyatakan bahwa
pokok soal yang harus dijawab oleh kosmologi adalah tiga hal, yakni, prinsipprinsip tentang
perubahan, hukum, dan kontingensi kosmis.6 Varian “pengimbang” yang lain untuk
pemikiran kontemporer adalah Whitehead, dengan “mengembalikan” kosmologi pada
lingkup “hukum kodrat” yang lebih luas terkait dengan kebudayaan dan ilmu.7
Secara sistematis, kosmologi filsafat dibedakan dalam empat kelompok
varian besar dengan dasar pengelompokan: (1) Berpijak dari keyakinan ontis
bahwa hakikat dunia itu “jamak” ataukah “tunggal” (monisme, pluralisme); (2)
Kedudukan manusia dalam kosmis (subjektivistis, objektivistis); (3) Esensi dan
substansi manusia dengan esensi dan substansi dunia yang lain (penonjolan
“perbedaan” antara esensi dan substansi manusia dengan esensi dan substansi
dunia yang lain pada: Husserl, Scheler, Hartman, dan Heidegger; pengutamaan
pada “kesamaan” antara esensi dan substansi “pengkosmos-pengkosmos” pada:
panpsikisme dan Whitehead); Dan (4) pendekatan sintesis (Bergson, Theilard de
Chardin, dan kosmologi Pancasila).8 Klasifikasi yang dilakukan Bakker yang masih searah
dengan kecenderungan kosmologi post-Kantian, yakni mengaitkan telaah kosmologi dengan
“metafisika”, membawa kajian kosmologi pada pendekatan integratif dengan
bidang-bidang pokok filsafat yang lain, baik itu metafisika, epistemologi,
aksiologi, maupun filsafat manusia. Terdapat dua konsekuensi yang meski
diterima, bila pendekatan demikian yang dianut, yakni, pertama, kajian kosmologi
filsafati menjadi kajian yang “arbriter”, dalam arti varian-varian pandangan
metafisis dan pendekatan (orientasi epistemologis) meski dipertimbangkan dalam
suatu telaah yang “komprehensif” dan “dialogis”, karena tanpa titik awal yang
demikian yang terjadi adalah “penghakiman” atas suatu metafisika/ epistemologi
oleh metafisika/epistemologi lain. Sebuah dimensi “meta-metodologi-filsafat” yang kurang
disadari dalam telaah-telaah filsafat. Kedua, jangkar kajian pada
“faktisitas-kedirian” dari “aku” (subjek eksistensial) sebagaimana mencul dalam
pendekatan antropologi metafisis, membuka peluang untuk mengkaji kosmologi
filsafat tidak hanya pada tingkat “tradisi besar para filsuf” namun juga berangkat
dari “tradisi kecil” manusia “yang bukan filsuf” dengan kerangka pendekatan
“sosio-empiris”. Dengan pendekatan “sosiologi (pengetahuan) filsafat”, secara
empiris bisa dilacak “jangkar-jangkar sosial” dari sesuatu yang sudah dianggap
sebagai “suatu pandangan dunia” dari masyarakat tertentu, baik itu berkaitan
dengan “pandangan dunia secara holistik”, maupun aspek-aspek pemahaman
tertentu dari “pandangan dunia” masyarakat tersebut. Dari “pandangan dunia”
tersebut dapat dijabarkan pemahaman manusia tentang dunianya, yakni aspek
kosmologi tentang waktu, terutama berkaitan dengan “keyakinan” (antropologis)
orang tentang adanya pengaruh waktu (watak tahun, bulan, hari, dan jam)
terhadap manusia. Secara sistematis, perspektif-perspektif kosmologi metafisis tentang
“waktu”, sebagaimana banyaknya varian pendekatan dalam kosmologi, secara
garis besar dapat dipilah dalam empat kelompok, yakni: (1) Subjektivisme yang
menyatakan bahwa waktu merupakan sesuatu yang tidak nyata, hanya bersifat
subjektif-individual. Pemikiran yang demikian dianut oleh Parmenides, Zeno,
Budhisme, Advaita Vedanta, Descartes, Leibniz, Locke, Hume, Berkeley, Fichte,
Scheling, Hegel, Kant, Morris Schlick, Reichenbach, dan Carnap; (2) Realisme
Ekstrem yang menyatakan bahwa waktu merupakan realitas absolut yang
universal, tidak mempunyai kesatuan yang intrinksik dan hanya menunjukkan
urutan-urutan murni. Kosmologi yang demikian dapat ditemukan pada kosmologi
Indonesia/Jawa, Jaina, Nyanya, Vaiseshika, Gassendi, Newton, Clarke,
Whitehead, dan Alexander; (3) Realisme lunak, yang menyatakan bahwa waktu
merupakan aspek perubahan yang nyata, sekalipun dihasilkan oleh subjek yang
berabstraksi. Corak kosmologi yang demikian nampak pada pemikiran
Aristoteles, Agustinus, Thomas Aquinas, Einstein, dan kosmologi Pancasila; Dan
(4) Subjektivisme lunak yang menerima waktu sebagai suatu yang heterogen
sebagaimana dikemukakan oleh Bergson, atau sebagai dimensi historis dari pribadi,
sebagaimana diyakini oleh eksistensialisme.9 Dari “peta kosmologi” di
atas, terlihat bahwa tradisi kosmologi timur paling dominan diwarnai oleh
subjektivisme dan realisme ekstrem. Dari berbagai varian yang ada itu pula,
kiranya dengan mudah dapat dilihat “konsekuensi-konsekuensi logis” dari suatu
varian pemikiran kosmosentris terhadap pandangan manusia tentang aspek-aspek
lain dari kehidupannya.

2. Filosof Yunani Kuno

1. Thales (624-546 SM)

a. Riwayat HidupThales

Orang miletus ini digelari Bapak Filsafat karena dialah orang yang mulamula
berfilsafat. Gelar itu diberikan karena ia mengajukan pertanyaan yang amat mendasar, yang
jarang diperhatikan orang, juga orang zaman sekarang: What is the nature of the world stuff?
Apa sebenarnya bahan alam semesta ini? Tak pelak lagi, pertanyaan ini amat
mendasar.Terlepas dari apapun jawabannya, pertanyaan ini saja telah dapat mengangkat
namanya menjadi filosof pertama.Ia sendiri menjawab air. Selengkapnya pernyataan Thales
bahwa asal segala sesuatu dari air Stumpf dan Fieeser (2003: 8) menjelaskan bahwa ”To him
this One, or stuff, is water”. Jawaban ini sebenarnya amat sederhana dan belum tuntas. Belum
tuntas karena dari apa air itu? Thales mengambil air sebagai asal alam semesta barangkali
karena ia melihatnya sebagai sesuatu yang amat diperlukan dalam kehidupan dan menurut
pendapatnya bumi ini terapung di atas air, (Tafsir, 2000: 48). Pada bagian yang sama
selanjutnta Tafsir mengemukakan bahwa Thales menjadi filosof karena ia bertanya.
Pertanyaan itu dijawabnya dengan menggunakan akal, bukan menggunakan agama atau
kepercayaan lainnya.Alasannya ialah karena air penting bagi kehidupan.Disini akal mulai
digunakan, lepas dari keyakinan.
b. Ajaran Thales

Ahli sejarah mencatat bahwa Thales tidak menuliskan pikiran-pikirannya tetapi


mengajar muridnya dari mulut ke mulut, Sehingga ajaran-ajaranya baru dapat diktahui setelah
dikembangkan oleh murid-muridnya dari mulut-ke mulut kemudian oleh Aristoteles (seorang
murid Thales yang mashur) ditulis dan dibukukan. Dengan demikian makaAristoteles adalah
sumber utama kita untuk mengetahui ajaran dan pemikiran Thales.Adapun pemikiran dan
ajaran – ajaran Thales antara lain sebagai berikut yaitu:

1) Air sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu

Thales menyatakan bahwa air adalah prinsip dasar (dalam arche) segala sesuatu.Air
menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.Berkat
kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar dirinya, air mampu
tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak terbinasakan.Argumentasi Thales
terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana bahan makanan semua makhluk hidup
mengandung air dan bagaimana semua makhluk hidup juga memerlukan air untuk hidup,
Selain itu, air adalah zat yang dapat berubahubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa
menjadi berkurang.Selain itu, ia juga mengemukakan pandangan bahwa bumi terletak di
atas air, Bumi dipandang sebagai bahan yang satu kali keluar dari laut dan kemudian
terapung-apung di atasnya. Dengan demikian air sebagai prinsip dasar segala sesuatu
sebagai ajaran Thales Samuel Enoch Stumpf dan James Fieser (2003: 8) dalam bukunta
“Socrates to Sartre and Beyong” menjelaskan ” Although there is no record of how Thales
came to the conclution that water is cause of all things”. Maksudnya, walaupun tidak ada
catatan yang jelas, akan tetapi Thales menyimpulkan bahwa segala sesuatu berasal dari
air”.
2) Pandangan tentang Jiwa

Thales berpendapat bahwa segala sesuatu di jagat raya memiliki jiwa karena alam ini
penuh dengan dewa-dewa.Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda hidup tetapi juga
benda mati.Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme.Argumentasi Thales
didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan besi.
3) Teorema Thales

Di dalam geometri, Thales dikenal karena menyumbangkan apa yang disebut teorema
Thales, kendati belum tentu seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya. Teorema Thales
berisi sebagai berikut:Lingkaran yang terbagi dua sama rata maka disebut diameter.
Teorema Thales :

a) Sebuah lingkaran terbagi dua sama besar oleh diameternya.


b) Sudut bagian dasar dari sebuah segitiga samakaki adalah sama besar.
c) Sudut-sudut vertikal yang terbentuk dari dua garis sejajar yang dipotong oleh sebuah
garis lurus menyilang, sama besarnya.
d) Sudut yang terdapat di dalam setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
e) Sebuah segitiga terbentuk bila bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan
dengan bagian dasar tersebut telah ditentukan.
f) Segitiga dengan alas diketahui dan sudut tertentu dapat digunakan untuk mengukur
jarak kapal.
4) Pandangan Politik

Berdasarkan catatan Herodotus, Thales pernah memberikan nasihat kepada orang-


orang Ionia yang sedang terancam oleh serangan dari Kerajaan Persia pada pertengahan
abad ke-6 SMThales menyarankan orang-orang Ionia untuk membentuk pusat
pemerintahan dan administrasi bersama di kota Teos yang memiliki posisi sentral di
seluruh Ionia. Di dalam sistem tersebut, kotakota lain di Ionia dapat dianggap seperti
distrik dari keseluruhan sistem pemerintahan Ionia.Dengan demikian, Ionia telah menjadi
sebuah wilayah yang bersatu dan tersentralisasi.
c. Karya Thales

Thales sebagai ilmuwan pada masa itu ia mempelajarai magnetisme dan listrik yang
merupakan pokok soal fisika juga mengembangkan astronomi dan matematika dengan
mengemukakan pendapat bahwa bulan bersinar karena memantulkan cahaya matahari.
Dengan demikian, Thales merupakan ahli matematika yang pertama dan bapak penalaran
deduktif. Berdasarkan sejarah matematika, Thales dianggap sebagai pelopor geometri
abstrak.

2. Pythagoras (580 – 500 SM)

a. Riwayat Hidup Pythagoras

Pythagoras lahir di pulau Samos yang termasuk daerah Ionia.Ia dilahirkan kira-kira
tahun 580 SM. Dalam tradisi Yunani diceritakan bahwa ia banyak bepergian (antara lain ke
Mesir), tetapi tentang itu tidak ada kepastian apa pun. Menurut umurnya ia sepangkat dengan
Xenophanes. Oleh karena kota tempat lahirnya itu diperintah oleh seorang tiran, sang-perkasa
yang buas bernama Polykrates, ia berangkat dari situ dan pergi mengembara keseluruh dunia
Grik. Akhirnya ia sampai disebelah selatan Penanjung Italia, di mana orang Grik berangsur-
angsur mencari tempat kediaman. Pada tahun 530 SM. ia menetap di kota Kroton. Di kota itu
didirikannya sebuah perkumpulan Agama, yang disebut-sebut orang kaum Pythagoras.

Perkumpulan itu menjadi sebuah tarikat.Mereka itu diam dengan menyisihkan diri dari
masyarakat, dan hidup selalu dengan amal ibadat.Menurut berbagai keterangan, Pythagoras
terpengaruh oleh aliran mistik yang kembang di waktu itu dalam alam Yunani, yang bernama
Orfisisme, (Syadali, 1999:48).
b. Ajaran Pythagoras

Tarekat yang didirikan Pythagoras bersifat religius, bukan politik, sebagaimana pernah
diperkirakan.Mereka menghormati dewa Apollo.Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan
mereka.Iamblikhos (abad ke-3 sesudah Masehi) melukiskan hidup harian dalam tarekat itu.
Tarekat dibuka baik untuk pria maupun untuk wanita.Kalau orang hendak masuk, lebih dulu
ia harus menjalankan masa percobaan.Lantas ia boleh masuk, untuk memulai masa latihan
yang berlangsung tiga tahun lamanya. Sesudah itu lima tahun lagi ia harus diam-diam dan
dalam waktu ini milik kepunyaannya menjadi milik bersama. Mereka juga mempraktekkan
pembacaan bersama.dan menurut kesaksian Diogenes Laertios (abad ke-3 sesudah Masehi),
di waktu malam anggota-anggota tarekat mengadakan pemeriksaanbatin tentang tingkah
lakunya pada hari yang lalu.Semuanya itu merupakan ciri-ciri yang mengizinkan kita
mengerti kaum Pythgorean sebagai suatu aliran kebatinan. Ada peraturan-peraturan mengenai
pakaian dan pantangan/larangan, hal mana tentu mempunyai hubungan dengan ajaran
Pythagoras tentang perpindahan jiwa, dan apabila seorang meninggal jiwanya akan kembali
lagi kedunia dan Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluq yang sekarang
kepada makhluq yang akan datang yang kemudian masuk kedalam badan salah satu hewan.
Menurut suatu cerita yang maksudnya, barangkali mau menyindir.Pythagoras suatu
hari sedang berjalan-berjalan, tampak olehnya seorang memukul anjing, sehingga anjing itu
menjadi menjerit. Lalu ia berkata: Hai sanak, jangan dipukul anjing itu didalamnya ada jiwa
seorang sahabt ku, terdengar oleh ku, dari pada jeritnya. Menurut kepercayaan Pythagoras
manusia itu asalnya tuhan, jiwa itu adalah penjelmaan dari pada tuhan yang jatuh kedunia
karena berdosa. Dan ia akan kembali kelangit kedalam lingkungan tuhan bermula, apabila
sudah habis, dicuci dosanya itu. Hidup murni adalah jalan untuk menghapuskan dosanya itu.
Tetapi kemurnian tidak tercapai sekaligus, melainkan berangsur-angsur.Sebab jiwa itu
berulang-ulang turun ketubuh makhluq dahulu. Jalan begitu dari tingkat ketingkat ia
mencapai kemurnian. Tetapi tak cukup orang hidup dengan membersihkan hidup jasmani
saja, melaikan juga rohani teristimewa harus diperhatikan.Manusia harus berzikir senantiasa
untuk mencapaikesempurnaan hidupnya. Menurut keyakinan kaum Pythagoras setiap waktu
orang harus bertanggung jawab dalam hatinya tentang perbuatannya sehari-hari. Sebelum ia
tidur malam, hendaklah diperiksanya dalam hatinya segala perbuatannya hari itu. Ia harus
menanyai dirinya: apa kekuranganku hari ini ? Larangan mana yang kulanggar?Periksa
peristiwa itu sampai sehabishabisnya.Jika ada engkau berbuat salah, hendaklah engkau rindu.
Jika baik segala perbuatanmu, hendaklah engkau gembira. Hidup ini menurut paham
Pythagoras adalah persediaan buat akhirat.Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari
kemudian itu.Berlagu dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan
ruh.Dalam penghidupan kaum Pythagoras musik itu dimuliakan. Ujung tarekat Pythagoras
ialah mendidik kebatinan dengan mencucikan ruh.

Pythagoras percaya akan kepindahan jiwa dari makhluk yang sekarang kepada
makhluk yang akan datang. Apabila seseorang meninggal, jiwanya kembali lagi ke dunia,
masuk dalam badan salah satu hewan. Kesaksian yang tertua tentang Pythagoras berasal dari
Xenophanes, juga seorang filsuf praSokratik dan kawan sewaktu dengan Pythagoras. Dalam
empat baris sajak ia menceritakan bahwa satu kali Pythagoras mendengar seekor anjing
mendengking karena dipukul dan ia menyuruh supaya pukulan itu dihentikan sebab- katanya
– dalam dengkingnya ia mengenal lagi suara seorang sahabat yang telah meninggal. Dari
kesaksian ini, yang tentu berbentuk sindiran, dapat disimpulkan dengan kepastian cukup
besar bahwa Pythagoras sendiri sudah mengajarkan perpindahan jiwa, titik
ajaran yang penting dalam mazhab Pythagorean seluruhnya, (Bertens, 1978:35).
Jadi, menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati.Sesudah kematian manusia jiwanya
berpindah ke dalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia berpindah lagi, dan seterusnya. Tetapi
dengan menyucikan dirinya jiwa bisa diluputkan dari nasib reinkarnasi itu.Penyucian itu
dihasilkan dengan berpantang jenis makanan tertentu, seperti makan daging hwan dan
kacang.Memenuhi peraturan-peraturan semacam itu adalah unsur penting dalam kehidupan
kaum Pythagorean. Phytagoras mengatakan tentang alam bahwa alam ini katanya, tersusun
sebagai angka angka di mana ada matematik ada susunan ada kesejahteraan.Bintang yang
banyak di langit itu menyatakan kedudukan yang teratur, kesejahteraan yang sebesar-
besarnya.Badan-badan di langit itu mempunyai gerak yang tertentu dan mempunya pedaran
yang pasti menurut irama yang tetap. Sebab itu Pyhtagoras suka berkata tentang “
kesejahteraan di langit” mana yang bergerak,berbunyi.Sebab itu di langit ada bunyi di
timbulkan oleh gerakan bintang-bintang.Tinggi rendah bunyi lagu itu semata-mata di
tentukan oleh perbandingan jarak masing-masing. Manusia tidak mendengar lagu yang
sejahtera di langit itu karena ia sudah biasa dengan itu sejak lahirnya.
Demikianlah caranya kaum Phytagoras mengajarkan bahwa semuanya itu angka-
angka, dalam segala barang terdapat paduan dan hasil dari pada dasar angka-angka.Angka itu
adalah asal dari segalanya. Segala perhubungan dapat ditentukan dengan angka-angka,
demikianlah: angka 1 ialah titik, angka 2 baris, angka 3 dataran, angka 4 badan, selanjutnya
angka 1 juga dasar laki-laki, angka 2 dasar perempuan. Keadilan juga jiwa dan pikiran tidak
lain dari pada angka-angka. Seperti dikatakan tadi, Phytagoras selain dari pada ahli mistik
yang kuat beribadat, adalah juga ahli ilmu sebab itu amal dengan ilmu itu dipandangnya
sebagai jalan untukmenyucikan ruh. Kesuciannya dan kejernihan ruh yang sebesar-besarnya
dicapai dengan menuntut ilmu.Hidup yang ditunjukan kepada penyelidikan ilmu adalah hidup
yang setinggi tingginya dan persediaan penghabisan kejalan pulang kepada Tuhan.
3. Anaximanes(585 – 528 SM)

a. Riwayat Hidup

Anaximenes mulai terkenal sekitar tahun 545 SM, sedangkan tahun kematiannya
diperkirakan sekitar tahun 528/526 SM. Ia diketahui lebih hanya satu fragmen yang masih
tersimpan hingga kini, (Syadali, 1999:45).
b.AjaranAnaximanes
Ajaran Anaximanes bahwa udara merupakan zat yang terdapat di
dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala sesuatu. Karena itu, Anaximenes
berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar segala sesuatu. Udara adalah zat yang
menyebabkan seluruh benda muncul, telah muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain.
Perubahan-perubahan tersebut berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran"
(condensation and rarefaction).Bila udara bertambah kepadatannya maka munculah berturut-
turut angin, air, tanah,dan kemudian batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran,
maka yang timbul adalah api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh
kejadian alam, sebagaimana air dapatberubah menjadi es dan uap. Dia berkata bahwa
pembentukan alam semesta adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang
membentuk air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar,
luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja.Bumi dikatakan melayang di udara sebagaimana
daun melayang di udara.Benda-benda langit seperti bulan, bintang, dan matahari juga
melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit tersebut merupakan api yang
berada di langit, yang muncul karena pernapasan basah dari bumi. Bintang-bintang tidak
memproduksi panas karena jaraknya yang jauh dari bumi.Ketika bintang, bulan, dan matahari
tidak terlihat pada waktu malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-
bagian tinggi dari bumi ketika mereka mengitari bumi.Kemudian awan-awan, hujan, salju,
dan fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara. Jiwa manusia dipandang sebagai
kumpulan udara saja.

Buktinya, manusia perlu bernafas untuk mempertahankan hidupnya.Jiwa adalah yang


mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada tubuh manusia bergerak sesuai dengan
yang seharusnya.Karena itu, untuk menjaga kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini,
Anaximenes mengemukakan persamaan antara tubuh manusia dengan jagat raya berdasarkan
kesatuan prinsip dasar yang sama, yakni udara.

Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang mencerminkan jagat raya
sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering dibicarakan di dalam filsafat Yunani.
Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam pemikiran
filsafatnya, (Syadali, 1999:46). Inti ajaran Anaximanes bahwa segala yang ada di muka bumi
merupakan zat yang diciptakan dari udara.Begitupun dengan jiwa manusia merupakan
sekumpulan dari udara.

b. KaryaAnaximanes

Anaximenes adalah orang pertama yang mengarang suatu tarekat dalam


kesusastraan Yunani dan berjasa dalam bidang astronomi dan geografi sehingga ia sebagai
orang pertama yang membuat peta bumi (gobe). Ia berhasil membuat kota baru di Apollonia
Yunani.
4. Xenophanes (570 - 475 SM)

a. Riwayat Hidup Xenophanes

Xenophanes lahir di Xolophon, Asia Kecil. Waktu berumur 25 tahun ia mengembara


ke Yunani. Ia lebih tepat dikatakan sebagi penyair dari pada ahli pikir (filosof), hanya karena
ia mempunyai daya nalar yang kritis yang mempelajari pemikiran pemikiran filsafat pada saat
itu. Namanya menjadi terkenal karena untuk pertama kalinya ia melontarkan anggapan bahwa
adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasional)dengan mitos, (Muzairi,2009:48).Menurut
Hadiwijono (2000: 94) Xenophanes merupakan seorang filsuf yang termasuk ke dalam
Mazhab Elea. Menurut tradisi filsafat Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari
Parmenides. Selain sebagai filsuf, ia terkenal sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran
filsafatnya disampaikan melalui puisi-puisi.

Selain tematema filsafat, ia menulis puisi dengan tema-tema tradisional, seperti cinta,
perang, permainan, dan sejarah. Di masa kemudian, karya itu diberi nama "Perihal Alam
(Concerning Nature). Sebetulnya Xenophanes bukanlah filsuf dalam arti yang sebenarnya.Ia
tidak mempunyai pandangan yang lebih kurang sistematis berdasarkan prinsip-prinsip
tertentu.Nama Xenophanes menjadi Masyhur, karena untuk pertama kalinya dalam sejarah
Yunani dialah mensinyalir konflik yang sedang berlangsung antara pemikiran filsafat dan
tanggapan-tanggapan mitologis yang tradisional.
b. Ajaran Xenophanes

Timbulnya filsafat Xenophanes adalah sebuah bentuk interupsinya terhadap


pemikiran dan pemahaman orang-orang yang hidup di sekitar zaman 600 SM ini.
Pendapatnya yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus misalnya,
menunjukkan hal tersebut.Dengan tegas dia membantah adanya antropomorfosisme Tuhan-
Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai (seakan-akan) manusia.Karena menurutnya
manusia selalu mempunyai kecenderungan berpikir dan lain-lainya. Xenophanes percaya
pada satu Dewa yang wujud dan pikirannya tidak seperti manusia (yang dengan mudah akan
mengu- bah sesuatu dengan batinnya), (Hadiwijono, 2000: 94). Menurut Muzairi (2009: 49)
pendapat Xenophanes yang termuat dalam kritik terhadap Homerus dan Herodotus, ia
membantah adanya antromorfosisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai
(seakan-akan) manusia. Karena manusia selalu memilki kecendrungan berfikir dan lain-
lainnya.Ia juga membantah bahwa Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.Ia
juga menolak anggapan bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak dan menekankan atas
keeasaan Tuhan. Kritik ini ditujukan kepada anggapan-anggapan lama yang berdasarkan pada
mitologi.
Sedangkan menurut Hadiwijono (2000: 94) Xenophanes juga membantah bahwa
Tuhan bersifat kekal dan tidak mempunyai permulaan.Ia menolak anggapan adanya Tuhan
mempunyai jumlah yang banyak dan menekankan atas ke-esaan Tuhan.Kritik ini ditujukan
kepada anggapan lama yang berdasarkan pada mitiologi. Dia juga meyakini bahwa sesuatu
itu tercipta dari tanah dan air .Tentang ajaran Tuhan, dia menyebutkan, "Makhluk yang fana
ini mengira sekalian Tuhannya itu dilahirkan, berbaju, bersuara, dan bertubuh seperti mereka
itu pula.Tetapi kalau sapi, kuda, dan singa mempunyai tangan dan pandai menggambar
niscayalah sapi itu menggambar Tuhannya serupa kuda, dan singa menggambarkan
Tuhannya seperti singa". Sungguhpun Xenophanes memberikan banyak petuah-petuah yang
baru, ia tidak sampai menjadi maha guru filosofi Elea, sebab ajarannya itu tidak tersusun dan
teratur. Ajarannya itu keluar dari mulutnya sabagai perasaan hatinya. Menurut pendapat-
pendapat tersebut dapat disimpulkan yakni:Tuhan bersifat kekal dan tidak memulai
permulaan, Xenophanes menolak bahwa Tuhan mempunyai jumlah yang banyak. Ia
juga membantah adanya antromorfosisme Tuhan-Tuhan, yaitu Tuhan digambarkan sebagai
(seakan-akan) manusia.Kritik ini ditujukan kepada anggapan lama yang berdasarkan pada
mitiologi.Dia juga meyakini bahwa sesuatu itu tercipta dari tanah dan air.Tentang ajaran
Tuhan, dia menyebutkan, Makhluk yang fana ini mengira sekalian Tuhannya itu dilahirkan,
berbaju, bersuara, dan bertubuh seperti mereka itu pula.Xenophanes menginsyafi adanya
hubungan antara anggapan etis yang luhur dengan Allah. Rupanya ia menganggap Allah
sebagai ideal dalam bidang etis. Dengan kata lain, Allah dianggapnya sempurna. Ajaran
Xenophanes tentang kosmos tidak begitu penting. Ia berpendapat bahwa matahri berjalan
terus dengan gerak lurus dan bahwa tiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana disebabkan
karena matahari jatuh dalam lobang. Xenophanes menyangka bahwa bumi tersimpul dalam
proses peredaran yang selalu berlangsung terus. Tanah menjadi lumpur, lalu menjadi tanah.
Yang menarik ialah bahwa untuk itu ia menunjuk kepada bahan bukti empiris. Di
pendalaman dan di atas bukitbukit orang telah menemukan kerang-kerang laut,(Hadiwijono,
2000: 94).
c. KaryaXenophanes

Xenophanes lebih tepat dikatakan sebagai penyair daripada ahli pikir (filosof), hanya
karena ia mempunyai daya nalar yang kritis yang mempelajari pemikiran-pemikiran filsafat
pada saat itu. Namanya menjadi terkenal karena untuk pertama kalinya ia melontarkan
anggapan bahwa adanya konflik antara pemikiran filsafat (rasional) dengan mitos.
5. Heracleitos (540 – 480 SM)

a. Riwayat HidupHeracleitos

Heracleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil.Ia hidup di


sekitar abad ke-5 SM (540-480 SM).Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes,
namun lebih muda usianya dari mereka. Akan tetapi, Heraklitos lebih tua usianya dari
Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf tersebut, (Bertens, 1978: 43).Menurut Bertens (1978:
43) Heracleitos lahir di Epesus, sebuah kota perantauan di Asia Kecil dan merupakan kawan
dari Pythagoras dan Xenophanes, akan tetapi ia lebih tua. Ia mendapat julukan si gelap karena
untuk menulusuri gerak pemikirannya sangat sulit. Hanya dengan melihat fragmen
fragmennya , ia mempunyai kesan hati yang tinggi dan sombong , sehingga ia mudah
mencela kebanyakan manusia untuk mengatakan jahat dan bodoh, juga mencela orang –orang
yang terkemuka di Yunani.Heraclitos lahir di kota Ephesos di Asia Minor. Dia mempunyai
pandangan sendiri yang berlainan dari pendirian filosuf-filosuf sebelumnya, ia juga
terpengaruh oleh alam pikir filosuf alam dari Miletos. Ia juga menyatakan bahwa asal segala
sesuatu hanyalah satu anasi yakni api, (Syadili, 1997: 51-52).
b. Ajaran Heracleitos

Heracleitos adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam
tulisantulisannya, ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh terkenal,
seperti Homerus Arkhilokhos, Hesiodos, Phythagoras, dan Xenophanes. Meskipun ia
berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan berarti ia sama sekali
tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu. Menurut Heraclitus alam semesta ini selalu dalam
keadaan berubah; sesuatu yang dingin berubah; sesuatu yang dingin berubah menjadi panas,
yang panas berubah menjadi dingin. Hal ini berarti bila kita hendak memahami kehidupan
kosmos (alam semesta), kita mesti menyadari bahwa kosmos itu dinamis. Kosmos tidak
pernah berhenti (diam); ia selalu bergerak, dan bergerak berarti berubah. Gerak itu
menghasilkan perlawanan-perlawanan. Teori perubahan sebgaimana diungkapkan tadi,
Smeul Enoch Stumpf dan James Fieser (2003: 15) mengegaskan gagasan Heraclitus bahwa:
To describe change as unity in diversity, Hraclitus assumed that there must be
something which change, and he argue that this something is fire. But he did not simply
substitute the element of fire for Thales’ water or Anaximanes’air. Wht led Heraclitus to
fasten upon fire as basic element in things was that fire behaves in such a way as to suggest
how the process of change operates. Fire is simulataneously a deficieiency and a surplus; ia
must constanly be fed and it constanly gives off something either inthe from of heat,
smoke, or ashes.
Singkat kata maksudnya ungkapan di atas, menurut Heraclitus sumber perubahan asal
segala sesuatu bukan air sebagaimana dikatakan Thales dan bukan pula sumber segala
sesuatu dari udara sebagaimana dikatak Anaximanes, sumberperubahan dan asal segala
sesuatu menurut Heraclitus adalah “api”. Api mampu merubaha segala sesuai air menjadi
panas, kayu menjadi abu dan sebagainya. Filsafat Heracleitos ini memberisumbangan
terhadap “teori perubahan” atau yang dikenal sekarang ini adalah “teori relativitas” yng
diikuti Albert Einstein.

6. Parmanides (540 – 570 SM)

a. Riwayat HidupParmanides

Pamanides adalah seorang filosofi Elea (italia) yang di lahirkan pada


tahun 540 SM. Ia terkenal sebagai seorang besar. Ia ahli politik dan pernah memangku
jabatan pemerintahan. Oleh karena itu, ia terkenal sebagai ahli pikir yang melebihi siapa saja
padamasanya.
b. Ajaran.

Dasar pemikiran Parmanides menyatakan bahwa realitas dalam alam ini hanya satu,
tidak bergerak, tidak berubah, yang ada itu, mustahil tidak ada. Perubahan itu berpindah dari
tidak ada menjadi tidak ada, itu mustahil.Sebagai mana mustahilnya yang tidak ada menjadi
ada. Konsukensi dari pandangannya ialah:
1) Bahwa “yang ada” adalah satu dan tidak terbagai, karena pluralitas tidak mungkin ada.
Tentu saja karena tidak ada sesuatupun yang dapat memisahkan “yang ada”
2) Bahwa” yang ada” itu tidak di jadikan dan tidak akan di musnahkan (dihilangkan) dengan
kata lain “yang ada” itu bersifat kekal dan tidak perubahkan.karena seandainya ada
perubahan itu berarti “yang ada”menjadi yang tidak ada” atau “yang tidak ada “ menjadi
“yang ada” itu sama sekali mustahil. jadi, perubahan itu tidak mungkin.
3) Bahwa” yang ada “itu sempurna, tidak ada sesuatu yang tidak dapat di tambahkan
padanya, tidak ada sesuatu yang dapat di ambil darinya.
4) Bahwa” yang ada” itu mengisi segala tempat, sehingga tidak ada ruang kosong sebab kalau
ada ruang kosong berarti menerima juga bahwa di luar “yang ada” masih ada sesuatu yang
lain. akibatnya gerak tidak mungkin. karena apakah yang terjadi bila sesuatu benda bergerak?
dengan bergerak benda menempati sesuatu yang kosong. jadi dapat di ketahui bahwa jika
menerima adanya gerak denngan sendirinya pula maka menerima adanya ruang kosong,
(Bentens, 1978: 47).
Menurut Hatta (1986) Paramenides sebagai ahli pikir yang berlian dan tidak
tertandingi pada zamannya, Perminides mengatakan bahwa kebenaran adalah satu, namun
berbeda-beda, bergantung pada subjek yang mengatakannya. Ada kebenaran yang di katakan
dengan rendah hati ada kebenaran yang di sampaikan dengan cara terror dan paksa. Dengan
cara kedua berlaku dari zaman dahulu hingga zaman modern. Orang banyak yang tidak
berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dalam memahami masalah-masalah yang tidak
dalam kepastian. Mereka lebih suka di manja dengan cerita khayalan menyenangkan daripada
di hadapkan pada kenyataan yang pahit. Perminides mengatakan bahwa segala kebenaran
dapat di capai dengan akal dan logika.Yang ada adalah ada, dan yang tak ada adalah tak
ada.Dunia ini tidak bertambah dan tidak berkurang. Perubahan yang tampak adalah tipuan
belaka “Kau dapat mengetahui apa yang tak ada, ini adalah mustahil, dan juga kau tidak
dapat mengatakannya, karena yang dapat kau pikir dan yang bisa ada adalah barang yang tak
berlainan” Perminides menganggap bahwa dunia tak ada barang
barunya, tidak ada barang lahir keduannya, jika tidak ada barang menghilang dari dunia. Bagi
Perminides, sejak mula, segala sesuatu itu ada yang ada, ada yang tak ada, dan ada
yang mustahil ada, juga ada yang kemungkinan ada satu atau tidak ada. Semua ada tidak
dengan sendirinnya, tetapi dengan sendirinya segala yang dapat berubah keadaan, (Juhaya,
2002).Perminides adalah seseorang tokoh realivitisme yang penting, kalau bukan yang
erpenting. Perminides di katakana sebagai logikawan pertama dalam pengertian sejarah
filsafat, bahkan dapat di sebut filosof pertama dalam pengertian modern.Sistemnya secara
keseluruhan di sandarkan pada deduksi logis, tidak seperti Herakleotis, misalnya yang
menggunakan metode intuisi. Ternyata, plato amat menghargai metode permenides. Dan
plato lebih banyak mengambil perminides di bandingkan dari filosof pendahulunya, (Muzairi,
2009).Dalam The Way of Truth.Perminides bertanya “Apa standar kebenaran dan apa ukuran
realitas?Bagaimana hal itu dapat dipahami? Ia menjawab, “ Ukuran adalah logika yang
konsisten. Perhatikanlah contoh berikut: ada tiga cara berfikir tentang Tuhan; (1) ada (2)
tidak ada (3) ada dan tidak ada. Yang benar ialah ada (2) sebagai ada karena tidak mungkin
Tuhan itu ada sekaligus tidak ada.Segala sesuatu dapat menjadi benar jika orang yang
mengatakannya benar, Akan tetapi, jika kebanaran yang di sampaikan dengan cara yang tidak
benar, maka tidak akan menjadi benar. Rasio menjadi ukuran kebenaran, dan rasio hanya
pada manusia yang mengatakan kebenaran. Oleh karena itu manusia sebagai ukuran
kebenaran, maka manusia mana yang benar-benar telah benar ?
Untuk mencapai kebenaran, kita tidak dapat berpedoman dengan penglihatan yang
menampakannya kepada kita yang banyak dan yang berubah-ubah. Hanya akal yang dapat
mengatakan bahwa yang ada itu mesti ada, serta mengakui yang tidak ada itu mustahil
ada.Ketidakadaan sesuatu bisa terjadi karena sesuatu bisa jadi keadaanya sendiri, karena
hakikat tidak ada yang mustahil, bahkan kemustahilan itu hakekatnya. Dengan demikian
sepanjang rasio menerima cara berfikir yang logis, kebenaran itu pasti adanya.
Sepantasnya kebenaran itu tetap, abadi dan tunggal.Rasio pada manusia itu pada
dasarnya tetap satu. Yang mempengaruhi bergesernya esensi kebenaran bukan rasio ,
melainkan apa yang di luar rasio. Manusia tidak hanya meninggalkan rasio dalam mengukur
kebenaran, ia memiliki alat lain yang terdapat dalam dirinya, sebagai mana nafsu yang
dengan mudah mempengaruhi akal sehat manusia, sehingga terjadilah perubahan pada
kebenaran. Ajaran Pereminides yang berbasis pada yang satu dan tetap bertentangan dengan
ajaranHeracleitos.Pertentangan itu tampak pula pada paham keduniaan mereka.Herakleitos
adalah nabi dari yang bergerak senatiaa, yang selalu dalam kejadian. Perminides adalah nabi
dari yang tetap, yang tidak berubah-ubah .bangun dunia Herakleitos dinamis, sedangkan
dunia Perminides statis, (Suhendi: 2008). Ajaran Parmenides mendapat pertentangan dari
filosoft zamannya pandanganya tentang yang satu dan tetap banyak di tentang karena tidak
relistik. Untuk menagkis serangan lawanlawannya itu muncul ke muka murid-murid, seperti
Zeno dan Melissos, (Hatta, 1986).
b. Karya Parmanides

Paraminides mengarang filasafatnya dalam bentuk puisi, syair terdiri dari prakata dan
dua bagian, yang masing-masing di sebut jalan kebenaran dan jalan pendapat. Prakata dan
bagian kedua kita hanya mempunyai 42 ayat denganmeniru gaya bahasa yang lazim dalam
orfisme dalam prakata ia menuliskan bagaimana di hantarkanya ke istana sang dewi dengan
itu ia berbalik dari kegelapan menuju terang. Sangdewi menyatakan segala-segalanya
kepadanya dengan melukiskan dengan jalan kedua tersebut, (Bentens,1978:47).
7. Zeno ( 490 – 430 SM )

a. Riwayat HidupZeno

Zeno lahir pada 490 SM di elea. Ia menjadi terkenal karena ketangkasan perkataan
dan ketajaman pikirannya. Zeno termasuk salah seorang dari murid Parmenides. Ia
mempertahankan filsafat gurunya tidak dengan menyambung atau
menambahkannya ,melainkan dengan mengembalikan keterangan terhadap dalil-dalil orang
orang yang membantah pendapat gurunya. Ia mengatakan bahwa jika keterangan orang yang
membantah dinyatakan salah, maka pendirian gurunya benar dengan sendirinya.
b. Ajaran Zeno

Zeno mempertahankan dan mengingkari teori gerak.Gerak itu tidak ada, tidak
mungkin, dan merupakan sebuah hanyalah. Zeno mencontohkan dengan bukti-bukti sebagai
berikut: 1) Jika sekiranya terdapat gerak, Achilles (seorang jago lari dalam dongeng Yunani),
yang mempunyai lari cepat seperti kilat, tidak bias mengejar peyu, yang begitu lambat
jalannya. Sebab apabila ia tiba di tempat penyu tadi, ia sudah maju lagi sedikit ke muka. Jadi,
Achilles tidak pernah dapat mengejar kura-kura. 2) Anak panah yang dipanahkan dari
busurnya tidak bergerak, tetapi berhenti. Sebab setiap saat ia berada pada satu tempat. Ada
pada satu tempat sama artinya dengan berhenti.anak panah itu sekarang ada di sini, di situ,
dan kemudian di sana. Jadi bukan geraknya yang ada, melainkan yang merupakan realitas
ialah ada-nya.
3) Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu. Sebab, suatu barang yang bergerak terhadap
suatu badan, melalui panjang badanitu dalam setengah waktu atau sepenuh waktu. Dalam
sepenuh waktu, apabila badan itu tidak bergerak. Dalam setengah waktu, apakah ia bergerak
dengan sama cepatnya kea rah bertentangan, (Muzairi, 2009).
Argumentasi Zeno ini selama 20 abad lebih tidak dapat dipecahkan orang secara
logis. Baru dapat dipecahkan setelah para ahli matematika membuat pengertian limit dari seri
tak terhingga.Pada waktu sesudah para filsuf Elea ini, filsafat tetap ditempatkan dalam satu
pilihan yang sulit, seperti yang dihadapi oleh Parmenides: apakah kenyataan itu berada dalam
“ada” yang tak berubah, atau berada dalam gejala-gejala yang terus-menerus berubah. Semua
ahli pikir yang ditempatkan diantara Parmenides, Socrates, Empedocles, Democritos, dan
Anaxagoras, ahli pikir yang rumit (Abidin, 2011: 92).
Zeno termasukfilosof yang menemukan dialektika. Dialektika, yaitu suatu
argumentasi yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa, dan dari hipotesa
tersebut ditarik suatu kesimpulan.Dalam melawan penentang-penentangnya kesimpulan yang
diajukan oleh Zeno dari hipotesa yang diberikan adalah suatu kesimpulan yang mustahil,
sehingga terbukti bahwa hipotesa itu salah Pemikiran filsafatnya sangat penting dan
berdasarkan pada pemikiran-pemikiran yang sangat logis dan orisinal. Konon argumentasi-
argumentasi yang ia ajukan banyak mengilhami dan memengaruhi para filsuf, ahli
matematika, ahli fisika, dan siswa-siswa di sekolah-sekolah di Yunani selama berabad-abad.
Salah satu prinsip dalam logika yang disebut reductio ad absurdum berasal dari Zeno.
Pemikiran-pemikiran filsafat Zeno bersifat rasional, hal ini terlihat dari pendapatnya
mengenai keberadaan gerak dan kebenarannya. Murid Zeno yang mempertahankan argument
gurunya, yaitu Perminides.
c. Karya Zeno

Menurut Aristoteles, Zeno lah yang menemukan dialektika, yaitu suatu argumentasi
yang bertitik tolak dari suatu pengandaian atau hipotesa dan dari hipotesa tersebut ditarik
suatu kesimpulan.

3. Antomisme Kuno Pembuktian Materialisme

 Atomisme

Atomisme adalah teori filsafat yang beranggapan bahwa kenyataan dibentuk oleh
bagian-bagian elementer yang tak dapat dibagi yang disebut atom. Pengikut atomisme ini
mengajukan teori bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang mendasar, saling
berlawanan, dan tidak dapat dibagi atom dan kehampaan.

Atom tidak dapat diisi oleh sesuatu pun, atom bergerak dikehampaan menuju klaster
yang berbeda-beda (dan klaster-klaster ini membentuk senyawasenyawa penghambat). Atom
adalah kenyataan bendawi terkecil., satuan bangunan yang tidak dapat dimusnahkan
(Aristoteles, Metafisika, I, 4, 985 b,10-15). Kata atomisme diturunkan dari kata sifat bahasa
Yunani atomos,yang arti harfiahnya adalah tidak dapat dipenggal (a-tomos (tidak dapat
dipenggal) tomos adalah sekawan dari kata kerja yunani temnim (meninggal)).

Atomisme adalah filsafat alam yang berkembang dari beberapa beradaban kuno.
Didalam beradaban Barat, atonisme merujuk pada Leukippos dan muridnya, Democritus dari
abad ke-5 SM.

A. Sejarah Atomisme

Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah, yaitu faktor bahwa para
kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel tidak dapat dibagi,
sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun, pada abad ke-20
diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih kecil: lektron, neutron, dan
proton. Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan bahwa pronton dan neutronterdiri dari
beberapa kuark.

Kuark yang dimaksud ini secara empirik belum terbukti memiliki substruktur.
Meskipun penamaan ini menjadi kurang relevan, ungkapan “kenyataan bendawi yang tidak
dapat dibagi” masih menjadi kalimat sakti didalam antomisme.

B. Aliran Atomisme

Terbagi menjadi 3 yaitu :

a. Atomisme Logis

Doktrin atomisme logik Wittgestein bersandar pada prinsip penguraian (elucidalition


priciple) dimana realitas dunia dan bahasa diuraiakan hingga ke komponen-komponen
terkecil.

Wittgestien menegaskan bahwa logika itu bukan sebuah teori tetapi suatu refleksi tentang
dunia. Karena itu logika b ersifat transendental dalam arti mendasari kenyataan dunia adalah
batas-batasanya. Jadi dalam logika tidak dapat dikatakan bahwa ini ada didunia dan yang itu
tidak ada. Atomisme Logis adalah suatu paham atau ajaran yang berpandangan bahwa bahasa
itu dapat dipecah menjadi proposisi-proposisi elementer, melalui teknik analisa logis atau
analisa bahasa.

Setiap proposisi atomik atau proposisi elementer itu tadi mengacu pada atau
mengungkapkan kepriadaan suatu faktor atomik yaitu bagian terkecil dari realitas. Dengan
pandangan yang demikian itu, kaum Atomisme Logis bermaksud menunjukkan adanya
hubungan yang mutlak anatara bahasa dengan realitas. Dalam konsep atau paham atomisme
Atomisme Logis, terdapat tiga tokoh utama yang dijadikan sumber kepustakaan bagi para
peminat filsafat analitik. Yakni Ludwig Wittgenstein, Bertrand Russel, dan G.E. Moore.

b. Antomisme Mu’tazillah

Abu Huzail’Allaf adalah fillosof mu’tazilah yang pertama dalam dunia keilmuan
Islam yang mengungkapkan teori ini. Didunia Islam atom disebut juz’u la yatajazza’atau
sering dengan istilsh jauhar fard. Jauhar fard didefinisikan oleh Abu Huzail sebagai partikel
automik yang terjatuh, sehingga tak mempunyai sisi dan volume serta tak dapat disatukan
atau dipisahkan. Menurut dia segala sesuatu terbentuk dari jauhar fard, segala sesuatu dapat
terpecah mrnjadi partikel-partikel yang sederhana.

Ketika partikel-partikel ini menyatu makaterciptalah sebuah materi, sama halnya


ketika mereka terpisah yang terjadi adalah kerusakan dan kehancuran materi itu.

Mu’tazilah berpandangan rasional liberal. Setiap benda mempunyai nature sendiri


menimbulkan efek tertentu dan tidak dapat menghasilkan efek lain. Api tidak bisa
menghasilkan sesuatu kecuali dingin.
c. Antomisme Asy’Ariyahlah

Menurut Asy’Ariyah atom adalah partikel yang tak mampu lagi dipisahkan secara
mutlak baik secara real maupun hipotesis. Perkembangan sains bukan sekedar persoalan
kapital melainkan teologis. Persisnya efek pandangan dari teologi. Teologi merupakan bagian
utama daari pandangan dunia (word view) yang melukiskan kaitan antara sang pencipta dan
yang dicipta. Teologi atau ilmu kalam yang diajarkan di dunia Islam termasuk di Indonesia
adalah aliran Asy’ariyah atau sering disebut sebagai aswaja.

C. Tokoh Atomiosme

1. Leukippos

Adalah seorang filsuf yang merintis mazhab Atomisme. Ia juga merupakan guru dari
Demokritos. Di dalam filsafat Atomisme, pemikiran Demokritos lebih dikenal ketimbang
Leukippos, meskipun amat sulit membedakan anatara pandangan Leukippos dan Demokritos.

Para ahli masa kini menganggap bahwa Leukippos merumuskan garis besar ajaran-
ajaran atomisme, lalu Demokritos mengembangkan pemikiran gurunya lebih lanjut.

Pemikiran tentang Atom

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, pemikiran Leukippos dan Demokritos sulit untuk
dipisahkan sehingga untuk mengetahui lebih banyak tentang konsep atom kita perlu
mempelajari Demokritos. Ada satu catatan dari Simplicus yang berbicara sedikit tentang
konsep atom Leukippos.

Menurut Leukippos tiap benda adalah atom. Atom adalah benda yang sangat kecil
sehingga tak dapat dibagi-bagi lagi. Karena kecilnnya atom itu tidak kelihatan, tetapi tetap
ada, tidak hilang dan tidak berubah-ubah. Ia bergerak terus tidak henti-hentinya (Hakim dan
Saebani, 2008:168).

2. Demokritosng filsuf

Adalah seorang termasuk didalam Mazhab Atomisme. Ia adalah murid dari Leukippos,
pendiri mazhab tersebut. Demokritos mengembangkan pemikiran tentang atom sehingga
justru pemikiran Demokritos yang lebih dikenal didalam sejarah filsafat.

Selain sebagai filsuf, Demokritos juga dikenal menguasai banyak keahlian.


Sayangnya, karya-karya Demokritos tidak ada yang tersimpan. Demokritos menulis tentang
ilmu alam, astromini, matematika, sastra, epistemologi, dan etika. Ada sekitar 300 kutipan
tentang pemikiran Demokritos didalam sumber-sumber kuno. Sebagian besar kutipan-kutipan
tersebut berisi tentang etika.

Pemikiran Tentang Atom


Demokritos dan gurunya, Leukippos, berpendapat bahwa atom adalah unsur-unsur yang
membentuk realitas. Disini, mereka setuju dengan ajaran pluralisme Empedekles Anaxagoras
bahwa realitas terdiri dari banyak unsur, bukan satu.

Akan tetapi bertentangan dengan Empedokles dan Anaxagoras, Demokritos


menganggap bahwa unsur-unsur tersebut tidak dapat dibagi –bagi lagi. Karenaitulah, unsur-
unsur tersebut diberi nama atom (bahasa Yunani atomotos a berarti “tidak” dan tromos berarti
“terbagi”).

Atom-atom tersebut merupakan unsur-unsur terkecil yang membentuk realitas. Ukurannya


begitu kecil sehingga mata manusia tidak dapat melihatnya. Selain itu, atom juga tidak
memiliki kualitas, seperti panas atau manis.

Hal itu pula yang membedakan dengan konsep zat-zat Empedokles dan benih-benih
dari Anaxogras. Atom-atom tersebut berbeda satu dengan yang lainnya melalui 3 hal :
bentuknya (seperti , AN huruf A berbeda dengan huruf N), urutanya (seperti AN berbeda
dengan NA), dan posisinya (huruf A berbeda dengan Z dalam urutan abjad)

Dengan demikian, atom memiliki kuantitas belaka, termasuk juga massa. Jumlah atom yang
membentuk realitas ini tidak berhingga.

Selain itu, atom juga dipandang sebagai tidal dijadikan, tidak dimusnahkan , dan tidak
berubah. Yang terjadi pada atom adalah gerak. Karena itu, Demokritos menyatakan bahwa
“prinsip dasar alam semesta adalah atom-atom dan kekosongan”. Jika ada ruang kosong,
maka atom-atom itu dapat bergerak.

Demokritos membandingkan gerk atom dengan situasi ketika sinar matahari


memasuki kamar yang gelap gulita melalui retak-retak jendela. Disitu akan terlihat
bagaimana debu bergerak ke semua jurusan, walaupun tidak ada angin yang menyebabkanya
bergerak.

 Materialisme

Menerapkan logika yang dikembangkan oleh Parmenides dan Zeno di sekolah Eleatic pada
ide-ide tentang materi yang dirumuskan oleh Milesian, Leucippus dan Democritus
menciptakan arah baru - materialisme. Tesis mereka adalah ini: segala sesuatu yang ada
terdiri dari partikel padat tak terpisahkan yang bergerak dan bertabrakan satu sama lain di
ruang kosong. Jadi, untuk pertama kalinya, teori atomistik diproklamirkan, yang sebelumnya
tidak ada baik dalam filsafat maupun dalam sains. Tetapi bentuk Yunaninya agak berbeda
dari versi-versi selanjutnya, dan oleh karena itu penting untuk tidak mengacaukannya dengan
gagasan-gagasan filosofis kemudian dan dengan teori-teori fisikawan atomis abad kedua
puluh.

Ketika Democritus dari Abdera masih muda, dia datang ke Athena dengan harapan
dapat berbicara dengan Anaxagoras, cendekiawan dan filsuf terkemuka di kalangan seniman
dan intelektual yang dikumpulkan oleh negarawan Athena Pericles di sekelilingnya. Tetapi
kakak laki-laki yang terkenal ini tidak memiliki waktu luang untuk bertemu dengan seorang
ahli teori muda berbakat dari kota asing dan tidak melihatnya. Frustrasi, Democritus menulis,
"Saya datang ke Athena dan tidak ada yang mengenal saya."

Betapa berbedanya perjalanan ini baginya sekarang karena jalan utama yang mengarah ke
Athena dari timur laut melewati Laboratorium Riset Nuklir Democritus yang mengesankan.
Namanya mengingatkan pada fakta bahwa Yunani Kuno adalah tempat kelahiran teori
atomistik, dan Democritus adalah pengembang besar pertama teori ini! Untuk variasi tema
gagasan Democritus, sains dan teknologi modern berutang banyak pada perkembangannya
yang menakjubkan, dan atomisme-lah yang menciptakan konsep akhir yang diperlukan agar
materialisme muncul sebagai sistem filosofis yang kuat dan konsisten.

Kehormatan menemukan teori ini adalah milik seorang filsuf bernama Leucippus,
tetapi kita hampir tidak tahu apa-apa tentang dia, tetapi teori ini menjadi sistem pandangan
yang mapan dan memperoleh pengaruh besar berkat interpretasi sistematis dan aplikasi
praktis yang dilakukan Democritus.

Democritus dari Abdera hidup sekitar 400 SM. e. Dia sezaman dengan Socrates, jadi kami
memecahkan kronologi ketika, mengikuti praktik yang mapan, kami berbicara tentang dia
sebagai seorang filsuf pra-Socrates. Namun dalam arti tertentu, ini cukup masuk akal, karena
pandangan Democritus menjadi sintesis terakhir, yang secara sistematis melengkapi upaya
Milesian untuk memahami komponen material dan mekanisme alam. Socrates, di sisi lain,
memulai revolusi pemikiran dengan menghilangkan kepura-puraan bahwa sains dapat
menjawab semua pertanyaan etika, kehidupan manusia, dan filsafat.

Di dunia kuno, ada kontras antara Heraclitus dan Democritus - para filsuf yang
menangis dan tertawa: "Heraclitus menangisi segalanya, dan Democritus tertawa." Ini agak
mengingatkan pada pembagian filsuf William James menjadi pikiran "kasar" dan "lembut".

Sedikit yang diketahui tentang kehidupan Democritus. Satu-satunya ungkapan yang bersifat
pribadi adalah pernyataan yang dikutip di atas: "Saya datang ke Athena dan tidak seorang
pun mengenal saya," keluhan terus terang dari seorang jenius bahwa dia tidak dikenali, yang
kemudian dibaca oleh banyak sarjana dengan simpati. Kita tahu banyak tentang ide-idenya,
karena teori atomistiknya banyak dikritik oleh Aristoteles dan disetujui oleh Epicurus (yang
filosofisnya yang besar Surat untuk Herodotus bertahan di antara campuran biografi dan
pendapat dalam buku Diogenes Laertius).

Teori atomistik, seperti yang dikembangkan oleh Democritus, adalah kombinasi dari
ilmu Milesian, logika Eleatic, dan mungkin penerapan metodologi sebelumnya. Jauh sebelum
Leucippus atau Democritus menciptakan konsep atom, yang lain sudah berasumsi bahwa
dunia fisik terdiri dari partikel-partikel kecil. Empedocles percaya bahwa setiap "elemen" ada
dalam bentuk partikel kecil dengan ukuran dan bentuk tertentu. Ide ini, pada gilirannya,
kembali ke gagasan Pythagoras tentang "benda kecil yang berbentuk teratur" yang merupakan
"partikel molekul" alam. Upaya Pythagoras untuk menggabungkan matematika dan fisika
dengan membangun dunia fisik dari titik menuju ke arah yang sama. Namun, dasar utama
teori atomistik jelas merupakan penerapan model mekanis dalam studi proses alam, yang
dimulai oleh Anaximander. Dalam model, fenomena alam disalin menggunakan interaksi
mekanis dari bagian-bagian kecil individu. Jadi ketika seseorang bertanya pada dirinya
sendiri mengapa lagi pula, simulasinya berhasil, orang ini tergoda untuk mempercayai
hipotesis bahwa modelnya mirip dengan alam karena alam juga merupakan kombinasi
kompleks dari partikel-partikel kecil yang berinteraksi secara mekanis satu sama lain.
Gagasan ini menjadi lebih masuk akal ketika teknologi menunjukkan bahwa mekanisme
dapat melakukan fungsi yang jauh lebih kompleks daripada yang dipikirkan para pemikir
sebelumnya.

Dasar atomisme Yunani sebagai teori fisika adalah empat gagasan: pertama, materi terdiri
dari partikel individu terkecil yang "tidak dapat dibagi" ( atom diterjemahkan dari bahasa
Yunani kuno berarti "yang tidak terbagi"); kedua, ada ruang kosong di mana partikel-partikel
ini bergerak; ketiga, bahwa atom hanya berbeda dalam bentuk dan volume; keempat, bahwa
setiap perubahan adalah hasil dari transfer impuls penggerak dari satu atom ke atom lain, dan
transfer seperti itu hanya mungkin jika mereka bersentuhan: dalam sistem ini, tentu saja,
tidak ada "aksi di kejauhan. "

Atom-atom dalam teori ini adalah butiran-butiran kecil yang padat (yang, seperti Satu
Wujud Parmenides, tidak dapat dibagi-bagi, karena tidak ada urat-urat non-ada di dalamnya,
di mana mereka dapat "dipotong"). Mereka tidak memiliki kualitas "sekunder" - warna, bau,
dan sebagainya, yang kita ketahui dari pengalaman kita sendiri, tetapi hanya bentuk dan
ekstensi. (Gagasan bahwa materi bersifat netral sehubungan dengan kualitas akhirnya
dinyatakan dengan jelas di sini.)

Atom individu dan kombinasinya berbeda satu sama lain dalam "bentuk, lokasi, dan
keteraturan". Misalnya, A berbeda dari B dalam bentuk, N dari Z di lokasi, AZ dari ZA
dalam urutan. Partikel-partikel ini, menurut Democritus, memiliki banyak bentuk yang
berbeda. "Tidak ada alasan mengapa mereka harus memiliki satu bentuk dan bukan yang
lain." Atom selalu dan bergerak; bergerak, mereka bertabrakan; terkadang mereka "mengait"
dan tetap bersama, terkadang mereka "memantul" satu sama lain saat didorong. (Penyair
Romawi Lucretius, dalam upaya untuk memberikan deskripsi kiasan yang dapat diakses
publik tentang atomisme, menggambarkan "kait" pada atom yang dengannya mereka diikat
bersama.) Jadi, setiap perubahan pada akhirnya adalah perubahan di tempat partikel padat ini
dan transmisi impuls kinetik oleh mereka satu sama lain , dan semua benda fisik adalah
agregat dari partikel padat yang dikelompokkan ke dalam struktur dengan stabilitas yang
bervariasi.

Gagasan bahwa setiap perubahan adalah transfer momentum kinetik atau penataan
ulang partikel padat dari berbagai bentuk segera memungkinkan untuk menjelaskan secara
memuaskan banyak fenomena yang ingin ditafsirkan oleh fisikawan.

Pertama-tama, mari kita pertimbangkan pertanyaan tentang kondensasi dan penghalusan,


yang sejak zaman Anaximenes terus menempati tempat sentral dalam fisika. Jika densitas
bergantung pada volume relatif ruang kosong antara partikel-partikel materi, mudah untuk
memahami bagaimana peningkatan tekanan menyebabkan kondensasi, dan pemboman
partikel "api" kecil mendorong atom terpisah dan mengarah ke penghalusan. Sejak itu, sains
tidak menemukan penjelasan yang lebih memuaskan, setidaknya secara prinsip, tentang
alasan perbedaan kerapatan zat dan perubahan kerapatan zat yang sama.

Gagasan para filsuf Ionia bahwa dunia terbentuk dari "angin puyuh yang berputar-
putar" di mana elemen-elemen yang berbeda berkumpul pada tingkat yang berbeda
tergantung pada massa relatifnya, mulai melayani para atomis dengan sempurna ketika
konsep angin puyuh direvisi dan mulai diterapkan. dianggap bahwa itu terdiri dari banyak
partikel kecil. Orang bisa berargumen—dan menemukan analogi yang mirip dalam
pengalaman manusia—bahwa atom yang lebih kecil cenderung 'memantul' lebih jauh ketika
bertabrakan, dan secara bertahap dipaksa keluar. Analisis Empedocles tentang "pori-pori dan
aliran keluar" dapat diadopsi dan dibuat jauh lebih memuaskan jika "pori-pori" sebenarnya
adalah "kosong" dalam kisi-kisi atom. "Model" Anaximander, tentu saja, merupakan argumen
terkuat yang mendukung pendekatan baru terhadap realitas fisik ini: teori atomistik dapat
menjelaskan bahwa alam berperilaku seperti mesin karena ia benar-benar merupakan
mekanisme yang kompleks.

Jadi, sejauh ini kita telah melihat bahwa teori baru mampu mensintesis dan meningkatkan
semua pencapaian fisika yang ada sebelumnya. Sepertinya tidak ada fenomena yang tidak
bisa dia jelaskan. Pada prinsipnya, ahli teori atom percaya bahwa fisika dan filsafat adalah
satu dan sama, yaitu, sains akhirnya menemukan jawaban untuk pertanyaan "Apa yang ada?":
"Pada kenyataannya, tidak ada yang ada selain atom dan kekosongan."

Asal usul filosofis dan logis dari ajaran baru memainkan peran yang menentukan
dalam fakta bahwa atomisme muncul sebagai sistem filosofis materialistis, dan bukan hanya
sebagai teori fisik. Para cendekiawan Ionia dan ahli logika Elea berkontribusi hampir sama
dalam hal ini.

1. Parmenides, yang sangat menyenangkan para atomis, membuktikan bahwa untuk


keberadaan di dunia perubahan, atau bahkan kemunculannya, keberadaan banyak, dan bukan
satu, jenis "makhluk" diperlukan; dan jika ada banyak, "makhluk" harus dibagi menjadi
beberapa bagian oleh non-ada.

2. Tetapi akal sehat dan ilmu pengetahuan orang Ionia dengan jelas menunjukkan bahwa
"alam" tetap berubah, jika tidak benar-benar dalam arti abstrak, setidaknya tampaknya.

3. Akibatnya, realitas harus dibagi menjadi banyak bagian, dan harus ada "ketidakberadaan" -
pemisah mereka.

(Bahkan, rantai argumen logis ini, yang diakui Democritus sebagai kebenaran, telah
dinyatakan sebelumnya oleh filsuf Melissus dari Samos, pendukung ide dan metode Zeno dan
Parmenides; tetapi Melissus menolak kesimpulan akhir sebagai absurd, karena menegaskan
adanya "non-makhluk".Aeucippus dan Democritus, sebaliknya, mereka mengakui bahwa
sebenarnya kesimpulan ini benar, karena menjelaskan munculnya perubahan di dunia.)

Garis keturunan Eleatic dari teori baru ini juga terlihat pada kejelasan dan ketelitian
logika yang diterapkan untuk menentukan karakteristik atom dan ruang. Atom sebenarnya
adalah bagian kecil dari "makhluk" Parmenides, dan masing-masing dicirikan
oleh ketidakterpisahan, homogenitas dan netralitas- sifat-sifat yang diberikan Parmenides
kepada Satu Wujudnya. Jika tidak, atom pasti mengandung "ketidakberadaan" di dalam
dirinya sendiri dan, oleh karena itu, tidak akan menjadi partikel materi tunggal, tetapi sesuatu
yang terdiri dari beberapa bagian. Ruang kosong adalah "ketidakberadaan" Eleans: menurut
definisi ia tidak memiliki kepadatan, tidak ada hambatan, dan tidak ada gaya kohesif. Oleh
karena itu, tidak bisa anak-anak atau transfer, karena "dari ketiadaan, tidak ada yang lahir."
Setiap interaksi harus merupakan hasil dari tindakan bersama dari dua unit makhluk.

Dengan demikian, teori ini mensintesis pandangan yang mendahuluinya dan dengan
demikian menciptakan arah filosofis baru, yang memiliki metode dan aturan logisnya sendiri.
Teori ini meyakinkan kita bahwa untuk memahami objek studi, objek semacam itu harus
didekomposisi secara mental dengan analisis menjadi bagian-bagian hingga komponen
terkecil dan menentukan skema di mana mereka digabungkan satu sama lain. Jika teorinya
benar, akan selalu ada bagian-bagian seperti itu, dan fenomena selalu dapat dijelaskan dan
disalin dengan mempelajari interaksi mekanisnya.

Pendukung teori atomistik mengklaim bahwa dengan bantuannya dimungkinkan untuk


menjelaskan tidak hanya fenomena fisika dan kimia, tetapi juga banyak dalam kedokteran,
psikologi, etika, dan teori pengetahuan. Dalam perluasan ruang lingkup ini, atomisme
terkadang mengalami kesulitan - misalnya, dalam etika, determinisme absolutnya tidak cocok
dengan gagasan kebebasan memilih. Tetapi atomisme juga memiliki beberapa pencapaian
besar. Misalnya, dalam kedokteran, para ahli bedah dan dokter lain pada masa itu
menemukan bahwa gagasan para atomis untuk memandang tubuh sebagai mesin yang
kompleks berjalan dengan baik dengan pengetahuan kerja mereka sendiri tentang mekanika
tubuh. Jelas bahwa fungsi sistem otot dan kerangka, pasang surut darah (tentu saja, mereka
tidak tahu tentang sirkulasi darah), konsekuensi dari kerusakan otak - semua ini dapat
dijelaskan dengan metode mekanik.

Tentu saja, lebih sulit untuk mengidentifikasi proses dan fungsi interaksi antara
pikiran dan tubuh. Misalnya, di antara pasien ada yang mengeluh sakit, padahal secara fisik
tidak ada kelainan. Penyakit mereka memiliki penyebab psikologis. Saat itu tidak jelas—dan
masih belum jelas—bagaimana fenomena seperti ini dapat direduksi menjadi mekanika.
Tetapi para atomis yakin bahwa itu bisa dilakukan.

Keragu-raguan sebelumnya tentang "jiwa", tercermin dalam upaya untuk mendefinisikan jiwa
sebagai "pneuma" atau "aer", tetapi masih mempertahankan pandangan agama bahwa jiwa itu
abadi, atau untuk memasukkan "jiwa" sebagai bagian integral dalam tatanan alam dunia fisik,
tetapi sambil mempertimbangkan bahwa itu menghasilkan gerakan karena sesuatu seperti
"keputusan yang dibuat secara bebas" untuk bertindak, akhirnya menemukan solusi akhir.
"Aku" manusia tidak terkecuali pada struktur umum dunia nyata, ia adalah jasmani dan
merupakan bagian dari alam. Hanya ilusi dan kecenderungan angan-angan yang membuat
orang percaya bahwa mereka bebas dan abadi. Karena sensitivitasnya yang tinggi dan
aktivitasnya yang hebat, jiwa dianggap terdiri dari atom-atom bergerak yang sangat kecil
(mungkin berbentuk bola, yang menjelaskan mobilitasnya), yang menyebabkan jiwa bergerak
sebagai respons terhadap dampak sensasi yang datang dari dunia luar. Ketika jiwa kembali ke
keseimbangan setelah terganggu, gerakannya diintensifkan dan ditransmisikan ke tubuh, serta
kesadaran dan pikiran.

Teori semacam itu menawarkan alat baru untuk menyelidiki mekanisme sensasi.
Karena "tindakan" apa pun adalah hasil dari kontak, persepsi indrawi dijelaskan sebagai jejak
yang ditinggalkan pada organ-organ indera oleh atom-atom yang muncul dari luar. Misalnya,
permukaan yang dilihat seseorang memancarkan lapisan atom yang bergerak di udara dan
mengenai mata. Kejernihan gambar yang terlihat tergantung pada kekuatan radiasi konstan
ini dan pada keadaan medium. Jika atom udara antara pengamat dan objek yang diamati
bergerak kuat, bayangan terdistorsi. Jika mereka tidak banyak bergerak, ada beberapa
gesekan. Sudut-sudut film yang bergerak dari menara persegi putus, dan menara itu tampak
bulat mata. Dalam kasus transmisi dan distorsi gambar visual, serta analisis sentuhan dan
penciuman, teori atomistik memberikan akurasi baru pada perkiraan sensasi dan ilusi. Para
filsuf telah melihat betapa lebih halusnya mereka berkat teori baru mengevaluasi kerja indera
dan berbagai "perspektif" di mana suatu objek muncul di hadapan kita tergantung pada
kondisi pengamatan.
Ahli teori atom, konsisten dalam posisi filosofis mereka, menganggap apa yang disebut
kualitas sekunder (panas, berat, warna, rasa) bukan sebagai sifat objektif objek, tetapi sebagai
sesuatu yang subjektif, yang diperkenalkan oleh pengamat. Semua properti ini hanya ada
"dengan persetujuan," tulis Democritus. "Dengan persetujuan" di sini berarti kebalikan dari
"dalam kenyataan" atau "secara alami". Dalam frasa ini, sebuah konsep dari bidang hukum
dan kebiasaan masyarakat - struktur yang dibuat dengan jelas oleh orang-orang - ditransfer ke
indra pengamat, yang mewarnai dunia luar netral, yang terdiri dari "hanya atom dan
kekosongan", dengan kualitas yang jelas baginya. Dalam bagian-bagian dari tulisan
Democritus, ada beberapa saran yang terlalu dini tentang bagaimana berbagai konfigurasi
atom "tidak berwarna" atau "hitam dan putih" dianggap berwarna.

Di bidang etika, harga teori atomistik tampaknya terlalu tinggi. Karena semua
peristiwa adalah hasil mekanis dari rantai fisik sebab dan akibat (salah satu dari dua bagian
yang bertahan dari Aeucippus adalah "Tidak ada yang kebetulan: semuanya terjadi karena
kebutuhan"), tidak ada tempat bagi kebebasan manusia dalam skema ini. Ini juga tidak
memiliki cara untuk mengklarifikasi tujuan; dan teori ini tidak memberikan jaminan bahwa
pengamatan masa lalu akan berguna di masa depan: atomisme hanya menerima pengamatan
langsung sebagai bukti, dan masa depan tidak dapat diamati secara langsung. Di sisi lain,
teori ini merupakan penangkal yang sangat baik untuk unsur-unsur takhayul dalam konsep-
konsep agama yang tersebar luas.

Berbagai ucapan yang dikaitkan dengan Democritus menunjukkan dengan tepat bagaimana
atomisme secara logis dapat mengasosiasikan dirinya dengan rekomendasi etis. Menurut
mereka, jiwa entah gelisah, dan kemudian gerakannya bertindak pada tubuh sebagai impuls
tajam, atau diam, dan kemudian secara harmonis mengatur pikiran dan tindakan. Bebas dari
kecemasan adalah syarat kebahagiaan manusia, dan kebahagiaan manusia adalah tujuan dari
etika. Sebuah masyarakat di mana orang-orang bertemu dan bersatu satu sama lain seperti
atom stabil ketika jumlah bentrokan sosial di dalamnya dijaga agar tetap minimum.

Mungkin tampak aneh bahwa dalam bagian-bagian dari karya Democritus yang
dikhususkan untuk etika, kami menemukan pernyataan bahwa kami Sebaiknya memilih atau
melakukan, karena teorinya tidak memberikan ruang bagi kebebasan dan pilihan manusia.
Terkadang solusi untuk masalah ini adalah dengan mengatakan bahwa, karena ketidaktahuan
kita, tampaknya bagi kita bahwa kita bebas, karena kita tidak tahu segalanya tentang
penyebab kecil yang, masing-masing berkontribusi, membuat keputusan tertentu tak
terelakkan. Dalam terang ilusi kita ini, kita bernalar tentang moralitas, menegakkan keadilan,
dan merasa bertanggung jawab atas nasib kita sendiri. (Penolakan untuk mengakui kebebasan
manusia untuk menjaga penjelasan alam tetap sederhana dan akurat tidak memuaskan mereka
yang menganggap etika adalah bagian terpenting dari filsafat. Kemudian, Epicurus dan
sekolahnya, mencoba membawa dasar ilmiah alami di bawah kebebasan dan kebetulan, juga
memperkenalkan ketentuan bahwa kadang-kadang atom "menyimpang" dari jalurnya dengan
cara yang tidak terduga.)

Etika dan politik berdasarkan filsafat atomistik jelas dan realistis, dan sangat menggoda untuk
mengembangkannya ke arah ini. Namun demikian, dalam seluruh sejarah pemikiran Barat,
tidak ada seorang pun yang dapat secara memuaskan mendamaikan konsepsi mereka tentang
sifat manusia dengan hukum fisika yang ketat. Materialisme, sebagai filsafat yang didasarkan
pada atomisme sebagaimana diterapkan pada ilmu-ilmu alam, tetap menjadi bentuk
pemikiran teoretis sintetik yang penting dan menarik sejak Yunani kuno. Materialisme
terlupakan pada Abad Pertengahan karena terlalu jelas bertentangan dengan agama Kristen;
tetapi teori atomistik ada dalam tiga versi berbeda - bahasa Yunani asli, kemudian Romawi,
disesuaikan dengan kondisi baru oleh Epicurus dan sekolahnya, dan teori modern kita. Tabel
di bawah ini menunjukkan di mana yang asli Yunani setuju dan di mana tidak setuju dengan
dua versi selanjutnya, dan konsepsi teori atomistik kita yang biasa sebenarnya terdiri dari
unsur-unsur dari ketiga tahap ini. Atomisme Democritus adalah yang paling  jelas dan paling
ketat dari ketiganya dalam logika dan kesimpulan; untuk Epicurus, keindahan logis atomisme
kurang penting dan lebih etis penerapan teori ini; dengan bantuan teori atomistik, ia mencoba
menjelaskan fenomena etika; kita sekarang kurang tertarik pada kekakuan logis dari sebuah
teori, atau pengaruhnya terhadap moralitas, dan lebih pada penerapannya pada fisika untuk
deskripsi dan kontrol. Kita sekarang mungkin sedang dalam perjalanan menuju teori yang
akan menggabungkan kebajikan tertinggi dari ketiganya.jelas dan paling ketat dari ketiganya
dalam logika dan kesimpulan; untuk Epicurus, keindahan logis atomisme kurang penting dan
lebih etis penerapan teori ini; dengan bantuan teori atomistik, ia mencoba menjelaskan
fenomena etika; kita sekarang kurang tertarik pada kekakuan logis dari sebuah teori, atau
pengaruhnya terhadap moralitas, dan lebih pada penerapannya pada fisika untuk deskripsi dan
kontrol. Kita sekarang mungkin sedang dalam perjalanan menuju teori yang akan
menggabungkan kebajikan tertinggi dari ketiganya.

4. Idealisme Plato

Inti sari dari filsafat Plato ialah pendapatnya tentang “Idea” atau tentang dunia Ide. itu
adalah ajaran yang tergolong sulit memahaminya, namun cukup menarik apabila kita telaah
secara serius. Filsafat tentang dunia Ide (Idea) ini boleh dibilang adalah landasan atau pondasi
dalam memahami kaitan-kaitan filsafat Plato untuk selanjutnya. Bermula idea itu di
kemukakannya sebagai teori “Logika”, kemudian meluas menjadi pandangan hidup,
menjadidasar umum bagi ilmu, Politik, social juga mencakup pandangan Agama.
Plato percaya bahwa ide adalah realitas yang sebenarnya dari segala sesuatu yang ada
yang dapat dikenali lewat panca indra:bunga yang berwarna warni, sekawanan kelinci putih
yang cantik, atau beberpa ekor panda yang menggemeskan bila dipandang pada realitas
melalui panca indara dan yang lainnya akan mati, berubah, bahkan musanah tetapi Ide
tentang bunga, kelinci, dan panda tidak akan akan tetap abadi didunia Ide. Tak ada yang
abadi kata Ariel Peterpan, dan yang abadi didunia ini hanyalah “Ide” tiada yang lain kata
plato. Ide bersifat abadi, Ide-Ide dapat masuk kedalam tubuh manusia kemudian keluar
kembali setelah manusia mati.
Manusia mampu menghadirkan dunia Ide itu, ada dua cara menurut plato untuk mengenal ide
tersebut yaitu, pertama Dunia indrawi dapat dikenali dengan panca indra sedngkan yang
kedua, dunia Ide dapat di kenal dengan akal budi.
Dengan kemampuan manusia menghadirkan Ide maka dunia menjadi berkembang
segala pencapayan karya cipta dan peradapan yang telah di persembahkan buat dunia hingga
hari ini adalah di awali dari “Ide”, dan menurut Plato diantara semua Ide yang paling tinggi
ialah Ide tentang Tuhan. “Pada saat kita berfikir tentang tuhan, seolah-olah ia berada jauh
diluar kosmos, namun pada saat yang bersamaan kita merasa tuhan berada begitu dekatnya
menyatu dengan hati dan jiwa kita disertai bermacam ragam perasaan yang lain yang sulit
dibahasakan atau di tuliskan dengan kata-kata”.
Bagi Plato Ide bersifat obyektif keberadaan Ide tidak bergantung pada daya fakir manusia,
Ide itu mandiri, maksudnya walaupun tidak difikirkan Ide itu telah ada sebelumnya. Bila kita
mengenal bangku dengan macam ragamnya dengan indra kita pada hakikatnya bangku itu
Cuma satu di dunia ide, tidak banyak
Namun kemandirian Ide itu dapat digabungkan dengan Ide baik dan buruk, manakala
kita membahasnya dalam tataran dunia indara,misalnya:

 ketika kita menyebut bahwa wanita itu cantik, atau bunga itu jelek maka otomatis
terjadi penggabungan dua Ide, yaitu Ide tentang wanita, dan ide cantik.
 jadi Ide tentang wanita ataupun bunga pada dunia indra, hakikatnya dalam dunia Ide =
ide tentang manusia dan ide tentang bunga.
 Sedangkan cantik dan jelek = Ide gabungan (persekutuan). Karena Ide tentang baik
dan buruk mutlaq ada pada setiap Ide di dunia Indra dan begitu seterusnya

Etika Plato

Seperti yang telah di kemukakan di atas, bahwa apabila kita ingin memahami filsafat
Plato maka keseluruhan pembahasan filsafatnya bertalian langsung dengan pondasi
filsafatnya tentang teori “Ide”. begitu juga halnya dengan pembahasannya tentang Etika,
plato berusaha menerangkan’ bagaimana yang di sebut Etika yang Ideal itu, atau hakikat ide
itu yang selayaknya bagaimana..? itulah kira-kira yang ingin diterangkan oleh Plato. jadi
membahas Etika plato tanpa mengaitkannya dongan teori Ide merupakan teori yang tidak
lengkap begitu juga pembahasan filsafat Plato yang lain.
Menurut plato, tujuan hidup manusia ialah kehidupan yang senang dan bahagia, dan manusia
harus mengupayakan kesenangan dan kebahagiaan hidup itu.

Barang kali kitapun sepakat dengan pendapat plato tersebut, walaupun kebahagiaan dalam
persepsi kita mungkin berbeda-beda. Misalnya ada yang mempersepsikan kebahagiaan itu
dengan kebahagiaan memiliki harta, tahta, dan wanita. Atau kebahagiaan berupa kekayaan
bathin, keimanan kepadatuhan, atau bahagia bila dapat berbagi dengan sesama, bahagia
karena cita-cita terwujud nyata, kebahagiaan memperoleh kemerdekaan bagi bangsa yang
terjajah, kebahagiaan berupa pencapayan sukses yang gemilang dan yang lain sebagainya.

Namun adalah pendapat yang keliru bila kebahagiaan dan kesenangan itu menurut
Plato di upayakan hanya demi pemuasan nafsu selama hidup di dunia nyata (indawi) tetapi
menurut plato kebahagiaan dan kesenangan hidup harus di lihat dalam hubungan kedua
dunia. Yaitu di samping kebahagiaan Indrawi yang lebih penting lagi adalah kebahagiaan
yang hakiki yang berkaitan erat dengan batin yaitu dunia “Ide”. oleh karena itu untuk
memenuhi tuntutan kebahagiaan dalam dunia ide manusia harus senantiasa berbuat hal-hal
yang baik, karena dunia yang sebenarnya menurut plato adalah dunia Ide, jadi segala ide
tentang kebaikan dan kebajikan adalah sebagai ide yang tertinggi yang ada di dunia Ide.

Saat filsafat plato sampai kepada kesimpulan bahwa kebaikan dan kebajikan adalah sebagai
ide tertinggi di dunia ide, kita teringat akan tuhan, tuhan adalah puncak dari segala kebaikan
dan kebajikan yang selalu menuntun dan menunjukkan jalan yang lurus dan terbaik bagi kita.

”Ebit .G Ade pernah mengungkapkan dengan kata-kata yang begitu dalam bila kita
renungi kata-katanya:” sedang tuhan diatas sana tak pernah menghukum dengan sinar
matanya yang lebih tajam dari mata hari” untayan kata tersebut menyadarkan kita betapa
tuhan menyayangi kita, dan sudah selayaknya kita berbuat kebaikan pada seluruh kehidupan
agar kebahagiaan yang kita cita-citakan baik secara lahir maupun batin dapat terpenuhi.
Bila di atas telah di tuliskan bahwa dunia yang sebenarnya menurut plato adalah dunia Ide,
maka dia melanjutkan bahwa baginya (Plato) dunia realitas (indrawi) hanyalah kenyataan
yang ada dalam bayangan atau lebih jelasnya bahwa dunia indrawi ini hanyalah tiruan dari
dunia yang menurut plato dunia yang sebenarnya yaitu dunia “Ide”. manusia sebagai
makhluk Etikal hanya sementara berada di dunia indrawi, dan selama manusia berada di
dunia Indrawi tersebut menurut Plato “manusia selalu rindu untuk naik keatas yaitu dunia
Ide”. dia rindu kebaikan tertinggi, oleh karena itulah meskipun manusia itu mungkin berbuat
yang tidak baik, namun nurani selalu menimbang, nurani akan selalu mengetahui bahwa
perbuatan-perbuatan yang tidak baik itu tidak pantas kita perbuat, dan kita sadari atau tidak
nurani kita akan selalu menolaknya .

Agar manusia itu siap kembali kedunia ide, maka Selma ia hidup di dunia indrawi ia
harus memiliki pengetahuan yang di sempurnakan oleh pengertian yang seluas-luasnya dan
yang sedalam-dalamnya, mengupayakan semaksimal mungkin untuk meraih pengetahuan
yang benar yang disebut ilmu kebijaksanaan dan berbudi baik (Etika). Penetahuan yang benar
itu akan menuntun seseorang itu kepada kebijaksanaan dan berbudi baik dan sampai kepada
pengenalan akan Ide-Ide yang merupakan kebenaran yang sejati. Siapa yang mampu
menyelami segala sesuatu itu sampai kepada ide tentang kebaikan tertinggi, maka ia akan
mencintai maka ia akan mencintai ide itu maka ia akan senantiasa terarah kepada yang baik
atau yang bijak itu.

Berbuat baik kata Plato akan mendatangkan kesenangan yang tak terlukiskan, mereka itulah
yang walaupun berada di dunia Indrawi akan sanggup hidup seolah-olah berada di dunia Ide
yang menghadirkan ide-ide tentang bebaikan dan kebajikan di tengah-tengah kehidupan
dunia, dan seperti yang telah kita ulas diatas, bahwa predikat pencapayan duo Ide ini hanya
dapat di peroleh melalui pengetahuan dan akal budi yang luhur semoga kita sanggup
mencapainya dengan ikhtiar lahir batin. Amiin.

Anda mungkin juga menyukai