Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BAHASA INDONESIA

“HAKIKAT KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF”

DOSEN PENGAMPU:
VIVI RULVIANA, M.Pd.

ANGGOTA KELOMPOK 4 :
1. AMELIA PUTRI SUSANTO (2102101216)
2. YENI RAHMAWATI (2102101220)
3. DIMAS HANIF PRAYOGA (2102101225)
4. HIJRAROH NURKHALIMAH (2102101230)

PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI MADIUN
TAHUN 2021 / 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT,atas berkat rahmat dan
karunia-Nya, kelompok kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Ada pun judul
makalah yang penulis susun yaitu “Hakikat Kalimat dan Kalimat Efektif ”. Sholawat dan
salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW, keluarga,
sahabat dan umatnya.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasi dalam membantu
penyusunan makalah ini. Meski telah disusun secara maksimal, namun penulis sebagai
manusia menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik demi perbaikan makalah ini. Harapan
penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca amin. Demikian apa yang bisa
penulis sampaikan, semoga pembaca dapat mengambil manfaat dam hikmah dari makalah
ini.

Madiun,30 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii
BAB I...................................................................................................................................................iii
A. LATAR BELAKANG.............................................................................................................iii
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................iii
C. TUJUAN..................................................................................................................................iii
BAB II..................................................................................................................................................1
PEMBAHASAN...................................................................................................................................1
A. Hakikat kalimat.......................................................................................................................1
B. Kalimat Efektif......................................................................................................................12
BAB III...............................................................................................................................................21
PENUTUP..........................................................................................................................................21
A. KESIMPULAN......................................................................................................................21
B. SARAN...................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................22

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kalimat biasanya didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki
pengertian yang lengkap. Artinya, di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S), yakni
unsur yang dibicarakan. Ada unsur predikat (P), yakni unsur yang menyatakan apa
yang dilakukan oleh unsur S atau apa yang dialami oleh unsur S itu. Mungkin ada
unsur objek (O), yakni unsur sasaran dari tindakan yang dilakukan oleh unsur S. Lalu
mungkin juga ada unsur keterangan (K), yakni unsur yang menerangkan tentang
waktu, tempat, cara, dan sebagainya. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam
wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan,
kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri
dengan intonasi akhir yang diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya
perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun proses fonologis lainnya. Oleh sebab itu
kami membuat makalah ini dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hakikat
kaliamat dan karakteristik kalimat efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari hakikat kalimat dan kalimat efektif
2. Bagaimana ciri – ciri kalimat?
3. Apa saja jenis – jenis kalimat?
4. Apa saja unsur – unsur kalimat?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari hakikat kaliamt dan kalimat efektif
2. Untuk mengetahui ciri – ciri dari kalimat
3. Untuk mengetahui jenis – jenis dari kalimat
4. Untuk mengetahui unsur – unsur dalam kalimat

iii
BAB II

PEMBAHASAN
A. Hakikat kalimat
1. Pengertian Hakikat kalimat
Bahasa terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang
dinyatakan oleh lapisan bentuk tersebut. Bentuk bahasa terdiri atas satuan-satuan yang
dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatikal.
Satuan fonologi meliputi fonem dan suku, sedangkan satuan gramatikal meliputi
wacana, kalimat, klausa, frase, dan morfem.
Kalimat biasanya didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki
pengertian yang lengkap. Artinya, di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S), yakni
unsur yang dibicarakan. Ada unsur predikat (P), yakni unsur yang menyatakan apa
yang dilakukan oleh unsur S atau apa yang dialami oleh unsur S itu. Mungkin ada
unsur objek (O), yakni unsur sasaran dari tindakan yang dilakukan oleh unsur S. Lalu
mungkin juga ada unsur keterangan (K), yakni unsur yang menerangkan tentang
waktu, tempat, cara, dan sebagainya (Chaer, 2010: 36). Dalam bukunya yang lain
Chaer (2008: 5) menambahkan bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang dibangun
oleh konstituen dasar (biasanya berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila
diperlukan), disertai dengan intonasi final (deklaratif, interogatif, imperatif, atau
interjektif).
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan
suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang
diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda
seru sepadan dengan intonasi akhir, sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda.
Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru melambangkan
kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311). Sedangkan menurut Putrayasa (2008: 20),
kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya jeda panjang yang disertai
nada akhir naik atau turun.

1
Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis mengacu pada pendapat Alwi
dkk., dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang mengemukakan bahwa
kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Menurut penulis pendapat Alwi dkk. Sangat
lengkap dan jelas. Hal itu karena Alwi dkk. memberikan batasan dari segi lisan dan
tulisan serta mengungkapkan cara penulisan sebuah kalimat.
2. Ciri-ciri kalimat
Berikut ini adalah ciri-ciri kalimat :
a. Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan
pula.
Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya (?), serta tanda seru(!).
b. Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
c. Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan
pelengkap.
d. Mengandung anggapan yang lengkap.
e. Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang dimana
mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan fungsinya.
f. Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
g. Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut
disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin
melalui konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.
3. Jenis Kalimat 
Ditinjau dari susunannya, jenis kalimat dapat dibagi menjadi beberapa macam.
Diantaranya adalah: 
a) Jenis-jenis Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausa
Berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dibedakan atas tiga jenis yaitu
kalimat tunggal, kalimat bersusun, dan kalimat majemuk.

2
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu klausa
bebas. Kalimat tunggal sering disebut kalimat sederhana, kalimat
simpleks dan kalimat ekaklausa.
Contoh:
Dia datang dari Jakarta.
(S)     (P) (Ket)
Dunia meratapi musibah ini.
(S)           (P)          (O)
Dia sedang menulis surat di kamar.
(S)         (P) (O)        (Ket)
Kakekku masih gagah.
(S)                   (P)
Mereka bergembira sepanjang hari.
(S)                 (P)        (Ket)

b. Kalimat Bersusun
Kalimat bersusun adalah kalimat yang terjadi dari satu klausa
bebas dan sekurang-kurangnya satu klausa terikat. Kalimat bersusun
sering juga dinamakan kalimat majemuk bertingkat atau kalimat
majemuk subordinat. Disebut kalimat bersusun karena dapat
dianggap adanya lapisan atau tersusun, yaitu bagian utama dan
bagian bawah. 
Disebut bertingkat karena bagian-bagiannya memperlihatkan
tingkatan yang tidak sama, ada bagian induk dan bagian anak.
Dipandang sebagai subordinasi karena bagian yang satu bergantung
dari bagian yang lain. Klausa-klausa yang membentuk kalimat
bersusun (bertingkat) ini tidak setara, ada klausa utama (Klut) dan
klausa subordinat (Klsub).
Untuk menggabungkan klausa-klausa yang tidak setara itu,
digunakan konjungsi subordinatif seperti; kalau, ketika, meskipun,
atau karena.

3
Contoh:
(Klut)      (Klsub)
Dia tidak mencuci motor karena hari hujan.
(Klut)        (Klsub)
Kalau Husna pergi, Andik pun akan pergi.
(Klut)           (Klsub)
Shoffi membaca komik, ketika ayah tidur.
(Klut)            (Klsub)
Meskipun dilarang oleh Shoffi, Nana akan pergi juga.
(Klut)        (Klsub)
Karena banyak yang tidak datang, rapat dibatalkan.

c. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terbentuk dari
beberapa klausa bebas. Kalimat majemuk sering pula disebut kalimat
setara. Karena klausa-klausa yang membentuknya memiliki status
yang sama, setara atau sederajat. Klausa-klausa yang setara dalam
kalimat majemuk dihubungkan dengan konjungsi koordinatif,
seperti; dan, atau, tetapi, lalu.
Contoh:
( Kl bebas) ( Kl bebas)              ( Kl bebas)
Rini melirik, Rahmat tersenyum dan Tini tertawa.
( Kl bebas)                       ( Kl bebas)
Dia membuka pintu, lalu mempersilakan kami masuk.
( Kl bebas)                 ( Kl bebas)
Dia datang dan duduk di sebelah saya.

b) Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Fungsi Subjeknya


Berdasarkan fungsi subjeknya, jenis kalimat dibagi menjadi dua macam yaitu
ada kalimat aktif dan juga  kalimat pasif. Berikut penjelasan mengenai kalimat aktif
dan kalimat Pasif
a. Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat di mana subjeknya merupakan
pelaku atau melakukan perbuatan. Kalimat aktif adalah suatu

4
kalimat yang subjeknya (S) melakukan tindakan yang diungkapkan
dalam predikat (P) terhadap objeknya (O).
Ciri – ciri kalimat aktif
a) Subjek kalimat ini melakukan tindakan langsung
terhadap objeknya.
b) Predikatnya selalu diawali dengan imbuhan me- atau
ber-.
c) Memiliki pola S P O K, S P O atau S P K
Contoh:
Ibu   menyiram bunga di taman.
  S              P                    K
Ayah membaca   koran.
    S              P         O
Polisi   menangkap   buronan narkoba      kemarin
malam.
    S              P                         O                        K

Kalimat aktif juga dapat dikelompokkan menjadi beberapa


jenis berdasarkan objeknya.

b. Kalimat Aktif Intransitif


Kalimat ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya selalu
membutuhkan objek untuk dikenai tindakan. Kalimat ini selalu
memiliki kata kerja yang selalu memerlukan objek, dan biasanya
kata kerjanya memiliki imbuhan me-, menye-, atau menge-
Contoh: memukul, memberi, menyeberangkan,
mengelompokkan, dan lain – lain.
Contoh kalimat:
Joni memukul anjing itu hingga kesakitan.
    S          P             O          K
Paman  memberi  adik  sebuah mainan.
    S      P        O        pel
Anak kecil itu  menyebrangkan  nenek  yang berdiri di pinggir
jalan.
    S                 P                      O                pel

5
Guru mengelompokan anak muridnya ke dalam beberapa
kelompok.
   S     P            O                         K
c. Kalimat Aktif Intransitif
Kalimat aktif ini adalah kalimat yang predikat atau verbanya
tidak memerlukan objek. Namun, biasanya kalimat ini selalu
diikuti dengan pelengkap (pel), dan keterangan (K). Predikat pada
kalimat ini biasanya kata kerja yang diberi imbuhan ber – dan ter -.
Contoh: bekerja, belajar, berlari, berterimakasih, tertawa,
tertidur, dan lain – lain.

Contoh kalimat:

Ayahku  bekerja  di perusahaan nasional.

   S      P                      K

Budi  belajar  dengan  sangat giat.

   S          P             K

Dena  berterimakasih  kepada orang itu.

  S            P              pel.

Aku  tertidur  di kursi.

   S         P       K

d. Kalimat Aktif Ekatransitif


Kalimat ini adalah kalimat aktif yang hanya memiliki 3 unsur
kalimat yaitu, Subjek (S), Predikat (P), dan Objek (O).

Contoh:

Aku  membeli   sebuah buku.

    S            P               O

Burung jalak   memakan   cacing.

     S                      P               O

6
e. Kalimat Aktif Dwitransitif
Kalimat ini adalah kalimat aktif yang harus memiliki 4 unsur
kalimat, yaitu Subjek (S), Predikat (P), Objek (O), da Pelengkap
(pel.)

Contoh:

Aku  melihat  gadis  yang berambut pirang itu

 S         P            O               pel.

Kakak  merawat  kucing  yang dia temui di jalanan.

  S               P               O          pel.

Ani  menanam  bunga mawar asli dari afrika.

  S          P       O                    pel.

f. Kalimat Pasif
Kalimat pasif yang merupakan kalimat yang terdapat subjek
yang melakukan pekerjaan dengan ciri-ciri utama menggunakan
imbuhan di-, ke-an, dan ter- dalam kata kerja yang disematkan
dalam kalimat pasif. 
Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan
predikatnya menjadi kalimat pasif dengan predikat sebagai
tindakan dan kalimat pasif dengan predikat sebagai keadaan. 
Ciri – ciri kalimat pasif

a) Subjeknya dikenai tindakan oleh objek.

b) Kata kerjanya selalu berimbuhandi-, ke – anatau ter-.

c) Biasanya diikuti dengan kata oleh, dan dengan.

Kalimat pasif ini juga dapat dibedakan berdasarkan subjek


yang digunakan menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Kalimat Pasif Transitif


Kalimat pasif transitif merupakan kalimat pasif yang dilengkapi
dengan objek kalimat, baik objek tersebut dilengkapi dengan

7
keterangan/pelengkap ataupun tidak. Adapun pola dasar kalimat
ini adalah O-P-S atau O-P-S-K.

Contoh kalimat:

Nasi dimasak ibu

O  P      S

Mobil diperbaiki ayah kemarin ketika sedang tidak bekerja

O       P               S        K

Jambu dilempar Tono.

O           P            S

2) Kalimat Pasif Intransitif


Kalimat pasif intransitif adalah  kalimat pasif yang tidak
memiliki objek. Jenis kalimat pasif ini dapat diidentifikasi
apakah kalimat ini bisa berubah menjadi kalimat aktif atau
tidak. Adapun pola dasar kalimat ini adalah S-P atau S-P-K. 

Contoh kalimat: 

Sayur dijual di pasar pagi. 

S  P    K

Kakak terjatuh.

S          P

Buku itu tertinggal di kelas.

S         P            K

Semua pertanyaan dijawab dengan benar.

S                 P        K

4. Jenis-Jenis Kalimat Berdasarkan Pengucapannya


Berdasarkan pengucapannya, kalimat bisa dibagi menjadi kalimat langsung dan
kalimat tidak langsung.

8
a. Kalimat Langsung 
Kalimat langsung adalah kalimat yang digunakan untuk mengutip
ucapan seseorang tanpa merubah sedikitpun apa yang diutarakan oleh
orang itu. Tanda petik digunakan untuk membedakan kalimat kutipan
dengan kalimat yang menjelaskan kutipan itu.
Selain itu, huruf pertama dalam kalimat langsung juga harus
menggunakan huruf kapital.
Didalam kalimat yang menggunakan petikan dengan kalimat
pengiringnya dipisahkan menggunakan tanda baca koma (,).
Contoh kalimat: 

a) Dilan mengatakan, “Aku akan pergi ke Bandung besok”

b) Ibu berkata,”Dimana adek sekarang?”

c) Adik bertanya, “Maksud kakak bagaimana?”

b. Kalimat tidak langsung 


Kalimat tidak langsung adalah kalimat yang digunakan untuk
menceritakan kembali pokok ucapan seseorang tanpa perlu mengutipnya
sama persis seperti ucapan aslinya. Kalimat ini terdiri dari lebih dari satu
klausa dan dihubungkan dengan kata tertentu seperti bahwa, jika, dll.
Kalimat tidak langsung penulisanya tidak menggunakan tanda petik.
Intonasi yang digunakan kalimat tidak langsung yaitu datar dan terkesan
menurun pada bagian akhir kalimat.
Contoh kalimat: 

 Paman berkata kepadaku bahwa aku harus rajin belajar.

 Nenek mengatakan bahwa aku harus pulang lebih cepat karena


hujan akan turun nanti sore.

 Ketua kelompok mengucapkan terima kasih karena kalian sudah


datang pada acara kunjungan.

 Dani mengatakan kepadaku bahwa nanti malam akan belajar


bersama.

9
5. Syarat Kalimat
Terdapat beberapa syarat agar suatu kalimat bisa disebut sebagai kalimat.
Apa saja syaratnya?
a) Memiliki struktur yang sepadan
Kalimat efektif harus memiliki kesepadanan struktur, yaitu
keseimbangan antara gagasan dengan struktur yang dipakai. Nah,
untuk memiliki kesepadanan struktur yang baik, ada poin-poin yang
harus dipenuhi. 
b) Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Cara agar suatu kalimat dapat memiliki subjek dan predikat
yang jelas adalah dengan menghindari penggunaan kata depan sebelum
penyebutan subjek.
c) Tidak terdapat subjek ganda
Subjek ganda dapat membuat kalimat menjadi tidak terfokus
sehingga maknanya menjadi sulit dipahami.
d) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata ‘yang’
Pemunculan kata ‘yang’ dapat menghilangkan predikat dalam
sebuah kalimat.
e) Bentuknya Paralel
Kalimat efektif harus memiliki bentuk yang paralel. Artinya,
kalau bentuk pertama menggunakan kata benda, maka bentuk
selanjutnya juga harus menggunakan kata benda. Kalau bentuk
pertama menggunakan kata kerja, maka bentuk selanjutnya juga harus
menggunakan kata kerja.

6. Unsur-Unsur Kalimat

Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur


pembetuk kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah
kalimat, diantaranya:
a. S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada
sebuah kalimat, biasanya berupa kata-kata benda dan biasanya terletak
sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian yang berfungsi untuk
menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya subjek terbentuk

10
dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat. Tidak hanya
kata, subjek juga bisa diisi dengan frasa ataupun klausa.
b. P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang
dilakukan subjek pada kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata
kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya itu saja loh, predikat juga
dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu
berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui
predikat dalam kalimat, kamu dapat memberikan pertanyaan
“mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.
c. O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek
merupakan keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu
yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek menjadi subjek. Posisi
objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya yang
berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi.
Pada umumnya, objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina,
atau klausa.
d. K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur
keterangan biasanya di jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa
diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frasa
akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam, kepada,
terhadap, untuk, oleh, dan  tentang. Sedangkan keterangan yang berupa
anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun,
supaya, dan sehingga.
e. Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap
adalah unsur yang melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Namun,
posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak
menyulitkan untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang
dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasinya.

11
B. Kalimat Efektif
1. Pengertian Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat;
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata yang tepat
dalam kalimat.
Kalimat efektif adalah kalimat yang memberikan pemikiran yang bisa dibaca
jelas oleh pembaca. Kalimat ini biasanya dipakai dalam karya tulis ilmiah. Kalimat
efektif membuat proses penyampaian dan penerimaan pesan dapat dipahami oleh
pembaca.
Kalimat efektif mengembangkan gagasan, memakai kata yang penting dan
seperlunya, serta ada bagian pemusatan perhatian tertentu. Kalimat efektif ini bisa
menyelaraskan pemikiran penulis. Struktur kalimat efektif ini memakai kaidah
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Jika struktur kalimat kacau, bisa membuat
pembaca kesulitan memahami bacaan.
Kalimat ini biasanya dipakai dalam penulisan ilmiah seperti makalah, skripsi,
tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Kalimat efektif berbeda dengan pola kalimat
yang ada dalam majalah, novel, atau tulisan wartawan. Dalam sebuah kalimat ada
dua unsur yang penting yaitu subjek dan predikat. Dalam kalimat inti subjek
menjadi unsur penting dalam kalimat selain predikat. Bagian subjek bisa berupa
nomina, frasa nominal, atau klausa.
Sedangkan predikat dalam kalimat memakai kata kerja transitif. Unsur objek
bisa ditambahkan untuk memberi kejelasan. Predikat bisa menjadi verba, frasa
verbal, dan frasa adjektival. Dalam sebuah kalimat, predikat digunakan untuk
memberitahu dan bagaimana subjek itu. Jika tidak ada predikat, maka kalimat tidak
menjelaskan mengapa dan bagaimana subjek.

2. Syarat Kalimat Efektif


Kalimat efektif harus memenuhi persyaratan penulisan. Kalimat ini memakai
ejaan yang disempurnakan (EYD), pesan yang diberikan jelas, dan kalimatnya
tidak bertele-tele. Berikut syarat membuat kalimat efektif supaya tulisan mudah
dipahami oleh pembaca:

12
a. Logis
Kalimat efektif terdiri dari kalimat pasif dan aktif yang jelas. Kalimat
ini terdiri dari subjek, predikat, dan keterangan yang jelas. Antara induk dan
anak kalimat saling berhubungan. Syarat kalimat efektif lainnya yaitu tidak
memiliki subjek ganda, serta predikatnya tidak boleh didahulu kata yang.
b. Keparalelan
Kalimat efektif memiliki predikat yang digunakan untuk kalimat
majemuk, setara rapatan harus paralel. Artinya, bagian predikat dibuat kata
kerja yang semuanya memakai kata kerja. Jika memakai kata benda, maka
semua kata harus memakai kata benda, sehingga membuat kalimat lebih jelas
dan efektif. Jika dilihat dalam kalimat memakai nomina, maka bentuk kedua
dan seterusnya memakai nomina. Jika bentuk pertama memakai verba maka
bentuk kedua juga memakai verba.
Contoh Kalimat Efektif Paralel:
 Harga minyak disesuaikan atau kenaikan itu secara wajar (salah)
Harga minyak disesuaikan atau dinaikkan secara wajar (benar)
 Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, memasang penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang (salah)
Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan
tembok, pemasangan penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan
pengaturan tata ruang (benar)
c. Tegas dan Hemat
Kalimat efektif memakai unsur-unsur kata yang ditonjolkan di awal
kalimat, sehingga terlihat tegas. Sedangkan syarat hemat yaitu pemakaian
kata-kata lebih ringkas tapi tidak mengubah makna informasi. Kalimat efektif
tidak perlu mengulangi subjek pada anak kalimat. Selain itu, jenis kalimat ini
menghindari kata yang mirip dalam sebuah kalimat.
Contoh Kalimat Efektif Ketegasan
 Presiden menegaskan agar kita selalu hidup disiplin
 Penggemar sepak bola tidak hanya anak-anak, tetapi juga remaja,
orang dewasa bahkan lansia

13
d. Cermat dan Padu
Kalimat efektif memakai prinsip kecermatan yang tidak menimbulkan
tafsir ganda karena kalimatnya. Diksi yang dipakai harus diperhatikan seperti
menghindari penanggalan awal, kata ambigu, dan bunyi /s/,/p/,/t/, dan /k/ yang
tidak luluh.
Kepaduan dalam kalimat berguna untuk membuat kalimat sistematis.
Jadi, diantara predikat ada kata kerja dan objek tidak perlu disisipkan kata
daripada/tentang.
e. Sejajar
Penggunaan kesejajaran dalam kalimat, berfungsi untuk membuat
kalimat terlihat rapi dan maknanya sama. Mengutip dari upi.edu, berikut
contoh kalimat kesejajaran:
 Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,
kerusakan barang, busuknya makanan, dan jika hewan yang diletakkan di
dalam bagasi tiba-tiba mati.

Kalimat diatas terdapat kata busuknya dan mati, membuat pola kalimat
tidak paralel dengan kata kehilangan dan kerusakan. Contoh kalimat di atas
belum efektif, sehingga perlu diubah menjadi,

 Maskapai tidak bertanggung jawab terhadap kehilangan dokumen,


kerusakan barang, kebusukan makanan, dan kematian hewan.
f. Harmonis dari Struktur
Bahasa Kalimat efektif memiliki pola berpikir dan struktur bahasa,
terdiri dari subjek, predikat, objek, pelengkap, atau keterangan. Berikut
penjelasannya:
 Subjek
Subjek dipakai dalam kalimat untuk menunjukkan tokoh, sosok, benda,
dan pelaku.
 Predikat
Predikat berfungsi memberitahu apa yang dilakukan oleh subjek. Predikat
bisa berupa situasi, sifat, ciri, dan jati diri subjek.
 Objek dan pelengkap
Fungsi melengkapi kata predikat.

14
 Keterangan
Keterangan fungsinya sama untuk menerangkan berbagai hal di kata
sebelumnya.

3. Ciri-Ciri Kalimat Efektif


a) Memakai taat aturan dan ejaan yang berlaku.
b) Pemakaian diksi yang tepat.
c) Struktur bahasa dan jalan pikiran logis dan sistematis.
d) Adanya kesejajaran bahasa yang dipakai.
e) Penekanan ide pokok.
f) Kehematan di penggunaan kata.
g) Memakai variasi struktur kalimat.
h) Unsur kalimat seperti subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.

4. Unsur-Unsur Kalimat Efektif


Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tata bahasa
Indonesia lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata dalam
kalimat, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan
(Ket). Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas dua unsur,
yakni subjek dan predikat. Unsur yang lain (objek, pelengkap, dan keterangan)
dalam suatu kalimat dapat wajib hadir, tidak wajib hadir, atau wajib tidak hadir.
a. Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok
(benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok
pembicaraan.Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal),
klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai
berikut ini:
 Ayahku sedang melukis. Meja direktur Yang berbaju batik dosen saya.
Berjalan kaki menyehatkan badan. Membangun jalan layang sangat
mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah S. Contoh S
yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b),

15
contoh S yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh S yang
diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk S selalu
merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun
jenis kata yang mengisi S pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda,
namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda.Bila kita menunjuk pelaku
pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang
(benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi S pada
kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang
tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam,
sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaitu
orang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).
Selain ciri di atas, S dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan
memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada
jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah S. Jika ternyata
jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak
mempunyai S. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai S karena
tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.
 Bagi siswa sekolah dilarang masuk. Di sini melayani obat generic.
Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena
tidak mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk
pada contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang
memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada,
jawaban itu terasa tidak logis.
b. Predikat (P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan
(tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau
benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan
subjek (S), P dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri S.
Termasuk juga sebagai P dalam kalimat adalah pernyataan tentang
jumlah sesuatu yang dimiliki oleh S. Predikat dapat juga berupa kata atau
frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga
numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:
16
 Kuda Ibu sedang tidur siang. Putrinya cantik jelita. Kota Jakarta dalam
keadaan aman. Kucingku belang tiga. Robby mahasiswa baru. Rumah
Pak Hartawan
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah P. Kata
meringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok kata
sedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu,
cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalam
keadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang
tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada
kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g)
memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.
Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki P karena tidak ada kata-
kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau
bendanya.
 Adik saya yang gendut lagi lucu itu. Kantor kami yang terletak di Jln.
Gatot Subroto. Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat
normal, yaitu diawali dengan huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik,
namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai P. Tidak
ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu
(pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada
apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota
kembang itu pada contoh (b) dan (c).
Karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang
dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung P. Karena itu,
rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum
merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.
c. Objek (O)
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi P. Objek pada
umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.Letak O selalu di
belakang P yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib
hadirnya O, seperi pad contoh di bawah ini.
 Nurul menimang … Arsitek merancang … Juru masak menggoreng …

17
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh
tersebut adalah P yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan
melengkapi P pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika P diisi oleh verba intransitif, O tidak diperlukan.Itulah sebabnya
sifat O dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir.Verba intransitive mandi,
rusak, pulang yang menjadi P dalam contoh berikut tidak menuntut untuk
dilengkapi.
 Nenek mandi. Komputerku rusak. Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi S jika kalimatnya
dipasifkan.Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak O-nya di belakang
dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.
 Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O) Yayuk Basuki (S)
dikalahkan oleh Martina Hingis. Orang itu menipu adik saya (O) Adik
saya (S) ditipu oleh oran itu.
d. Pelengkap (pel)
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang
melengkapi P. Letak Pelengkap umumnya di belakang P yang berupa verba.
Posisi seperti itu juga ditempati oleh O, dan jenis kata yang mengisi Pel dan
O juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun,
antara Pel dan O terdapat perbedaan. Perhatikan cnntoh di bawah ini:
 Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi 
oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya
kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a)
menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:
Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke
depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang
tidak gramatikal.
 Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
Hal lain yang membedakan Pel dan O adalah jenis pengisinya. Selain
diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa
adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang P.
Apabila dalam kalimatnya terdapat O, letak pel adalah di belakang O

18
sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah
beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
 Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer. Mayang
mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil. Sekretaris itu mengambilkan
atasannya air minum. Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
e. Keterangan (ket)
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai
hal mengenai bagian kalimat yang lainnya.Unsur Ket dapat berfungsi
menerangkan S, P, O, dan Pel.Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di
tengah, atau di akhir kalimat.Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa
preporsisional, adverbia, atau klausa.
Berdasarkan maknanya, terdapat bermacam-macam Ket dalam
kalimat.Para ahli membagi keterangan atas Sembilan macam (Hasan Alwi
dkk, 1998:366) yaitu seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

5. Contoh Kalimat Efektif dalam Paragraf


a. Contoh kalimat tidak efektif dalam paragraf:
Saya ini adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada, kebetulan saya kontrak
rumah di daerah Stasiun Tugu.Jadi untuk pergi kuliah saya harus
menggunakan transportasi umum yaitu, Trans Jogja.Selain saya, Banyak para
mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di daerah Stasiun Tugu yang
menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.
b. Contoh kalimat yang sudah dibenarkan sehingga menjadi kalimat efektif:
Saya adalah mahasiswa Universitas Gajah Mada.Saya kontrak rumah di daerah
Stasiun Tugu.Untuk pergi kuliah, saya menggunakan transportasi umum yaitu,
Trans Jogja.Selain saya, banyak mahasiswa Gajah Mada yang tinggal di
Stasiun Tugu menggunakan fasilitas Trans Jogja sebagai sarana transportasi.

19
6. CARA MENGAJARKAN PADA ANAK SD KELAS RENDAH DAN KELAS
TINGGI
Dalam penerapan dan cara mengajar untuk anak sd ada trik tersendiri karena
disesuaikan dengan kemampuan siswadan guru untuk lebih kreatif. Untuk kelas
rendah yaitu dari kelas 1,2,3 perlunya pendekatan tersendiri.
Mulai dari dikenalkan tentang membuat suatu kalimat di kelas 1 kemudian
diajarkan penulisan yang baik dan benar di kelas 2 kemudian di kelas 3 mulai
diajarkan pengertian kalimat efektif dan penerapannya. Tak hanya itu untuk kelas
rendah bisa diselingi dengan belajar sambil bermain dengan oermainan menyususn
kata efektif atau kalaimat efektif secara bersama-sama, langkah-langkahnya
siapkan karton bertuliskan huruf yang telah ditempeli lem atau selotip. Siswa
dibagi huruf tersebut, kemudian guru memerintahkan siswa untuk membuat sebuah
kata yang diucapkan guru dengan menggabungkan huruf tersebut di papan tulis.
Setiap siswa yang memegang salah satu huruf pada kata tersebut wajib
menyusunnya di depan.
Kemudian di kelas tinggi 4,5,6 karena dirasa cukup bisa diajak untuk
menelaah dan menalar maka perlu adanya kreatifitas dalam
mengajarkannya.Contohnya dengan siswa diajak untuk membuat kalimat efektif
dan menyusunnya menjadi sebuah cerita. Cara penerapannya bisa menggunakan
oermainan berikut ini, Guru menyiapkan wacana berupa kliping dari berbagai
sumber, yang di dalamnya terdapat kalimat yang salah dan kalimat tidak efektif.
Guru menjelaskan cara permainannya, yaitu setiap siswa wajib mencari  kalimat
yang salah dan benar/efektif dengan memberi tanda stabilo. Setiap kelompok harus
memberi tanda sebanyak-banyaknya. Wacana dibagikan, siswa diperintahkan
membaca dengan waktu yang telah ditentukan. Kemudian guru memberi aba-aba
mulai dan siswa langsung mencari kalimat tersebut sebanyak-banyaknya.
Pencarian juga bisa dikhususkan pada kalimat yang salah saja atau yang benar saja.
Permainan ini melatih membaca cepat dan cermat serta memahami kalimat efektif.
Cocok untuk kelas V dan VI.

20
BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S), yakni unsur yang dibicarakan. Ada
unsur predikat (P), yakni unsur yang menyatakan apa yang dilakukan oleh unsur S
atau apa yang dialami oleh unsur S itu. Mungkin ada unsur objek (O), yakni unsur
sasaran dari tindakan yang dilakukan oleh unsur S. Lalu mungkin juga ada unsur
keterangan (K), yakni unsur yang menerangkan tentang waktu, tempat, cara, dan
sebagainya (Chaer, 2010: 36).
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan
suara naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang
diikuti oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi
ataupun proses fonologis lainnya. Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau
tanda seru (!). Sementara itu, di dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti
koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-), dan spasi.
Kalimat efektif adalah kalimat yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku, seperti unsur-unsur penting yang harus dimiliki setiap kalimat;
memperhatikan ejaan yang disempurnakan; serta cara memilih kata yang tepat dalam
kalimat.

B. SARAN
1. Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara
seksama mengenai materi dalam makalah ini Sepuya pada saat pendidik terjun ke
lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahsa terhadap peserta didik
dengan pendidik.
2. Bagi calon pendidik
Lembaga sekolah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian
penuh terhadap penggunaan ragam bahsa yang tepat agar terjalin komunikasi yang
selaras.

21
DAFTAR PUSTAKA
https://lmsspada.kemdikbud.go.id
https://penerbitdeepublish.com/pengertian-kalimat/
https://katadata.co.id/safrezi/berita/61a9b30ecbe21/pengertian-kalimat-efektif-dan-contoh-
kalimat-yang-benar
https://www.dosenpendidikan.co.id/kalimat-efektif/
http://pustakaprabu.blogspot.com/2011/12/bagaimana-cara-mengajar-bahasa.html?m=1

22

Anda mungkin juga menyukai