Musdiani1
ABSTRAK
Filsafat merupakan bagian dari kehidupan Manusia, dan karena itu tercermin dari sikap manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Aliran-aliran filsafat dan kaitanya dengan ilmu pengetahuan,
merupakan penelahan dua aspek sekaligus menyangkut paham dan pandangan para ahli pikir atau
filsafat. Dari kajian ini para ahli pikir melihat sesuatu secara menyeluruh, mendalam dan sistematis.
Sedangkan ilmu pengetahuan dalam mengkaji atau mempelajari sesuatu tidak secara menyeluruh
akan tetapi mempelajari bagian-bagian tertentu saja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
aliran-aliran filsafat mempunyai kaitan dengan ilmu pengetahuan terutama aliran realisme, aliran
reasionalisme, aliran empirisme, dan aliran positivisme. Yang memandang aliaran dalam Filsafat
secara berbeda.
1
Musdiani, Dosen STKIP Bina Bangsa Getsempena, Jalan Tgk Chik Di Tiro, Peuniti, Banda Aceh, Telepon
0651-33427, Email: musdiani@stkipgetsempena.ac.id
dan ini bukan tugas dari filsafat. Tugas filsafat Wihitehead (1861-1947) dan Bertrand Russel
tidak lain adalah mengkoordinasi konsep- (1872-1970). Semua tokoh ini berasal dari
konsep dan penemuan-penemuan dari ilmu Eropa pada abad 15 dan 16. Sedangkan tokoh
pengetahuan yang bermacam-macam itu, realisme ilmiah adalah Kulpe (1862-1915).
menurut aliran ini alam bersifat menetap,
memang ada perubahan nya, akan tetapi 2. Aliran Rasionalisme
perubahannya langsung sesuai dengan hukum- Rasionalisme merupakan aliran
hukum alam yang bersifat menetap yang filsafat yang memandang bahwa akal pikiran
membuat alam semesta ini terus berlangsung atau resiko adalah sebagai dasar pengetahuan
menurut susunannya yang teratur. manusia. Menurut seseorang tokoh
Pada umumnya penganut aliran rasionalisme yaitu Ploto mengatakan bahwa
realisme alam ini menolak adanya spiritual, pengetahuan diri atas penangkapan aspek-
dan dia juga mengatakan bahwa dunia spiritual aspek dari dunia sekitar kita. Aspek-aspek itu
ini tidak dapat dibuktikan, sehingga hal ini bersifat menetap dan telah ada pada kita, itulah
secara filosofi tidak penting. Mereka hanya yang disbut dengan idea. Oleh karena itu
berfikir fungsi yang koplek dari susunan balajar menurutnya bukan lah memperoleh
tubuh, saraf dan lainnya kemauan bebas. pengetahuan baru, akan tetapi menyadarkan
Mereka juga mengakui bahwa manusia kita kepada pengetrahuan yang ada pada kita.
dipengaruhi dua lingkungan: (1) Lingkungan Dengan kata lain memperoleh pengetahuan itu
Sosial, (2) Lingkungan fisik. Akibat kebebasan pada hakikatnya adalah mengingat kembali.
memilih dipandang sebagai ketergantungan Contohnya bagaimana kita dapat membuat
manusia dengan lingkungannya. Pandangan segitiga dua kali lebih besar. Untuk menjawab
dari kaum realist, dunia tidak tergantung pada pertanyaan tersebut kita harus mengingat
manusia, akan tetapi alam diatur oleh hukum- prinsip-prinsip ilmu ukur yang ada pada kita.
hukum alam yang mampu di kontrol oleh Dari uraian diatas maka muncul
manusia. pertanyaan kalau memang pengetahuan itu
Aliran realisme di kenal pula sebagai telah ada pada kita, maka idea itu datangnya
aliran empirisme, yaitu aliran filsafat dalam dari mana? Kemudian Plato menjawab bahwa
ilmu pengetahuan yang memandang bahwa idea itu sudah dibawa sejak lahir, yang disebut
pengalaman adalah sumber atau dasar dengan Doktrin Innate Ideas. Selanjutnya
pengetahuan manusia. Sebaliknya aliran yang Plato membedakan pengetahuan yang
mengatakan bahwa sumber pengetahuan didasarkan atas alat indera dengan
adalah resiko disebut rasionalisme. pengetahuan yang didasarkan atas akal.
Tokoh-tokoh dari aliran realisme alam Pengetahuan yang didasarkan pada akal sehat
antara lain Francis Bacon (1561-1626), John disebut pengetahuan sejati. Sedangkan
Locke (1632-1704), David Hume (1711-1776), pengetahuan yang didasarkan pada alat indera
John Stuart Mill(1773-1836), Alfred North
hanya menghasilkan pengetahuan bayangan alat indera dimilikinya (2) berkhayal atau
atau pendapat. bermimpi, yaitu bahwa manusia dapat tidak
Selanjutnya tokoh rasionalisme yang sadar dan bermimpi. Dengan demikian kita
lain Descartes mengatakan bahwa ia selalu tidak bida menjamin bahwa manusia tidak
meragu-ragukan sesuatu. Menurutnya segala bermimpi atau tidak sadar pada suatu saat. Jadi
pengetahuan yang dimilikinya selalu dunia kita ini, baik dunia jaga maupun dunia
meragukannya. Dengan kesangsian terhadap impian, selalu di dasrakan pada aturan tertentu.
kebenaran, maka Descartes memutuskan untuk (3) Manusia diciptakan olah Tuhan, tetapi
mempersoalkan segala sesuatu dengan metode siapa yang menjamin bahwa Tuhan itu
kesaksian, yaitu dimulai dengan metode memberi kemungkinan pada manusia dapat
kesaksian yang sistematik tentang sesuatu, dan mengalami sesuatu yang benar. Maka
berusaha untuk mendapatkan apa yang demikian ucapan Deacartes itu tidak sesuai
mustahil dapat disangsikan. Menurut ddengan keyakinan agama bahwa Tuhan Maha
kesangsian metodis adalah metode yang cocok Sempurna dan Maka Kuasa.
untuk mempengaruhi sistem filsafat. Karena pengetahuan melalui alat dria
Selanjutnya Descartes berusaha untuk tidak memuaskan Descartes, maka ia sampai
mencari kebenaran mutlak. Ia ingin menncari pada suatu kegelisahan. Ia mengatakan bahwa
pengetahuan, keyakinan-keyakinan yang tidak karap kali keyakinan yang suatu pada diri kita,
dapat digoyahkan lagi, dan ia juga ingin yang senangi, teryata tidak benar. Namun
mencari dasar yang kokoh tentang kebenaran, bagaimana Descartes sampai kepada kepastian
sesuatu yang menetap, dan yang pasti, itulah bahwa ia berfikir maka ia ada (corgito ergo
tujuannya. Descartes juga menemukan kreteria sum), yaitu bahwa manusia itu adalah makhluk
pngetahuan yang tidak diragukan lagi, berfikir? Mengapa hal itu dianggab muktlak
sehingga tercapai pada suatu kepastian yang di dan tidak pasti? Descartes menjawab ia
dambakannya. memperoleh kepastian itu karena hal itu
Unbtuk tercapainya suatu kepastian ia bagiannya sudah jelas dan tegas, atau tidak
mengajukan suatu test. Descartes mengatakan meragukannya lagi.
bahwa kalau saya menemukan bahwa satru Pengertian jelas dan tegas yang di
segi saja dari pengetahuan yang meragu- maksudkan Descrates adalah sebagai berikut:
ragukan saya, maka saya akan menolak saya akan menyebut sesuatu drengan tegas
pengetahuan yang didasarkan pada kalau hal itu dapat saya batasi pada hal yang
pengalaman, karena pengetahuan itu jelas itu, dan dapat dibedakannya dari hal-hal
dipandangnya tidak kokoh, tidak memenuhi yang lain. Pengetahuan itu barujelas bila telah
tiga macam kreteria yang di kemukakannya, mennjadi masalah bagi kita, dan ia akan
yaitu: (1) Apa yang disebut silap mata, yaitu menjadi tegas apabila dapat dibatasi pada hal-
sebagai manusia pasti ada keterbatasan dari hal yang jelas dari pengetahuan itu. Descartes
Timbulnya filsafat positivisme adalah sebagai gejala-gejala disebut comte sebagai. konsep-
reaksi tehadap spekulasi theologis dan konsep atau hukum-hukum dan hukum-
metafisis filsafat hegel. Aliran positivisme ini hukum itu bersifat positif. Pandangan metafisis
memberi tekanan kepada fakta, kepada bukti- dan spekulatif di pandangan oleh comte
bukti yang konkrit kepada sesuatu yang sebagai tidak positif, tapi negatif. Karena itu
diverifikasi. filsafat comte bersifat anti matematika.
Tokoh-tokohutama aliran positivisme Neo-positivisme Filsafat positifisme
ini adalah Auguste Comte (1798-1857), john telah sangat berjasa bagi pengembangan ilmu
Stuart Mill (1806-1903). Auguste Comte pengetahuan dan teknologi. Sekarang ini
berpandangan bahwa alam pikiran manusia positivisme masih hidup dalam aliran neo-
berkembang menjadi tiga tahap: (1) religius, positivisme sebagaimana yang di kembangkan
(2) metafisis, (3) positivisme. Pada tahap oleh kelompok sarjana yang tergabung dalam
relegius segala sesuatu diterangkan dari sudut Wiener Kreis atau Vienna Circle (lingkaran
pandangan adanya pengaruh dan sebab-sebab wina), atau disebut juga dengan sebutan:
yang melampaui kemampuan dan kondrat logika positivisme, logica empiricism dan
manusia. Manusia memandang sesuatu dari scientific empiricism. Pendirinya ialah Moritz
sudut keyakinan baik politheisme atau Schilick (1882-1936), dan tokoh yang lain
mototheisme. Pada taraf metafisis, segala ialah Hans Hahn (1879-1934) dan Rudolf
sesuatu diterangkan oleh manusia melalui Carnap (1891-1979).
abstrak, melalui perenungan metafesis.pada Menurut Neo-positivisme pengalaman
tingkat positivistis segala sesuatu ingin itu hendaknya dijadikan sebagai sumber satu-
diterapkan dari sudut pengetahuan yang satunya bagi pengetahuan. Karena kurang
bertolak dari hukum sebab akibat yang sudah tertib dalam perumusan bahasa, maka neo-
determinitis. Menurut Comte, ilmu positivisme menurut analisa daripada istilah-
pengetahuan termasuk ilmu masyarakat, istilah yaitu penertiban dalam penggunaan
haruslah bersemangat positivisme, artinya bahasa. Pandangan mereka erat hubungannya
dapat dialami dan dapat dibuktikan dengan dengan logika modern. Banyak
fakta-fakta berdasarkan hukum kausalitet. anggotalingkaran wina adalah orang yahudi
Comte sendiri adalah ahli sosiologi dan yang melarikan diri ke Amerika dan Inggris
dipandang sebagai bapak ilmu sosiologi sebelu Hilter menduduki Australia, sehingga
modern. kelompok ini tidak lama dalam hidupnya.
Menurut positivisme Comte, kita
harus menjahui diri dari pertanyaan yang C. PENUTUP
melampai bidang-bidang ilmu positif. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
Positivisme ingin mengetahui tentang gejala, disimpulkan bahwa aliran-aliran filsafat dan
bukan hakikat kenyataan. Hubungan antara kaitannya dengan ilmu pengetahuan ilmu
pengetahuan. Terutama aliran realisme, aliran Munasco (1998) Pengantar Filsafat Ilmu,
rasionalisme, aliran emparisme dan ailran Banda Aceh, Syiah Kuala
positivisme. University.
Aliran realisme memandang bahwa Nasir Budiman. MA. Dr.dkk ilmu Pendidikan
obyek pengetahuan berada di luar diri 1. CV Sepakat Baru, Darussalam Banda
manusia. Aliran rasionalisme memandang Aceh, 1999
bahwa akal pikiran atau rasio adalah sebagai Suriasumatri, Jujun (1991) Filsafat Ilmu.
daasar pengetahuan manusia. Aliran Sebuah pengantar populer, Jakarta,
emparisme memandang bahw pengetahuan ini Yayasan Uber, PT Gramedia.
bukanlah ada pada kita, akan tetapi ada diluar
diri kita, dan datang kepada kita melalui panca
indera. Sedangkan aliran positivisme
memandang bahwa pengetahuan ini lebih
memberi tekanan pada fakta, kepada bukti-
bukti yang konkrit ke sesuatu yang
diverifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Zainal Arifin, Perkembangan
pemikiran terhadap Agama, Jakarta:
Pustaka al-khusna, 1984
Ahnan Maftuh (1990) Filosof Manusia,
Medan, CV Bintang Pelajar
A, Sulaiman, Darwis (1987) Filsafat
Pendidikan Barat, Darussalam Banda
Aceh,Syiah Kuala University Press.
A,Qadir c. Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam
islam, Jakarta:Pustaka obor Indonesia.
2002
Dimiyati Muhammad, landasan kependidikan
suatu Pengantar Pemikiran Keilmuan
tentang kegiatan Pendidikan Jakarta:
Depdikbud, 1988.
Fuad ihsan, Drs. Dasar-Dasar kependidikan,
PT. Rineka Cipta Psuss, Semarang,
1995.