Anda di halaman 1dari 23

CABANG ILMU

PENGETAHUAN,
PERKEMBANGAN ALIRAN
FILSAFAT DAN ILMU
PENGETAHUAN

Kelompok 5, Pemasaran 1 :
1. Asep Dedy 4. Mardalena Zebua
2. Sukatno Krisbianto 5. Silvia Novianti
3. Wandi Kurniadi 6. Elly Warlina
Hubungan Antara Filsafat Dan Ilmu Pengetahuan
Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani, “philosophia” meliputi hampir seluruh
pemikiran teoritis. Tetapi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dikemudian hari,
ternyata juga kita lihat adanya kecenderungan yang lain. Filsafat Yunani Kuno yang
tadinya merupakan suatu kesatuan kemudian menjadi terpecah-pecah (Bertens,
1985, Nuchelmans, 1982).
Ilmu pengetahuan (science) terdiri atas seperangkat pengetahuan (disciplines-
produk epistemologis) yang digunakan untuk mencari, menemukan dan
meningkatkan pemahaman atas suatu masalah yang menjadi kajian dengan
menggunakan seperangkat konsep dan teori, dan dengan menggunakan
seperangkat metode ilmiah yang obyektif, metodis, sistematik dan universal.
Sebuah ilmu pengetahuan secara hakiki harus dapat menjelaskan apa yang
menjadi objek kajiannya (ontologi), bagaimana ilmu pengetahuan itu terbentuk dan
apa yang membentuk batang tubuhnya (epistemologi), apa manfaatnya bagi umat
manusia (aksiologi), serta bagaimana prosedur untuk mempelajarinya (metodologi).
Rumpun Ilmu Pengetahuan dan teknologi ini terdiri : a. rumpun ilmu
agama; b. rumpun ilmu humaniora; c. rumpun ilmu sosial; d. rumpun
ilmu alam; e. rumpun ilmu formal; dan f. rumpun ilmu terapan.
Rumpun ilmu pengetahuan dan teknologi dapat dikembangkan menjadi
pohon, cabang, atau ranting ilmu pengetahuan. Pohon ilmu
pengetahuan dan teknologi merupakan kelompok ilmu pengetahuan
dan teknologi yang berada dalam satu rumpun ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Cabang ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kelompok ilmu
pengetahuan yang berada dalam satu pohon ilmu pengetahuan.
Ranting ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kelompok ilmu
pengetahuan yang berada dalam satu cabang ilmu pengetahuan.
Rumpun ilmu pengetahuan disebarluaskan oleh Sivitas Akademika
tentunya melalui Tridharma dalam disiplin akademik.
Cabang-cabang Ilmu Pengetahuan
Cabang Ilmu Pengetahuan menurut Ahmad Tafsir (2007, 25-27) adalah sbg Berikut:
• Sain Kealaman
• Astronomi
• Fisika (Mekanika, Optik, Fisika Nuklir)
• Kimia (Organik, Teknik)
• Ilmu Bumi (Paleontologi, Ekologi, Geofisika, Geografi, Mineralogi)
• Ilmu Hayat (Biofisika, Botani, Zoologi)
• Sain Sosial
• Sosiologi (Komunikasi, Politik, Sosiologi Pendidikan)
• Antropologi (Budaya, Antropologi Ekonomi, Antropologi Politik)
• Psikologi (Psikologi Pendidikan, Psikologi Anak, Psikologi Abnormal)
• Ekonomi (Ekonomi Makro, Ekonomi Lingkungan, Ekonomi Pedesaan)
• Politik (Politik Dalam Negeri, Politik Hukum, Politik Inter nasional)
• Humaniora
• Seni (Abstrak, Grafika, Pahat, Tari, Seni Rupa)
• Hukum (Pidana, Tata Usaha Negara, Adat)
• Filsafat (Logika, Ethika, Estetika)
• Bahasa (Sastra)
• Agama
Dikemukakan oleh Van Peursen (1985), bahwa ilmu pengetahuan dapat dilihat sebagai suatu sistem yang
jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-ungkapan yang sifat benar-tidaknya dapat ditentukan.
PERKEMBANGAN ALIRAN DALAM
FILSAFAT

1. Aliran Realisme

Realisme merupakan suatu aliran dalam ilmu pengetahuan.


Menurut aliaran ini ia bahwa pengetahuan melalui wahyu, berpikir
dan pengalaman. Penganut aliran realisme religius juga
mempersoalkan obyek pengetahuan manusia. Aliran realisme
memandang bahwa obyek pengetahuan manusia terletak di luar
diri manusia, contohnya: (1) pengetahuan tentang pohon, (2)
pengetahuan tentang binatang, (3) pengetahuan tentang bumi, (4)
Pengetahuan tentang kota. Semua contoh diatas tidak hanya ada
dalam pikiran manusia yang mengamatinya
Thomas Aquina, yaitu filsafat kristen yang kemudian dikenal dengan aliran
Aliran realisme ini Thomisme, pandangan dari kedua aliran realisme ini setuju bahwa dunia materi
dibagi menjadi dua adalah nyata dan berada diluar orang yang mengamatinya. Selanjutnya
golongan: (1) penganut aliran Thomisme ini berpendapat bahwa jiwa itu penting walaupun
golongan Realisme tidak nyata seperti badan. Maka aliran ini juga berpendapat bahwa jiwa dan
Rasional. Aliran badan diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa. Aliran Thomisme juga
realisme rasional berpendapat diperoleh Realisme merupakan suatu aliran dalam ilmu
pengetahuan. Menurut aliaran ini ia bahwa pengetahuan melalui wahyu,
dibagi dua lagi (a)
berpikir dan pengalaman
realisme klasik, (b)
Penganut aliran realisme religius juga mempersoalkan obyek pengetahuan
realisme relegius.
manusia. Aliran realisme memandang bahwa obyek pengetahuan manusia
Kedua aliran ini
terletak di luar diri manusia, contohnya: (1) pengetahuan tentang pohon, (2)
(aliran realisme pengetahuan tentang binatang, (3) pengetahuan tentang bumi, (4) Pengetahuan
klasik dan aliran tentang kota. Semua contoh diatas tidak hanya ada dalam pikiran manusia
realisme relegius) yang mengamatinya, malaikan juga ada berpandangan bahwa aturan-aturan
berpangkal pada keharminisan alam semesta ini merupakan ciptaan Tuhan, maka kita harus
filsafat Aristoteles. mempelajarinya. (2) Golongan aliran realisme alam atau realisme ilmiah
berkembangnya ilmu pengetahuan alam. Aliran realisme alam ini bersifat
skeptis dan eksperimentil. Aliran ini berpandangan bahwa dunia di sekeliling
kita nyata, maka yang menjadi tugas ilmu pengetahuan adalah menyelidiki
semua isinya
Tokoh-tokoh dari aliran realisme alam antara lain

David Hume (1711-1776), John


Francis Bacon (1561-1626),
John Locke (1632-1704), 01 02
Stuart Mill(1773-1836), Alfred
North

Wihitehead (1861-1947) dan Sedangkan tokoh realisme


Bertrand Russel (1872-1970).
Semua tokoh ini berasal dari
03 04 ilmiah adalah Kulpe (1862-
1915).
Eropa pada abad 15 dan 16.
2. Aliran Rasionalisme

Rasionalisme merupakan aliran


filsafat yang memandang bahwa
akal pikiran atau resiko adalah
sebagai dasar pengetahuan
manusia. Menurut seseorang
tokoh rasionalisme yaitu Ploto
mengatakan bahwa pengetahuan
diri atas penangkapan aspek-
aspek dari dunia sekitar kita.
Menurut seseorang tokoh
rasionalisme yaitu Ploto pengetahuan alat yang indera dengan
mengatakan bahwa pengetahuan yang didasarkan atas akal.
pengetahuan diri atas Pengetahuan yang didasarkan pada akal
penangkapan aspekaspek dari
sehat disebut pengetahuan sejati. Sedangkan
dunia sekitar kita. Aspek-
aspek itu bersifat menetap pengetahuan yang didasarkan pada alat
dan telah ada pada kita, itulah inderahanya menghasilkan pengetahuan
yang disbut dengan ide bayangan atau pendapat.
Plato
Selanjutnya tokoh rasionalisme yang lain
Descartes mengatakan bahwa ia selalu
Muncul pertanyaan kalau meragu-ragukan sesuatu. Menurutnya segala
memang pengetahuan itu pengetahuan yang dimilikinya selalu
telah ada pada kita, maka
meragukannya. Dengan kesangsian terhadap
idea itu datangnya dari
kebenaran, maka Descartes memutuskan
mana? Kemudian Plato
untuk mempersoalkan segala sesuatu dengan
menjawab bahwa idea itu
metode kesaksian, yaitu dimulai dengan
sudah dibawa sejak lahir,
Descrates metode kesaksian yang sistematik tentang
yang disebut dengan Doktrin
Innate Idea sesuatu, dan berusaha untuk mendapatkan
apa yang mustahil dapat disangsikan. Menurut
kesangsian metodis adalah metode yang
cocok untuk mempengaruhi sistem filsafat.
Selanjutnya Descartes berusaha untuk mencari kebenaran
mutlak. Ia ingin menncari pengetahuan, keyakinan-
keyakinan yang tidak dapat digoyahkan lagi, dan ia juga
ingin mencari dasar yang kokoh tentang kebenaran, sesuatu
yang menetap, dan yang pasti, Untuk tercapainya suatu
kepastian ia mengajukan test. Descartes mengatakan bahwa
kalau saya menemukan bahwa satru segi saja dari
pengetahuan yang meragukan saya, maka saya akan
menolak pengetahuan alat indera dimilikinya (2) berkhayal
atau bermimpi, yaitu bahwa manusia dapat tidak sadar dan
bermimpi.. (3) Manusia diciptakan olah Tuhan, tetapi siapa
yang menjamin bahwa Tuhan itu memberi kemungkinan
pada manusia dapat mengalami sesuatu yang benar.
Ucapan Deacartes itu tidak sesuai ddengan keyakinan
agama bahwa Tuhan Maha Sempurna dan Maka Kuasa.
Karena pengetahuan melalui alat idria tidak memuaskan Descartes, maka ia sampai pada
suatu kegelisahan. Ia mengatakan bahwa karap kali keyakinan yang suatu pada diri kita,
yang senangi, teryata tidak benar. Namun bagaimana Descartes sampai kepada kepastian
bahwa “ ia berfikir maka ia ada “ (corgito ergo yang pengalaman, karena didasarkan
pengetahuan pada itu dipandangnya tidak kokoh, tidak memenuhi tiga macam kreteria yang
di kemukakannya, yaitu: (1) Apa yang disebut silap mata, yaitu sebagai manusia pasti ada
keterbatasan dari sum), yaitu bahwa manusia itu adalah makhluk berfikir? Mengapa hal itu
dianggab muktlak dan tidak pasti? Descartes menjawab ia memperoleh kepastian itu karena
hal itu bagiannya sudah jelas dan tegas, atau tidak meragukannya lagi. Pengertian jelas dan
tegas yang di maksudkan Descrates adalah sebagai berikut: saya akan menyebut sesuatu
drengan tegas kalau hal itu dapat saya batasi pada hal yang jelas itu, dan dapat
dibedakannya dari hal-hal yang lain. Pengetahuan itu barujelas bila telah mennjadi masalah
bagi kita, dan ia akan menjadi tegas apabila dapat dibatasi pada halhal yang jelas dari
pengetahuan itu.
Menghubungkan konsep jelas dan
tegas itu dengan pengalaman.
Menurutnya ada dua jenis pengalaman,
yang keduanya sudah jelas dan tegas
yaitu: (1) pengalaman yang di
perolehdengan alat dria. Misalnya, kita
lihat sesuatu, demikian kita jelaskan
tentang. (2) selain itu ada pengalaman
yang di peroleh dengan berpikir. Saya
memikirkan sesuatu dan ini juga sudah
jelas. Menurut Descartes, pengalaman
berdasarkan akal adalah berbeda hakiki,
dan ini sudah tegas. Jadi ada dua
pokok pikiran yang penting: “jelas dan
“tegas”. Sebelum descartes harus
diakui bahwa belum ada orang yang
merumuskan sesuatu itu dengan jelas
dan tegas.
ADD YOUR TITLE HERE

3. Aliran Emperisme merupakan suatu aliran dalam filsafat yang


Empirisme tertuju pada keduniaan, yang menentang sikap mentingkan
dogma agama yang kaku.
Menurut John Locke mengarang buku yang terpenting yaitu
ADD YOUR TITLE HERE “Essay Concerning Human Understanding” berpendapat bahwa
pengetahuan itu bukanlah telah ada pada kita, tetapi ada
diluar diri kita dan datang kepada kita melalui alat indra. (
(1) John
George Berkeley. Dalam buku karangan George Berkeley yang
Locke terkenal adalah a treatise Concerning the Principles of
Understanding dan Three Dialogues between Hylas and
Philonous. Beliau menganut paham emperisme dan menolak
baik realisme maupun materialisme. Menurut George Berkeley
(2) sesuatu ada karena diamati. Kalau tidak di amati maka tidak
George ada (“Ess est Persipi”). Pendirian Berkeley itu dapat pula
disebut idealisme
Berkeley David Hume. Karya filsafatnya yang paling terkenal adalah A treatise
on Human Nature, Philosophical Essays Concerning Human
Understanding dan An Inguiry Concerning the Phriciples of Morals.
David hume adalah penganut Sketisisme dan 3. Aliran Empirisme
(3) David sesorang Agnostik. Skeptisisme adalah sikap menangguhkan
pertimabngan tentang sesuatu sampai analisa kritik tentangnya
Hume menjadi sempurna dan segala bukti yang mungkin sudah diperoleh.
Agnostik adalah orang yang berpendirian bahwa adanya Tuhan itu
tidak dapat di buktikan dan tidak dapat dibohongkan.
4. Aliran Positivisme
Positivisme merupakan
aliran yang berorientasi
pada ilmnu pengetahuan
alam.
Timbulnya filsafat
positivisme adalah sebagai
reaksi tehadap spekulasi
theologis dan metafisis
filsafat hegel. Aliran Tokoh-tokohutama aliran positivisme ini
positivisme ini memberi adalah Auguste Comte (1798-1857), john
tekanan kepada fakta, Stuart Mill (1806-1903).
kepada buktibukti yang
konkrit kepada sesuatu
yang diverifikasi.
Religius
Pada tahap relegius segala sesuatu diterangkan
dari sudut pandangan adanya pengaruh dan
sebab-sebab yang melampaui kemampuan dan
kondrat manusia. Manusia memandang sesuatu

01 dari sudut keyakinan baik politheisme atau


mototheisme
Auguste Comte
Metafisis
berpandangan
Pada taraf metafisis, segala sesuatu
bahwa alam diterangkan oleh manusia melalui
+ pikiran manusia 02 abstrak, melalui perenungan metafesis
berkembang
menjadi tiga
tahap: Positifisme
03 Pada tingkat positivistis segala sesuatu
ingin diterapkan dari sudut pengetahuan
yang bertolak dari hukum sebab akibat
yang sudah determiniti
Menurut gejala-gejala disebut comte sebagai.
“ konsepkonsep” atau “hukum-hukum” dan
hukumhukum itu bersifat positif. Pandangan metafisis dan
spekulatif di pandangan oleh comte sebagai tidak positif,
tapi negatif. Karena itu filsafat comte bersifat anti
matematika. Neo-positivisme Filsafat positifisme telah Hubungan antara gejala-gejala disebut comte sebagai.
sangat berjasa bagi pengembangan ilmu pengetahuan “ konsepkonsep” atau “hukum-hukum” dan hukumhukum
dan teknologi. Sekarang ini positivisme masih hidup itu bersifat positif. Pandangan metafisis dan spekulatif di
dalam aliran neopositivisme sebagaimana yang di pandangan oleh comte sebagai tidak positif, tapi negatif.
kembangkan oleh kelompok sarjana yang tergabung Karena itu filsafat comte bersifat anti matematika.
dalam Wiener Kreis atau Vienna Circle (lingkaran wina),
atau disebut juga dengan sebutan: Comte, ilmu
pengetahuan termasuk ilmu masyarakat, haruslah
bersemangat positivisme, artinya dapat dialami dan
dapat dibuktikan dengan fakta-fakta berdasarkan hukum
kausalitet. Comte sendiri adalah ahli sosiologi dan
dipandang sebagai bapak ilmu sosiologi modern.
Menurut positivisme Comte, kita harus menjahui diri dari
pertanyaan yang melampai bidang-bidang ilmu positif.
Positivisme ingin mengetahui tentang gejala, bukan hakikat
kenyataan.
Neo-positivisme
Filsafat positifisme telah sangat berjasa bagi Menurut Neo-positivisme pengalaman itu
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. hendaknya dijadikan sebagai sumber
Sekarang ini positivisme masih hidup dalam aliran satusatunya bagi pengetahuan. Karena
eopositivisme sebagaimana yang di kembangkan oleh kurang tertib dalam perumusan bahasa,
elompok sarjana yang tergabung dalam Wiener Kreis maka neopositivisme menurut analisa
atau Vienna Circle (lingkaran wina), atau disebut juga
daripada istilahistilah yaitu penertiban
dengan sebutan: Comte, ilmu pengetahuan termasuk
dalam penggunaan bahasa.
ilmu masyarakat, haruslah bersemangat positivisme,
artinya dapat dialami dan dapat dibuktikan dengan
fakta-fakta berdasarkan hukum kausalitet. Comte
sendiri adalah ahli sosiologi dan dipandang sebagai Pandangan mereka erat hubungannya
bapak ilmu sosiologi modern. Menurut positivisme dengan logika modern. Banyak
omte, kita harus menjahui diri dari pertanyaan yang anggota”lingkaran wina” adalah orang
melampai bidang-bidang ilmu positif. Positivisme ingin yahudi yang melarikan diri ke Amerika
mengetahui tentang gejala, bukan hakikat kenyataan. dan Inggris sebelu Hilter menduduki
ubungan antara logika positivisme, logica empiricism Australia, sehingga kelompok ini tidak
dan scientific empiricism. Pendirinya ialah Moritz
lama dalam hidupnya.
Schilick (1882-1936), dan tokoh yang lain ialah Hans
Hahn (1879-1934) dan Rudolf Carnap (1891-1979).
Cabang-cabang Filsafat
• 1. Epistemologi: Adalah teori pengetahuan yang membicarakan tentang sumber-sumber,
karakteristik, dan kebenaran pengetahuan. Epistemologi itu berpusat pada yang ada.

2. Logika: berarti ilmu yang berpikir luas dan membahas mengenai ilmu pengetahuan
tentang penarikan kesimpulan mengenai suatu hal. Dan merupakan bagian dari bidang
pengetahuan yang mempelajari aturan dan penalaran yang benar.

3. Kritik ilmu-ilmu: adalah teori yang dapat membagi beberapa ilmu-ilmu didalamnya.
Contohnya: fisika, kimia.
• 4. Metafisika Umum: membicarakan karakteristik persoalan diluar pengalaman manusia
dan membicarakan yang ada. Metafisika dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Wujud ada mutlak
artinya membicarakan tentang Tuhan, sedangkan 2. Wujud ada relatif artinya
membicarakan manusia dan alam diluar manusia. Contohnya: kehidupan setelah mati.

• 5. Teologi Metafisik: membicarakan adanya Tuhan atau disebut Filsafat ketuhanan.


6. Antropologi: adalah ilmu yang membahas tentang manusia, seperti apakah
manusia? Bagaimana hubungan manusia dengan alam?
7. Kosmologi: adalah ilmu yang membahas pengetahuan filosofis tentang
keteraturan alam.

8. Etika: mempelajari tentang tingkah laku baik dan buruk nya manusia. Dibagi
menjadi 2 yaitu: 1. Deskriptif, menjelaskan bagian dasar dari tingkah laku atau etika
manusia, 2. Normatif, menjelaskan sampai kedalam-dalam nya tentang etika
manusia.

9. Estetika: mempelajari tentang hakekat keindahan di dalam senin. Dibagi menjadi


2 yaitu: 1. Objektif, bentuk pengamatan pada benda, 2. Subjektif, melihat pada diri
sendiri.

10. Sejarah Filsafat: adalah laporan suatu peristiwa yang berkaitan dengan
pemikiran Filsafat. Jadi, sejarah Filsafat itu erat hubungannya dengan teori-teori
yang ada pada Filsafat.
C. PENUTUP
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
aliran-aliran filsafat dan kaitannya dengan ilmu pengetahuan .
Terutama aliran realisme, aliran rasionalisme, aliran
emparisme dan ailran positivisme. Aliran realisme memandang
bahwa obyek pengetahuan berada di luar diri manusia. Aliran
rasionalisme memandang bahwa akal pikiran atau rasio adalah
sebagai dasar pengetahuan manusia. Aliran emparisme
memandang bahwa pengetahuan ini bukanlah ada pada kita,
akan tetapi ada diluar diri kita, dan datang kepada kita
melalui panca indera. Sedangkan aliran positivisme memandang
bahwa pengetahuan ini lebih memberi tekanan pada fakta,
kepada bukti-bukti yang konkrit ke sesuatu yang diverifikasi.
Arifin, Perkembangan pemikiran terhadap
Agama, Jakarta: Pustaka al-khusna, 1984
Munasco (1998)
ftuh (1990) Filosof Manusia, Medan, CV Pengantar Filsafat Ilmu,
Bintang Pelajar A, Banda Aceh, Syiah Kuala
University.
8) Pengantar Filsafat Ilmu, Banda Aceh,
Syiah Kuala University.
Nasir Budiman. MA.
Dr.dkk ilmu Pendidikan 1.
man. MA. Dr.dkk ilmu Pendidikan 1. CV
CV Sepakat Baru,
at Baru, Darussalam Banda Aceh, 1999.
Darussalam Banda Aceh,
1999
matri, Jujun (1991) Filsafat Ilmu. Sebuah
er, Jakarta, Yayasan Uber, PT Gramedia.
DAFTAR
Darwis (1987) Filsafat Pendidikan Barat,
anda Aceh,Syiah Kuala University Press. PUSTAKA Suriasumatri, Jujun
Filsafat Ilmu Pengetahuan dalam islam,
(1991) Filsafat Ilmu.
Jakarta:Pustaka obor Indonesia. 2002 Sebuah pengantar
populer, Jakarta,
uhammad, landasan kependidikan suatu
Yayasan Uber, PT
ar Pemikiran Keilmuan tentang kegiatan Gramedia.
Pendidikan Jakarta: Depdikbud, 1988.

. Dasar-Dasar kependidikan, PT. Rineka


Cipta Psuss, Semarang, 1995.

Anda mungkin juga menyukai