c. Kritik terhadap realisme naif, yang menganggap bahwa pernyataan kita sebagai
sesuatu penjelasan realitas sesungguhnya.
e. Perlunya seorang ilmuwan bebas atau merdeka dari bayangan dan ilusi-ilusi.
Lalu memberikan pencerahan dan membantu masyarakat keluar dari berbagai
dogmatisme, ketertutupan dan ketidakberesan.
Dapat disimpulkan bahwa dari pemikiran
Plato menurutnya akal budi memiliki
kedudukan tertinggi, sementara hasrat secara
serampangan cenderung menuntut
pemenuhan keinginannya, sedangkan jiwa
memiliki dimensi irasional, karena itu perlu
bimbingan dan pengawasan akal budi.
RASIONALISME MODERN
• Rene Descartes
Rene Descartes adalah merupakan tokoh yang disebut terlebih
dahulu. Descartes dilahirkan pada tanggal 31 Maret 1596 di
sebuah bandar kecil La Haye, di Touraine, Prancis.
Descartes mempelajari ilmu filsafat, yang meliputi asas yang
kukuh mengenai logik deduktif dan etika Aristotle, teori
saintifik Aristotle, dan metafisik Aristotle dan Thomas Aquinas
sebagaimana yang ditafsirkan oleh ahli-ahli teologi yang
mengakibatkan Descartes jatuh cinta dengan filsafat dan
mengandaikan bahwa hidup tanpa berfilsafat adalah seperti
hidup dengan mata yang tertutup (to live without philosophizing is
to live with closed eyes).
Ia meninggal pada tahun 1650 karena komplikasi penyakit yang
dialaminya akibat memberikan pelajaran filsafat kepada Ratu
Kristina dari Swedia pada jam enam pagi setiap hari.
Rene Descartes berusaha
mengembangkan metode filsafat yang
menjamin pengetahuan yang pasti
secara mutlak tentang dunia. Ia
menyatakan bahwa cogito ergo sum (“aku
berpikir, maka aku ada”).
Rasionalismenya memberikan pengaruh
yang sangat besar pada perkembangan
filsafat modern selanjutnya. Ia seorang
matematikawan yang mengembangkan
geometri analitis. Karya
utamanya : meditation on First Philosophy,
Discourse on Method, Principle of
Philosophy.
Descartes mengawali filsafat modern dengan menapaki
masalah epistemologi dengan mencoba menemukan
fondasi bagi kebenaran ilmu pengetahuan yang absolut
dan pasti.
Frans M. Suseno mengemukakan pemikiran filsafat
Descartes sebagai berikut.
“Descartes mengemukakan kesangsian metodis,
karena ia tidak puas dengan filsafat-filsafat pada
zamannya. Filsafat itu terlalu tergantung pada dalil-dalil
filsuf-filsuf zaman dahulu, seperti Aristoteles. Filsafat
sebagai ilmu tidak boleh bertolak dari pengandaian
apapun. Apa yang diajarkannya harus langkah demi
langkah dipertanggungjawabkan. Filsafat harus
menyangsikan segala-galanya. Tidak boleh ada sesuatu
apa pun yang begitu saja diterima. Dalam kesangsian itu
akan kelihatan apa yang dapat bertahan dan yang tidak.”
Cogito Ergo Sum adalah sebuah metode yang
menjunjung tinggi suatu keraguan untuk
mengungkapkan suatu kebenaran. Segala
sesuatu haruslah diragukan agar memperoleh
kebenaran. Namun, satu hal yang tidak
dapat dia ragukan adalah rasa ragu itu
sendiri. Inilah yang menjadi basis filsafat
Descartes, yaitu saya ragu maka saya berpikir
dan saya berpikir adalah ada.
Metode keraguan Descartes bertolak
dari kenyataan di mana manusia kerap
tertipu oleh pengamatan
(pengalaman). Ia terus meragukan
segala hal secara sistematis, sehingga
sesuatu yang salah akan tampak
sebagai kebenaran. Baginya, eksistensi
yang berpikir (thinking being)
merupakan fondasi yang mutlak bagi
semua pengetahuan.
Selain Cogito Ergo Sum, karya terkenal yang lain dari Descartes
adalah Discourse de la Methode dan Meditationes de prima
philosophia. Ia membedakan tiga ide dalam diri manusia,
yakni :
- Innate ideas adalah ide atau pemikiran bawaan sejak
manusia tersebut dilahirkan.
- Adventitious idea adalah ide yang berasal dari luar diri
manusia
- Factitious idea adalah ide yang dilahirkan oleh pikiran itu
sendiri.
Dengan metode Descartes itulah akhirnya memunculkan
kembali bahwa segala sesuatu haruslah dipecahkan dengan
rasio. Jadi dapat dikatakan bahwa proses memperoleh
pengetahuan atau ilmu secara sistematis dan lebih khusus
dalam ranah filsafat haruslah dilakukan lebih dulu dengan
metode keraguan untuk memilah-milah.
• Baruch Spinoza
Spinoza (1632-1677) dilahirkan dari keluarga Yahudi. Ia melarikan diri
dari Spanyol dan tinggal di Amsterdam, dan kemudian dipaksa
meninggalkan Amsterdam sebagaiakibat pemikiran bebasnya.
Sinagognya pun mengucilkannya, bahkan ada usahauntuk
membunuhnya. Ketidaksenangan atas pemikiran Spinoza juga
meuncul darikaum Kristen ortodoks karena pemikirannya dianggap
dan dikategorikan ateis. Iaseorang yang jujur, sopan, pemikir bebas
dan menolak pembatasan, termasukmenolak jabatan di Universitas
Heidelberg, dengan alasan jabatan itu sebagai posisi resmi. Spinoza
menulis tentang etika dan berusaha untuk menyusun satu
geometrifilsafat. Etikanya mencoba untuk menjelaskan secara
matematis bagaimana menjalanihidup yang baik dan bermoral, dan
menerima konsep ide yang terpilah sebagaisesuatu yang benar. Sistem
filsafatnya tersusun berdasarkan definisi dan aksioma-aksioma.
Sistemnya menjelaskan kenyataan dalam dunia yang secara
ketatditentukan tata dan hubungan ide-ide, sama dengan tata dan
hubungan benda-benda.
Ia menolak dualisme Descartes (yang mengemukakan bahwa
substansi ‘tubuh dan jiwa’ merupakan dua substansi yang berbeda)
.
Sebagai seorang rasionalis, Spinoza tidak
menempatkan hasil pengamatan indrawi sebagai
pengetahuan yang sempurna (sejati). Ia
membedakan tiga tarafpengetahuan, yaitu: (1) taraf
pengetahuan indrawi atau imajinasi, (2) taraf
refleksi yangberkaitan dengan prinsip-prinsip, dan
(3) taraf intuisi. Pengetahuan sejati hanya
yangberkaitan dengan intuisi dan refleksi. Spinoza
bukan Cuma dikenal sebagai filsuf, akantetapi juga
sebagai seorang psikolog. Ia mengemukakan cara
mendapatkan pemahaman intelektual, imajinasi,
intelek, dan intuisi
Bagi Spinoza hanya ada satu substansi, yaitu Tuhan.
Dan satu substansi ini meliputi baik dunia maupun
manusia. Itulah sebabnya pendirian Spinoza disebut
penteisme yang rasional, Tuhan disamakan dengan
segala sesuatu yang ada. Spinoza juga beranggapan
bahwa satu substansi itu mempunyai ciri-ciri yang tak
terhingga jumlahnya. Namun demkikian kita hanya
mengenal dua ciri saja, pemikiran dan keluasan. Pada
manusialah kedua ciri tersebut terdapat bersama-sama
pemikiran (jiwa) dan serentak juga keluasan tubuh.
Seperti Descartes, dia mulai dengan ide-ide yang jelas
dan nyata, gagasan-gagasan yang dipikirkannya
terbukti benar dengan sendirinya. Ide dasar berkenaan
dengan subtansi yang didefinisikannya sebagai “yang
berada oleh dirinya sendiri dan dimengerti oleh dirinya
sendiri; yakni sesuatu dimana konsep untuk
formasinya tidak memerlukan hal lain.
Apa yang coba Spinoza buktikan adalah hanya
ada satu subtansi, dan subtansi ini dapat
dipandang sebagai Allah atau alam. Sebab apa
saja yang ada, berada di dalam Allah, dan tanpa
Allah tidak ada sesuatupun dipahami atau dapat
dipahami. Spinoza juga segera memberikan
suatu argumen yang lain yakni Allah tidak
berada di luar alam melainkan di dalam alam.
Allah adalah penyebab yang selalu ada dan
bukan penyebab sementara segala sesuatu. Baik
kita berbicara tentang Allah atau alam,
sebenarnya kita sedang berbicara tentang hal
yang sama. Perbedaannya berada pada satu
tekanan. Berbicara tentang Allah menaruh
perhatian pada penyebab ; berbicara tentang
alam pada hasil akhir.
• George Wilhelm Friedrich Hegel
Hegel (1770-1831) dilahirkan di Stuttgart, jerman bagian selatan. Ia adalah
anakpertama dari tiga bersaudara dari keluarga kelas menengah. Keluarganya
sebenarnyaberasal dari Austria namun seperti kaum protestan lainnya pada abad
ke-16, merekamelarikan diri dari kaum katolik Austria dan akhirnya menetap di
satu wilayah Lutherandi Jerman. Ia belajar filsafat dan teologi di Tuebingen
(1788-1793). Ia tinggal seasrama dengan Hoelderlin dan Schelling. Hoelderlin
kemudian terkenal sebgai penyair besar Jerman sementara Schelling menjadi
seorang filsuf terkenal seperti Hegel.Pada tahun 1801-1807 Hegel pergi ke Jena
dan mulai mengajar filsafat diUniversitas Jena tanpa gaji dan hanya dibayar oleh
mahasiswa yang mengikutikuliahnya. Hegel menjadi profesor pada tahun 1805.
Sewaktu kota Jena disusuki Nepoleon pada tahun 1806, Hegel lari ke Nurenberg
dimana ia menjadi rektorgymnasium, menjadi editor sebuah surat kabar di
Hamburg (1806-1816), dan menjadi profesor filsafat di Heidelberg dan kemudian
di Universitas Berlin. Di Universitas Berlin, Hegel sangat terkenal, mahasiswa
datang dari mana-mana untuk mendengar kuliahnya. Hegel meninggal dunia di
Berlin pada tahun 1831.
Hegel selalu berbicara tentang : yang absolut,
ide, yang satu, roh-dunia (selalu dalam huruf
besar). Ini merujuk pada tuhan, walaupun
bukan tuhan seperti pandangan pendeta
(agamawan) umumnya. Roh absolut adalah
yang menyelimuti, mengatur, dan
membimbing seluruh realitas. Dengan
penalaran, kita tidak perlu menyelidiki yang
absolut itu; kita adalah bagian darinya, dan
merupakan ekspresi dari-Nya.
Antara pandangan idealism (ontology) dengan pandangan rasionalisme
(epistemology), yaitu sama-sama meyakini bahwa idea adalah realitas
yang sungguh ada. Karena itu, posisi kaum Rasionalis dan Idealis sama-
sama tertuju pada yang metafisis (supernatural, adikodrati), bukan yang
empiris (hal yang berhubungan dengan pengalaman).
Jadi, system ide-ide atau gagasan lebih mendahului data/persepsi
indrawi.
Kaum Rasionalisme (Plato, Descartes, Hegel) menjadikan rasio sebagai
dasar (fundasi) yang terpercaya bagi ilmu pengetahuan. Ilmuwan
dianggap dapat menjelaskan realita (ontology) secara pasti dengan cara
melakukan penalaran sesuai dengan hokum-hukum logika (deduktif).
Jika seseorang dapat menyusun pemikiran secara sistematis dan logis,
maka pemikiran seperti itu merupakan penghadiran (representasi)
realitas/objek sebagaimana adanya.
Dasar atau asumsi pemikirannya adalah realitas itu tertata secara rasional
dan harmonis.
Hegel dengan jelas mengemukakan bahwa : semua yang rasional itu real,
dan yang real itu rasional. Karena itu ilmu pengetahuan yang dihasilkan
secara rasional pun pasti sesuai dengan realitas (obyektif).