Anda di halaman 1dari 7

SISTEM RELIGI

A. Unsur-Unsur Dasar Religi


Koendjadiningrat (2002) sub-unsur pokok yang diajukan oleh E. Durkheim,
dalam antropologi religi yang dibagi ke dalam unsur-unsur , Untuk mendeskripsi
religi diribuan kebudayaan di dunia, dan khususnya di antara suku-suku bangsa di
Indonesia yang jumlahnya melebihi 600 suku bangsa:
1. Emosi keagamaan (getaran jiwa) yang menyebabkan bahwa manusia
didorong untuk berperilaku keagamaan;
2. Sistem kepercayaan atau bayangan-bayangan manusia tentang bentuk
dunia, alam, alam gaib, hidup, maut, dan sebagainya.
3. sistem ritus dan upacara keagamaan yang bertujuan mencari hubungan
dengan dunia gaib berdasarkan sistem kepercayaan tersebut dalam
4. kelompok keagamaan atau kesatuan-kesatuan sosial yang mengkonsepsikan
dan mengaktifkan religi berikut sistem upacara-upacara keagamaannya.
5. Alat-alat fisik yang digunakan dalam ritus dan upacara keagamaan.

Studi mengenai ke-5 agama yang diakui di Indonesia adalah tugas para
ahli ilmu agama. Antropologi bertugas menganalisa sistem-sistem religi,
termasuk Agami Jawi dan lebih dari 600 religi suku-suku bangsa yang ada di
Indonesia, maupun semua unsur religi dan kepercayaan yang ada dalam ke-5
agama yang diakui.

B. Kedelapan Wujud dari Agama dan Realigi


Ke-8 wujud dari agama dan religi yang secara umum disebutkan dalam
berbagai tulisan ilmiah adalah:
1. Fetishium, yaitu bentuk religi yang didasarkan pada kepercayaan akan adanya
jiwa dan benda-benda tertentu dan terdiri dari berbagai kegiatan keagamaan
yang dilakukan untuk memuja benda-benda “berjiwa” itu.

1
2. Animism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan bahwa alam
sekeliling tempat tinggal manusia dihuni oleh berbagai macam ruh, dan terdiri
dari berbagai kegiatan keagamaan guna memuja ruh-ruh tadi.
3. Animatism, yang tidak merupakan suatu bentuk religi, melainkan suatu sistem
kepercayaan bahwa benda-benda serta tumbuh-tumbuhan memiliki jiwa dan
dapat berpikir seperti manusia.
4. Prae-animism (kadang-kadang juga disebut dynamism), yaitu bentuk religi
berdasarkan kepercayaan pada kekuatan sakti yang ada dalam segala hal yang
luar biasa, dan terdiri dari kegiatan-kegiatan keagamaan yang berpedoman
pada kepercayaan tersebut
5. Totemism, yaitu bentuk religi dari masyarakat yang terdiri dari kelompok-
kelompok kekerabatan unilineal. Bentuk religi ini didasarkan pada
kepercayaan bahwa kelompok-kelompok unilineal ini masing-masing berasal
dari para dewa dan leluhur yang masih terikat tali kekerabatan, dan terdiri dari
kegiatan-kegiatan keagamaan untuk memuja mereka serta untuk mempererat
kesatuan dalam kelompok unilineal masingmasing, yang masing-masing juga
memiliki lambangnya (totem) sendiri berupa suatu jenis hewan, tumbuh-
tumbuhan, gejala alam. atau benda yang melambangkan dewa-leluhur
kelompoknya
6. Polytheism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan akan adanya
suatu hierarki dewa-dewa, dan terdiri dari upacara-upacara untuk memuja
para dewa tadi
7. Monotheism, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan pada satu dewa,
yaitu Tuhan, dan lzegiatan-kegiatan upacaranya bertujuan untuk memuja
Tuhan tersebut;
8. Mystic, yaitu bentuk religi yang didasarkan kepercayaan kepada satu Tuhan
yang dianggap menguasai seluruh alam semesta, dan terdiri dari upacara-
upacara yang bertujuan mencapai kesatuan dengan Tuhan tersebut.
Dalam banyak agama manusia berupaya untuk dapat mendekatkan
dirimya pada Tuhan (pantheism). Tetapi ada konsep bahwa manusia menjadi

2
satu dengan Tuhan, berdasarkan nalar bahwa segala hal di dunia (termasuk
manusia dan lingkungannya) adalah bagian dari Tuhan (monism).
C. Ilmu Gaib
Sistem Pengetahuan, Ilmu Pengetahuan, Dan Ilmu Gaib. Semua
kebudayaan, temasuk kebudayaan masyarakat-masyarakat yang belum pernah
dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan modern, pada hakikatnya memiliki suatu
sistem pengetahuan. Dan setiap kebudayaan tentu memiliki suatu kompleks
pengetahuan mengenai alam, tumbuh-tumbuhan. hewan, benda-benda, dan mama
manusia yang hidup di sekitamya, yang diperoleh dari hasil observasi serta
pengalamannya. yang diabstraksikan oleh akalnya menjadi konsep konsep, teori-
teori, dan pendirian-pendirian.
Metode-metode untuk mengabstraksikan observasi-observasi serta
pengalaman-pengalaman itu tentu berbeda dalam setiap kebudayaan. Karena
metodologi itulah yang menyebabkan adanya suatu sistem dalam kompleks
pengetahuan yang dimiliki seseorang warga kebudayaan, maka boleh dikatakan
bahwa setiap kebudayaan memiliki sistem-sistem pengetahuan yang berbeda-beda
pula.Dipandang dari sudut itu, maka sistem pengetahuan yang telah berkembang
dalam kebudayaan Yunani Klasik sekitar abad ke-6 dan abad ke-5 sebelum
Masehi, yang kemudian dikembangkan di Eropa Barat sejak kira-kira abad ke-15,
juga merupakan satu sistem saja di samping beribu sistem lain yang dimiliki
bangsa-bangsa di dunia ini. Bedanya adalah bahwa sistem pengetahuan yang
dikembangkan di Eropa Barat itu terbukti mencapai sukses yang sangat besar,
sehingga walaupun sampai saat ini baru sekelumit saja, ilmu pengetahuan mulai
dapat menguak rahasia-rahasia alam.
Lapangan-lapangan pengetahuan yang secara universal dapat menjadi
obyek sistem pengetahuan dari kebudayaan-kebudayaan di dunia adalah
pengetahuan mengenai (l) alam semesta, (2) alam flora,(3) alam fauna,(4) zat-zat
dan benda-benda yang terdapat di sekitar tempat tinggalnya, (5) tubuh manusia,
(6) sifat dan perilaku sesama manusia. dan (7) ruang dan waktu.

3
Pengetahum mengenai alam, yaitu mengenai asal-mula terjadinya
(penciptaan) alam. bagaimana gerhana terjadi, dan sebagainya seringkali
mendekati religi, dan berbentuk dongeng-dongeng suci. Dongeng-dongeng
mengenai penciptaan alam dalam ilmu-ilmu sastra disebut “kosmogoni” dan
seluruh himpunan dongeng-dongeng suci disebut “mitologi”.
Sistem pengetahuan dalam semua kebudayaan tentu mempunyai batas
kemampuan, sehingga dalam setiap kebudayaan sistem pengetahuannya tidak
sama luasnya. Ilmu pengetahuan modem yang tampak begitu canggih. seringkali
terbatas pula, karena masih banyak rahasia alam yang belum dapat dikuasainya.
Kalau manusia dalam hidupnya tak dapat memperoleh apa yang diinginkannya,
karena ia telah sampai pada batas kemampuan sistem pengetahuan atau ilmu
pengetahuannya. ia seringkali akan berupaya untuk mencapai kehendaknya
dengan jalan lain, yaitu melalui religi atau agama, dengan memanjatkan doa
kepada mh, dewa, atau kepada Tuhan. Tetapi manusia juga seringkali akan
berpaling ke ilmu gaib. Tidak hanya di Indonesia, tetapi bahkan di seluruh dunia,
orang terpelajar yang menderita penyakit yang tak berhasil disembuhkan berbagai
orang dokter. banyak yang akhirnya meminta bantuan dukun untuk
menyembuhkannya.
Dasar-Dasar Ilmu Gaib. llmu gaib, yang dalam bahasa Inggris disebut
magic, adalah teknik-teknik atau kompleks cara-cara yang digunakan manusia
untuk mempengaruhi alam sekitarnya, agar alam sekitarnya menurut pada
kehendak manusia. Karena berbagai teknik ilmu gaib itu berkenaan dengan alam
sekitarnya, yang berada di luar batas akal dan sistem pengetahuannya, maka
dasar-dasamya bukan konsep-konsep, teori-teori, dan pendirian-pendirian yang
telah diabstraksikan dari pengalaman dan observasi yang nyata. Dengan demikian
dasar dari ilmu gaib adalah: (1) kepercayaan pada kekuatan sakti; dan (2)
hubungan antara sebab dan akibat, berdasarkan asosiasi.
Dalam bagian mengenai “kekuatan sakti” di' atas, telah ada uraian yang
cukup luas. Asosiasi adalah bayangan yang ada di dalam pikiran, yang
memunculkan bayangan-bayangan baru, sehingga terjadi serangkaian bayangan.

4
Hubungan-hubungan yang mengakibatkan suatu asosiasi adalah misalnya
persamaan waktu, wujud, totalitas maupun suatu bagiannya saja, dan persamaan
bunyi.
Perbuatan-perbuatan dan upacara-upacara ilmu gaib yang dilakukan
dengan teknik-teknik yang didasarkan pada kepercayaan pada kekuatan sakti,
adalah misalnya membasmi penyakit dengan jimat, karena jimat dipercaya
memiliki kekuatan sakti yang dapat mengusir penyakit tersebut. Perbuatan-
perbuatan ilmu gaib yang tekniknya didasarkan pada anggapan bahwa hal-hal
yang dapat dirangkaikan karena adanya hubungan asosiasi, dapat juga
mempunyai hubungan sebab-akibat, seperti penggunaan katak dalam upacara-
upacara untuk mengundang hujan, menusuk-nusuk gambar memang dengan
tujuan untuk membunuhnya, memberikan ikan belanak kepada pengantin baru,
dengan maksud agar pengantin baru itu kelak dikarunia banyak anak. dan
sebagainya.
Dasar-dasar tersebut di atas merupakan teori dari ilmu gaib. Tetapi kecuali
satu teori, berbagai teknik ilmu gaib selalu menggunakan mantra-mantra untuk
menyatakan tujuan yang ingin dicapai, yang diikuti dengan kata-kata dan suara-
suara yang seringkali tidak mengandung arti, tetapi dianggap dapat menguatkan
mantra-mantra karena mengandung kesaktian (tetapi juga kekuatan untuk
mengutuk).
Syarat-syarat yang penting agar suatu perbuatan ilmu gaib dapat berhasil
adalah semangat, kesungguhan, dan konsentrasi dari pelakunya. Suatu upacara
ilmu gaib itu juga harus dilakukan dengan sempurna. dengan mengikuti semua
aturannya dengan teliti. Karena itu, suatu perbuatan ilmu gaib tidak sama dengan
religi, karena kegiatan-kegiatan dalam religi tidak diisi dan didorong oleh suatu
ketekunan untuk mencapai tujuan. Perbuatan magic yang dilakukan tanpa
konsentrasi dan kesungguhan, tidak akan mencapai sasarannya, dan akan
menghilangkan dampak yang ingin dicapai dalam suatu upacara.
J. Frazer adalah ahli yang telah menganalisa gejala ilmu gaib dalarn
beratus-ratus kebudayaan di berbagai tempat di muka bumi. Dari penelitiannya

5
menghasilkan suatu karya raksasa yang sangat terkenal yaitu The Golden Bough
(1911-1913). Jilid Ke-1 dan jilid lainnya mengandung bahan keterangan dari
berbagai kebudayaan. Imitative magic meliputi semua perbuatan ilmu gaib yang
meniru keadaan yang sesungguhnya yang ingin dicapai. Untuk mendatangkan
hujan, orang Garo di Assam (yaitu daerah sekitar Sungai Brahmaputra di India, di
sebelah utara perbatasan dengan Banglades) seringkali memotong kambing yang
disertai doa dan mantra yang dilakukan oleh seorang dukun.Congtagius magic,
meliputi semua perbutan ilmu gaib yang berdasarkan pendirian bahwa suatu hal
dapat mengakiatkan hal lain yang berdasarkan hubungan asosiasi
Klasifikasi lain dari praktek-praktek ilmu gaib yang sangat umum sifatnya
diklasifikasikan menjadi “Ilmu gaib putih” dan “Ilmu gaib hitam”. Ilmu gaib
putih dilakukan dengan maksudkan mendapatkan keuntungan dan kebahagian
dari seseorang, sedangkan ilmu gaib hitam dilakukan untuk mendatangkan
penyakit.Dalam buku H.Webster berjudul Magic :A Sociological Study (1948
mengklasifikasikan antara lain:
1. Public magic, atau ilmu gaib untuk umum (digunakan untuk acar-acara
mengundang hujan, menolak bala, mengusir hama, dan mnegharapkan hasil
tangkapan ikan dilaut yang melimpah)
2. Private magic, atau ilmu gai untuk individu (termasuk ilmu perdukunan,
perbuatan guna-guna, serta berbagai ilmu gaib jahat dan sihir)

Apabila fungsi dari upacara-upacara ilmu gaib dirinci lebih lanjut, maka
dapat dibedakan menjadi 4 fungsi antara lain, 1) ilmu gaib produktif, 2)ilmu gaib
penolak, 3) ilmu gaib agresif, 4) ilmu gaib meramal.

1. Ilmu Gaib Produktif


Dalam klasifikasi ini termasuk didalmnya semua praktek gaib yang
menyangkut kegiatan produksi bercocoktanam, produksi peternakan, hasil
buruan, upacara-upacara yang dilakkukan agar diperoleh keuntungan besar
dalam berdagang dan lain sebagainya.
2. llmu Gaib Penolak

6
Dalam klasifikasi ini tercakup segala praktek ilmu gaib untuk
menghindari serta menolak bencana yang diakibatkan hama pada tumbuh-
tumbuhan dan hewan, praktek-praktek ilmu gaib untuk menyembuhkan
penyakit, atau ilmu perdukunan.
3. Ilmu Gaib Agresif
Ilmu gaib agresif mencakup semua perbuatan ilmu gaib dengan
maksud untuk menyerang, merugikan. menyakiti, atau bahkan membunuh,
yang dalam bahasa Indonesia disebut “ilmu sihir” atau “guna-guna” (yang
terakhir ini adalah terutama untuk membuat orang yang dituju menjadi
tergila-gila pada pengirim guna-guna). Ilmu gaib agresif umumnya bersifat
jahat, yang dalam buku-buku antropologi berbahasa Inggris disebut sorcery.
Dalam masyarakat ilmu sihir dianggap sebagai perbuatan jahat, dan karena
itu praktek ilmu sihir biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.
4. Ilmu Gaib Meramal
Metode yang digunakan sifatnya hampir universal adalah metode
meramal berdasarkan perhitungan ilmu perbintangan (astromancy),
perhitungan berdasarkan letak tulang-belulang yang sengaja dilemparkan
tak-beraturan (astragolomancy), perhitungan berdasarkan biji-bijian yang
ditaburkan (crithomancy), perhitungan berdasarkan letak usus hewan yang
dijatuhkan (haruspication), perhitungan berdasarkan gerakan lidah api
(alomancy), perhitungan berdasarkan beragam bentuk awan
(nephelomancy), perhitungan berdasarkan arah terbang dan suara burung
(ornithomancy), perhitungan berdasarkan perlambang yang muncul dalam
mimpi (oneiromancy), dan masih banyak metode lainnya.

Anda mungkin juga menyukai