Anda di halaman 1dari 7

UNSUR-UNSUR KEBUDAYAAN

Kluckhon dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture membagi kebudayaan
yang ditemukan pada semua bangsa di dunia dari system kebudayaan yang kompleks seperti
masyarakat perkotaan. Kluckhon membagi system kebudayaan menjadi tujuh unsur kebudayaan
universal. Ketujuh unsur tersebut adalah bahasa, system pengetahuan, system organisasi sosial,
system peralatan hidup dan teknologi, system ekonomi dan mata pencaharian hidup, system
religi dan kesenian.

1. System Bahasa

Bahasa merupakan sarana untuk berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya. Dalam
ilmu antropologi studi mengenai bahasa disebut dengan antropologi linguistik. Menurut Keesing,
kemampuan manusia alam membangun tradisi budaya, menciptakan pemahaman tentang
fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik, dan mewariskannya kepada generasi
penerusnya sangat bergantung pada bahasa. Esensi bahasa adalah komunikasi. Jai, bahasa
merupakan unsur universal kebudayaan yang dikembangkan oleh manusia karena kebutuhan
komunikasi dengan orang lain, baik dalam kelompok maupun di luar kelompoknya.

2.System Pengetahuan

System pengetahuan bersifat abstrak dan berwujud di dalam ide manusia. Sisetm pengetahuan
sangat luas karena mencakup penegtahuan manusia tentang berbagai unsur yang digunakan
dalam kehidupan. Namun yang menjadi kajian antropologi adalah bagaimana pengetahuan
mansuia digunakan untuk mempertahankan hidupnya. Menurut Koentjaraningrat, setiap suku
bangsa di dunia memiliki pengetahuan tentang:

 Alam sekitarnya,
 Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya,
 Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya
 Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dlama lingkungannya,
 Tubuh manusia,
 Sifat-sifat dan tingkah laku manusia,
 Ruang dan waktu

3. System Kekerabatan dan Organisasi Sosial

System Kekerabatan dan Organisasi Sosial merupakan upaya Antropologi untuk memahami
bagaimana manusia membentuk masyarakat melalui berbagai kelompok sosial. Menurut
Koentjaraningrat tiap kelompok masyarakat kehidupannya sudah diatur oelh adat istiadat dan
aturan-aturan mengenai berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan dimana dia tinggal.

Kekerabatan berkaitan erat dengan perkawinan. Perkawinan diefinisikna sebagai penyatuan dua
orang yang berbeda jenis kelamin. Namun, definisi prkawinan tersebut bisa diperluas karena
aktivitas tersebut mengandung berbagai unsur yang melibatkan kerabat luasnya.

 Jenis-jenis Perkawinan

Dilihat dari jenis perkawinan , Marvin Harris mengelompokkan perkawinan menjadi beberapa
macam, antara lain:

1. Monogami, yakni menikah dengan satu orang saja,


2. Poligami, yakni system perkawinan dimana salah stau pihakmenikah dengan beberapa
lawan jenisanya dalam waktu yang bersamaan. Poligami ada dua macam:
 Poliandri, ialah suatu perkawinan yang membolehkan seorang wanita mempunyai suami
lebih dari satu orang dalam satu waktu yang bersamaan.
 Poligini, ialah system perkawinan yang membolehkan seorang pria memiliki beberapa
wanita sebagaiistrinya dalam waktu yang bersamaan.

1. Levirat, yakni perkawina antara seorang janda dengan saudara laki-laki suaminya yang
sudah meninggal
2. Sororat, yakni perkawinan antara seorang duda dengan saudara perempuan istri yang
sduah meninggal.

 Prinsip Jodoh Ideal

Dalam masyarakat ada dua jenis pemilihan calon pasangan yang dianggap sesuai, antara lain:

1. Prinsip Endogami

Prinsip Endogami adalah memilih pasangan dari dalam kerabatnya sendiri.

1. Prinsip Eksogami

Prinsip Eksogami adalah memilih calon apsangan yang berasal dari luar kerabat atau klannya.

 Adat Menetap

Dalam analisis antropologi Koentjaraningrat menyebutkan adanya tujuh macam adat menetap
sesudah menikah, antara lain:

1. Utrolokal, yaitu kebebasan untuk menetap di ssekitar kediaman kerabat suami atau istri
2. Virilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin harus tinggal di sekitar kerabat
suaminya
3. Uxorilokal, yaitu adat yang menetapkan pengantin untuk tinggal si sekitar kediaman istri
4. Bilokal, yaitu adat yang menetapakn pengantin untuk tinggal di sekitar tempat tinggal
suami dan istri secara bergantian.
5. Avunlokal, yaitu adat ynag mentapkan pengantin untuk tinggal di sekitar temoat tinggal
saudara laki-laki dari suami ibu
6. Natolokal, yaitu data yang menetapkan pengantin untuk tinggal berpisah dan suami
tinggal di rumah kerabatnya
7. Neolokal, yatu data yang mentapkan pengantin utnuk tinggall di kediaman baru yang
tidak mngelompok di rumah kerabat suami atau istri.

 Keluarga Batih dan Keluarga Luas

Keluarga Batih atau Nuclear Family adalah kelompok terkeci dalam amsyarakat yang didasarkan
atas hubungan darah para anggotanya. Kemudian dari keluarga Batih tersebut, munculah
Keluarga Luas (extended family).

4. System Peralatan Hidup dan T eknologi

Manusai akan selalu berusaha untuk mempertahankan hidupnyasehingga mereka akan selalu
peralatn-peralatan yang menunjang kehidupannya.

Menurut Koentjaraningrat terdapat elapan macam system peralatan dan kebudyaan fisik yang
dimiliki oleh masyarakat tradisional, yaitu:

 Alat-alat Produktif
Alat-alat produktif afalah alat-aat untuk melakasnakan suatu pekerjan berupa alat-alat sederhana
.

 Senjata

Senjata digunakan untuk mempertahankan diri atauu melakukan aktivitas ekonomi seperti
berburu dan menangkap ikan.

 Wadah

Wadah adalah tempat untuk menimpan, menimbun, dan memuat barang.

 Alat-alat Menyalakan Api

Pada masa zaman prasejarah, orang-orang menggunakan gesekan dua buah batu untuk
menghasilkan api, karena kemajuan zaman berkembang seiring dengan perkembangan
teknologi.

 Makanan, Minuman, Bahan Pembangkit Gairah, dan Jamu-jamuan.


 Pakaian dan Tempat Perhiasan
 Tempat berlindung dan Perumahan
 Alat-alat Transportasi

5. Sistem Ekonomi/Mata Pencaharian Hidup

System ekonomi pada masyarakat tradisional, antara lain

 Berburu dan meramu


 Beternak
 Bercocok tanam di ladang
 Menangkap ikan
 Bercocok tanam menetap dengan system irigasi

Lima system mata pencaharia tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling
tua dan dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau.

6. System Religi

Kajian antropologi dalam memahami unsur religi sebagai kebudayaan manusia tidak daoat
dipisahkan dari religion emotioni atau emosi keagamaan. Dalam system religi ada tiga unsur

yang harus dipahami, yaitu system keyakinan, system upacara keagamaan, dan umat yang
menganut religi tersebut.

7. Kesenian

Kesenian berkaitan dengan ekspresi keindahan yang dimiliki oelh manusia dan masyarakat.
Ekspresi rasa keindahan tersebut melahirkan berbagai bentuk seni yang berneda-beda antara
berbagai kebudayaan.

untuk menambah wawasan mengenai 7 Unsur Kebudayaan, saya sertakan saytu artikel yang
membahas salah satu unsur dari 7 unsur kebudayaan, yaitu Sistem Religi. Dapat dilihat
di Kebudayaan Suku Dayak
Daftar Pustaka :

Pengertian Antropologi
Antropologi sendiri Berasal dari bahasa Yunani, antropos yang memiliki arti manusia dan
Logos yang artinya studi atau ilmu.Jadi , dapat diartikan bahwa Antropologi
merupakan ilmu yang mempelajari tentang manusia, dalam artian khusus, yaitu mengacu
pada segala jenis manusia dalam semua zaman, mulai dari manusia yang ada lebih dari
sejuta tahun yang lalu sampai zaman sekarang, melalui pendekatan perbandingan dan
historis dari kebudayaan di seluruh dunia, yang pernah didiami manusia. Segi yang
menonjol dari ilmu antropologi ialah pendekatan secara menyeluruh (holistik) bukan
terkhusus (atomistik).

Ada salah satu tokoh yang terkenal dalam ilmu Antropologi yaitu Koentjaraningrat
dimana ia mengemukakan bahwa antropologi merupakan ilmu yang mempelajari
manusia secara universal dan mempelajari segala warna,bentuk fisik dari masyarakat
serta kebudayaan yang ada di masyarakat itu sendiri.

Adapun yang merupakan konsep-konsep antropologi, diantaranya:


1. Kebudayaan
Istilah culture (kebudayaan) berasal dari bahasa latin, yakni cultura dari kata dasar colere
yang berarti tumbuh atau berkembang. Namun, secara umum pengertian kebudayaan
memfokuskan kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Makna tersebut kontras dengan pengertian kebudayaan
yang sehari-hari,dimana hanya menunjuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial,
yakni tradisi sopan santun dan kesenian.

2. Adat Kelompok Etnik


Adat Kelompok Etnik merupakan kondisi mengeneai adat atau tradisi yang dimiliki serta
dikembangkan bahkan dilestarika oleh berbagai etnik tertentu yag tinggal di dunia.
Misalnya, masyarakat jawa ketika akan melaksanakan pernikahan harus memenuhi syarat
yang diinginkan para sesepuh atau masyarakat jawa dahulu.

3. Etnosentrisme
Merupakan tindakan yang dilakukan dari berbagai kelompok tertentu yang lebih
cenderung mengangungkan kebudayaannya sendiri daripada kebudayaan suku bangsa
lainnya. Misalnya, orang yang berasal dari Jawa menganggap kebudayaannya lebih baik
dibandingkan dengan kebudayaan masyarakat lainnya.

4. Relativisme Kebudayaan (Cultural Relativism)


Adalah sebuah pemikiran yang menolak kritik tertentu terhadap kebudayaan yang
berguna dalam menentukan suatu rasa, pola perilaku, nilai dan norma yang telah
disepakai bersama dalam masyarakat. Misalnya, seseorang yang menyukai musik pop
tidak boleh memandang rendah musik dangdut karena lagu-lagunya yang jaman dahulu
dan dikenal genre yang hanya untuk proletar saja.

5. Emik, Etik, Holistik


Emik merupakan sudut pandang dalam etnografi yang mencoba menjelaskan suatu
fenomena tertentu dalam masyarakat dengan perspektif dari masyarakat itu sendiri.
Begitupula dengan etik, dimana etik disini berusaha untuk menjelaskan suatu
fenomena yang terjadi dalam masyarakat dengan sudut pandang dari peneliti.

6. Struktur Sosial
Merupakan suatu tatanan maupun rangkaian yang berbentuk vertikal atau tingkatan
dalam masyarakat, yang menentukan kuat atau tidaknya hubungan antar anggota
masyarakat dalam kehidupan sosial.

7. Bhinneka Tunggal Ika


Merupakan semboyan dari suku bangsa Indonesia, yang bertujuan agar masyarkat ingat
bahwa mereka harus saling bersatu walaupun adanya perbedaan suku, ras, agama yng
tersebar di negara Indonesia ini. Sehingga diharapkan masyarakat Indonesia tidak
menimbulkan suatau pertengkaran dan konflik antar daerah.

8. Kerukunan nasional
Suatu kondisi sosial ketika semua manusia dalam suatu negara terntentu, misalnya
Indonesia dapat hidup rukun secara bersama tanpa mengurangi hak dan kewajibna dasar
kepada negara.

9. Sikap Mental
Merupakan salah satu unsur mendasar dalam menjamin suatu keadaan yang baik atau
normal. Unsur ini menjadi penentu bagi individu dalam perilakunya, apakah perilakunya
sesuai atau tidak di dalam masyarakat. Sehingga, melalui perilaku tersebut mereka dapat
menanamkan nilai-nilai yang baik seperti kejujuran, kedisplinan, kepedulian dimana itu
semua sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat.

10. Revolusi Mental


Revolusi merupakan perubahan yang dasar dimana terjadi dalam waktu-waktu tertentu
dan sangatlah singkat. Sedangkan mental adalah kemampuan individu dalam merespons
kondisi tertentu. Jadi, revolui mental merupakan sebuah perubahan kondisi maupun
situasi yang terjadi dalam waktu singkat terkait dengan pola pikir individu dalam
bertindak (respon).

Wujud Kebudayaan
Ada beberapa wujud kebudayaan menurut Koentjaraningrat yang terbagi menjadi 3
wujud kebudayaan yakni sebagai berikut :
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu ide, gagasan atau nilai yang timbul dari pemikiran manusia.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kesatuan aktivitas pola perilaku manusia dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda cipta karya manusia.
Sub-disiplin dari Ilmu Antropologi.
Dalam cabang-cabang ilmu antropologi pada hakekatnya terbagi menjadi 2, dimana
penjelasannnya adalah sebagai berikut :

1. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak
perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam
berbagai jenis (spesies).

2. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara
hidupnya dalam masyarakat. Bagaimana manusia mempertahankan hidupnya, mencari
makan untuk kebutuhan hidupnya dan lain sebagainya.

Sedangkan Menurut Haviland cabang Antopologi ini terbagi menjadi tiga yaitu: arkeologi,
antropologi linguistik, dan etnologi.

1. Arkeologi merupakan cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda


peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia
karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
1. Antropologi linguistik. Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhlu yang paling
mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum karena
itulah manusia dapat berbicara, berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga
banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
3. Pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih mengacu pada perhatiannya mengenai kebudayaan-
kebudayaan zaman sekarang, sumber telaahnya juga terpusat pada perilaku manusia yang dapat
disaksikan langsung, dialami, serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaan itu sendiri.
Dengan demikian etnologi sebenarnya mirip dengan arkeologi, namun perbedaannya dalam
etnologi tentang kekinian yang dialami dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang
masa lampau yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia
pada masa lampau dan masa kini.
1. Tujuan Dan Kegunaan Antropologi
Dalam hidupnya dalam keseharian sosial, manusia selalu menerapkan ilmu antropologi
dalam berbagai pola perilaku dan interaksi sosialnya untuk berhubungan satu sama lain.
Untuk lebih jelasnya tujuan dari antropologi adalah:

1. Tujuan Akademis
Antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya
dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.

2. Tujuan Praktis
Antropologi ingin mengetahui serta mempelajari manusia dalam aneka warna
masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri. Misalnya bentuk
kulit, gaya bahasa dan lain sebagainya

Adapun kegunaan antropologi bagi manusia dalam kehidupan bermasyarakat antara lain
sebagai berikut:

1. Melihat dengan jelas tentang manusia, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok
masyarakat.
2. Mampu mengkaji kedudukan menusia dalam masyarakat dan dapat melihat dunia atau budaya
lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Memahami norma-norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat tertentu.
4. Lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala sisial masyarakat yang makin kompleks.
5. Menyusun etnografi-etnografi yang memungkinkan penciptaan teori-teori tentang asal-usul
kepercayaan, keluarga, perkawinan, perilaku bernegara, dan sebagainya.
6. Untuk dapat lebih memahami konsep dari antropologi itu sendiri sehingga masyarakat dapat
lebih bijak dalam menerapkannya di aspek kehidupan sosial.

Anda mungkin juga menyukai