Anda di halaman 1dari 15

TAOISME DAN KHONGHUCU

TOPIK AFI 1/B

Simbol Ajaran Taoisme

Agama-agama Cina yang popular di dunia adalah Konfusianisme, Budhaisme dan Taoisme.
Tiga ajaran ini saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya, dan telah dijadikan
pedoman dalam kehidupan sehari-hari orang Cina. Jika Konfusianisme lebih menekankan
nilai-nilai etika kehidupan, Budhaisme lebih menekankan mengenai kehidupan setelah
mati, maka Taoisme lebih menekankan keserasian hubungan manusia dengan alam.

Tiga ajaran ini sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari dan keagamaan orang
Cina, sehingga sulit bagi kita untuk memisahkan mana di antara praktek-praktek
keagamaan orang Cina ini benar-benar murni bersumber pada Konfusianisme, Budhaisme,
serta Taoisme. Dan dalam makalah kami akan menjelaskan lebih lanjut tentang apa itu
agama Taoisme, ajaran-ajarannya, serta praktek ibadahnya.
Mengenal Ajaran Taoisme

Ibadah ajaran Taoisme


Taoisme (Tionghoa: 道教  atau 道家  ) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai oleh Laozi
(老子: pinyin:Lǎozǐ) sejak akhir Zaman Chunqiu yang hidup pada 604-517 sM atau abad ke-
6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaran Laozi yang berdasarkan Daode Jing ( 道 德
經,piyin:Dàodé Jīng). Pengikut Laozi yang terkenal adalah Zhuangzi (莊子) yang merupakan
tokoh penulis kitab yang berjudul Zhuangzi.
Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur
rubuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme. Hal ini
dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang lebih sistematis dan
berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM. Selain aliran filsafat, Taoisme juga
muncul dalam bentuk agama rakyat yang mulai berkembang 2 abad setelah perkembangan
filsafat Taoisme. 1.) Taoisme juga sering disebut dengan Tao.Tao adalah kekuatan utama
didalam alam semesta yang terdapat pada semua benda, terdapat didalam inti segala benda
di surga dan di bumi, kekal abadi dan tidak dapat berubah. Nama Tao itu diambil dari huruf
Cina yang artinya jalan. 2.)  Berdasarkan sumber-sumber tertulis umumnya agama Tao
diyakini berasal dari Kaisar Kuning (Wang-di). Pendiri Taoisme ialah seorang ahli pikir
Tiongkok terkenal dengan nama “Lao Tse” (gurub tua) yang diperkirakan lahir tahun 600
SM bertepatan dengaqn tahun ke 3 dari raja King Ting dari dinasti Kau. 3.)  Ia menjabat
Pengawas Urusan Arsip pada Perpustakaan Kerajaan (Imperial Library). 4.) Lao Tse
dengan ketekunannya mempelajari buku-buku kuno dan kemudian membentuk
pendapatnya sendiri tentang agama dan filsafat yang pada masa kemudian sangat menarik
perhatian orang-orang yang mempelajarinya. Ketika berumur 90 tahun ia memutuskan
untuk meninggalkan pekerjaan sebagai pegawai arsip kerajaan untuk kemudian melakukan
pengembaraan ke seluruh negara guna menghindari tindakan raja yang ia anggap dzalim
dan kejam.
Kitab Suci Ajaran Taoisme
Tao Te Ching merupakan kitab suci di dalam agama Tao, terpandang kitab suci tertipis di
antara seluruh kitab suci berbagai agama di dunia. Terdiri atas 81 buah sajak-sajak singkat,
disertai prosa-prosa singkat. Terdiri dari 25 halaman yang kemudian diberi komentar oleh
pelbagai ahli filsafat sehingga menjadi kitab yang sangat tebal. Sekalipun Tao Te Ching itu
tipis tetapi isinya mencakup hamper keseluruhan aspek kehidupan. Sekalipun kata yang
digunakan sederhana akan tetapi kandungan maknanya berisikan banyak paradoks. Kitab
tipi situ betul-betul merupakan tantangan bagi siapapun untuk memahamkan
pengertiannya yang lebih dalam. Kitab ini ditulis oleh Lao Tse pada abad 6 SM. Sangat sulit
bagi orang awam untuk memahami kitab tersebut karena sangat puitis dan disampaikan
secara lugas. Isi terpenting dari Tao Te Ching yaitu ajaran tentang Wu-wei. Wu-wei
merupakan perintah termasyhur bagi penganut Taoisme yang dijadikan pedoman-
pedoman dan etika dalam memelihara kehidupan seseorang dan memberikan contoh
“jalan” untuk menjadi orang yang bijaksana. Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa
ketegangan. Hal itu merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan,
kesederhanaan, dan kebebasan. Kitab tersebut menyimpan suatu pengertian yang ajaib
(misterius) yaitu yang tersirat dalam kata “TAO”. Kata ini menyulitkan banyak sarjana
untuk mengartikannya. Ajaran Taoisme cenderung membawa tradisi Tiongkok kono ke
dalam bentuk keagamaan dan filsafat. Dengan demikian Lao Tse menjadikan Taoisma
menjadi faham yang dapat mengimbangi paham Kungfusianisme yang terkenal sebagai
paham kuno dan yang berusaha mempertahankan tradisi Tiongkok dalam bnentuk baru,
tapi berada pada jalan yang sama dengan yang dilalui Taoisme. Di samping kitab Tao Te
Ching terdapat kitab-kitab lain yang dianggap oleh para ahli sebagai karya kedua terbesar
dari filsafat Taoisme, yaitu kitab Chuang-Tzu yang berisi tentang pemikiran guru Zhuang
dan murid-muridnya dan kitab Leizi yang berisi kumpulan-kumpulan cerita dan hiburan
dalam filsafat.
Ajaran dan Praktek Ibadah Taoisme
Taoisme memiliki empat ajaran yaitu:
1.Dao
Dao adalah inti dari ajaran Taoisme, yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat, tapi
merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang ada di
alam semesta. Dao yang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya
adalah De. Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan
kealamian. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang mencapai kesadaran Dao, dan
orang tersebut akan menjadi dewa. Penganut-penganut Taoisme mempraktekkan Dao
untuk mencapai kesadaran Dao, dan menjadi seorang dewa.

2. Yin dan Yang

YIn dan Yang


Dao melahirkan sesuatu, yang disebut dengan Yin (Positif) dan Yang (Negatif), Yin dan
Yang saling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan tersebut
bersumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di alam semesta yang berupa benda
hidup ataupun benda mati mengandung Yin dan Yang yang saling melengkapi untuk
mencapai keseimbangan.
Lambang Yin dan Yang
Yin : kegelapan, kejahatan, pasif, wanita, dsb.
Yang : cahaya terang, kebaikan aktif, positif, pria, dsb.

3. Pandangan tentang Manusia


Manusia yang sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia
akan mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita. Karena itu,
seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan diri
dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak
menonjolkan dirinya. Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang
harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman
batin. Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. [8]
4. Etika
Dalam menjalani kehidupan yang ada, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah
tanpa adanya proses ikut campur. Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu
kebajikan dasar yang memicu munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia
dalam kehidupannya, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri. Kelemah-
lembutan merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan adalah
teman dari kematian. Rendah hati adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat
seperlunya saja. Di dalam kitab Daode Ching dikatakan, “Tidak ada kutuk yang lebih besar
daripada merasa kurang puas. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada selalu ingin
memiliki. Kemudian menyangkal diri adalah sikap menganggap diri dan hidup manusia
hanyalah sebagai pinjaman dari alam semesta kepada manusia. Oleh karena itu, manusia
yang bijaksana dan menginginkan hidup tenang dan tenteram akan mempercayakan
seluruh hidupnya kepada Dao atau alam semesta.

Pekembangan Ajaran Taoisme


Perkembangan selanjutnya ajaran Lao Tse terletak ditangan murid-muridnya, yang
terkenal diantaranya bernama Chuang Tse. Filosof Lao Tse meninggalkan sebuah kitab
kecil Tao Te Ching yang berisi 5000 perkataan Tionghoa, yang kemudian dikomentari oleh
Chuang Tse menjadi 52 buah buku tebal (yang masih ada tinggal 33 buku saja). Buku
Chuang Tse tersebut menjadi popular di negeri Tiongkok dan banyak dikagumi orang di
sana. Akan tetapi sayang tulisan-tulisan Chuang Tse tersebut tidak menggambarkan ajaran
Lao Tse yang murni, oleh karena di sana-sini penuh dengan pandangannya sendiri yang
menyimpang dari ajaran gurunya. Setelah Chuang Tse meninggal, maka banyak penulis
yang melanjutkan ajaran Taoisme dalam bentuk keagamaan. Kemudian setelah Taoisme
dipandang sebagai agama, maka faham ini mengalami penurunan karena dimasukkannya
magic, takhayul, pendewaan terhadap kekuatan alam. Bahkan Lao Tse sendiri
diperdewakan orang. Ketika Budhisme masuk Tiongkok, Taoisme meminjam dari padanya
faham “Reinkarnasi” (penitisan roh kembali) sehingga Lao Tse dianggap sebagai titisan
dewa Budha. Setelah itu didirikan banyak kuil diseluruh Tiogkok, diciptakan juga upacar-
upacara dan kurban-kurban dqan sebagainya untuk memuja Lao Tse dan roh-roh halus.
Taoist Temple In Taoist Temple Hampir 1000 tahun lamanya Taoisme berkembang seirimg
dengan Kunfusianisme dan tersebar ke seluruh penjuru Tiongkok sehingga berpengaruh
luas terhadap segala aspek kebudayaan. Akhirnya terjadi perpecahan dalam Taoisme yaitu
timbulnya aliran Taoisme filosofis murni dan Taoisme religious (yang bersifat keagamaan).
Taoisme yang bersifat filosofis mempunyai dasar filsafat naturalism (kealaman) yang
mengajarkan bahwa segala sesuatu memiliki inti, misalnya kesederhanaan itu adalah kunci
pengetahuan, kesabaran adalah kunci pengertian, kasih sayang dan ramah tamah adalah
kunci persahabatan, sedangkan ketenangan adalah kunci kehidupan yang baik.
Selanjutnya Taoisme menjurus ke dalam suatu faham magisme serta praktek-praktek
takhayul. Pengikutnya memuja dewa-dewa alam, memuja Lao Tse sendiri sebagai dewa,
danh dewa-dewa yang berasal dari Budhaisme pun dipuja.
Maka akhirnya terjadilah pencampuradukan antara Taoisme dengan Budhisme yang
selanjutnya sulit dibedakian antara keduannya, terutama dalam upacara-upacara
pemujaan serta upacara-upacara keagamaan lainnya. Bertambah sulit lagi setelah
Kunfusianisme bercampur baur dengan kedua faham tersebut.
Agama Konghucu
Agama Konghucu adalah sebuah agama yang diakui di Indonesia bersama dengan 5 agama
lain. Konghucu sebagai agama muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia.
Agama Konghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai
filsafat.

Sejarah Singkat
Konfusianisme sebagai agama dan filsafat. Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di
beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan Tiongkok. Dalam bahasa
Tionghoa, agama Khonghucu sering kali disebut sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒).

Konghucu sebagai institusi agama di Indonesia menerapkan hal-hal berikut.


 Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知)
 Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) dan klenteng sebagai tempat ibadah resmi
bagi umat Khonghucu.
 Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi
 Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi
 Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (27-8 Imlek), Hari
Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember,
Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb.[1]
 Rohaniwan; Jiao Sheng (Penyebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta),
Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh).
 Kalender Imlek terbukti dibuat oleh Nabi Kongzi (Konfusius). Nabi Kongzi
mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah ditata
kembali oleh Nabi Khongcu.
Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 Februari pergantian
musim dingin ke musim semi. Jadi Imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan
tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4
Februari tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar
perhitungan tersebut tidak berubah.
Agama Konghucu pada zaman Orde Baru
Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau
kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk
kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu
dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai
ateis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk
salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Buddha, Islam,
Katolik, atau Kristen. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional
Tionghoa juga terpaksa mengubah nama dan menaungkan diri menjadi wihara yang
merupakan tempat ibadah agama Buddha.
Agama Konghucu pada zaman Orde Reformasi
Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mendapatkan
kembali pengakuan atas identitas mereka sejak masa kepemimpinan presiden KH.
Abdurrahman Wahid (Gus Dur) melalui UU No 1/Pn.Ps/1965 yang menyatakan bahwa
agama-agama yang banyak pemeluknya di Indonesia antara lain Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Buddha dan Khonghucu.
Ajaran Konfusius
Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam
bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao ( 儒 教 ) yang berarti agama dari orang-
orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah
pencipta agama ini melainkan dia hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh
sebelum kelahirannya seperti apa yang dia sabdakan: "Aku bukanlah pencipta
melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang
mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk
meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau
memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang
akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus
dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang
bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana
kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang
disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di". Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong
Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun.
Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru
ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah,
kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal
dunia pada tahun 479 SM.
Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antar-
manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya
tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini
merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah
laku.Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu
tetapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau
penunggu yang tidak patut disembah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah
bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral. Ajaran ini dikembangkan
oleh muridnya Mengzi ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan.
Intisari ajaran Konghucu
Falsafah Dasar
1. Tian
Tian adalah Maha Pencipta alam semesta. Manusia tidak dapat memahami hakikat
sejati Tian sehingga Ia dilambangkan dengan ciri-ciri berikut:
Yuan: yang selalu hadir.
Heng: yang selalu berhasil.
Li: yang selalu membawa berkah.
Zhen: yang selalu adil, tidak membeda-bedakan.
2. Xing
Xing adalah jati diri manusia, kodrat, yaitu perwujudan firman Tian (Tian Ming) dalam
diri manusia. Xing menghubungkan Tian dengan segala ciptaannya. Manusia sulit
mengenali xingnya karena tertutup oleh emosi, napsu; maka manusia harus dibimbing
dengan pedoman etika. Meskipun xing setiap manusia berbeda-beda, tetapi memiliki
satu persamaan yaitu Ren (perikemanusiaan).
3. Ren
Ren atau perikemanusiaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu Zhong (setia) dan
Shu (solidaritas).
Zhong merupakan kependekan dari istilah zhong yi Tian (lit. setia kepada Tuhan), yaitu
berserah diri,lahir dan batin kepada Tuhan.
Shu merupakan kependekan dari istilah shu yi ren (lit. solider kepada sesama manusia
atau "cinta kasih sejati".
Terdapat dua istilah yang menerangkan arti Shu lebih lanjut.[2]
Ji shuo bu yi wu shi yi ren, yaitu "apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan
terhadap orang lain". (Lunyu)
Ji yi li er li ren, ji yi da er da ren, yaitu "kalau ingin tegak, buatlah orang lain juga tegak;
jika ingin maju, buatlah orang lain juga maju".

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui)


 Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu:
 Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)
 Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)
 Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)
 Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)
 Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)
 Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)
 Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)
 Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)
Lima Sifat Mulia (Wu Chang)

Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang):


1. Ren - Cinta Kasih
yaitu sifat mulia pribadi seseorang terhadap moralitas, cinta kasih, kebajikan, kebenaran,
tahu-diri, halus budi pekerti, tanggang rasa, perikemanusiaan. Ini merupakan sifat manusia
yang paling mulia dan luhur.
2. Yi - Kebenaran/ Keadilan/ Kewajiban
yaitu sifat mulia pribadi seseorang dalam solidaritas serta senantiasa membela kebenaran.
Bila Ren sudah ditegakkan, maka Yi harus menyertai.
3. Li - Kesusilaan/ Kepantasan
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang bersusila, sopan santun, tata krama, dan budi
pekerti. Semula Li hanya dikaitkan dengan perilaku yang benar dalam upacara keagamaan,
tetapi selanjutnya diperluas hingga ke adat-istiadat dan tradisi dalam masyarakat.
4. Zhi - Bijaksana
yaitu sifat mulia pribadi seseorang yang arif bijaksana dan penuh pengertian. Kong Hu Cu
merangkaikan munculnya kebijaksanaan seseorang dengan selalu sabar dalam mengambil
tindakan, penuh persiapan, melihat jauh ke depan, serta memperhitungkan segala
kemungkinan yang akan terjadi.
5. Xin - Dapat dipercaya
yaitu sifat pribadi seseorang yang selalu percaya diri, dapat dipercaya orang lain, dan
senantiasa menepati janji.
Lima Etika (Wu Lun)
Lima hubungan norma etika dalam bermasyarakat merupakan bentuk dasar interaksi
manusia. Dengan menjalani kehidupan yang sesuai dengan asas Wu Lun, seseorang akan
menikmati keselarasan dalam kepribadiannya maupun dalam hubungannya dengan
masyarakat.[2]

 Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan


 Hubungan antara Suami dan Isteri
 Hubungan antara Orang tua dan anak
 Hubungan antara Kakak dan Adik
 Hubungan antara Kawan dan Sahabat

Delapan Kebajikan (Ba De)


Delapan Kebajikan (Ba De) yaitu:
 Xiao - Laku Bakti; yaitu berbakti kepada orang tua, leluhur, dan guru.
 Ti - Rendah Hati; yaitu sikap kasih sayang antar saudara, yang lebih muda
menghormati yang tua dan yang tua membimbing yang muda.
 Zhong - Setia; yaitu kesetiaan terhadap atasan, teman, kerabat, dan negara.
 Xin - Dapat Dipercaya
 Li - Susila; yaitu sopan santun dan bersusila.
 Yi - Bijaksana; yaitu berpegang teguh pada kebenaran.
 Lian - Suci Hati; yaitu sifat hidup yang sederhana, selalu menjaga kesucian, dan tidak
menyeleweng/ menyimpang.
 Chi - Tahu Malu; yaitu sikap mawas diri dan malu jika melanggar etika dan budi
pekerti.
Kitab suci
Kitab suci agama Khonghucu dibagi menjadi dua kelompok:
 Wu Jing (五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas:
 Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing
 Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing
 Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing
 Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing
 Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing
 Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas:
 Kitab Ajaran Besar - 大學 Da Xue
 Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong
 Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu Diarsipkan 2018-05-17 di Wayback Machine.

 Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi


 Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bakti).
Definisi agama menurut agama Konghucu
Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang
Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup di dalam Dao atau Jalan
Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat
kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya
menegakkan firmanNya.
Masa prasejarah (sebelum 2205 SM)
 Nabi Purba Fu Xi (Hanzi:扶羲), hidup sekitar 2952 – 2836 SM.
Dia menerima wahyu He tu (peta sungai) yang tergambar di punggung seekor
hewan gaib Long ma, yang keluar dari dalam Sungai Huang Ho. Lambang wahyu
tersebut kini dikenal sebagai lambang Bagua. Nabi Nu Wa (Hokkien:Lie Kwa), istri
Fuxi, menciptakan Hukum Pernikahan.[2]
 Nabi Purba Shen Nong (Hanzi:神農), hidup sekitar 2838 – 2698 SM.
 Nabi Purba Huang Di (Hanzi:黃帝), hidup sekitar 2698 – 2596 SM.
 Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat
sutra, dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian
harian) dan Hong Siang (pakaian upacara).
 Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM.
Pada zamannya dilakukan penyempurnaan perhitungan kalender dengan
menambah bulan kabisat Imlek, sehingga setiap tanggal 15 selalu jatuh tepat ketika
bulan sedang bulat penuh.
 Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM.
 Zaman Dinasti Xia
 Nabi Purba (大 禹) Da Yu 2205 – 2197 SM.
Sewaktu berada di tepian Sungai Luohe, dalam rangka tugasnya sebagai pengawas
penanggulangan banjir, Yu melihat seekor kura-kura gaib muncul dari dalam air.
Guratan-guratan di punggung kura-kura itu menyadarkan dirinya akan wahyu ilahi
yang kemudian dinamakan Luo Shu (Kitab Sungai Luohe) yang menjadi cikal bakal
houtian bagua. Pada masa pemerintahannya, versi pertama dari falsafah perubahan
yang disebut Lian Shan Yi (Rangkaian Gunung) dan Hong Fan ditulis.
 Zaman Dinasti Shang
 Nabi Purba Shang Tang (Hanzi=商 湯), memerintah tahun 1675 – 1646 SM.

 Nabi Wen Wang (Hanzi=文王).


Menerima wahyu ilahi Dan Shu (Kitab Dan) sehingga ia menemukan lambang
houtian bagua dan mengembangkan lebih jauh falsafah perubahan.[2]
 Nabi Jiang Ziya.
Zaman Dinasti Zhou
 Nabi Wu Wang (Hanzi=武王).
Ia merupakan raja pertama Dinasti Zhou. Pada tahun ke-13 pemerintahannya, Wu
Wang menerima persembahan kitab Hong Fan dari Jizi, bekas menteri Dinasti
Shang, yang menyatakan bahwa kitab kuno tersebut merupakan warisan dari zaman
Kaisar Yu yang disimpan olehnya.
 Nabi Zhou Gong (Hanzi=周公).
Putera keempat Wen Wang. Ia melanjutkan karya ayahnya membenahi falsafah
perubahan dengan menambahkan bagian-bagian baru (seperti komentar Xiang),
sehingga versi ketiga ini dikenal sebagai Zhou Yi (falsafah perubahan Dinasti Zhou).
Ia juga meletakkan dasar-dasar tata-upacara pemujaan dan kesusilaan dalam ajaran
Ru.
 Nabi Besar (孔 子) Kong Zi 551 – 479 SM.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin. Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar. Jakarta: PT Golden Tarayon


Press.2001.
Keene, Michael. Agama-Agama Dunia. Yogyakarta: Kanisius. 2006.
Souyb, Joe Soef. Agama-Agama Besar Di Dunia. Jakarta: Al Husna Zikra. 1996.
http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme, pada tanggal 17 April 2014.
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme, pada tanggal 17 April 2014
[2] Michael Keene, Agama-Agama Dunia (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm.172.
[3] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, (Jakarta: PT Golden Terayon Press,
2001), hlm. 36.
[4] Joe Soef Souyb, Agama-Agama Besar Di Dunia, (Jakarta: Al Husna Zikra, 1996), hlm. 186.
[5]Ibid.,, hlm. 191.
[6] http://ernysulis5.blogspot.com/2014/01/agama-taoisme.html, pada tanggal 17 April
2014
[7] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar,hlm.39.
[8] http://ernysulis5.blogspot.com/2014/01/agama-taoisme.html, pada tanggal 17 April
2014
[9] http://id.wikipedia.org/wiki/Taoisme, pada tanggal 17 April 2014
[10] Arifin, Menguak Misteri Ajaran Agama-Agama Besar, hlm. 45-46.
https://id.wikipedia.org/wiki/Agama_Konghucu
https://id.wikipedia.org › wiki › Agama_Konghucu

Anda mungkin juga menyukai