Anda di halaman 1dari 27

Taoisme

KELOMPOK 2
Bunga Chynta Diatmoko (2006587871)

Fayola Jacintha Howidjaja (2006527891)

Jennifer Beatrice (2006472923)

Monica Supriadi (2006587820)

Paula Nihana M (200658905)


Taoisme
Taoisme merupakan sebuah aliran filsafat
yang menekankan keserasian manusia
dengan alam. Ajaran Taoisme berasal dari
Kitab Tao Te Ching yang diciptakan oleh
Lao Tzu yang kemudian dikembangkan
oleh pengikutnya Chuang Tzu.
Kitab Suci Ajaran Tao
Tao Te Ching merupakan Kata yang digunakan dalam
kitab suci di dalam agama Kitab ini cukup sederhana,
Tao, Terdiri atas 81 buah akan tetapi kandungan
sajak-sajak singkat, disertai maknanya berisikan banyak
prosa-prosa singkat. Terdiri paradoks. Kitab Tao Te Ching
dari 25 halaman yang merupakan tantangan bagi
kemudian diberi komentar siapapun untuk mengerti
oleh berbagai ahli filsafat maksud yang lebih dalam.
sehingga menjadi kitab
yang sangat tebal.
Pandangan Ajaran Taoisme
Tao : Asas Segala Sesuatu Dalam Tao Te Ching bab 25 dikatakan
Kata Tao sendiri secara harfiah diartikan sebagai bahwa manusia berpedoman pada Bumi,
jalan, sebagai suatu cara untuk bertindak. Bumi berpedoman pada Langit/Sorga,
Konfusius memakai istilah ini sebagai pengertian Langit berpedoman pada Tao, dan Tao
kefilsafatan yang mencerminkan cara bertindak berpedoman “Spontanitas”.
yang benar dalam bidang moral, sosial, dan
politik.
Para penganut Taoisme menggunakan istilah
Tao mengacu kepada keseluruhan segala sesuatu
yang setara dengan apa yang oleh sejumlah filsuf
Barat disebut “yang-mutlak”. tao dianggap sebagai
bahan dasar yang menyusun segala sesuatu. Tao
bersifat sederhana, tanpa bentuk, tanpa upaya,
berpuas diri sepenuhnya.
Kebebasan
Bagaimana Taoisme memandang sebuah kebebasan ? singkatnya kebebasan
didapatkan dengan mengikuti Tao. Mengikuti Tao tidak sama dengan “mengikuti
perintah Allah” atau “mengidentifikasi diri sebagai seorang Brahman”. Taoisme tidak
menyukai pemaksaan pada individu tertentu. Kebebasan tidak didapatkan melalui
rasa ego keinginan individu.
Taoisme menyadari bahwa terdapat sebuah keunikan dalam hidup sebagai sesuatu
yang individualis.
Wu Wei
Wu Wei sendiri memiliki arti non-doing or 'doing
nothing / "effortless action".
Istilah ini sesungguhnya tidak berarti sama sekali
tidak ada kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat
apapun, melainkan menganjurkan manusia agar
berbuat sesuai dengan kodratnya, secara wajar,
alamiah, tanpa dibuat-buat, tanpa rekayasa, dan
tanpa tujuan pemuasan keinginan.
Action and Non-Action
Tesis Taoisme tentang wu-wei bertentangan dengan cara hidup
orang Amerika.
Konsep wu-wei dianggap penulis sebagai Pisau Occam versi
Tiongkok.
Ketika prinsip ini diterapkan pada politik, pemerintah harus
mengadopsi kebijakan laissez-faire.
Taoisme bukanlah menjadi suatu bentuk pragmatisme dan
utilitarianisme.
Seorang Taois tidak menolak tujuan efisiensi.
Inti dari filosofi non-action dalam Taoisme ini terletak pada
pengertian hsu dan ching.
Konsep ketenangan atau ketentraman disimbolkan dengan air.
Penerimaan dilambangkan dengan metafora perempuan.
Fleksibilitas dilambangkan dengan metafora bayi.
Prinsip yang mendasari non-action adalah tindakan tanpa
pamrih.
seni adalah kualitas yang meresap dalam semua aspek
kehidupan
seni yang memainkan peran paling penting dalam budaya Cina
hanya melalui konsep budaya Tionghoa inilah seseorang dapat
benar-benar memahami Taoisme
Fase-Fase Taoisme Menurut
Para Filsuf Ajaran Tao

Perkembangan Taoisme

Fase awal Fase kedua Fase akhir


Fase Pertama Taoisme
YANG TZU
Sumber : World History Encyclopedia
Para Taois Awal
dan Para Pertapa

Sumber : ERLANGGA GRESCHINOV


Ide Dasar Yang Tzu

Prinsip-prinsip Yang Chu :


“Masing-masing untuk dirinya sendiri.”
“Menghargai kehidupan.”
Gagasan Yang Tzu seperti yang Dinyatakan dalam
Chuang Tzu

“Ketika anda melakukan sesuatu yang baik, waspadalah terhadap reputasi;


ketika anda melakukan sesuatu yang jahat, waspadalah terhadap
hukuman. Ikuti jalan tengah dan ambil ini menjadi prinsipmu selalu.”

“Seseorang yang memiliki reputasi kemampuan dan kemanfaatan akan


mengalami nasib seperti halnya kayu manis dan pohon kayu manis.”
Fase Kedua Taoisme
LAO TZU
Menurut tradisi, Lao Tzu (nama yang secara harfiah berarti Tuan
Tua) merupakan pendiri secara tradisional dari taoisme,Filsafat
dan penulis. Lao-tzu, dan di kemudian hari juga dikenal sebagai
Tao Te Ching (Klasik tentang Jalan dan Kekuasaan),

Tao, Yang tidak dapat disebutkan namanya


Lao-tzu berisi banyak diskusi tentang “the nameless” atau “yang
tidak memiliki nama”, dan untuk melakukan ini tampaknya
manusia pertama-tama harus menyadari keberadaan nama itu
sendiri.
Perilaku Manusia
Orang yang hidup dengan bijaksana harus lemah lembut,
rendah hati, dan mudah puas. Menjadi lemah lembut adalah
cara untuk mempertahankan kekuatan Anda dan menjadi kuat.

Teori politik
Taois setuju dengan Konfusianis bahwa negara yang ideal adalah
negara yang memiliki orang bijak sebagai kepalanya. Hanya orang
bijak yang bisa dan harus memerintah. Perbedaan antara kedua
aliran, bagaimanapun, adalah bahwa menurut Konfusianisme,
ketika seorang bijak menjadi penguasa, ia harus melakukan
banyak hal untuk rakyat, sedangkan menurut Tao, tugas
penguasa bijak adalah tidak melakukan sesuatu, melainkan untuk
membatalkan atau tidak melakukan sama sekali
FASE KETIGA TAOISME
CHUANG TZU
Chuang Chou atau yang lebih dikenal sebagai Chuang Tzu menjalani
kehidupan sebagai seorang pertapa yang terkenal dengan gagasan dan
tulisannya.

Gagasan ataupun filosofi yang ia miliki terdapat pada buku yang dikenal
juga dengan judul Chuang Tzu. Buku ini memiliki beberapa topik bahasan
sebagai berikut :
Mencapai kebahagian secara relatif
Ide dasarnya adalah perkembangan kodrat kita dapat membawa kita pada jenis
kebahagiaan yang relatif. Perkembangkan kodrat tersebut dapat dilakukan dengan
cara pengembangan secara bebas dari sifat kita, dan melakukan latihan penuh dari
kemampuan alami kita.

Setiap orang tentu memiliki perbedaan mengenai sifat dan kemampuan alami.
Namun, kesamaan yang kita miliki adalah bahwa kita semua sama-sama bahagia
ketika kita memiliki kemampuan alami sepenuhnya dan bebas.
Sehubungan dengan gagasan tersebut, Chuang Tzu juga membuat kontras antara
apa yang alami dan apa yang manusia. "Apa yang berasal dari alam," bersifat
internal. Apa yang berasal dari manusia adalah eksternal.
Filsafat Politik dan Sosial
Tujuan dari semua hukum, moral, institusi, dan pemerintahan, adalah untuk
membangun keseragaman dan menekan perbedaan. Namun, niatan baik
pembentukan hal ini hanya membuat situasi menjadi lebih tragis.

Contoh : Dalam buku ini terdapat suatu cerita mengenai seekor burung laut
yang hinggap di luar ibu kota Lu.

Cerita ini memperlakukan burung seperti memperlakukan diri sendiri, bukan


burung sebagai burung. Dikarenakan dibentuk secara berbeda, suka dan tidak
suka mereka tentu berbeda. Inilah yang terjadi ketika kode hukum dan moral
yang seragam ditegakkan oleh pemerintah dan masyarakat pada individu.
Emosi and Alasan
Ada banyak hal yang dapat menghambat proses mengembangkan
dan melatih kemampuan alami kita. Misalnya adalah kematian.
Ketakutan akan kematian bagaimanapun dapat dikurangi jika kita
memiliki pemahaman yang tepat tentang sifat segala sesuatu.
Contoh dalam buku Chuang Tzu adalah kisah ketika istri Chuang Tzu
meninggal, Chuang Tzu tidaklah menangis ataupun meratap, melainkan ia
bernyanyi.

Katanya : "pergi menangis dan meratap akan menyatakan diri saya tidak
tahu tentang hukum alam. Oleh karena itu saya berhenti."

komentator hebat Kuo Hsiang berkomentar:


"Ketika bodoh, dia merasa menyesal. Ketika dia mengerti, dia tidak
lagi terpengaruh. Ini mengajarkan manusia untuk membubarkan
emosi dengan akal."

- Emosi dapat dilawan dengan akal dan pemahaman -


Cara Mencapai Kebahagiaan Mutlak
Untuk mencapai identifikasi manusia dengan alam, manusia membutuhkan
pengetahuan dan pemahaman tentang tingkat yang lebih tinggi.

Manusia sempurna tidak memiliki diri, manusia spiritual tidak memiliki


pencapaian; dan orang bijak sejati tidak memiliki nama.

Dia benar-benar bahagia (dikatakan mutlak) karena dia melampaui


pembedaan hal-hal biasa. Dia juga melampaui perbedaan antara diri dan
dunia, "manusia" dan "bukan manusia."
Sudut Pandang yang Terbatas
Banyak manusia tidak mengetahui bahwa pendapat mereka didasarkan
pada sudut pandang yang terbatas, selalu menganggap pendapat mereka
sendiri sebagai benar dan orang lain salah.

Contoh : Asumsi Chi Wu Lun

Chuang Tzu mempertahankan konsep benar dan kesalahan itu dibangun


oleh setiap orang berdasarkan sudut pandangnya yang terbatas.
Sudut Pandang Tertinggi
Menerima premis ini berarti melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang lebih
tinggi, atau dari sudut pandang yang melampaui yang terbatas, yaitu Tao.

Dikatakan dalam Chi Wu Lun: " 'ini' juga 'itu'. 'itu' juga 'ini.' 'itu' memiliki sistem
benar dan salah. 'ini' juga memiliki sistem benar dan salah. Apakah memang ada
perbedaan antara 'itu' dan 'ini?

'itu' dan 'ini', dalam pertentangan timbal balik antara benar dan salah, seperti
lingkaran yang berputar tanpa henti. Tetapi orang yang melihat sesuatu dari sudut
pandang Tao, seolah-olah berdiri di tengah lingkaran.
Pengetahuan Tentang Tingkat yang Lebih Tinggi

Chuang Tzu mencapai penyelesaian akhir dari masalah para Taois


awal yang melestarikan kehidupan dan menghindari bahaya dan
bahaya.

Pengetahuan yang lebih tinggi ini adalah '"pengetahuan yang


bukan pengetahuan".
Metodologi Mistisisme
Untuk menjadi satu dengan Yang Agung, orang bijak harus melampaui dan
melupakan perbedaan di antara hal-hal yang ada.

Untuk dapat mencapai pengetahuan yang lebih tinggi, adalah ketika anggota
tubuh tidak berdaya dan kecerdasan redup. Selain itu juga, ketika telah
meninggalkan tubuh dan membuang pengetahuan.

Hasil dari membuang pengetahuan adalah tidak memiliki pengetahuan.


Tetapi ada perbedaan antara "tidak-memiliki pengetahuan" dan “tanpa
pengetahuan"
Sumber : wawasansejarah.com Sumber : Tridharma.or.id
Metodologi Mistisisme

Feng, Y., & In Bodde, D. (1948). A short history of Chinese philosophy.


New York: Free Press.
Wu, Joseph S. (1969). Chinese language and chinese thought. Philosophy
East and West 19 (4):423-434.
https://www.facebook.com/Rifai.SF. (2016, March 25). Ajaran Taoisme -
Wawasan Sejarah. Retrieved September 13, 2021, from Wawasan Sejarah
website: https://wawasansejarah.com/ajaran-taoisme/

Anda mungkin juga menyukai