Anda di halaman 1dari 3

KONFUSIANISME

Konfusianisme adalah seperangkat aturan etika dan filsafat moral yang berasal dari
Tiongkok. Meskipun beberapa orang menganggapnya bukan sebagai agama, sebagian besar
pendukungnya menggabungkannya dengan unsur-unsur dari agama-agama lain, seperti
Buddha, Taoisme, atau Shinto. Konfusianisme memiliki pengaruh yang signifikan di Asia
Timur selama lebih dari 2.000 tahun.
Konfusianisme merupakan ajaran yang dipelopori oleh Konfusius (551-479 SM),
sebagai penerus ajaran-ajaran yang tela ada sebelumnya termasuk yang dirintis oleh Pangeran
Chou (meninggal 1094 SM). Konfucius merasa bahwa dirinya sendiri bukanlah pencipta
(creator) akan tetapi sebagai penerus (transmitter), seperti diungkapkan dalam Confucian
Analects VII: 1, The Master (Confucius) said: “A Transmitter and not a maker, believing in
and loving the ancients, I venture to compare my self with our old Pang 2 . Konfusius sering
dijuluki sebagai a lover of the ancients. Oleh karena itu, berarti bahwa ajaran Konfusianisme
selain telah ada dalam kurun waktu sebelum masa Konfusius, maka mengandung makna pula
bahwa ajaran ini akan diteruskan oleh para penganutnya dalam sepanjang sejarah umat
manusia.
Konfusianisme dianut oleh sebagian besar masyarakat Asia Timur, dan ajarannya
berfokus pada hubungan antarmanusia. Nilai-nilai penting dalam Konfusianisme termasuk
"hubungan yang benar," yang mengatur berbagai asosiasi sosial, seperti ayah-anak, subjek-
penguasa, suami-istri, dan lainnya. Konfusianisme menekankan pentingnya pendidikan dan
pengembangan diri sebagai jalan menuju moralitas dan keharmonisan sosial.
Meskipun Konfusianisme bersifat hierarkis dan konservatif dalam banyak hal, ia juga
memberikan ruang bagi individu untuk berkembang dan menjadi orang bijak. Konfusianisme
tidak fokus pada konsep-konsep metafisik, supernatural, dosa, atau keselamatan, melainkan
pada kemanusiaan dan kehidupan yang baik. Keluarga dan kelangsungan keturunan juga
memiliki peran penting dalam ajaran Konfusianisme.
Meskipun beberapa menganggap Konfusianisme bukan sebagai agama, beberapa
bentuk praktik religius, seperti pemujaan leluhur, telah diintegrasikan dalam tradisi
Konfusian. Terlepas dari pandangan tersebut, Konfusianisme telah memiliki dampak yang
signifikan pada masyarakat Asia Timur dan tetap relevan dalam beberapa aspek budaya dan
sosial hingga hari ini.

DAOISME
Taoisme sebagai Filsafat Moral atau Agama: Taoisme adalah salah satu agama utama
di Tiongkok tradisional yang memainkan peran dalam pembentukan filsafat moral Tiongkok.
Konsep Dasar Taoisme - Dao ("Jalan"): Konfusius menggunakan istilah Dao ("Jalan") untuk
mengacu pada kewajiban sosial, sementara dalam Taoisme, Dao lebih sulit untuk
didefinisikan. Salah satu aksioma dasar Taoisme adalah ketidakaktifan dan diam.
Fokus pada Alam Kosmik: Dalam Taoisme, dunia manusia yang dapat diamati dan rasional
dianggap kurang penting dibandingkan dengan dunia alam kosmik yang lebih besar.
Bimbingan dicari dari alam semesta, tetapi ini bukan wilayah kata-kata.
Teks Utama Taoisme - Dao De Jing: Teks utama Taoisme adalah Dao De Jing, yang berisi
pernyataan mistik dan sulit diterjemahkan. Bahkan kalimat pembuka terkenalnya menyoroti
kebingungannya.
Laozi dan Pengaruhnya: Laozi, yang dikenal sebagai "Yang Lama," dianggap sebagai
kontemporer Konfusius, meskipun teks ini tidak lebih tua dari abad ketiga. Dia menghilang
dalam usia tua dan diyakini menjadi abadi.
Pesan Sentral Taoisme: Sentralitas Taoisme adalah "Mereka yang mengerti tidak berbicara;
mereka yang berbicara tidak mengerti." Ini menekankan ketidakperluan untuk berbicara dan
menekankan bahwa kebenaran tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
Filsuf Taoisme - Zhuangzi: Zhuangzi, seorang filsuf Taoisme lainnya, membahas relativisme,
mistisisme, dan amoralitas. Dia dikenal dengan kisahnya tentang bermimpi menjadi seekor
kupu-kupu.
Pertumbuhan Taoisme menjadi Agama: Taoisme berkembang menjadi agama karena
penyatuan dengan Kepercayaan rakyat, pemujaan alam, kekuatan alam, dan praktik mistik.
Pengaruh agama Buddha juga memengaruhi perkembangan Taoisme.
Praktik Taoisme: Penganut Taoisme mempraktikkan sihir, alkimia, dan pencarian ramuan
keabadian. Mereka menerima alam tanpa mempertanyakan dan mencari rahasia alam.
Dualisme dan Keseimbangan: Penganut Tao dan Konghucu setuju tentang pentingnya
keseimbangan unsur yin dan yang dalam alam dan manusia. Namun, Konghucu berusaha
membentuk dunia melalui pendidikan, sedangkan Taoisme mendorong penerimaan terhadap
hal-hal sebagaimana adanya.
Pengaruh Prinsip Yin dan Yang: Keseimbangan prinsip yin (lembut, pasif) dan yang (kuat,
aktif) juga mencerminkan pandangan tentang harmoni dan keseimbangan dalam Tiongkok
kuno.
Perbedaan dalam Pendekatan: Konghucu lebih aktif dalam mencoba memperbaiki dunia,
sementara Taoisme mendorong penerimaan terhadap realitas alam dan kehendak kosmis.
Pilihan Penganut Tionghoa: Banyak orang Tionghoa dianggap menjadi penganut Konghucu
ketika segala sesuatunya berjalan baik atau di tempat kerja, dan penganut Taoisme ketika
menghadapi kesulitan atau saat pensiun.
Pengaruh Taoisme pada Pengobatan dan Teknologi: Praktik-praktik seperti pencarian
tanaman obat oleh penganut Taoisme dan eksperimen mereka memberikan kontribusi penting
pada pertumbuhan pengobatan Tiongkok dan teknologi lainnya.

JUDAISME AND CHRISTIANITY


1. Pantai barat India terlibat dalam perdagangan dengan Mesopotamia dan dunia Mediterania
sejak lama.
2. Setelah penjarahan Yerusalem oleh bangsa Romawi pada tahun 70 M, komunitas Yahudi
tersebar ke luar negeri, termasuk di pantai barat India, terutama di kota Cochin.
3. Komunitas Yahudi di Cochin pada awalnya berbeda secara fisik tetapi mempertahankan
identitas agama dan ritual Ibrani mereka.
4. Orang India dari kasta rendah melihat Yudaisme atau Yahudi sebagai jalan untuk
menghindari prasangka kasta dan mobilitas sosial ke atas.
5. Komunitas Yahudi di Cochin kemudian mengalami emigrasi ke Israel dan tempat lain.
6. Koloni Yahudi juga didirikan di Dinasti Tang Tiongkok pada akhir abad ketujuh M.
7. Orang Yahudi di Tiongkok mendapat dukungan dari Kaisar Dinasti Song karena penekanan
mereka pada pembelajaran dan teks tertulis.
8. Pada abad ke-12, Tiongkok mengalami invasi Mongol dan komunitas Yahudi di Kaifeng
hancur.
9. Dengan pembukaan Tiongkok setelah tahun 1850, komunitas Yahudi di Kaifeng hampir tak
teridentifikasi dan terserap ke dalam budaya Tiongkok.
10. Isolasi dan pengaruh budaya Tiongkok telah mengikis identitas Yahudi di Tiongkok.
11. Eropa berupaya menyebarkan agama Kristen ke seluruh dunia, termasuk di Asia, dan
agama Katolik telah tertanam di Filipina selama berabad-abad.
12. Komunitas Kristen juga berkembang di seluruh Asia.
13. Jumlah umat Kristen di Asia dan umat Islam di Asia mengalami pertumbuhan pesat.

Anda mungkin juga menyukai