Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Siswa berprestasi memiliki skala ukur terlalu sempit. Hanya terbatas pada
kemampuan siswa dalam bidang kognitif (intelektual). Siapa yang
menunjukkan hasil belajar terbaik maka mereka dikatakan sebagai seorang
siswa berprestasi. Namun tidak ada jaminan kalau siswa berprestasi itu akan
menjadi siswa teladan di sekolahnya. Lebih jauh mungkin dapat diungkapkan
bahwa siswa berprestasi lebih cenderung berorientasi pada prestasi akademis.
Hasil belajar dari semua mata pelajaran di sekolah setelah diadakan kegiatan
ujian. Atau hasil belajar pada prestasi kegiatan ekstrakurikuler seperti olah raga,
seni, dan budaya. Siswa teladan di sekolah lazimnya ditentukan melalui
pemilihan yang melibatkan semua warga sekolah.

1.2 Tujuan Penelitian


Bertujuan agar pengguna dapat memutuskan dari hasil rekomendasi sistem
dalam memilih siswa siswi teladan di tingkat sekolah menengah atas (SMA).

1.3 Masalah
Dirumuskan permasalahannya yaitu bagaimana membangun suatu bentuk
prototipe sistem pendukung keputusan yang dapat digunakan untuk
merekomendasikan dalam memilih siswa maupun siswi teladan di tingkat SMA
dengan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting)?

1.4 Batasan Masalah


1. Sistem berbasis pendukung keputusan dengan melakukan kalkulasi
perangkingan menggunakan metode SAW (Simple Additive Weighting).
2. Sistem ini dibangun berbasis web dengan menggunakan bahasa
pemrograman XAMPP.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Operasional


2.1.1 Pengertian Belajar
Gagne dalam Sri Anita (2003:13) menyatakan bahwa “belajar
adalah suatu proses dimana organisme berubah prilakunya akibat
pengalaman”. M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
mengumukakan bahwa belajar adalah tingkah laku yang
mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek
kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, ketrampilan,
kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap (Purwanto,2003: 85).
Dalam kepustakaan Pendidikan kita mengenal konsep learning yaitu
belajar. Menurut Skiner dalam Noehi Nasution (1992:77) proses belajar
melalui tiga tahapan yaitu:
1. Pertama, adanya rangsangan atau situasi (S) yang dihadapi oleh
atau dihadapkan pada murid
2. Kedua, lahirnya prilaku ataubehavior (B),
3. Ketiga, penguatan atau reinforcement (R). Mengenai
perubahan bentuk atau proses transformasi belajar Bruner dalam
Noehi Nasution (1992:78) berlangsung dalam tiga bentuk yaitu:
4. Bentuk enactive merupakan yang sangat operasional tidak
menggunakan citra (bayangan) tetapi dalam bentuk tindakan. Bentuk
iconic merupakan yang Nampak lebih maju dalam penggunaan
bayangan tetapi masih belum menggunakan bahasa.

2
2.2 Uraian
2.2.1 Prestasi Belajar
Di dalam KBBI (2002:895) prestasi adalah hasil yang telah dicapai
atau dilakukan, dikerjakan dan sebagainya). Menurut Sumadi (1998:7)
pretassi belajar merupakan ukuran keberhasilan belajar paling luas dipakai
dalam penelitia. Pada umumnya prestasi belajar terdapat pada buku raport
setelah siswa melakukan aktivitas belajar di sekolah dalam kurun waktu
tertentu, seperti catur wulan atau semester. Dengan prestasi belajar maka
guru, siswa dan orang tua akan mengetahui hasil yang dicapai dalam
pembelajaran atau Pendidikan.
Zainal Arifin (1991:2) mengemukakan fungsi utama prestasi belajar
antara lain:
a. Prestasi belajar sebagai indicator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c. Prestasi belajar sebgai bahan informasi dalam inovasi Pendidikan.
Prestasi belajar sebagai indicator intern dan ekstern dari suatu
institusi Pendidikan.
d. Prestasi belajar dapat dijadikan indicator terhadap daya serap
(kecerdasaan) anak didik

Prestasi belajar meliputi segenap ranah kewajiban yang berubah


sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang
bersangkut. Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara: Penilaian formatif
adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencapai umpan balik
(feedback), yaitu selanjutnya hasil penilaian tersebut dapat digunakan
untuk memperbaiki proses belajar- mengajar yang sedang atau yang
sudah dilaksanakan. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan
untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau
pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah
dipelajarinya selama jangka waktu tertentu (Purwanto, 2001:26).

3
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Pertama, orang tua ikut andil ketika sedang belajar,karena peran
orang tua sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan
anak.
2. Kedua guru serta orang tua memberi motivasi kepada anak agar dia
semangat untuk belajar. Misalnya dengan menceritakan bahwa menjadi
orang sukses itu harus pintar, karna orang pintar akan berfikir panjang
sebelum melakukan sesuatu.
3. Ketiga, anak yang berprestasi pintar dalam mengatur waktu, antara waktu
belajar dan bermain. Anak yang pintar akan disiplin dalam menggunakan
waktunya.
4. Keempat, siswa berprestasi aktif dalam pelajaran. Anak berprestasi
selalu

3.2 Saran
Adapun saran-saran yang dapat disampaikan sehubung dengan
hasil penelitian ini adalah pertama, bagi pembaca yang berminat jadi guru
serta para guru hendaknya selalu meningkatkan kreatifitasnya dalam
pengajaran agar para siswa tertarik akan materi yang disampaikan dan
membuat siswa

4
DAFTAR PUSTAKA

Anita Sri, dkk. 2008. StrategiPembelajaran. Jakarta. Universitas Terbuka


Nasution, Noehi, dkk. 1992.Psikologi Pendidikan. Jakarta: Dikti Depdikbud
Sudjana, N. 1997. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo
Arifin, Zainal. 1990. Evaluasi Instruksional Prinsip Teknik Prosedur. Badung: PT.
Remaja Rosdakarya
Purwanto, M. Ngalim. 2001. Prinsip- prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai