Anda di halaman 1dari 56

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu proses yang kompleks yang diantaranya

melibatkan komponen-komponen baik itu manusia, sarana dan prasarana,

seperangkat aturan seperti kurikulum dan sebagainya yang saling

berhubungan satu sama lain. Pendidikan yang paling utama adalah bertujuan

untuk memanusiakan manusia menjadi lebih baik, baik itu dalam berfikir,

berakhlak, bermoral, bersosialisasi dan meningkatkan pengembangan

sumber daya manusia. Karena dalam pendidikan bukan hanya sekedar

intelegensi saja yang diukur dan dikembangkan tetapi bagaimana seseorang

berproses menjadi lebih baik dari segi kognitif, afektif dan psikomotor.

Pendidikan seseorang biasanya identik dengan jenjang sekolah mulai

dari SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA dan perguruan tinggi. Sekolah disini

berperan sebagai lembaga formal yang menyediakan sarana dan prasarana

dan semua kebutuhan yang diperlukan untuk peserta didik dalam berbagai

kegiatan belajar dan memberikan kesempatan peserta didik dalam

mengembangkan kemampuan yang dimilikinya. Adapun proses belajar

dapat dilakukan di luar sekolah tanpa jenjang formal melainkan secara

informal.

MenurutThorndike dalam Budiningsih (2005 : 21 )


menyatakan bahwa belajar adalah proses interaksi antara stimulus
dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang
terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain
2

yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan respon yaitu


reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga
dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan.

Dalam proses belajar mengajar yang diharapakan secara umum

adalah hasil belajar yang dapat berupa perubahan kemampuan berfikir,

sikap dan keterampilan. Hasil belajar tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor

intern dan ekstern. Faktor intern yaitu sesuatu yang berasal dari dalam diri

siswa itu sendiri motivasi belajar, minat, dan kondisi fisik. Sedangkan

faktor ekstern yaitu sesuatu yang berasal dari luar peserta didik seperti

lingkungan, baik lingkungan keluarga, sekolah, guru dan sebaginya.

Sebelum sampai pada proses penelitian maka menurut wawancara

pada guru mata pelajaran Biologi dan siswa kelas VII di SMP Negeri 1

Bayongbong metode yang digunakan masih menggunakan metode ceramah

dan diskusi. Melihat hal tersebut maka siswa kurang begitu antusias dan

cenderung merasa bosan karena tidak terlibat secara penuh dan aktif yang

berakibat pada hasil belajar siswa. Dilihat dari hasil belajar siswa pada nilai

rata-rata kelas terutama pada pada Sub Konsep Ekosistem hasil belajar nya

kurang mencapai hasil yang maksimal karena masih banyak siswa yang

belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

Untuk memaksimalkan hasil belajar siswa maka pemilihan metode,

model ataupun strategi pembelajaran harus bervariatif untuk memacu

keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran. Guru haruslah berinovasi

dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan menciptkan suasana yang

nyaman dan menyenangkan juga kondusif dalam proses pembelajaran.


3

Siswa kadang merasa cepat jenuh dan bosan dengan cara

penyampaian yang monoton dan siswa tidak terlibat secara aktif selain dari

materi pelajaran yang sulit. Siswa akan bersemangat dalam menerima

pelajaran dan bersemangat ketika ada hal yang menyenangkan dan menarik.

Mengingat materi tentang ekosistem banyak hapalannya dan harus dipahami

secara baik maka dalam penyampaian materi haruslah siswa merasa rileks,

siap, dan bersemangat agar materi yang diberikan dapat dipahami secara

baik pula, strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here merupakan

salah satu strategi pembelajaran memiliki keunggulan tersendiri diantaranya

memberi kenyamanan kepada siswa, meningkatkan kepercayaan diri dan

aktif dalam belajar melalui teman sabayanya yang berperan sebagai pusat

informasi atau guru bagi teman sebayanya.

Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here penulis pilih

karena dirasa cocok dan ingin mencoba stategi tersebut. Menurut yang

dikemukakan oleh Silberman (2009: 171) “Ini merupakan strategi yang

mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung jawab

individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta didik

untuk bertindak sebagai seorang “ pengajar” terhadap peserta didik lain”.

Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mencoba mengetahui

“EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN

EVERYONE IS A TEACHER HERETERHADAP HASIL BELAJAR

SISWA.

(Pada Konsep Ekosistem Di SMP Negeri 1 Bayongbong).


4

Mengingat lingkungan berpengaruh dalam proses kehidupan

manusia terutama dalam pendidikan di sekolah adalah lingkungan belajar

yang akan berpengaruh terhadap hasil belajar.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanahasil belajar siswa sebelum dan setelah melakukan proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran Everyone Is A

Teacher Here Pada Konsep Ekosistem?

2. Bagaimana efektivitas dari strategi pembelajaran Everyone Is A Teaher

Here dilihat dari hasil belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya permasalahan yang akan diuraikan,

maka perlu dilakukan pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas VII (tujuh) di SMPN 1

Bayongbong.

2. Konsep yang diteliti adalah Ekosistem.

3. Strategi yang digunakan adalah Everyone Is A Teacher Here.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin

dicapai oleh penulis adalah sebagai berikut :


5

1. Untuk mengetahui bagaimanahasil belajar siswa sebelum dan setelah

melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan strategi

pembelajaran Everyone Is A Teacher Here Pada Konsep Ekosistem

2. Untuk mengetahui bagaimana efektivitas dari strategi pembelajaran

Everyone Is A Teaher Here dilihat dari hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai

berikut :

1. Bagi siswa :

a. Memberikan kesempatan dalam mengembangkan kemampuan yang

dimiliki dan membangkitkan kepercayaan diri dalam proses

pembelajaran tanpa selalu terfokus kepada guru sebagai pusat

informasi melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.

b. Meningkatkan kualitas diri sebagai pusat informasi bagi teman

sebayanya.

c. Memberikan kenyamanan belajar kepada siswa dengan secara aktif

bertanya, memberi tanggapan, sanggahan melalui teman sebayanya.

2. Bagi Guru :

a. Menambah wawasan dan meningkatkan kualitas mengajar dalam

upaya meningkatkan hasil belajar bagi siswa.

b. Menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan bagi

siswa dalam upaya meningkatkan hasil belajar sehingga diharapakan

tujuan pembelajaran dapat sesuai dengan apa yang diharapkan.


6

3. Bagi penulis :

a. Memberikan pengalaman dalam proses belajar mengajar yang berbeda

melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.

b. Memberikan pengalaman dalam menghadapi siswa dengan segala

respon yang ditunjukan melalui Strategi Pembelajaran Everyone Is A

Teacher Here dengan tidak selalu menjadi pusat informasi.

Meningkatkan kualitas dalam mendidik untuk bekal dihari kemudian

setelah terjun langsung ke dunia pendidikan sekolah.

F. Asumsi

Strategi Everyone Is A Teacher Here sudah diujucobakan pada


Madrasah Terpadu di Jakarta pada tahun 2001, hasilnya menunjukkan
bahwa metode tersebut sangat baik, sehingga siswa dapat dengan
mudah mengikuti proses belajar mengajar, karena metode tersebut
dapat melibatkan siswa secara aktif dan memiliki keberanian
mengemukakan pendapatnya. Nazwadzulfa dalam Ropikoh ( 2012 :
6).

G. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan,

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho : Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here

tidak efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem

di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≤ 75%).

Ha :Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here

efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem di

SMP Negeri 1 Bayongbong (po≥ 75%).


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Efektivitas

Efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang


melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Efektivitas juga
dapat diartikan sebagai suatu ukuran keberhasilan dalam
pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Sebagai contoh
jika sebuah tugas dapat selesai dengan pemilihan cara-cara atau
teknik tertentu yang sudah ditetapkan, maka cara atau teknik
tersebut adalah benar atau efektif. Mulyasa (2006: 82).

Efektif tidaknya strategi pembelajaran, metode, tekhnik yang

digunakan dapat dilihat dari hasil belajar yang didapat siswa. Walaupun,

kriteria keefektivitasannya memiliki kelompok kriteria terntentu.Seperti

yang dikemukakan oleh Nurgana dalam Marini (2013:34) jika 75% siswa

mendapat kan nilai ≥65 maka strategi dikatakan efektif.

Menurut Hamdani (2011, 55) menyatakan Cara mengukur


efektivitas adalah dengan menentukan transferbilitas (kemampuan
memindahkan) prinsip-prinsip yang dipelajari. Kalau tujuan dapat
dicapai dalam dalam waktu yang lebih singkat dengan strategi
tertentu daripada strategi yang lain, strategi itu efisien. Kalau
kemampuan menstransfer informasi atau skill yang dipelajari lebih
besar dicapai melalui strategi tertentu dibandingkan strategi lain,
strategi tersebut lebih efektif untuk pencapaian tujuan.

B. Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.

Menurut Gerlach dan Ely (1980) dalam Uno (2011: 1)


bahwa Strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih
untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa
strategi pemebelajaran yang dimaksud meliputi sifat lingkup dan
urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar peserta didik.
8

Menurut Kemp (1995) dalam Abdul (2012: 128-129) “Strategi

adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan peseta

didik agar tujuan pembelajaran dapat dicpaai secara efektif dan efisien”.

Strategi Everyone Is A Teacher Here merupakan merupakan bagian

dari model pembelajaran Peer Teaching. Peer Teachung merupakan model

pembelajaran dengan menjadikan teman sebaya sebagai pusat informasi

atau guru bagi teman sebayanya. “Strategi ini merupakan sebuah strategi

yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung

jawab individu. Strategi ini memberikan kesempatan kepada setiap peserta

didik untuk bertindak sebagai seorang “ pengajar” terhadap peserta didik

lain”. Silberman (2009 : 171).

Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-


benar dikuasaianya apabila seorang peserta didik mampu
mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari
sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, saat ia menjadi
narasumber bagi yang lain. Strategi pada Peer Teaching merupakan
cara praktis untuk menghasilkan mengajar teman sebaya di dalam
kelas. (Silberman, 2009 : 165).

Strategi pembelajaran ini memberikan kebebasan kepada peserta

didik untuk bertindak sebagai pusat informasi bagi teman sebayanya

sehingga menghindari peserta didik yang pasif tidak berkembang. Karena

dengan peserta didik lain sebagai guru dapat memberi kenyamanan lebih

untuk bertanya dan saling berbagi informasi karena menyadari persamaan

kedudukan antar peserta didik lain.


9

MenurutSilberman (2009 : 173), menyatakan adapun


prosedur/ langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai
berikut:
1. Bagikan kartu indeks kepada peserta didik. Mintalah para
peserta menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
khusus yang akan mereka diskusikan dikelas.
2. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa.
Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada
kartu dan pikirkan satu jawaban.
3. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respons.
4. Setelah diberi respons, mintalah yang lain di dalam kelas untuk
menambahkan apa yang telah disumbang sukarelawan.
5. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.

Prosedur tersebut dilakukan setelah guru menjelaskan materi

ataupun topik yang telah dibahas. Semaksimal mungkin guru menjelaskan

materi secara jelas sehingga siswa dengan mudah untuk menuliskan hal atau

pertanyaan yang akan ditulisnya agar lebih menggali pengetahuan siswa dari

apa yang telah dijelaskan oleh guru.

C. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh setelah mengikuti

serangkaian proes belajar mengajar yang ditandai dengan adanya kecakapan

kognitif, apektif dan psikomotor. Seperti yang dikemukakan Slameto (2010,

138) ”Hasil belajar dalam kecakapan kognitif itu mempunyai hierarki/

bertingkat-tingkat”.

Menurut Gagne dalam Suprijono (2011: 5-6) mengemukakan lima

macam kemampuan hasil belajar yaitu:

1. Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis


10

2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep

dan lambang.

3. Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahakan

aktivitas kognitifnya sendiri.

4. Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan

penilaian objek tersebut.

Sedangkan menurut Bloom dalam Suprijono (2011: 6-7) hasil

belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Domain

kognitif adalah knowledge ( pengetahuan, ingatan), comprehension

(pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application (menerapkan),

analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis

(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), dan

evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima),

responding ( memberikan respon), valuing (nilai), organization (organisasi),

characterization (karakterisasi). Domain psikomotorik juga mencakup

keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.

1. Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta Didik.

Hasil belajar peserta didik tidak selalu sama dan tetap tetapi

mengalami fluktuasi atau naik turun yang dapat disebabkan oleh


11

banyak faktor. Dalam pembelajaran peran guru sangatlah besar dan

penting sebagai komponen proses belajar menagajar.

Menurut Sriyono ( 1992 : 43) mengungkapkan


Karena besarnya peranan tersebut sering- sering, baik-buruk
dan tinggi rendahnya prestasi siswa/mahasiswa, bahkan
sampai pada mutu pendidikan pada umumnya dikembalikan
pada guru. Itu terlalu berlebihan kiranya. Sebab, keberhasilan
proses belajar-mengajar ditentukan oleh banyak faktor; guru,
murid, metode, alat/sarana pengajaran, situasi dan lain
sebagainya.

Seperti yang di ungkapkan Sudjana (2009 : 39), beliau

menyebutkan siswa belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua

faktor utama yakni faktor dari dalam diri siswa itu dan faktor yang

datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan.Slameto,(2010 : 54-

72) menyatakan faktor intern dibahas menjadi tiga faktor, yaitu :

faktor jasmaniah(faktor kesehatan dan cacat tubuh), faktor

psikologis(intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan,

kesiapan dan faktor kelelahan. Faktor ekstern dikelompokkam

menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga (cara orang tua mendidik,

relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi

keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, faktor

sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi

siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,

standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar,

tugas rumah, dan faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam

masyarakat, mass media, teman bergaul, bentuk kehidupan

masyarakat).
12

2. Evaluasi Hasil Belajar

Menurut Dimyati (2006:189) Setiap orang yang


melakukan suatu kegiatan akan selalu ingin tahu hasil dari
kegiatan yang dilakukannya. Siswa dan guru merupakan
orang-orang yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran, tentu
mereka juga berkeinginan mengetahui proses dari hasil
kegiatan pembelajaran yang dilakukan. Untuk menyediakan
informasi tentang baik dan buruknya proses dan hasil
kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus
menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang
dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi
pembelajaran sekaligus.

Menurut Davies dalam Dimyati (2006:190) “Evaluasi

merupakan proses sederhana memberikan/menetapkan nilai kepada

sejumlah tujuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang,

objek, dan masih banyak yang lain”.

Evaluasi hasil belajar sangat penting selain yang sudah

dipaparkan sebelumnya tetapi juga untuk meningkatkan motivasi

siswa dalam belajar sehingga memacu untuk mendapatkan hasil

belajar yang lebih baik lagi dan untuk guru dapat meningkatkan cara

mengajar menggunakan model, metode, ataupun strategi yang dapat

menghasilkan hasil belajar yang bauk melalui evaluasi hasil belajar.

D. Tinjauan Mengenai Sub Konsep EkosistemKomponen Penyusun


Ekosistem

Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup

dengan lingkungan abiotiknya atau kesatuan struktural dan fungsional

antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dibentuk oleh

kumpulan berbagai macam makhluk hidup beserta benda-benda tak hidup.

Semua komponen hidup penyusun ekosistem disebut komponen biotik.


13

Sedangkan semua komponen yang tak hidup penyusun ekosistem disebut

komponen abiotik. Di dalam ekosistem, komponen abiotik dan komponen

biotik saling memengaruhi.

1. Komponen Penyusun Ekosistem

a. Komponen Biotik

Komponen biotik suatu ekosistem meliputi berbagai jenis

makhluk hidup. Berdasarkan fungsi atau peranannya, komponen biotik

dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu produsen, konsumen, dan

dekomposer( pengurai). Produsen adalah makhluk hidup yang dapat

mengahsilkan makanan sendiri, yaitu tumbuhan. Tumbuhan dapat

membuat makanan sdendiri melalui proses fotosintesis. Energi yang

digunakan dalam fotosintesis diperoleh dari energi matahari, sehingga

matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi.

Proses fotosisntesis dan kemosisntesis menghasilkan gula

sederhana. Gula sederhana ini digunakan untuk menyususn komponen-

komponen sel, menghasilkan energi, dan sebgaian digunakan sebagai

cadangan makanan. Bila produsen dimakan oleh makhluk hidup lain,

maka terjadi perpindahan energi dari produsen ke hewan tersebut. Jadi

hanya produsen yang dapat membuat makanan sendiri dan disebut

sebagai organisme autotrof.

Konsumen memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat

oleh produsen. Karena tidap dapat membuat makanan sendiri dan selalu

bergantung pada makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat


14

heterotrof.Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat dibagi

menjadi empat jenis seperti pada Tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Berbagai Jenis Konsumen Berdasarkan Jenis Makanannya.

Konsumen Sumber Makanan Contoh


Kambing, rusa,
Herbivora Tumbuhan
sapi
Harimau,
Karnivora Hewan serigala, burung
hantu
Manusia,
Tumbuhan dan musang,
Omnivora
hewan beberapa jenis
tikus
Detrivor Detritus Cacing tanah

Organisme yang memakan produsen disebut konsumen pertama

atau konsumen tingkat I. Organisme yang hewan herbivora adalah hewan

karnivora disebut konsumen kedua atau konsumen tingkat II. Organisme

yang memakan konsumen kedua disebut konsumen ketiga atau

konsumen tingkat III/ puncak.

Pengurai atau dekomposer adalah organisme yang berperan

sebagai pengurai zat-zat yang terdapat dalam makhluk hidup yang sudah

mati. Jadi, dekomposer menguraikan organik menjadi bahan anorganik

kembali yang dapat dimanfaatkan kemabali oleh produsen. Contoh

dekomposer dalam ekosistem adalah bakteri dan jamur saprofit.


15

Dalam ekosistem, setiap jenis makhluk hidup memerlukan tempat

atau lingkungan yang sesuai untuk kehidupannya. Tempat hidup makhluk

hidup biasa tinggal untuk melakukan aktivitas hidupnya disebut habitat.

b. Komponen Abiotik

Komponen abiotik merupakan semua makhluk tak hidup

penyusun ekosistem. Komponen abiotik menyediakan tempat hidup,

mkanan, dan kondisi komponen abiotik sangat memengaruhi jenis

komponen biotik. Komponen abiotik yang memengaruhi komponen

biotik dalam suatu ekosistem antara lain air, tanah, suhu, cahaya

matahari, udara, kelembapan, dan keasaman (Ph).

1). Air

Air merupakan gabungan dari hidrogen dan oksigen.

Air merupakan faktor yang sangat penting dan vital dalam

kehidupan makhluk hidup di seluruh muka bumi. Air berfungsi

sebagai pelarut zat-zat dalam tubuh, sistem pengangkut, dan

tempat berlangsungnya reaksi-reaksi biokimia di dalam tubuh.

2). Tanah

Tanah merupakan salah satu komponen abiotik yang

sangat penting bagi kehidupan. Keadaan tanah menentukan

jenis tumbuhan dapat hidup dan jenis-jenis tumbuhan akan

menentukan jenis-jenis hewan yang dapat hidup.


16

3). Suhu

Makhluk hidup membutuhkan sushu yang sesuai agar

dapat bertahan hidup. Suhu memengaruhi reaksi biokimiawi di

dalam tubuh. Suhu yang terlalu rendah ataui terlalu tinggi

dapat menyebabkan gangguan pada reaksi-reaksi biokimiawi

dalam tubuh.

4). Cahaya Matahari

Cahaya matahari diperlukan untuk proses fotosintesis

tumbuhan hijau. Selain itu cahaya matahari juga memengaruhi

suhu bumi menjadi sesuai untuk kehidupan yang berbeda pada

daerah yang mendapat cahaya matahari dibandingkan daerah

yang sedikit mendapat cahaya matahari

5). Udara

Udara merupakan campuran berbagai macam gas.

Misalnya nitrogen, oksigen, oksigen, karbon dioksida, dan

karbon monoksida. Oksigen sudah sangatlah jelas diperlukan

makhluk hidup untuk respirasi. Sedangkan karbon dioksida

diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis.

2. Tingkat Organisasi dalam Ekosistem

Dalam ekosistem makhluk hidup membentuk tatanan atau

organisasi tertentu. Organisasi terkecil dalam ekosistem akan

membentuk organisasi yang lebih besar.


17

a. Individu

Individu adalah organisme tunggal penyusun ekosistem.

Contoh seperti seekor kerabau, seekor rusa, sebatang pohon

meranti dan seorang manusia.

b. Populasi

Populasi adalah kumpulan individu sejenis pada suatu daerah

dalam jangka waktu tertentu. Jadi rusa-rusa di padang rumput,

pohon-pohon kelapa du pantai, dan penduduk manusia di suatu

kelurahan merupakan populasi.

c. Komunitas

Komunitas merupakan kumpulan beberapa populasi yang

berbeda yang saling berinterkasi pada daerah dan waktu tertentu.

Misalnya populasi ikan nila, populasi ikan mujair, populasi eceng

gondok, populasi plankton, dan populasi Hydrilla merupakan

anggota komunitas kolam. Padakomunitas terjadi berbagaiinteraksi

antara populasi dan di dalam interaksi itu terjadi perpindahan

materi dan energi.

d. Ekosistem

Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya dalam

ekosistem bersifat khusus. Artinya interaksi komunitas di

lingkungan kutub berbeda dengan interkasi komunitas di

lingkungan tropis. Berdasarkan proses terbentuknya ekosistem


18

dibedakan menjadi dua, yaitu ekosistem alami dan ekosistem

buatan.

(1). Ekosistem alami, yaitu ekosistem yang terbentuk secara

alamiah. Misalnya ekosistem hutan, laut, sungai, dan rawa.

(2). Ekosistem buatan, yaitu ekosistem yang dibentuk secara

sengaja oleh manusia. Misalnya ekosistem sawah, kolam,

perkebunan, dan hutan budidaya.

e. Bioma dan Biosfer

Ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak

geografis dan astronomis disebut bioma, dan keseluruhan

ekosistem/bioma yang ada di bumi membentuk biosfer.

3. Keseimbangan Ekosistem

Individu yang menyusun populasi dalam ekosistem selalu

tumbuh dan berkembang. Komponen abiotik yanag memengaruhi

ekosistem juga terus-menerus mengalami perubahan. Perubahan-

perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pada komunitas dan

ekosistem. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi

keseimbangan ekosistem.

4. Hubungan Saling Ketergantungan

Terjadi hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik

dan komponen abiotik.

Contoh hubungan itu adalah sebagai berikut :


19

 Komponen biotik memengaruhi komponen abiotik. Contohnya

adalah tumbuhan hijau dalam proses fotosintesis menghasilkan

oksigen, sehingga kadar oksigen meningkat dan suhu lingkungan

menjadi sejuk. Jadi tumbuhan hijau dapat memengaruhi komposisi

uadara dan suhu lingkungan.

 Komponen abiotik memengaruhi komponen biotik.Contohnya

adalah cahaya, tanah, air, udara dan unsur hara memengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

Sedangkan hubungan saling ketergantungan anatara sesama

komponen biotik adalah sebagai berikut :

(a). Saling ketrgantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis).

Contohnya sekumpulan lebah saling bekerja sma

mengumpulkan madu sebagai cadangan makanan di sarangnya.

b). Saling ketergantungan antarspesises.

Contohnya tanaman kacang-kacangan memerlukan bakteri

Rhizobium untuk menambat nitrogen bebas dari udara, sedangkan

bakteri Rhizobium memerlukan substrat dan makanan untuk hidup.

Saling ketergantungan antarspesies juga terjadi dalam

peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan

menimbulkan perpindahan materi dan energi. Hal ini membentuk

jaring-jaring kehidupan yang terdiri dari rantai makanan, jaraing-

jaring makanan, dan piramida makanan.


20

(1).Rantai Makanan

Rantai makan adalah peristiwa makan dan dimakan

yamg digambarkan secara skematis dalam bentuk garis lurus

searah dan tidak bercabang. Terjadi aliran energi dari matahari

ke produsen ke konsumen dan seterusnya.

(2). Jaring- jaring Makanan

Pada kenyataanya, peristiwa makan dan dimakan

terjadi dengan pola yanng lebih rumit. Contonya, elang tidak

hanya makan ular saja. Ular tidak makan ayam saja, dan ayam

tidak makan belalang saja. Rantai makanan dalam ekosistem

yang saling berkaitan dan tumpang tindih dinamakan jaring-

jaring makanan.

Gambar. 2.1
Sumber: Nasriaikal 125. wordpress. Com

(3). Piramida Makanan

Piramida makanan adalah suatu piramida yang

menggambarkan perbandingan komposisi jumlah biomassa

dan energi dari produsen sampai ke konsumen puncak

dalansuatu ekosistem
21

Gambar 2.2
Sumber : Ediesblack. blogspot. Com

5. Jenis-Jenis Interaksi Antarorganisme

Terdapat beberapa jenis hubungan antar makhluk hidup, yaitu

sebagai berikut.

a. Hubungan Netral

Hubungan netral yaitu hubungan yang ttidak saling

mempengaruhi. Netralisme terjadi apabila nisianya berbeda. Contoh

hubungan netral ini adalah hubungan antara kambing dan ayam yang

dipelihara manusia dalam kandang yang berdekatan.

b. Hubungan Simbiosis

Hubungan simbiosis yaitu hubungan yang saling

memengaruhi antara dua organisme. Hubungan simbiosis ada tiga

jenis, yaitu sebagai berikut.

(1). Simbiosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah hubungan antara dua

jenis organisme yang saling menguntungkan.Contohnya adalah

kupu-kupu dengan tumbuhan berbunga.


22

Gambar. 2.3
Sumber : Rumametmet.com

(2). Simbiosis Komensalisme

Simbiosis komensalisme yaitu hubungan anatara dua

jenis organisme di mana yang satu diuntungkan dan yang lain

tidak dirugikan maupun diuntungkan.Contohnya adalah

tanaman anggrek diuntungkan karena dapat hidup di pohon

yang ditumpanginya, sedangkan pohon tidak diuntungkan

maupun dirugikan oleh hadirnya anggrek tersebut.

Gambar. 2.4
Sumber : Bernadetalilikps. wordpress. com

(3). Simbiosis Parasitisme

Parasitisme adalah hubungan antara dua organisme

yang satu diuntungkan dan yang lain dirugikan. Contohnya

adalah benalu dengan inangnya.


23

Gambar. 2.5
Sumber: Kidsgen. blogspot.com

c. Hubungan Kompetisi

Hubungan kompetisi adalah hubungan antara individu-

individu dalam satu spesies maupun individu-individu yang berbeda

spsesies dalam memperubtkan makanan ataupun pasangannya.

d. Hubungan Predasi

Hubungan predasi adalah hubungan antara organisme yang

memangsa dan organisme yang memangsa. Contohnya adalah

hubungan antara rusa dengan singa, kucing dengan tikus.

Gambar. 2.6
Sumber: Ikalin zancita. blogspot. Com

Disarikan dari buku : Wasis dan Irianto, (2008). Ilmu


Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
24

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Definisi Operasional

1. Efektivitas Strategi Pembelajaran

Efektivitas strategi pembelajaran yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah keefektivitasan strategi pembelajaran Everyone Is

A Teacher Here yang diterapkan dalam proses belajar mengajar.

Yang diharapkan dengan strategi ini peserta didik terlibat secara aktif

dalam pembelajaran dan menjadi pusat informasi bagi sesama

temannya sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Seperti yang

dikemukakan oleh Nurgana dalam Marini (2013:34) jika 75% siswa

mendapat kan nilai ≥65 maka strategi dikatakan efektif.

2. Strategi Pembelajaran Everyone Is A Teacher Here.

Strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here

merupakan salah satu strategi pembelajaran dalam model

pembelajaran Peer Teaching yang memiliki keunggulan tersendiri

diantaranya memberi kenyamanan kepada peserta didik,

meningkatkan kepercayaan diri dan aktif dalam belajar melalui teman

sabayanya yang berperan sebagai pusat informasi atau guru bagi

teman sebayanya.
25

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan suatu hasil yang diperoleh dapat

berupa kecakapan kognitif, apektif dan psikomotor. Hasil belajar pada

penelitian ini berupa nilai post-test. Soal posttest sebanyak 30 soal

dalam bentuk tes objektif.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah pra-eksperimen( pre-

experimental). Sebelum penerapan strategi pembelajaran Everyone Is A

Teacher Here dilaksanakan di dalam kelas, terlebih dahulu dilakukan

pengarahan tentang bagiamana pelaksanaan pembelajaran, kemudian diberi

perlakuan berupa prestest. Sesudah pretest dilakukan proses pembelajaran

dengan strategi Everyone Is A Teacher Here kemudian dilakukan post test

untuk mengetahui bagaimana hasil pembelajaran pada sub konsep

ekosistem.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu “One

Group Pretest Posttest Design” (Sugiono, 2010: 110). Penelitian ini

dilakukan terhadap satu kelompok siswa yang diberikan perlakuan yaitu

strategi Everyone Is A Teacher Here.

O1 X O2
Keterangan:

O1 : Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)

O2 : Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)


26

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII sebanyak 9

kelas di SMP Negeri 1 Bayongbong angkatan 2013-2014.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah satu kelas yaitu kelas VII B,

dan tekhnik pengambilan sampelnya secara Purposive sampling /

sampel bertujuan (Arikunto, 2010 : 183) sampel bertujuan dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata atau

tingkatan.

D. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 16-17 April 2014 dan

tempat penelitian ini di SMP Negeri 1 Bayongbong yang terletak di Jln.

Raya Bayongbong.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini menggunkan alat pengambil data

berupa tes tertulis bentuk pilihan ganda sebanyak 30 soal. Tes tersebut

diujicobakan untuk mengetahui layak atau tidaknya soal tersebut digunakan

dalam penelitian, maka dilakukan analisis sebagai berikut :

1. Analisis Validitas

Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment, yang dikemukakan oleh Person. Adapun rumus

validitas yang digunakan yaitu dengan angka kasar, sebagai berikut:


27

a).

𝑛∑𝑥𝑦 − (∑𝑥)(∑𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛∑𝑥 2 − (∑𝑥)2 }{𝑛∑𝑦 2 − (∑𝑦)2 }

Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi
x = Skor item butir soal
y = Jumlah skor total tiap soal
n = Jumlah responden
Tabel 3.1
Klasifikasi Nilai Validitas
Koefisien Validitas Interpretasi
0,00-0,20 Sangat rendah
0,21-0,40 Rendah
0,41-0,60 Sedang
0,61-0,80 Tinggi
0,81-1,00 Sangat Tinggi
(Sundayana, 2010:)

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas soal keseluruhan dapat dicari dengan


menggunakan rumus Spearman-Brown , yaitu sebagai berikut:

𝑛(∑𝑥1𝑥2)−(∑𝑥1)(∑𝑥2)
𝑟11 =
22 √[(𝑛∑𝑥12 )−(∑𝑥1)2 [(𝑛∑𝑥22 )−(∑𝑥2)2 ]

Keterangan :
n = banyaknya responden
x1 = kelompok data belahan pertama
x2 = kelompok data belahan kedua

Untuk menghitung koefisien reliabilitas satu perangkat, maka


Spearman-Brown mengemukakan rumus :
2.𝑟11
22
𝑟11 =
1+𝑟11
22
28

Adapun klasifikasi interpretasi reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1
Klasifikasi Nilai Reliabilitas
Koefisien Reliabilitas Interpretasi
0,00-0,20 Sangat rendah
0,20-0,40 Rendah
0,40-0,60 Sedang
0,60-0,80 Tinggi
0,80-1,00 Sangat Tinggi
(Sundayana, 2010:71)

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran adalah menghitung berapa persen siswa yang


menjawab benar atau ada di bawah batas lulusan soal.

Untuk tipe soal objektif:


JBA +JBB
TK =
2.JSA

Keterangan:
TK = Tingkat kesukaran
JBA = Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = Jumlah siswa kelompok atas
Adapun klasifikasi interpretasi tingkat kesukaran adalah sebagai
berikut:

Tabel 3.2
Klasifikasi Indeks Tingkat Kesukaran
Rentang Keterangan
TK = 0,00 Terlalu Sukar
0,00 < 𝑇𝐾 ≤ 3,00 Sukar
0,30 < 𝑇𝐾 ≤ 0,70 Sedang
0,70< 𝑇𝐾 < 1,00 Mudah
TK = 1,00 Terlalu mudah
(Sundayana, 2010: 77-78)
4. Daya Pembeda

Daya pembeda (DP) soal adalah kemampuan suatu soal untuk


dapat membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi)
dan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus daya pembeda:
29

Untuk tipe objektif:


JBA −JBB
DP = JSA

Keterangan :
DP = Daya pembeda
JBA =Jumlah siswa kelompok atas yang menjawab benar
JBB = Jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab benar
JSA = Jumlah siswa kelompok atas
Adapun klasifikasi interpretasi daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3
Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Keterangan
DP= 0,00 Sangat jelek
0,00 < 𝐷𝑃 ≤0,20 Jelek
0,20< 𝐷𝑃 ≤ 0,40 Cukup
0,40< 𝐷𝑃 ≤ 0,70 Baik
0,70< 𝐷𝑃 ≤ 1,00 Sangat baik
(Sundayana, 2010:77-78)
F. Tekhnik Pengumpulan dan Analisis Data

1. Tekhnik Pengumpulan Data

Tahap yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan dalam tiga

tahap, yaitu :

a. Tahap Persiapan

Pada tahap pertama ini terdapat beberapa tahap, yaitu :

1). Peneliti melakukan observasi ke SMP Negeri 1 Bayongbong untuk

melihat kemungkinan terlaksananya penelitin di sekolah tersebut.

2). Membuat surat izin penelitian ke sekolah yang ingin diadakan

penelitian dari STKIP Garut.

3). Membuat instrumen penelitian.

4). Uji coba soal instrumen ke peserta didik atau kelas yang telah

menerima materi tentang Ekosistem.

5). Menganalisis hasil uji coba instrumen

6). Menyusun kembali instrument penelitian yang sudah diuji cobakan

dan mengambil soal-soal yang memenuhi standarisasi.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini terdapat beberapa tahap, yaitu :


1). Tahap pertama
Untuk kelancaran pelaksanaan penelitian ini, maka
peneliti terlebih dahulu melakukan konsultasi dengan Kepala
Sekolah SMP Negeri 1 Bayongbong dan Guru Mata Pelajaran
Biologi berkenaan dengan menentukan subjek dan sampel
penelitian.
2). Tahap Kedua
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan strategi
pembelajaran Everyone Is A Teacher Here dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
(a). Kartu indeks dibagikan kepada setiap peserta didik.
Kemudian meminta peserta didik menulis sebuah
pertanyaan yang mereka miliki tentang materi pelajaran
yang sedang dipelajari di dalam kelas.
(b). Mengumpulkan kartu, kemudian dikocok dan dibagikan satu
pada setiap peserta didik. Meminta peserta didik membaca
diam-diam pertanyaan atau topik pada kartu dan
memikirkan satu jawaban.
(c). Kemudian guru memanggil sukarelawan yang akan membaca
dengan kertas kartu yang mereka dapat dan memberi
respons.
(d). Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas
untuk menambahkan apa yang telah disumbang
sukarelawan.
(e). Dilanjutkan selama masih ada sukarelawan.
c). Tahap Akhir

Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai dilakukan, maka

selanjutnya menganalisis dan mengolah data dan kemudian dibuat

kesimpulan dari hasil penelitian tersebut dan dilanjutkan dengan

penyusunan laporan penelitian.

2. Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil proses pembelajaran berupa test

tertulis yang diberikan pada awal dan akhir pembelajaran, selanjutnya

dianalisis dengan tekhnik pengolahan data sebagai berikut:


a. Uji Hipotesis

1). Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui sebaran data apakah

bersifat normal atau tidak menggunakan uji Liliefors.

Langlakh-langkah Uji Liliefors :


a). Menghitung nilai rata-rata dan simpangan bakunya
b). Susunlah data dari yang terkecil sampai data terbesar pada tabel
𝑥−𝑥
z= 𝑠
d). Menghitung luas z dengan menggunakan tabel z
e). Menentukan nilai proporsi data yang lebih kecil atau sama dengan
data tersebut
f). Menentukan luas maksimum ( Lmaks) dari langkah f
g). Menetukan luas tabel Liliefors (Ltabel); Ltabel= Lα (n-1)
h). Kriteria kenormalan: jika Lmaks < Ltabel maka data berdistribusi
normal. (Sundayana, 2010:84-85). Kemudian lanjut dengan uji Z.

2). Uji- Z

Uji Z dapat diterapkan untuk menguji hipotesis dalam


penelitian satu perlakuan yang menggunakan persentase.
Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
a). Menguji normalitas sebaran data
b). Menentukan hipotesis yang akan diuji
c). Menentukan nilai Zhitung dan Ztabel dengan rumus:

x
n−𝑝
Zhitung=
√𝑝(1−𝑝)
n
Keterangan:
x= Banyak data yang termasuk kategori hipotesis
n= Banyak data
p= Proporsi pada hipotesis
d). Menentukan kriteria uji dan membuat kesimpulan
Sundayana, 2010: 94)

b. Data yang diperoleh merupakan bahan baku yang selanjutnya akan


diolah dan digunakan dengan cara:
1). Menghitung skor untuk instrumen penelitian
2). Melakukan penilaian dengan tes tertulis, bentuk tes yang
digunakan yakni tes objektif dengan melakukan tes awal (pretest) dan
tes akhir (postest)dengan menggunakan rumus gain:
skor postes−skor pretes
Gain Ternomalisasi =
skor maksimal− skor pretes
Kriteria:
-1,00 ≤ G < 0,0 = terjadi penurunan
G – 0,00 = tidak terjadi penurunan
0,00 ≤ G < 0.30 = rendah
0,30 ≤ G < 0,70 = sedang
0,70 ≤ G < 1,00 = tinggi
(Sundayana, 2011 : 155)

3). Menentukan efektivitas model pembelajaran

Menghitung presentasi jumlah siswa yang dapat nilai lebih

dari 65 untuk mengetahui efektivitas strategi Everyone Is A

Teacher Here, perhitungan dilakukan secara manual untuk

mengetahui jumlah siswa yang mendapat nilai test akhir lebih dari

65 dengan kriteria menurut Nurgana dalam Marini( 2013:34)

adalah 75% siswa memiliki nilai ≥ 65 maka dapat disimpulkan

strategi yang digunakan efektif.


G. Tahap-tahap/ Alur Penelitian

Indetifikasi Masalah

……….

Perumusan Masalah

……….……….

Seminar Proposal

…………….….

Revisi Proposal

……….

Penelitian

……….

Populasi dan Sampel

……….

Uji Coba Instrumen

……….

Revisi Instrumen

……….

Penerapan Strategi Pembelajaran

……….

Pengumpulan Data

……….

Analisis Data

Kesimpulan
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN

A. Hasil Penelitian

Data yang diperoleh dari hasil penelitian ini merupakan hasil

belajar siswa, diukur dengan menggunakan instrumen berupa tes tertulis

bentuk pilihan ganda yang dilaksanakan setelah kegiatan belajar mengajar

atau penerapan strategi Everyone Is A Teacher Here.

Tes yang diberikan berupa tes awal (pre-test) yang dilakukan

sebelum penerapan strategi Everyone Is A Teacher Here untuk mengetahui

kemampuan awal dan test akhir (post-test) yang dilakukan setelah

penerapan strategi Everyone Is A Teacher Here untuk mengetahui

kemampuan siswa setelah proses belajar mengajar dengan penerapan

strategi tersebut.

Soal atau instrumen pre-test dan post-test yang digunakan

merupakan soal yang sebelumnya telah diujicobakan terhadap siswa yang

telah mendapatkan materi yang diajarkan pada penelitian ini. Soal yang

diujicobakan sebanyak 40 soal kemudian setelah diujicobakan dan didapat

hasilnya kemudian dianalisis yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran

dan daya pembedanya. Setelah dianalisis maka yang dijadikan soal pretest

dan postest adalah sebanyak 30 butir soal.


Tabel 4.1
Nilai Tes Awal dan Tes Akhir
Nilai
No Nama Siswa
Tes Awal Tes Akhir
1 Adinda Mutiara N 37 60
2 Arif Hidayat 43 67
3 Asep Ihsan 40 77
4 Azhar Ramadhan 47 77
5 Bagas Dwi Yanto 23 67
6 Berliana Fransiska. P 63 97
7 Cici Marina 50 73
8 Cindy Lesmana Putri 60 97
9 Dede Aam 43 83
10 Dera Herdyana 37 73
11 Elva N.F 57 97
12 Euis Paridah 43 60
13 Ferdiansyah 43 97
14 Hafizh. Ripa 37 87
15 Irpan 60 63
16 Irvan F 63 100
17 Kamila Fazriati 60 93
18 Linda Khoerunnisa 60 80
19 M. Rudiyati Ramdan 47 80
20 Novi Yulianty 60 87
21 Nuraini 93 100
22 Raissa S.H 57 77
23 Ranti S 40 63
24 Rijal Fauji 47 80
25 Riki Andrian 47 83
26 Riki Hermanto 50 93
27 Riki Ramdani 43 80
28 Rindi Oktapiani 67 100
29 Sabila Nuril janah 43 93
30 Tantri Puput Lestari 57 97
31 Tasya Alfia Salsa Nabila 63 93
32 Tb. Moch Mario A 37 90
33 Teti Susanti 33 97
34 Toni Ramdani 53 90
35 Yanggi Raditia 67 100
36 Yuni Gustiana 50 100
Berdasarkan tabel 4.1 terlihat nilai yang didapat siswa sebelum dan

setelah pembelajaran dengan menggunakan strategi Everyone Is A Teacher

Here.Dari data di atas maka dapat ditentukan Gain Ternomalisasi, dan

Efektivitas strategi yang digunakan.

1. Gain Ternomalisasi

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa nilai pre-test dan post-

test di olah dengan Gain Ternomalisasi.

Tabel 4.2
Gain Ternomalisasi

Kode Gain
No Pre-test Post-test Gain Kriteria
siswa Ternomalisasi
1 S-1 11 18 7 0,368 Sedang
2 S-2 13 20 7 0,412 Sedang
3 S-3 12 23 11 0,611 Sedang
4 S-4 14 23 9 0,563 Sedang
5 S-5 6 20 14 0,583 Sedang
6 S-6 19 29 10 0,909 Tinggi
7 S-7 15 22 7 0,467 Sedang
8 S-8 18 29 11 0,917 Tinggi
9 S-9 13 25 12 0,706 Tinggi
10 S-10 11 22 11 0,579 Sedang
11 S-11 17 29 12 0,923 Tinggi
12 S-12 13 18 5 0,294 Rendah
13 S-13 13 29 16 0,941 Tinggi
14 S-14 11 26 15 0,789 Tinggi
15 S-15 18 19 1 0,083 Rendah
16 S-16 19 30 11 1 Tinggi
17 S-17 18 28 10 0,833 Tinggi
18 S-18 18 24 6 0,5 Sedang
19 S-19 14 24 10 0,625 Sedang
20 S-20 18 26 8 0,667 Sedang
21 S-21 28 30 2 1 Tinggi
22 S-22 17 23 6 0,462 Sedang
23 S-23 12 19 7 0,389 Sedang
24 S-24 14 24 10 0,625 Sedang
25 S-25 14 25 11 0,687 Sedang
26 S-26 15 28 13 0,867 Tinggi
27 S-27 13 24 11 0,647 Sedang
28 S-28 20 30 10 1 Tinggi
29 S-29 13 28 15 0,764 Tinggi
30 S-30 17 29 12 0,923 Tinggi
31 S-31 19 28 9 0,818 Tinggi
32 S-32 11 27 16 0,842 Tinggi
33 S-33 10 29 19 0,95 Tinggi
34 S-34 16 27 11 0,785 Tinggi
35 S-35 20 30 10 1 Tinggi
36 S-36 15 30 15 1 Tinggi

Dari tabel 4.2 menujukan hasil belajar sebelum dan setelah

pembelajaran dengan strategiEveryone Is A Teacher Here dan menujukan

perbedaan antara siswa satu dengan siswa yang lainnya. Maka dari hasil

data Gain Ternomalisasi yang didapat :

Tabel 4.3

No. Kriteria %

1. Tinggi 52,78%

2. Sedang 41, 67%

3. Rendah 5, 55%

2. Efektivitas Strategi Pembelajaran

Seperti yang dikemukakan oleh Nurgana dalam Marini(2013:34)

jika 75% siswa mendapatkan nilai ≥65 maka strategi dikatakan efektif.
Tabel 4.3
Hasil Keefektivitasan Belajar dan Persentasenya
Kriteria Banyak siswa %
≥ 65 32 88,89%
≤65 4 11,11%

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dipaparkan sebagai berikut siswa yang

memperoleh nilai ≥65 sebanyak 31 siswa dalam konsep ekosistem dengan

strategi Everyone Is A Teacher Here sebesar 86,11%, siswa yang

memperoleh nilai ≤65 sebanyak 5 siswa dengan persentase yang

menunjukkan siswa yang belum tuntas adalah 13,89%.

Dengan demikian secara umum dapat dikemukakan bahwa proses

pembelajaran dengan menggunakan strategi Everyone Is A Teacher Here

tersebut dapat dikatakan efektif karena melampaui persentase 75% terbukti

secara kualitatif.

3. Uji Hipotesis

a. Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas sebaran data menggunakan uji Liliefors.

1). Dari data hasil penelitian, diperoleh x = 24,25 dan s = 3,957

2). Tabel Uji Liliefors

Tabel 4.3
Uji Liliefors
Luas zi-
xi fi fkum z1 Luas Z1 s(z1)
s(zi)
18 2 1 -1,579 0,057 0,083 0,026
19 3 2 -1,327 0,092 0,167 0,074
20 1 3 -1,074 0,141 0,250 0,109
22 2 4 -0,569 0,285 0,333 0,049
23 3 5 -0,316 0,376 0,417 0,041
24 4 6 -0,063 0,475 0,500 0,025
25 2 7 0,190 0,575 0,583 0,008
26 2 8 0,442 0,671 0,667 0,004
27 2 9 0,695 0,756 0,750 0,006
28 4 10 0,948 0,828 0,833 0,005
29 6 11 1,200 0,885 0,917 0,032
30 5 12 1,453 0,927 1,000 0,073

3). Luas tabel Lilliefors (Ltabel)

Ltabel = L𝛼 (n-1) = L0,05 (36-1) = L0,05 (35) = 0,149

4). Kriteria kenormalan

Jika Lmaks < Ltabel maka data berdistribusi normal

Karena Lmaks = 0,109 dan Ltabel = 0,149 maka Lmaks< Ltabel sehingga

data berdistribusi normal.

b. Rumusan Hipotesis

Ho : Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher

Here tidak efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≥ 75%).

Ha : Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher

Here efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≥ 75%).

c. Perhitungan nilai Zhitung

x 31
−0,75
n−𝑝 36
Zhitung= = = 1,527
√𝑝(1−𝑝)
n
√0,75(1−0,75)
36
Untuk 𝛼 = 0,01maka Ztabel= Z(12 − 𝛼)= Z(12 − 0,01) = Z04900 =

2,33

Untuk 𝛼 = 0,05maka Ztabel= Z(12 − 𝛼)= Z(12 − 0,05) = Z04900 =

1,64

d. Kriteria Pengujian Hipotesis

Dari hasil yang didapatkan, baik untuk 𝛼 = 0,01 dan 𝛼 =

0,05maka diperoleh Zhitung > Ztabel ,untuk 𝛼 = 0,01Ztabel= 2,33

1,527>- 2,33 dan untuk 𝛼 = 0,05Ztabel=1,64, 1,527>-

1,64sehinggahipotesis diterima. Artinya pada tingkat kepercayaan 99%

dan 95% pernyataan bahwa penggunaan strategi pembelajaran

Everyone Is A Teacher Here efektif terhadap hasil belajar siswa pada

konsep Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong.

B. Pembahasan

Dalam proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan di setiap

sekolah yang hendak dicapai atau tujuan akhir adalah hasil belajar dari

siswa yang hendaknya membawa perubahan positif atau output yang baik.

Perubahan yang diharapkan adalah dari segi kognitif( pengetahuan), afektif

(sikap) dan psikomotor (aktif) menjadi lebih baik lagi untuk bekal dalam

kehidupannya. Tidak dapat dihindari dalam proses belajar mengajar selalu

banyak kendala yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga

tidak sesuai dengan apa yang diharapakan. Kendala tersebut dapat

disebabkan oleh banyak faktor, faktor yang pertama bisa datang dari siswa
itu sendiri seperti minat, bakat, kematangan dan lain-lain. Faktor yang kedua

bisa datang dari luar siswa itu sendiri seperti guru, keluarga, lingkungan dan

lain-lain.

Faktor dari luar siswa salah satunya adalah guru, guru bertindak

sebagai informan, mediator dan fasilitator. Seorang guru hendaknya harus

bisa berinovasi dan berwawasan luas agar dapat menjadikan siswanya

mendapatkan hasil yang diharapkan. Seorang guru dapat berinovasi dalam

cara mengajarnya seperti menguasai model, metode maupun strategi yang

diterapkan. Sebenarnya tidak ada model, metode maupun strategi yang

ampuh untuk setiap kondisi pembelajaran.

Ada kalanya suatu strategi cocok untuk suatu kondisi tertentu

namun tidak cocok untuk kondisi lain. Namun yang terpenting adalah usaha

dalam mewujudkan hasil yang lebih baik bagi para siswa agar mendapatkan

hasil yang diharapkan.

Untuk itu, penulis pilih strategi Everyone Is A Teacher Here Pada

konsep ekosistem yang diharapkan membawa hasil yang baik dalam

meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep tersebut. Berdasarkan hasil

penelitian yang dilakukan oleh penulis dengan mengumpulkan data dari

siswa untuk mengukur hasil belajarnya yaitu berupa test awal (pretest) dan

tes akhir (post-test). Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal

siswa sebelum diterapkannya strategi Everyone Is A Teacher Here dan

posttest untuk dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar.


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penulis di SMP

Negeri 1 Bayongbong pada konsep ekosistem dengan menggunakan strategi

Everyone Is A Teacher Here didapatkan hasil yang baik. Sebelumnya dilihat

dari hasil pretest yang dilakukan dan hasilnya menunjukkan hasil kurang

baik hanya satu orang siswa yang mendapatkan nilai yang sangat baik yaitu

93. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan awal siswa

masih sangat rendah, dan itu wajar mengingat belum dilakukannya proses

belajar mengajar dengan penerapan strategi. Dari hasil post-test yang telah

dilakukan setelah penerapan strategi Everyone Is A Teacher Here

menunjukkan hasil yang sangat baik. Dari nilai hasil pre-test dan post-test

yang telah didapat, maka dapat diketahui perbedaan antara siswa yang satu

dengan yang lainnya. Adakalanya ada siswa yang memiliki nilai posttest

yang sama dengan siswa lain, walaupun keduanya memiliki nilai yang sama

kita dapat membedakan mana yang lebih baik dengan melihat dari hasil

pretestnya siswa yang memiliki nilai selisih yang besar antara pre-test dan

post-test maka semakin bagus.

Dengan Gain Ternomalisasi dapat diketahui perbedaan antara siswa

satu dengan yang lainnyadan hasil Gain Ternomalisasi yang didapatkan

sebanyak 19 siswa berada pada kriteria tinggi dengan persentasi sebesar

52,78%, 15 siswa berada pada kriteria sedang dengan persentasi 41,67% dan

2 siswa berada pada kriteria rendah dengan persentasi 5,55% dan tidak ada

siswa yang mengalami penurunan walaupun ada siswa yang masuk pada

kriteria rendah.
Untuk hasil post-test yang telah dilakukan setelah penerapan strategi

Everyone Is A Teacher Here menunjukkan hasil yang sangat baik. Nilai pos-

ttest berkaitan indikator dari keefektivitasan dengan melihat dari data nilai

hasil posttest dari 36 siswa didapat hasil 31 siswa memperoleh nilai ≥65

dengan persentase 86,11% dan 5 siswa memperoleh nilai kurang dari itu

dengan persentase 13,89%.Maka setelah mengetahui hasil belajar siswa dan

dipersentasekan kita dapat mengetahui keefektivan strategi yang diterapkan,

ketika 75% siswa mendapatkan nilai ≥65 maka strategi yang diterapkan

dikatakan efektif, dengan perolehan persentase 86,11% maka strategi

Everyone Is A Teacher Here adalah efektif secara kualitatif. Selain itu,

menurut uji hipotesis yang dilakukan menggunakan uji Z bahwa strategi

Everyone Is A Teacher Here efektif pada konsep ekosistem di SMP Negeri

1 Bayongbong dengan diterimanya hipotesis dengan hasil Zhitung >- Ztabel ,

untuk𝛼 = 0,01 danZtabel= 2,33 sehingga 1,527>- 2,33 dan untuk 𝛼 =

0,05Ztabel=1,64 , sehingga 1,527>-1,64 artinya Ha diterima penggunaan

strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher Here efektif terhadap hasil

belajar siswa pada konsep Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≥

75%).

Keefektivitasan yang sudah tercapai pada pembelajaran ini bisa

dikarenakan oleh berbagai faktor. Faktor-faktor yang tersebut ditimbulkan

dari dua komponen atau subjek belajar.


Dua subjek dalam hal pembelajaran ini adalah guru dan siswa.

Guru dan siswa tersebut merupakan dua komponen penting dalam mencapai

keefektivitasan dalam proses belajar mengajar. Guru harus mampu

merencanakan dan menerapkan metode tertentu dengan baik sehingga

suasana belajar menjadi menyenangkan dan adanya interaksi yang baik

antara guru dengan siswanya, maupun siswa dengan siswanya.

Kemungkinan keefektivitasan belajar dapat tercapai karena

mungkin siswa dapat mengikuti model pembelajaran atau strategi yang

diterapkan oleh guru dengan baik sehingga dapat mengacu pada hasil

belajar siswa, sehingga berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya suatu

model pembelajaran yang diterapkan. Selain itu kondisi siswa juga sangat

penting untuk diperhatikan karena merupakan salah satu faktor yang tidak

dapat diabaikan seperti yang telah diuraikan sebelumnya.

Karena penelitian ini dilakukan di sekolah maka hasil belajar siswa

yang dicapai setelah pelaksanaan strategi yang diterapkan tidak hanya dapat

membuktikan seberapa efektif strategi yang digunakan namun juga hasil

belajar yang diperoleh dari hasil penelitian ini dihubungkan dengan sekolah

itu sendiri yaitu KKM yang merupakan suatu ukuran keberhasilan siswa

dalam mendapatkan nilai yang ditentukan oleh setiap sekolah masing-

masing. Di SMP Negeri 1 Bayongbong yang menjadi tempat penelitian

KKM untuk IPA Biologi adalah 75. Maka dilihat dari hasil posttest

sebanyak 28 siswa mendapatkan nilai ≥75 berarti menunjukan 28 siswa


tersebut tuntas dan sebanyak 8 siswa mendapatkan nilai kurang dari nilai

KKM dan dinyatakan belum tuntas.

Tercapainya ketuntasan belajar merupakan dampak dari tingginya

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran. Berdasarkan hasil analisis data

yang diperoleh menunjukan bahwa melalui strategi pembelajaran Everyone

Is A Teacher Here pada konsep ekosistem menunjukkan hasil yang baik.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang “Efektivitas strategi

pembelajaran Everyone Is A Teacher Here pada konsep Ekosistem maka

dapat diambil kesimpulan yaitu:

1. Hasil belajar siswa pada konsep ekosistem sebelum dan setelah

penerapan stratregi Everyone Is A Teacher Here menunjukkan hasil

yang baik dengan mengetahui peningkatan hasil belajarnya dengan

Gain Ternomalisasi, dari 36 siswa sebanyak 19 siswa berada pada

kriteria tinggi dengan persentase sebesar 52,78%, 15 siswa berada

pada kriteria sedang dengan persentase 41,67% dan 2 siswa berada

pada kriteria rendah dengan persentase 5,55% dan tidak ada siswa

yang mengalami penurunan walaupun ada siswa yang masuk pada

kriteria rendah.

2. Efektivitas dari strategi Everyone Is A Teacher Here yang diterapkan

dilihat dari hasil posttest menujukkan hasil yang baik, 31 siswa telah

mendapatkan nilai ≥65 dengan persentase sebesar 86,11% dan 5

siswa mendapatkan nilai kurang dari itu dengan persentasi sebesar


13,89%. Dengan persentasi melebihi kriteria persentase efektif sebesar

75%. Maka dengan persentasesebesar 86,11% yang didapatkan bahwa

strategi Everyone Is A Teacher Here yang diterapkan pada konsep

ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong pada kelas VII dikatakan

efektif.

3. Uji hipotesis menggunakan uji Z dengan rumusan hipotesis :

Ho : Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher

Here tidak efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≤ 75%).

Ha : Penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is a Teacher

Here efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong (po≥ 75%).

Dengan hasil Zhitung >- Ztabel , untuk𝛼 = 0,01 Ztabel= 2,33

1,527>- 2,33 dan untuk 𝛼 = 0,05Ztabel=1,64 , 1,527>-1,64sehingga

hipotesis diterima. Artinya pada tingkat kepercayaan 99% dan 95%

pernyataan bahwa penggunaan strategi pembelajaran Everyone Is A

Teacher Here efektif terhadap hasil belajar siswa pada konsep

Ekosistem di SMP Negeri 1 Bayongbong.

B. Saran

Bertitik tolak dari kesimpulan di atas, penulis mencoba

mengajukam beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan perbaikan


dan pengembangan untuk penelitian khususnya pada strategi Everyone Is A

Teacher Here. Adapun saran tersebut yaitu :

1. Bagi Guru

a. Untuk setiap model, strategi ataupun metode pembelajaran yang

diterapkan hendaknya dapat disesuaikan dengan materi pelajaran

yang sesuai, kondisi sekolah dan siswa itu sendiri agar strategi yang

diterapkan dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan yang

diharapkan bahkan juga dapat memotivasi siswa dalam belajar.

b. Untuk strategi pembelajaran Everyone Is A Teacher Here untuk

pengembangannya dapat diterapkan pada konsep mata pelajaran

Biologi atau IPA lainnya tidak hanya pada konsep ekosisatem.

Selain itu agar siswa tidak merasa bosan, guru dapat memvariasikan

strategi tersebut dalam proses pembelajarannya.

2. Bagi Sekolah

a. Agar hasil dalam pembelajaran dapat dicapai dengan baik secara

keseluruhan agar dapat mencetak lulusan yang berkualitas

hendaknya sekolah lebih meningkatkan pemberian dukungan dalam

bentuk apapun agar guru tidak merasa kesulitan dalam

melaksanakan berbagai model, strategi ataupun metode yang

diterapkan.
b. Dapat memberikan kesempatan dan motivasi kepada para guru untuk

mengikuti segala bentuk pelatihan yang dapat memperluas wawasan

agar dapat mengembangkan kemampuan paedagogiknya.

3. Bagi Pembaca

a. Sebagai bahan perbandingan dan pedoman untuk melaksanakan

penelitian dengan menggunakan strategi Everyone Is A Teacher

Here dan mengetahui prosedur pelaksanaannya. Bagi peneliti yang

ingin menggunakan strategi yang sama harus dapat memvariasikan

pelaksanaan strategi ini dalam proses pembelajaran dengan tidak

mengesampingkan dengan materi ataupun konsep yang cocok untuk

diajarkan, kondisi sekolah juga dari siswanya itu sendiri.

a. Sebagai sarana untuk menambah wawasan dalam penerapan strategi

pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta.

Budiningsih, A. (2005). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Dimyati & Mudjiono, (2006). Belajar Dan Pembelajaran. Jakarta: PT.


Rineka Cipta.

Hamdani. (2011). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.

Nurufpia, Marini (2013). Efektivitas Pendekatan Brain Based Learning


terhadap peningkatan penguasaan konsep pada siswa SMP Dalam
Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Terpadu. Skripsi Jurusan
Pendidikan Biologi STKIP-Garut, Tidak Diterbitkan.

Majid, Abdul. (2012). Belajar Dan Pembelajaran : Pendidikan Agama


Islam. Bandung: PT. Rosdakarya Offset.

Mulyasa, E. (2003). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Mulyasa, E. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah Konsep Strategi dan


Implementasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ropikoh, N. (2012). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe


Everyone is a Techer Here Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Sub
Konsep Ekosistem Di SMP Negeri 1 Sucinaraja. Skripsi Jurusan
Pendidikan Biologi STKIP- Garut, Tidak diterbitkan.
Sugiono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan Kesebelas.
Bandung: Alfabeta.

Silberman, M. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif.


Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slameto. (2010). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sriyono, dkk. ( 1992). Tekhnik Belajar Mengajar Dalam CBSA. Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Sudjana, N. (2009). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Sundayana, R. (2010). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP


Garut Press.

Sundayana, R. (2011). Statistika Penelitian Pendidikan. Garut: STKIP


Garut Press.

Suprijono, Agus. (20110. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi


PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Uno, H. (2011). Model Pembelajaran : Menciptakan Proses Belajar


Mengajar Yang kreatif Dan Efektif. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wasis dan Irianto, (2008). Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat


Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
EFEKTIVITAS PENERAPAN STRATEGI
PEMBELAJARAN EVERYONE IS A TEACHER
HERETERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
( Pada Konsep Ekosistem di SMPN 1 Bayongbong)

SKRIPSI

diajukanuntuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana


pendidikan

Oleh :
Ai Wina Nuraina
NIM.10541039
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
GARUT
2014

Menurut Departemen Pendidikan Nasional (2008: 352),


menyatakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya,
pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab dan dapat membawa
hasil. Menurut Mulyasa (2003: 82), mengutarakan efektivitas
adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan
efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha
mewujudkan tujuan operasional. Efektivitas sering kali berkaitan
erat dengan perbandingan antara tingkat pencapaian tujuan dengan
rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, atau perbandingan hasil
nyata dengan hasil yang direncanakan.
Menurut Mishadin (2012: 8) menyatakan bahwa efektivitas
penggunaan media pembelajaran berbasis aplikasi sofware
proteuspada mata pelajaran elektronika kompetensi dasar
menggambar tekhnik elektronika kompetensi dasar menggambar
tehnik elektronika dan layout pada PCB dapat diartikan bahwa
keberhasilan yang dicapai setelah penggunaan media pembelajaran
berbasis komputer. Keberhasilan kelas dapat dilihat dari jumlah
peserta didik yang mampu menyelesaikan mencapai minimal 75%
dari jumlah peserta didik yang ada di kelas tersebut, dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM).
“Ketuntasan belajar merupakan pencapaian hasil belajar
yang ditetapkan dengan ukuran atau tingkat pencapaian kompetensi
yang memadai dan dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat
penguasaan kompetensi lebih lanjut”. Depdiknas buku 3 (2004:
16).
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). Tekhnologi Informasi dan
Komunikasi, Buku 3, Materi Pelatihan Terintegrasi. Jakarta: Bagian
Proyek Pengembangan Sistem Dan Pengendalian Program SLTP.

Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Mishadin. (2012). Efektivitas Media Pembelajaran Berbasis Komputer


Pada Mata Pelajaran Elektronika Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas XI di SMK Sedayu Bantul. Yogyakarta: Fakultas Tekhnik
Universitas Negeri Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai