Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis
1. Pengertian Analisis
Analisis pada umumnya (nominal, kata benda) adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dan sebagainya) untuk mengetahui
keadaan yang sebenarnya. Menurut Gorys Keraf (2004 : 67) “Analisis adalah
sebuah proses untuk memecahkan sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya”. Selanjutnya Menurut Nana Sudjana (2016 :
27) menyatakan bahwa analisis adalah usaha memilah suatu integrasi menjadi
unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Selanjutnya Dwi
Prastowo Darminto dan Rifka Julianty (2002:52) mengatakan bahwa analisis
adalah sebagai “Penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri ,serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertianm
yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Berdasarkan dari beberapa pendapat
beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa analisis merupakan suatu kemampuan
dalam memcahkan masalah atau menguraikan informasi untuk mengetahui
keadaan sebenarnya.
2. Pengertian Belajar
Menurut Slameto (2013:2) menyatakan “Belajar merupakan suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.
Menurut Hamalik dalam Ahmad Susanto (2013: 3) menyatakan bahwa
belajar merupakan suatu peroses, suatu kegiatan dan bukamerupakan
suatu hasil atau tujuan. Dengan demikian, belajar itu bukan sekedar
mengingat atau menghafal saja, namun lebih luas dari itu merupakan
mengalami.Hamalik juga menegaskan belajar adalah uatu proses
perubahan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
dengan lingkungannya.

6
7

Menurut W. S. Winkel dalam Ahmad Susanto (2013: 4) menyatakan


bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental yang berlangsung dalam interaksi
aktif antara seseorang dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan
dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap yang relatif konstan
dan berbekas.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses
usaha yang berdampak pada perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksinya dengan lingkungannya.
3. Pengertian Pembelajaran
Menurut Syaiful Sagala dalam Ramayulis (2015:197) mengemukakan
bahwa pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan azaz pendidikan
maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Menurut Oemar Hamalik (2014: 57) menyatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut Syaiful Sagala dalam Ramayulis (2015:179) menyatakan


pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan maupun
teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bawa pembelajaran adalah
segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri
peserta didik.
4. Pengertian mengajar
Mengajar merupakan penyampaian pengetahuan dan kebudayaan kepada
siswa. Dengan demikian, tujuannya pun hanya sekitar pencapaian penguasaan
siswa atas sejumlah pengetahuan dan kebudayaan.
Menurut Slameto dalam Ahmad Susanto (2013: 20) menyatakan bahwa
mengajar adalah penyerahan kebudayaan kepada anak didik yang berupa
pengalaman dan kecakapan atau usaha untuk mewariskan kebudayaan masyarakat
kepada generasi berikutnya. Menurut Howard dalam Ahmad Susanto (2013: 20)
menyatakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas membimbing atau menolong
8

seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan keterampilan,


sikap, cita-cita, pengetahuan dan penghargaan.
Menurut Bohar Suharto dalam Yana Wardhana (2010:21) menyatakan
bahwa mengajar merupakan suatu aktivitas mengoraganisasi atau mengatur
(mengelola) lingkungan sehingga tercipta susana yang sebaik-baiknya dan
menghubugkan dengan peserta didik sehingga terjadi proses belajar yang
menyenangkan. Menurut Pupuh Fathurrahman dalam Yana Wardhana (2010:22)
menyatakan bahwa mengajar adalah penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan
mengajar adalah aktivitas yang dilakukan seorang guru untuk menciptakan
lingkungan agar siswa mau melakukan proses belajar.
5. Pengertian Matematika
Matematika merupakan mata pelajaran yang ada pada setiap jenjang
pendidikan, mulai dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Menurut
Ahmad Susanto (2013:183) menyatakan bahwa matematika adalah salah satu
bidang studi yang ada pada semua jenjang pendidikan, mulai dari tingkat sekolah
dasar hingga perguruan tinggi. Bahkan matematika diajarkan di taman kanak-
kanak secara informal.
Menurut Martini Jamaris (2014:177) menyatakan bahwa matematika
adalah satu bidang studi hidup, yang perlu dipelajari karena hakikat matematika
adalah pemahaman terhadap pola perubahan yang terjadi di dalam dunia nyata dan
di dalam pikiran manusia serta keterkaitan di antara pola-pola tersebut secara
holistik.
6. Pengertian Pembelajaran Matematika
Proses pembelajaran matematika menekankan pada keterlibatan siswa
secara aktif, dengan melakukan berbagai ekplorasi yang bersifat dinamis dan
melibatkan disiplin ilmu yang terkait dan menghindari proses pembelajaran yang
kaku, otoriter dan menutup diri pada kegiatan menghapal. Oleh karena itu,
pembelajaran matematika hendaknya mampu menumbuh kembangkan pandangan
siswa yang memandang matematika sebagai ilmu “science” bukan hanya terbatas
pada pola-pola dan penghitungan angka.
9

Pembelajaran merupakan komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh


pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Pembelajaran didalamnya mengandung belajar dan mengajar atau merupakan
kegiatan belajar mengajar. Belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh
seseorang sebagai subjek yang menerima pelajaran, sedangkan mengajar
berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh seorang guru sebagai pemberi
pelajaran. Kedua aspek ini akan berkolaborasi secara terpadu menjadi suatu
kegiatan pada saat terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta antara siswa
dengan siswa didalam pembelajaran matematika yang sedang berlangsung
Menurut Ahmad Susanto (2013:186) menyatakan bahwa pembelajaran
matematika adalah suatu proses belajar mengajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan
kemampuan mengkontruksi pengetahuan baru sebagai upaya
meningkatkan penguasaan terhadap materi matematika.

Sebelum melaksanakan pembelajaran matematika, yang harus dilakukan


oleh seorang guru adalah bagaimana menumbuhkan kembali minat siswa terhadap
matematika. Karena tanpa adanya minat belajar, siswa akan sulit untuk belajar dan
sulit dalam menguasai materi matematika dengan baik.
Menurut Ali Hamzah dan Muslisrarini (2014:47) menyatakan bahwa
pengertian matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat
mengingat banyak fungsi dan peranan matematika terhadap bidang
studi yang lain. Bila seseorang tertarik dengan bilangan maka ia akan
mendefinisikan matematika adalah kumpulan bilangan yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan persoalan hitungan dalam
perdagangan . beberapa orang juga mendefinisikan matematika
berdasarkan struktur matematika, pola pikir matematika,
pemanfaatannya bagi bidang lain dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran


matematika merupakan proses belajar mengajar yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dalam penguasaan dalam materi matematika.
7. Tujuan Pembelajaran Matematika
Dalam proses pembelajaran matematika, baik guru maupun siswa
bersama-sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Tujuan
pembelajaran ini akan mencapai hasil yang maksimal apabila pembelajaran
10

berjalan secara efektif. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang


mampu melibatkan seluruh siswa secara aktif.
8. Langkah-langkah Pembelajaran Matematika
Tujuan akhir pembelajaran matematika di SD ini yaitu agar siswa terampil
dalam menggunakan berbagai konsep matematika dakam kehidupan sehari-hari.
Akan tetapi, untuk menuju tahap keterampilan tersebut harus melalui langkah-
langkah benar sesuai dengan kemampuan dan lingkungan siswa. Menurut
Heruman (2012:3) menyatakan bahwa langkah-langkah pembelajaran matematika
yaitu:
a. Penanaman Konsep Dasar (Penanaman Konsep) yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah
mempelajari konsep tersebut. Pembelajaran penanaman konsep dasar
merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan
kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang
abstrak.
b. Pemahaman Konsep yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep yang bertujuan agar siswa lebih memahami suatu konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri dari dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam
satu penemuan. Sedangkan kedua, pemahaman konsep dilakukan
pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan lanjutan dari
penanaman konsep.
c. Pembinaan Keterampilan yaitu bertujuan agar siswa lebih terampil
dalam menggunakan berbagai konsep metematika.

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa dalam


langkah-langkah pembelajaran matematika adalah proses belajar mengajar dan
konsep pembelajaran yang dapat membantu guru dalam mengembangkan
kreativitas dan kompetensi siswa agar siswa belajar dengan efektif.
11

9. Materi Pembelajaran
Pembelajaran di sekolah SD Swasta Katolik Delitua menggunakan
pembelajaran KTSP tahun ajaran 2006 dengan Standar Kompetensi, Kompentensi
Dasar, Indikator dan Tujuan Pembelajaran sebagai berikut:
Tabel 2.1 Silabus Pembelajaran Matematika Kelas IV Semester 2
Standar Kompetensi Tujuan
Indikator
Kompetensi Dasar Pembelajaran
Menjumlahkan Menjumlahkan Menjelaskan Siswa dapat
bilangan bulat bilangan bulat pengertian menjumlahkan
bilangan bulat bilangan bulat
Menulis lambang
bilangan bulat

Membaca
bilangan bulat

Menentukan hasil
penjumlahan
bilangan bulat

a. Pengertian bilangan
Bilangan adalah suatu konsep dalam matematika yang digunakan sebagai
pencacahan dan pengukuran.
b. Pengertian Bilangan Bulat
Bilangan bulat adalah himpunan bilangan yang terdiri dari bilangan bulat
negatif nol dan bilangan bulat positif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bilangan bulat adalah himpunan
bilangan yang mencakup bilangan cacah, bilangan asli, bilangan nol, bilangan
satu, bilangan prima, bilangan komposit dan bilangan negarif.
c. Pengertian Bilangan Bulat Positif
Bilangan bulat positif adalah himpunan bilangan yang dimulai dari
bilangan satu ke atas. Contoh bilangan bulat positif adalah: (1,2,3,4,5,…)
d. Pengertian bilangan bulat negatif
Bilangan bulat negatif adalah himpunan bilangan yang dimulai dari bilangan
negatif satu ke bawah. Contoh bilangan bulat negatif adalah: (…, -5, -4, -3, -2, -1).
12

Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa cakupan dari himpunan bilangan


bulat adalah himpunan bilangan bulat negatif, bilangan nol dan himpunan
bilangan bulat positif.
+1 dibaca positif satu atau satu
+15 dibaca positif lima belas atau lima belas
Penjumlahan Bilangan Bulat
a. 10 + (-3)=7
b. (-1) + 2 = 1
c. (-2) + 0 = -2
10. Pengertian Kesulitan Belajar
Kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami oleh sebagian siswa di
sekolah dasar, bahkan alami oleh siswa yang belajar di jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Kesulitan belajar secara operasional dapat dilihat dari kenyataan
empirik adanya siswa yang tinggal kelas atau semua yang memperoleh nilai
kurang baik dalam beberapa mata pelajaran yang diikutinya.
Siswa yang tinggal kelas merupakan siswa yang mengalami kesulitan
belajar, karena siswa tersebut mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas-
tugas belajar yang harus diselesaikannya sesuai dengan periode yang telah
ditetapkan oleh sistem pendidikan yang berlaku disetiap jenjang pendidikan.
Menurut Martini Jamaris (2014:3) Menyatakan bahwa kesulitan belajar atau
learning disability adalah suatu kelainan yang membuat individu yang
bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Kesulitan
belajar merupakan isu yang berkepanjangan di dalam dunia pendidikan karna
kelainan ini sulit untuk diatasi, namun dengan dukungan dan intervensi yang
tepat, individu yang berkesulitan belajar dapat melaksanakan tugas-tugas
belajarnya dan sukses dalam pelajarannya dan bahkan memiliki karir yang
cemerlang setelah mereka dewasa.
Menurut Reid dalam Martini Jamaris (2014:4) Menyatakan bahwa
Kesulitan belajar biasanya tidak dapat diidentifikasi sampai anak mengalami
kegagalan dalam menyelesaikan tugas-tugas akademi yang dilakukannya.
Menurut Mulyono Abdurrahman (2018:2) Menyatakan bahwa Kesulitan belajar
13

khusus adalah suatu gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar
yang mencangkup pemahaman dan pengunaan bahasa ujuran atau tulisan.
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan kesulitan belajar adalah
suatu kondisi yang menimbulkan hambatan pada proses belajar dan terkadang
mengikuti pembelajaran lancar dan juga terkadang tidak dan bahkan kurangnya
konsentrasi siswa.
11. Pengertian Kesulitan Belajar Matematika
Kesulitan belajar matematika adalah suatu kondisi dimana prestasi yang
dicapai tidak sesuai dengan kriteria standar yang telah ditetapkan. Menurut
Martini Jamaris (2014:186) menyatakan bahwa matematika meliputi bidang yang
lebih luas dari aplikasi angka, matematika juga mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan pengukuran, uang, pola, geometri dan statistik dan pemecahan masalah.
Sebagian anak di sekolah dasar mengalami kesulitan belajar matematika,
sementara anak yang lainnya belajar matematika dengan mudah tanpa mengalami
kesulitan.
12. Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Menurut Howard, dkk dalam Martini Jamaris (2014:17) menyatakan
bahwa faktor-faktor penyebabkan kesulitan belajar yang dapat dikatagorikan ke
dalam lima faktor penyebab yaitu: (1) kerusakan yang terjadi pada susunan syaraf
pusat, (2) ketidakseimbangan biokimia, (3) keturunan, (4) lingkungan dan (5)
pengaruh teratogenic (zat kimia/ obat-obatan).
Menurut Muhibbin Syah (2017:170) menyatakan bahwa faktor-faktor
penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri atas dua macam yaitu:
a. Faktor intern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang muncul
dari dalam diri siswa sendiri.
b. Faktor ekstern siswa, yakni hal-hal atau keadaan-keadaan yang datang
dari luar diri siswa.
Kedua faktor ini meliputi aneka ragam hal dan keadaan antara lain yaitu:
1. Faktor Intern Siswa
Faktor intern siswa meliputi gangguan atau kekurangmampuan
psikofisik siswa yakni:
14

1) Yang bersifat kognitif (ranah cipta), antara lain seperti rendahnya


kapasitas intelektual/ inteligensi siswa.
2) Yang bersifat afektif (ranah rasa), antara lain seperti labilnya emosi
dan sikap.
3) Yang bersifat psikomotor (ranah karsa), antara lain seperti
terganggunya alat-alat indera penglihat dan pendengar (mata dan
telinga).

2. Faktor Ekstern Siswa


Faktor ekstern siswa meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan
sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor ini dapat
dibagi tiga macam antara lain:
1) Lingkungan keluarga, contohnya: ketidakharmonisan antara
ayah dengan ibu dan rendahnya kehidupan ekonomi keluarga.
2) Lingkungan perkampungan/ masyarakat, contohnya: wilayah
perkampungan kumuh dan teman sepermainan yang nakal.
3) Lingkungan sekolah, contohnya: kondisi dan letak gedung
sekolah yang buruk seperti dekat pasar, kondisi guru serta
alat-alat belajar yang berkualitas rendah.

B. Kerangka Berpikir
Belajar merupakan proses atau aktivitas peserta didik secara sadar dan
sengaja, yang dirancang untuk mendapatkan pengetahuan dan pengalaman yang
dapat mengubah sikap dan tingkah laku seseorang sehingga dapat
mengembangkan dirinya kearah kemajuan yang lebih baik. Belajar itu dapat
dikatakan sudah baik atau tidaknya dapat di lihat dari keterampilanpeserta didik
terhadap materi pelajaran. Jadi disini yang dimaksud dengan keterampilanbelajar
yaitu tolak ukur kemampuan dari peserta didik dalam menerima materi pelajaran
yang nantinya diaktualisasikan melalui prestasi belajar.Pada praktiknya proses
pembelajaran merupakan implementasi dari kurikulum yaitu progam belajar atau
dokumen yang berisikan hasil belajar yang diharapkan dimiliki peserta didik di
bawah tanggungjawab sekolah.
untuk mencapai tujuan pendidikan.Salah satu upaya peningkatan mutu
pendidikan ialah penyempunaan kurikulum. Indikator keberhasilan pembaharuan
kurikulum ditunjukan adanya perubahan pada pendekatan pembelajaran yang
15

menentukan hasil pendidikan.Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu


komponen pembelajaran yang mempunyai arti kegiatan guru selama proses
pembelajaran berlangsung, supaya peserta didik dapat mencapai tujuan
pembelajaran. Semakin tepat memilih pendekatan pembelajaran diharapkan makin
efektif mencapai tujuan. Perlu diperhatikan bagi seorang guru terutama guru mata
pelajaran Matematika ketika memilih pendekatan pembelajaran jangan sampai
keliru dalam menentukan pendekatan pembelajaran karena berakibat kurang
efektifnya pembelajaran di kelas.
C. Pertanyaan Penelitian
1. Apa saja kesulitan siswa yang dialami siswa dalam mengerjakan soal
pada mata pelajaran Matematika materi Menjumlahkan dan
mengurangkan bilangan bulat di kelas IV SD Swasta Katolik Delitua
T.A 2019/2020.
2. Faktor apa saja yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal pada mata pelajaran Matematika materi
menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat di kelas IV SD
Swasta Katolik Delitua T.A 2019/2020.
3. Bagaimana cara mengatasi kesulitan siswa dalam mengerjakan soal
materi Menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat di kelas IV
SD Swasta Katolik Delitua T.A 2019/2020.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
perlu didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Belajar adalah proses usaha yang berdampak pada perubahan tingkah
laku sebagai hasil dari interaksinya dengan lingkungannya.
2. Pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar
terjadi proses belajar pada diri peserta didik.
3. Mengajar adalah aktivitas yang dilakukan seorang guru untuk
menciptakan lingkungan agar siswa mau melakukan proses belajar.
4. Analisis merupakan suatu kemampuan dalam memecahkan masalah
atau menguraikan informasi untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
16

5. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi yang menimbulkan hambatan


pada proses belajar dan terkadang mengikuti pembelajaran lancar dan
juga terkadang tidak dan bahkan kurangnya konsentrasi.
6. Kesulitan belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu interal dan
eksternal. Penyebab utama kesulitan belajar (learning disabilities)
adalah faktor internal yaitu kemungkinan adanya disfungsi neurologis;
sedangkan penyebab utama problema belajar (learning problems)
adalah faktor eksternal yaitu antara lain berupa strategi pembelajaran
yang keliru, pengelolaan kegiatan belajar yang tidak membangkitkan
motivasi belajar anak dan pemberian ulangan penguatan yang tidak
tepat.
7. Pembelajaran matematika dengan mengerjakan soal menjumlahkan
dan mengurangkan bilangan bulat dapat mengatasi kesulitan belajar
siswa.

Anda mungkin juga menyukai