Anda di halaman 1dari 115

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA

PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V MIN 2 BIMA


TAHUN AJARAN 2021-2022

oleh
KURNIAWATI
NIM: 170106132

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

i
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V MIN 2 BIMA
TAHUN AJARAN 2021-2022

Skripsi
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram
Untuk Melengkapi Persyaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

oleh

KURNIAWATI
NIM: 170106132

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2021

ii
iii
iv
vi
MOTTO

: ‫۝ (النشرح‬6‫س ًرا‬ ْ ُ‫۝ ا َِّن َم َع ا ْلع‬5‫س ًرا‬


ْ ُ‫س ِري‬ ْ ُ‫فا َِّن َم َع ا ْلع‬
ْ ُ‫س ِر ي‬
)94
Artinya: “Maka sesungguhnya bersama kesulit
ada kemudahan(5).” “sesengguhnya bersama
kesulitanada kemudahan (6).”

(QS. Al-Insyirah [94]: 5-6)1

1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Bandung: Jabal.
2010).

vii
PERSEMBAHAN

“Ku persembahkan skripsi ini untuk Almamaterku, semua guru dan dosen-

dosenku serta ayahanda Anwar dan Ibunda Suharti yang telah

memberikan semangat untuk selalu berjuang serta memberikan dorongan

dan motivasi untukku dan yang selalu iklas mendo’akan ku, dan selalu

berkerja keras agar aku bisa menyelesaikan pendidikan yang lebih tinggi

selama ini. Saudara-saudaraku tercinta (Sarifudin, Suryani, Arwati, Adi

alfaisal, Ida royani, Gilang Ramadan). Seluruh keluarga besar

terimakasih atas motivasi yang kalian kasih sama aku bisa selesai masa

depan ini. Dan teman-teman seperjuangan kelas D yang selama ini selalu

bersama– sama suka senang serta sahabat –sahabatku yang tidak bisa

aku sebutkan satu persatu.”

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, segala puji hanya bagi Allah, tuhan semesta alam dan

sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan, kepada Nabi Muhammad

saw, juga kepada keluarga, dan semua pengikutnya Amin.

Peneliti menyadari beberapa proses penyelesaikan skripsi ini tidak

akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena

itu, peneliti memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan

terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu sebagai berikut:

1. Dr. M. Sobry M.Pd sebagai pembimbing I dan Muhamad Ahyar

Rasidi, M.Pd sebagai pembimbing II yang memberikan bimbingan,

motivasi, dan koreksi mendetail, terus- menerus, dan tanpa bosan di

tenggah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadi skripsi ini

telah matang dan cepat selesai.

2. Dr. Muammar, M.Pd sebagai Ketua jurusan pendidikan guru

Madrasah Ibtidaiyah dan Ramdhani Sucilestari, M.Pd seLaku

Sekretaris jurusan pendidikan guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Dr. H. Jumarim M.H.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan.

4. Prof. Dr. H. Masnun, M.Ag.. selaku Rektor UIN Mataram yang telah

memberikan tempat bagi penulis untuk menuntut ilmu dan

ix
memberikan bimbingan dan peringatan untuk tidak berlama-lama di

kampus tanpa pernah selesai.

5. Kepada semua Dosen yang ada di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

UIN Mataram yang telah membagikan ilmu, nasehat, dan bimbingan

selama menuntut ilmu.

Semoga amal kebaikan dari berbagai pihak tersebut mendapat pahala yang

berlipat ganda dari Allah Swt. Dan semoga karya ilmiah ini bermanfaat

bagi semesta Amin.

Mataram______________________

Penelitian

Kurniawati
NIM. 170106132

x
DAFTAR ISI

HALAM SAMPUL ............................................................................... i


HALAMAN JUDUL ............................................................................ ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii
NOTA DINAS ..................................................................................... iv
PENYATAAN KEASLIHAN SKRIPSI ............................................... v
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................. vi
MOTTO................................................................................................ vii
PERSEMBAHAN ............................................................................. viii
KATA PENGANTAR ......................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................. xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .................................................. 5
D. Ruang Lingkup Dan Satting Penelitain ...................................... 6
E. Telaah Pustaka .......................................................................... 6
F. KerangkaTeori ........................................................................... 9
G. Metode Penelitian .................................................................... 19
H. Sistematika pembahasan .......................................................... 28
BAB II PAPARAN DAN TEMUAN ................................................... 31
A. Gambaran umum berdirinya Min 2 Bima ............................... 31
1. Sejarah berdirinya Min 2 Bima ....................................... 31

xi
2. Letak gegrafis Min 2 Bima ............................................. 32
3. Data Min 2 Bima ........................................................... 33
4. Visi Misi MIN 2 Bima.................................................... 33
5. Data guru Min 2 Bima .................................................... 35
6. Struktur Organisai Min 2 Bima ..................................... 36
7. Data siswa Min 2 Bima ................................................. 38
8. Data sarana dan prasarana .............................................. 38
B. Bentuk-Bentuk Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
matematika ........................................................................... 39
C. Faktor Penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika ........................................................................... 44
D. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematik............................................................... 53
BAB III PEMBAHASAN. .................................................................. 60
A. Bentuk-Bentuk Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
matematika ........................................................................... 60
B. Faktor Penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika ........................................................................... 64
C. Upaya Guru Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Matematika ............................................................. 69
BAB IV PENUTUP .............................................................................. 73
A. Kesimpulan .......................................................................... 73
B. Saran...................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 76
LAMPIRAN ....................................................................................... 80

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Data Identitas MIN 2 BIMA ................................................. 34

Tabel 2.2 Data Guru MIN 2 BMA, ....................................................... 35

Tabel 2.3 Data Jumlah Siswa-Siswi MIN 2 BIMA, ................................ 38

Tabel 2.4 Sarana Dan Prasarana yang Ada di MIN 2 BIMA ................... 39

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Intrumen Ombservasi

Lampiran 2 Narasi Observasi

Lampiran 3 Temuan Hasil Observasi

Lampiran 4 Hasil Wawancara Guru

Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa

Lampiran 6 Hasil Dokumentasi

xiv
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V MIN 2 BIMA
TAHUN AJARAN 2021-2022

Oleh:
Kurniawati
Nim: 170106132

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa bentuk-bentuk
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran metematika di kelas V MIN 2
Bima, untuk mengetahui faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran metematika di kelas V Min 2 Bima dan untuk mengetahui
upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas V Min 2 Bima.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis
deskriptif Sumber data dalam penelitian ini adalah guru kelas V dan
peserta didik kelas V. teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara observasi dan dokumentasi,adapun teknik analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan. Sedangkan untuk mengecekan data peneliti
mengunakan trianggulasi sumber, tringgulasi metode,dan trigulasi waktu.
Hasil penelitian ini menujukan bahwa:(1) bentuk bentuk kesulitan
belajar siswa pada pelajaran Matematika yaitu; kesulitan cara menhitung,
perkalian dan bilangan perjumlahan.selain itu siswa juga mengalami
kesulitan dalam mengingat dalil-dalil Matematika, siswa juga kesulitan
memahami simbol-simbol Matematik,lemahnya kemampuan berfikir
abstrak lemahnya kemampuan metakognisi.(2) faktor-faktor yang menjadi
penyebab kesulitan belajar siswa terbagi menjadi dua yaitu faktor internal
dan eksternal. Faktor interal terdiri dari sikap dalam belajar dan motivasi
belajar. Sedangkan faktor eksternal yaitu variasi mengajar guru dan
penggunaan media pembelajaran: (3) upaya guru dalam mengatasi
kesulitan belajar siswa karna siswa membutuhkan motivasi dan variasi
dalam pembelajaran.

Kata Kunci: Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran


Matematika

xv
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan kegiatan yang secara sadar dan
disegajah, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang
dewasan kepada anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar
anak tersebut mencapai kedewasan yang dicita-citakan dan
berlangsung terus menerus. 2 Pendidikan memiliki peran penting
dalam kemajuan bangsa Indonesia dalam erah globalisasi saat ini.
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan perilaku seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan saat ini ditentukan oleh
sumber daya manusia yang berkualitas, Tujuan pendidikan merupakan
mencerdaskan kehidupan bangsa dan dapat mempunyai watak serta
karakter yang baik.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi moderen yang mempunyai peran penting
dalam berbagai disiplin dan kemajuan daya pikir manusia. Untuk
kemajuan berpikir manusia di masa depan, maka diperlukan
penguasaan matematika yang kuat sejak dini dan menjadikan
pembelajaran lebih bermakna. Oleh karna itu, mata pelajaran
Matematika perlu di terapkan kepada semua siswa mulai sekolah
dasar untuk membekali siswa dengankemampuan berpikir logis,

2
H. Abul Ahmdi dan Nur Uhbiati, ilmu pendidikan, (Jakarta: PT Rineka cipta,
September 2007), hlm. 70.

1
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerja
sama.3
Pembelajaran Matematika yang masih rendah cara menghitung
nya jadi disebabkan karena berbagai permasalahan. Salah satu
permasalahan dalam pembelajaran matematika yaitu siswa
menganggap bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan
membosankan, sehingga banyak siswa yang kurang menyukai
pelajaran matematika bahkan menjadikan matematika sebagai momok
yang harus dihindari. siswa yang kurang menyukai pelajaran
Matematika menyebabkan kecemasan yang membuat kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan dan berdampak pada rendahnya
prestasi belajar Matematika. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
Slameto bahwa siswa dengan tingkat kecemasan yang tinggi tidak
4
berprestasi sebaik siswa dengan tingkat kecemasan yang rendah.
Menurut Depdiknas “Matematika adalah ilmu tentang
bilangan hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang
digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan“.
Ditinjau dari struktur dan urutan unsur–unsur pembentukan. Russel
dalam Hamzah mendefinisikan bahwa Matematika sebagai suatu studi
yang dimulai dari pengkajian yang sangat dikenal menuju arah yang
tidak dikenal. Arah yang dikenal itu tersusun baik dan hal ini
ditambah lagi dengan kurangnya seorang siswa dalam mengabsraksi,
menggeralisasi, berpikir eduktif dan mengingat konsep-konsep
maupun prinsip–prisip biasanya akan selalu merasa bahwa suatu
pelajaran yang diberikan itu sulit.

3
Abdulrrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010) hlm 24.
4
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor yang Memperngaruhinya (Jakarta: Rineka
cipta, 2010) hlm 31.

2
Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang
dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kelahiran
dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap–cakap,
membaca, menulis, menalar, atau kemampuan dalam bidang
Matematika.5 Kesulitan siswa belajar atau learning disabilitas adalah
siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar yang meliputi
pemahaman atau menggunakan bahasan lisan maupun tulisan dan
kesulitan tersebut terlihat dalam hal mendengar, berpikir, membaca,
menulis, dan mengeja. Siswa berkesulitan belajar sering melakukan
kekeliruan dalam belajar berhitung, kekeliruan dalam belajar
perkalian dan kekeliruan dalam menyelesaikan soal Matematika
bilangan dan permasalahan kesulitan siswa belajar Matematika di atas
di temukan oleh peneliti di MIN 2 BIMA.
Dalam hal ini motivasi sangat menentukan proses prestasi
belajar bagaimanapun sempurnanya metode yang digunakan oleh
guru, namun jika motivasi belajar siswa kurang atau tidak ada, maka
siswa tidak akan belajar dan akibatnya prestasi belajarnya tidak akan
tercapai. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa
motivasi belajar seorang siswa akan sangat menentukan tingkat
pencapaian prestasi belajar.6
Minat belajar matematika adalah suatu kerangka mental yang
terdiri dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang biasa
mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.

5
Ibid, hlm, 7
6
Anis Susanti, “Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa”, vol.3, no.2 (September 2015), hlm.153

3
Dari hasil pengamatan penelitidan dilakukan juga wawancara
dengan guru dan siswa langung dilapangan pada tangal 23agustus
2021 Siswa di MIN 2 BIMA dapat di ketahui bahwa kesulitan belajar
yang sering dialami oleh siswa, khususnya pada pelajaran matematika
yang masih menjadi momok bagi siswa, dari permasalahan tersebut
peneliti tertarik untuk mengetahui kesulitan siswa belajar Matematika
khususnya dikelas V karena kelas ini merupakan awal kelas tinggi di
sekolah Ibtidaiyah. Informasi yang diperoleh sehingga kesulitan
tersebut tidak berkelanjutan di kelas VI. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengetahui lebih dalam permasalahan dalam pembelajaran
Matematika di sekolah Ibtidaiyah melalui penelitian deskriptif
kualitatif dengan judul Analisis kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika pada kelas V di MIN 2 Bima
Berdasarkan hasil observasi awal di MIN 2 BIMA, kondisi
aktivitas siswa masih lemah dalam kemampuan berhitung, khususya
dalam operasi perhitungan perkalian dan pembagian. Hal ini terlihat
ketika guru menjelaskan materi, beberapa siswa kelas V yang di
tunjuk untuk menjawab soal tersebut masih bingung dan tidak bisa
menjawabnya. Kesulitan siswa belajar juga bisa dilihat dari data nilai
ujian semester atau (UTS) semester 1 pada mata pelajaran
Matematika kelas V MIN 2 BIMA yang masih tergolongan rendah.
Dari 35 siswa, hanya 11 (29%) siswa yang mendapatkan nilai
mencapai di atas KKM yaitu 65, sedangkan 27 (71%) siswa
mendapatkkan nilai kurang dari KKM.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa bentuk-bentuk kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika di kelas V MIN 2 BIMA.
2. Apa saja faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika di kelas V di MIN 2 BIMA?
3. Bagaimanakah upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa
pada mata pelajaran matematika di Kelas V MIN 2 BIMA?
C. Tujuan dan Manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui bahwa
tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bentuk bentuk kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika di kelas V MIN 2 BIMA.
2. Untuk mengetahuan faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran matematikan di kelas V MIN 2 BIMA
3. Untuk mengetahui upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa dalam pelajaran matematika di Kelas V MIN 2 BIMA
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat memberikan
pengetahuan tentang penyebab kesulitan siswa belajar Matematika
yang berguna untuk meningkatkan pembelajaran Matematika.
a. Manfaat bagi guru
1) Sebagai a cuan guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa matematika
2) Sebagai motivasi guru dalam meningkatkan pemahaman
tentang konsep pembelajaran matematika siswa sehingga
kualitas belajar matematika dapat meningkat.

5
b. Manfaat bagi siswa
Bagi siswa adalah supaya dapat digunakan sebagai
pemikiran dalam rangka meningatkan kualitas pembelajaran
khususnya keperluan bimbingan konseling (BK) lembaga
pendidikan.
c. Manfaat bagi peneliti
Penelitian dapat mengetahui apa bentuk bentuk kesulitan
belajar siswa pada mata pelajaran matematika.apa saja faktor
penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika, upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa pada mata pelajaran matematika yang akan bermanfaat
bagi peneliti saat terjun langsung ke lapangan.
D. Ruang Lingkup Dan Settingan Penelitian
1. Ruang Lingkup
Sesuai dengan kajian diatas, untuk menghindari pembahasan yang
keluar dari fokus penelitian. Ruang lingkup penelitian ini mengcakup
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika.subjek nya
guru matematika dan beberapa siswa di kelas V MIN 2 BIMA.
2. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MIN 2 BIMA. Alasan peneliti
mengambil lokasi penelitian di MIN 2 BIMA.karena siswa kurang
paham dalam belajar matematika sehingga saya berinisiatif untuk
meneliti di tempat tersebut.
E. Telaah Pustaka
Telaah pustaka memuat uraian secara sistematis tentang hasil
penelitian terdahulu yang relevan dengan persoalan yang akan dalam
skripsi. Oleh karena itu tinjauan kritis yang memuat kelebihan,

6
kekurangan dan hasil penelitian terdahulu harus dikemukakan
peneliti. Peneliti mengemukakan dan menunjukan dengan tegas
bahwa masalah yang akan dibahas belum pernah diteliti sebelumnya
atau menjelaskan posisi penelitian yang di lakukan yaitu:
1. Binti Firidatus Salihah, skripsi yang berjudul ”Identifikasi
Kesulitan Belajar Matematika Peserta Didik kelas III MI
Darussalam Wonodadi Blitar”. Penelitian yang di gunakan dalam
skripsi ini yaitu menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian ini
menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi.
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan
penyebab kesulitan belajar siswa, mendeskripsikan bentuk
kesulitan belajar dan yang di lakukan guru untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penyebab
kesulitan belajar peserta didik yaitu dapat dilihat dari peserta didik,
yaitu peserta didik belum memahami langkah–langkah
penyelesaian pembagian, belum bisa membagi bilangan yang
hasilnya lebih dari satu angka, belum bisa menyelasaikan
pembagian bilangan yang tiga angka, perserta didik yang lambat
belajar, dan peserta didik yang hiperaktif. Adapun upaya yang
dilakukan guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa yaitu
melakukan pendekatan secara induvidu, melakukan bimbingan,
memberikan kebiasaan untuk menghafal perkalian, memotivasi
perserta didik dan melakukan evaluasi. 7

7
Binti Faridatus Salihah, “Identifikasi Kesultan Belajar Matematika Perserta
Didik Kelas III MI Darussalam Wonondadi Binti” (Skripsi, Jurasan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, fakutas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Tulungangung, 2016).

7
2. Ni’mah Mulyaning Tyas dalam penelitiannya yang berjudul
“Analisis faktor penyebab kesulitan belajar matematika kelas IV
sekolah Dasar Negeri di kecepatan Unggaran barat kabubaten
semarang “.hasil penelitian dalam skripsi ini yaitu kesulitan belajar
matematika yang dialami siswa terdiri dari tiga komponen yaitu
kesulitan memahami konsep, kesulitan dalam keterampilan, dan
kesulitan memecahkan masalah. Selain itu pengaruh dari faktor
internal dan ekserternal. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
kesulitan belajar dengan pembelajaran yang menyenangkan,
menggunakan media pembelajaran yang konkret, memperbanyak
latihan soal, dan menjalin kerjasama dengan orang tua siswa.
3. Lesmi uwinta nasional dalam penelitian yang berjudul “Analisis
faktor-faktor matematika pada kurikulum 2013 kelas IV SD Negeri
101871 sindodadi batang kuil“. Hasil penelitian dalam tersebut
bahwa faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar siswa yaitu
faktor internal dan eksternal selain itu ada faktor perubahan
kurikulum 2013. Upaya yang dilakukan untuk mengarasi kesulitan
belajar dengan pembelajaran yang kongret, memperbanyak latihan
soal, dan menjalani kerjasama dengan orang tua siswa. 8
Persamaan penelitian relevan di atas dengan penelitian yang
penelitian susun yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian
kualitatif. Yang membedakan peneliti relevan diatas adalah objek
yang akan di analisis itu berbeda jika peneliti relevan di atas adalah

8
Lesmi uwinta dalam, skripsi “Analisis Faktor Kesulitan Belajar Matematika
pada Kurikulum 2013 kelas IV SD Negeri 101871 sidodadi batang kuis.

8
meneliti tentang analisis kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika kelas V Min 2 Bima. 9
F. Kerangka Teori
1. Kesulitan Belajar Siswa
a. Pengertian kesulitan belajar siswa.
Kesulitan belajar merupakan suatu hal yang dialami
oleh siswa entah itu berupa gangguan, hambatan atau bahkan
ancaman yang berasal dari dalam dirinya atau luar dirinya.
Dalam proses belajar setiap siswa pasti mengalami yang
namanya kesulitan belajar. Hal tersebut sering terjadi apalagi
terhadap siswa yang masih duduk di bangku sekolah dasar,
dimana mereka masih sangat membutuhkan bantuan,
bimbingan, dan motivasi dari guru kelas dalam proses belajar
atau mempelajari mata pelajaran tertentu.
Pengertian kesulitan belajar menurut para ahli:
1) Mulyadi berpendapat bahwa kesulitan belajar dapat
diartikan sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang
ditandai adanya hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai tujuan belajar.10
2) Sugiharto bahwa kesulitan belajar merupakan suatu gejala
yang nampak pada peserta didik yang ditandai dengan
adanya prestasi belajar yang rendah atau dibawah ketentuan
yang telah ditetapkan oleh sekolah.

9
Ni’mah Mulyaning Tyas Dalam Skripsi Analisis Faktor –Faktor Penyebab
Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Di Kacamatan Ungaran
Barat Kabupaten Semarang.
10
Ety mukhlesi yeni, Kesulitan belajar matematika di sekolah
Dasar”,2015,vol, hlm,2

9
3) Grossman mengemukakan bahwa kesulitan belajar
merupakan suatu kondisi dimana prestasi siswa tidak
sesuai dengan kriteria standar yang telah ditentukan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa kesulitan belajar siswa adalah kondisi prestasi siswa
tidak terncapaian sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan, atau dapat dikatakan prestasi siswa tersebut
rendah. Kesulitan belajar yang terlihat pada peserta didik
dapat dilihat dari hasil belajar yang telah dilakukan.
b. Motivasi belajar.
Motivasi belajar adalah serangkaian usaha untuk
membentuk kondisi-kondisi tertentu, sehingga membuat
seseorang menjadi ingin melakukan sesuatu.11 Dimana
motivasi belajar atau disebut dorongan belajar berasal dari
internal atau eksternal siswa yang emberikan efek yang baik
terhadap proses belajar siswa. 12
c. Mengatasi kesulita belajar.
Mengatasi kesulitan belajar, tentu tidak dapat dipisahkan
dari faktor-faktor kesulitan belajar seperti diatas,. Maka usaha
untuk mencari sumber penyebab kesulitan primer dan skunder
adalah menjadi mutlak perlu yang kesemuanya dalam rangka
sistematika penyembuhan kesulitan belajar.secara umum ada
6 tahapan yang akan dilakukan orang untuk mengatasi
kesulitan belajar yang terlanjur dialami siswa yakni

11
Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar,(Jakarta:Raja Grafindo,
2007),hlm.75
12
Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar,(Bandung :CV
Wancana Prima, 2011),hlm.55

10
pengumpulan data, pengolahan data, diagnosis, prognosa,
treatmen\ perlakuan, dan evaluasi. 13
d. Faktor-faktor kesulitan belajar.
Kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik, tentunya
disebabkan oleh faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan
belajar tesebut. Faktor kesulitan belajar dapat digolongkan ke
dalam dua golongan yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor
internal ataran lain: kondisi tubuh kecerdasan siswa, sikap
terhadap pembelajaran, motivasi siswa terhadap pembelajaran,
dan kebiasaan siswa saat belajar. faktor eksternal: diantaranya
perhatian orang tua terhadap kegiatan belajar siswa, hubungan
siswa dengan keluarga, suasana rumah saat siswa belajar,
kondisi lingkungan tempat tinggal, kegiatan dalam masyarakat,
pengaruh media masa, persiapan guru sebelum KBM,
hubungan guru dengan siswa, kondisi sekolah, ruang kelas dan
sasaran penunjang pembelajaran, kedisiplinan siswa dan guru,
materi pembelajaran, metode dan media dan evaluasi
pembelajaran. 14
e. Mengatasi kesulitan belajar
Langkah-langkah untuk mengatasi kesulitan belajar menurut
Muhibbin Syah adalah berikut.
1) Menganalisis hasil diagnonis, yakni menelaah bagian–
bagian masalah dan hubungan antara bagian tersebut untuk
memperoleh pengertian yang benar mengenai masalah
kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa.

13
Mardianto, Psikologi Pendidikan,(Medan :Perdana Publishing),2014,
hlm.199
14
Ika Maryani, intervensi Gangguan kesulitan belajar, (Yogyakarta penerbit
k, media ,2018)hlm,22

11
2) Mengidentifikasi dan menentukan bidang kecakapan
tertentu yang memperlukan perbaikan
3) Menyusun program ulang atau perbaikan khususnya
program remedial teaching (pengajaran perbaikan).15
f. Jenis-jenis kesulitan belajar siswa
Adapun jenis kesulitan belajar yang dialami siswa pada mata
pelajaran matematika.
a. kesulitan dalam memahami konsep matematika
Konsep matematika sangat perlu dipahami siswa
agar nantinya dapat diterapkan dalam memecahkan
masalah. Hal ini ditegaskan oleh Heruman yang
menyebutkan bahwa pemahaman konsep adalah
pembeajaran lanjutan dari penanaman konsep. Jadi, untuk
dapat memahamin konsep, maka harus memulai dengan
penanaman konsep. Selanjutnya, Heruman juga
menyebutkan tujuan akhir pembelajaran di sekolah dasar
(SD) yaitu agar siswa terampil dalam menggunakan
berbagai konsep matematika dalam kehidupan sehari-hari16.
2. Kesulitan dalam perhitungan
Kesulitan atau kesalahan dalam perhitungan ini
biasanya juga disebabkan karena kesulitan dalam
memahami maksud soal dan siswa juga belum menguasai
konsep dasar matematika. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Runtukahu dan kadou yang menyebutkan
bahwa anak berkesulitan belajar matematika sering

15
Muhibin Syah. OP Cit. hlm, 188-189.
16
Herumen “model pembelajaran matematika di sekolah dasar. (Bandung
:PT remaja Rosdakarya.2008)hlm,3,2.

12
membuat kekeliruan atau kesalahan dalam belajar
matematika. 17
2. Mata pelajaran matematika.
a. Pengertian mata pelajaran matematika
Matematika merupakan pelajaran yang didapatkan oleh
perserta didik dari jenjang sekolah dasar hingga menengah atas,
bahkan sampai ke perguruan tinggi mahasiswa masih ada yang
mempelajari matematika. Matematika sendiri merupakan
pelajaran yang membantu dalam kehidupan sehari-hari bagi
siswa. Pembelajaran matematika dapat berarti mempelajari
konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi
yang dipelajari, sehingga dapat menemukan hubungan antara
konsep dan matematika. 18 Pentingnya pembelajaran matematika
ini mengharuskan pendidik, untuk dapat mengajarkan kepada
serta didik, akan pentingnya pembelajaran matematika ini.
Namun beberapa peserta didik menganggap bahwa
pembelajaran matematika ini sulit untuk di pelajari, bahkan
dipecahkan ketika memecahkan soal matematika yang sulit.
Banyak peserta didik yang mengeluh akan pembelajaran
matematika, dan menganggap bahwa matematika itu sulit.
Setiap materi matematika yang di ajarkan harus mampu
menunjukan aspek-aspek yang mengandung nilai kehidupan.
Nilai-nilai yang melekat pada kehidupan bangsa Indonesia
adalah nilai moral dan moral yang diwujudkan dalam budaya.

17
Runtukahu J. tombokan dan selpius kandou.”pembelajaran matematika
dasar bagi anak berkesulitan belajar.(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.2014)hlm,252.
18
Edy Yusmin “Kesulitan belajar siswa pada pelajaran matematika (rangkuman
Dengan pendekatan Metaethnography)jurnal visi ilmu pendidikan, vol,9.no1,
(januari,2017).

13
Oleh karna itu matematika harus diajarkan dengan cara yang
menarik, menggunakan contoh nyata dalam kehidupan sehari-
hari,dan memasukkan nilai-nilai kearifan lokal. 19
Adapun pengertian matematika menurut para ahli:
1) Johnson dan Rising dalam Ruseffendi, matematika adalah
pengetahuan terstruktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam
teori-teori dibuat secara deduktif, berdasarkan kepada unsur
yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori, yang telah
dibuktikan kebenarannya, ilmu tentang keteraturan pola atau
ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya
terdapat pada keturutan dan keharmonisanya.
2) Kline mengemukakan bahwa Matematika itu bukan
pengetahuan men yendiri yang dapat sempurna karena
dirinya, tetapi adanya matematika itu terutama untuk
membantu manusia dalam memahami dan menguasai
permasalahan social, ekonomi, dan alam.
3) Ruseffendi mengemukakan bahwa matematika merupakan
ilmu tentang pola keteraturan, ilmu tentang sktuktur yang
terorganisir, mulai dari unsur-unsur yang tidak terdefinisikan
ke aksioma dan postula dan akhirnya ke dalil.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa, matematika itu adalah ilmu yang mempelajari tentang
bilangan-bilangan, berupa penjumlahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian. Matematika merupakan ilmu yang
mempelajari hubungan antara bilangan dan prosedur

19
Latifah Nuraini,”Intergrasi nilai kearifah lokal dam pembelajaran matematika
SD\MI kurikulum 2013 :jurnalpendidikan matematika ,vol 1 1.nor,2.(mei 2018)hlm,3.

14
operasional, yang digunakan dalam menyelesaikan masalah
matematika atau bilangan.
b. Fungsi matematika.
Pengetahuan dan penggesuaan materi hanyalah jalan untuk
mencapai penguasaan kopetensi, penguasaan materi bukan titik
akhiir dari tujuan pembelajaran matematika. Estina Ekawati
menyebutkan bahwa fungsi mempelajari matematika. 20
c. Pembelajaran matematika
Pembelajaran matematika merupakan komunikasi dua
arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru, sedangkan belajar
dilakukan oleh peserta didik. Pebelajaran didalamnya
megandung makna belajar dan mengajar, atau merupakan
kegiatan belajar mengajar.
d. Minat belajar matematika.
Minat belajar adalah suatu kerangka mental yang terdiri
dari kombinasi gerak perpaduan dan campuran dari perasaan,
prasangka, cemas dan kecenderungan-kecenderungan lain yang
biasa mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.
Berdasarkan penjelasan di atas, minat merupakan bagian
internal peserta didik yang mampu mendorong seorang peserta
didik untuk melakukan sesuatu.21
e. Hakikat pembelajaran Matematika
Pada hakikat pembelajaran matematika adalah
membangun pengetahuan matematika. Proses pembelajaran

20
Estina Ekawati,”Peran, Fungsi,Tujuan,dan Karakteristik matematika
sekolah”,dalam hhtp://p4tkmatematika, kemedikbud. Go.id/artikel, diakses tanggal 12
Februari 2021,pukul 11.00.
21
Sukardi,”bimbingan dan penyuluhan (Surabaya :usaha Nasional
.1987),hlm.25

15
matematika merupakan pembentukan lingkungan belajar yang
dapat membantu siswa untuk membangun konsep-konsep atau
prinsip-prinsip matematika berdasarkan kemampuanya sendiri
melalui proses internalisasi (Nicson yang dikutip oleh rusdy).
Menurut Erman Suherman dalam pembelajaran matematika,
para siswa dibiasakan untuk h pemahaman melalui pengalaman
tentang sifat-sifat yang dimiliki dan yang tidak dimiliki dari
sekumpulan objek (abstraksi).
Adapun ciri-ciri pembelajaran matematika dalam
pandangan konstruktivitas menurut Herman Hudojo yang
dikutip oleh Rusdy adalah sebagai berikut:
1) Menyediakan pengalaman belajar dengan mengaitkan
pengetahuan yang telah dimiliki siswa demikian rupa
sehingga belajar dilakukan melalui proses pembentukan
pengetahuan
2) Menyediakan berbagai alternative pengalaman belajar,
misalnya pemberian masalah yang dapat diselesaikan
dengan berbagai cara.
3) Mengintegrasikan pembelajaran dengan situasi realistil dan
relevan dengan melibatkan pengalaman konkrit, misalnya
untuk memahami suatu konsep matematika melalui
kenyataan kehidupan sehari-hari.
4) Mengintegrasikan pembelajaran sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi dan kerjasama seseorang dengan orang
lain atau dengan lingkungannya, misalnya interaksi dan
kerjasama antara siswa dengan guru ataupun siswa dengan
siswa.

16
5) Memanfaatkan berbagai media termasuk komunikasi lisan
dan tertulis, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif. 22
6) Melibatkan siswa secara emosional dan sosial sehingga
matematika menjadi menarik dan siswa lebih semangat
untuk mempelajari. 23
f. Tujuan pembelajaran matematika
Menurut Depdiknas, secara khusus tujuan pembelajaran
matematika disekolah dasar adalah sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau
algoritmen.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
menapulasi matematika dalam generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan peryataan matematika.
3) Memencahkan masalah yang meliputi kemampuan
masalah, menapsirkan solusi yang diperoleh.
4) Mengemunikasi gagasan dengan perkalian dan bilangan
dan perjumlahan untuk mejelaskan keadaan atau masalah.
5) Memiliki sifat menghargai pengggunaan matematika dalam
kehidupan sehari-har

22
Asiatul Rofiah, “ Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri, (Skripsi , Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010), hlm. 12-
13
23
Asiatul Rofiah, “ Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dalam
Pembelajaran Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri, (Skripsi , Fakultas Matematika
dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 2010), hlm. 12-
13

17
g. Perlunya belajar matematika
Ada banyak alasan tentang perlunya murid belajar
matematika. Cornelius menggemukakan lima alasan perlunya
belajar matematika yaitu:
1) Sarana berpikir yang jelas dan logis.
2) Sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari
3) Sarana mengenal poa-pola hubungan dan generalisasi
pengalaman
4) Sarana untuk mengembangkan kreatifitas
5) Sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap
perkembangan budaya.
h. Kesulitan belajar matematika
Menurut Soleh dalam Rora Rizki Ramdani, dkk.
Karakteristik matematika yaitu: objektif yang abstrak, konsep
dan prinsipnya berjenjang, dan prosedur pengerjaannya banyak
memanipulasi bentuk bentuk, teryata menimbulkan kesulitan
dalam belajar merupakan menurut ketentuan NJCLD, pada
kesulitan belajar merupakan.24 Kesulitan belajar merupakan
istilah umum untuk berbagai kesulitan dalam menyimak,
berbicara,membaca, menulis, dan berhitung. Kondisi tersebut
tidak hanya disebabkan oleh cacat fisik atau mental, bukan hanya
akibat pengaruh lingkunga, tetapi juga akibat pengaruh
lingkunga .juga karena pemrosesan mungki sulit dipahami
sebagai individu
i. Karakteristik kesulitan belajar matematika

24
Rora Rizki Wandani, pembelajaran matematika untuk calon guru MI\SD
(medan:Cv Widya puspita, 2019,hlm.29.

18
Kesulitan belajar dalam mata pelajaran matematikan
memilikik corak dan krakteristik tersendiri. Apabila
dibandingkan dengan kesulitan belajar dalam mata pelajaran lain.
Menurut. Wood bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa
dalam belajar matematika adalah(1) kesulitan membedakan
angka, perkalian dan bilanga dan pejumlahan (2) tidak sanggup
mengingat dalil-dalil matematika,(3)menulis angka tidak terbaca
atau dalam ukuran kecil, (4) tidak memahami simbol-simbol
matematika, (5) lemahnya kemampuan berfikir abtrsk, (6)
lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan
mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam
memecahkan soal-soal matematika).25
G. Metode Penelitian
1. Jenis Dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis bentuk-
bentuk kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika
yang dialami siswa, faktor penyebab kesulitan siswa belajar pada
mata pelajaran matematika, maka mengungkapan yang dapat
dilakukan untuk upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar
siswa pada mata pelajaran matematik di kelas V sekolah Madrasah
Ibtidaiyah. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil jenis penelitian
deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif
bersifat deskriptif di karenakan penelitan deskriptif di tunjukan

25
Erni untami, “diagnosis kesulitan belajar pokok bahasa pecahan pada siswa
kelas V sekolah dasar “ , vol 13 No, 1, http://adoc,pupb/queue/ kesulitan –belajar-pokok-
bahasa-pecahan-pada siswa html, diakses pada 7 oktober 2020, pukul 11,45

19
untuk mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa
manusia. Penelitian ini juga mengkaji bentuk, aktivitas,
karakteristik, perubahan, hubungan bersamaan dan perbedaannya
dengan fenomena lainnya.
2. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen utama dalam
melakukan penelitian. Peneliti yang menjadi sumber
pengumpulkan data dan melakukan pendalaman terhadap obyek
yang akan teliti. Untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai
dengan apa yang diingikan oleh peneliti, maka peneliti melakukan
observasi dengan obyek yang akan diteliti terkait dengan keadaan
dan kondisi yang ada dilokasi penelitian, mengadakan wawancara
dengan guru dan siswa dan melakukan dokumentasi mengenai
kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di MIN 2 BIMA. Demikian peneliti
hanya mengambil subjek guru matemati dan siswa kelas V yang
dijadikan sebagai sasaran dalam penelitian.
4. Sumber data
Setiap penelitian memerlukan data atau informasi dari
sumber yang dapat percaya memerlukan data informasi tersebut
dapat digunakan untuk menjawab masalah penelitian. Data dan
informasi tersebut adalah data empiris, yakni data lapangan atau
data data yang diperoleh harus jelas adanya. Berkaitan dengan hal
itu, pada bagian ini jenis datanya dibagi dalam kata–kata dan

20
tindakan, serta sumber dan tertulis. Sumber data dalam sebuah
penelitian ialah subjek yang mana data tersebut dapat diperoleh.
Menurut Lofland dan Lexi J. Melong menyatakan bahwa
sumber data yang utama pada penelitian kualitatif ialah berupa
kata-kata serta tindakan, selebihnya data tambahanya didapatkan
dari dokumen dan sebagainya.26 Sedangkan menurut pendapat lain
bahwa ketika penelitian tersebut menggunakan kuesioner dalam
pengumpulan data maka sumber data di sebut respoden, sedangkan
penelitian menggunakan dokumentasi, maka dokumen catatan
yang di sebut sumber data.27
Sumber data dibagi menjadi 2 yaitu:
a) Sumber data primer
Data primer adalah data yang di peroleh melalui dari
informasi seperti guru, dan siswa yang terlibat dalam
proses penelitian dan dilakukan secara langsung. 28 Adapun
data primer adalah sebagai berikut:
1) Guru Matematika di MIN 2 Bima
2) Siswa di MIN 2 Bima
b) Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data yang di kumpulkan
dengan maksud dapat melengkapi data primer yang dapat
dipreoleh dari proses dokumetasi atau studi kepustakaan
yang terkait dengan permasalahan yang di teliti.

26
Lexi J, Moleong, Penelitian kuatitatif (bandung :Alfebeta, 2011), Hlm.85
27
Suharsni Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta:Rineka Cipta 2002), Hlm.107
28
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R &D, (Bandung:
Alfebeta2011)hlm.85

21
5. Teknik Pengumplan Data
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam sebuah
kegiatan penelitian tentunya membutuhkan cara atau langkah-
langkah dalam mengumpulkan sebuah data. Adapun cara
untuk mengumpulkan data yang digunakan harus memenuhi
syarat atau kriteria yang sesuai dengan prosedur pengumpulan
data. Prosedur pengumpulan data dalam hal ini adalah sebuah
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Agar lebih jelasnya
terknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
a. Metode observasi
Observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data
karena peneliti ingin mengertahui perilaku, sikap dan
suasana yang menyeluruh dalam peneliti seperti yang
dinyatakan oleh Marhall dalam Sugiyono bahwa melalui
obsevarsi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari
prilaku tersebut. Jenis observasi yang dipakai dalam
penelitian ini adalah observasi partipasif dimana peneliti
terlibat dengan kegitan sehari–hari orang yang sedang
diamati dengan harapan peneliti dapat memperoleh data
yang lebih le ngkap dan menyeluruh. Sejalan dengan
pendapat Mulyana bahwa peneliti dapat berpatisipasi dalam
rutinitas subjek penelitian baik mengamati apa yang mereka
lakukan, mendengar apa yang mereka katakan, dan
menanyai orang –orang lain di sekitar mereka selama
jangka waktu tertentu.29

29
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013).hlm. 310.

22
Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
observasi pembelajaran atematika di kelas V yang di
gunakan untuk data awal. Selajutnya saat pengumpulan
data peneliti melakukan observasi pada kondisi belajar
siswa seperti kesiapan siswa dan sikap siswa saat mengikuti
pembelajaran Matematika. Adapun data yang diperoleh
melalui observasi ini adalah gambaran serta kondisi
lingkungan tempat belajar termasuk sarana dan parsarana
sekolah, guru, serta aktivitas siswa.
b. Metode wawancara
Wawancara dilakukan untuk mengetahui hal mendalam
yang tidak ditemui melalui observasi. Jenis wawancara
yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
semi terstruktur. Termasuk kategori dimana
pelaksanaannya lebih bebas. Peneliti dapat menambah
pertanyaan diluar dari pedoman wawancara untuk
mengungkap pendapat responden.30 Untuk memperoleh
data dengan cermat peneliti menggunakan alat bantu seperti
buku catatan untuk mencatat percakapan dengan responden
dan untuk semua percakapan dan mendokumentasikan
proses wawancara.
Adapun data yang ingin diperoleh dari metode
wawancara yaitu:
Wawancara digunakan untuk mengetahui lebih
mendalam tentang kesulitan belajar siswa atau masalah
yang dihadapi siswa dalam mata pelajaran matematika

30
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, dan R&D),
(Bandung: Alfebeta,2014), Hlm.73

23
terutama pada perkalian dan bilangan dan perjumlahan,
Sebelum penelitian, peneliti melakukan wawancara kepada
ibu kelas Min di 2 Bima untuk mendapatka data kondisi
awal siswa. Selain itu, peneliti akan melakukan wawancara
untuk mengetahui letak kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika pedoman wawancara sudah di
validasi.
c. Metode Dokumentasi
Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk
melengkapi data yang diperoleh dari observasi dan
wawancara, sehingga hasil wawancara data observasi akan
lebih kredibel atau dapat dipercaya. Dokementasi dalam
tujuan ini bertujuan untuk mengumpulkan data yang
diperoleh melalui dokumentasi ini meliputi hasil perkerjaan
siswa mata pelajaran Matematika, dan data hasil belajar
Matematika siswa. 31
Adapun data-data yang dikumpulkan menggunakan metode
dokumentasi yaitu data yang melengkapi data penelitian.
1) Foto kegiatan pelaksanaan belajar mengajar
2) belajar siswa pada mata pelajaran matematika
6. Teknik Analis Data
Analisis data dalam penelitian kualitatif di lakukan sejak
memasuki lapangan. Setelah semua data terkumpul dari selama
lapangan, maka data tersebut dianalisis secara deskriptif
kualitatif. Analisis data adalah suatu fase penelitian yang

31
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan (pendekatan, kuatitatif, dan
R&D),(Bandung Alfebeta,2012), Hlm.147

24
sangat penting karena melalui analisis data inilah penelitian
memperoleh wujud dari penelitian yang dilakukan.
Adapun teknik yang digunakan dalam menganalisis data
dalam penelitian ini melalui tiga tahapan analisis data yaitu:
a. Reduksi data (Data reduction)
Reduksi data berarti merangkum, memilikih hal–hal
yang pokok memfokuskan pada hal-hal yang penting, di
cari tema dan polanya. Tahap reduksi data dalam
penelitian ini adalah data yang telah terkumpul
kemudian direduksi guna memiliki data yang sesuai,
merangkum hal - hal pokok yang dapat di gunakan
untuk menjawab pertayaan peneliti atau rumusan
masalah penelitian. Peneliti meredaksi data dari hasil
angket, wawacara, observasi
b. Penyajian Data ( Data Display)
Penyajain data secara sistematis sehingga data yang
telah terkumpul mudah dipahami secarah utuh. Data
mengenai kesulitan belajar siswa Matematika kelas V
di sajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif
berupa uraian singkat agar mudah di pahami
sehing memungkinkan dilakukan penarikan kesimpulan
/verivikasi.
32
c. Penarikan kesimpulan/verivikasi.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan
temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Penarikan kesimpulan di lakukan dengan melihat hasil

32
Ibid Hlm.80

25
reduksi data yang telah disajikan dalam bentuk data
sederhana dan fokus pada kesulitan belajar siswa pada
mata pelajaran Matematika pada kelas V. Teknik
penarikan kesimpulan dalam penelitian ini
menggunakan teknik deduktif yaitu penarikan
kesimpulan dari hal yang umum menuju hal yang
khusus.
7. Validitas data
Agar temuan atau data-data yang di peroleh menjadi lebih
awal absah dan valid, maka perlu penelitian kridabilitasnya.
Berikut ini beberapa teknik pemeriksaan data yang perlu
dilakukan peneliti:
a. Perpanjang keikut sertaan
Sebagaimana telah dikemukakan bahwa peneliti sendiri
menjadi instrumen itu sendiri, maka keikutsertaan
tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu singkat,
tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan pada
latar penelitian.
b. Ketekunan pengamatan
Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan.33 Ketekunan pengamatan ini
maksudnya peneliti harus mengamati dengan cermat
agar memudahkan peneliti dalam memperoleh data
yang valid.

33
Sugiono, Memahami Kuatitatif, (Bandung Alfabeta 2005),Hlm .124

26
c. Trianguasi
Triangulasi adalah pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain.Teknik triangulasi
yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
melalui sumber lainya. 34 Menurut Lexi
J.Melong”Triangulasi adalah teknik permeriksaan
keabsahan data yang bermanfaat sesuatu yang lain di
luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai
perbandingan terhadap data itu sehingga akan
memperoleh data yang dapat di pertanggung jawabkan
secara ilmiah”.35 Adapun jenis trigulasi yang di
gunakan peneliti yaitu:
1) Triangulasi sumber data
Triangulasi ini membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui sumber yang berbeda dalam
metode kualitatif.
2) Triangulasi metode
Triangulasi ini menguji keadibilitas data di
lakukan dengan cara mengecek data sumber
yang sama dengan teknik yang berbeda.
3) Triangulasi teori
Hasil akhir penelitiaan berupa sebuah rumusan
informasi atau resis statement. Informasi
tersebut selajutnya di bandingkan dengan

34
Ibid,Hlm.125
35
Meleong, Metode Penelitian kuatitatif,(Bandung Rosda
Karya,2005),Hlm.171

27
prespektif penelitian atas temuan atau
kesimpulan yang dihasilkan.36 Jadi triangulasi
yang di gunakan dalam pemeriksan data ini
adalah menggunakan triangulasi sumber data.
H. Sistematika Pembahasan
Supaya mendapatkan gambaran yang lebih jelas serta menyeluru
tentang pembahasan ini maka peneliti gambaran secara umum terkait
dengan sistematika pembahasan sebagai berikut. :
BAB I adalah pendahuluan yang menjelaskan tentang latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
ruang lingkup dan setting penelitian, telaah pustaka, kerangka teori,
metode penelitian dan sistematika pembahasan. Pada BAB I ini
menjadi acuan pembahasan bab-bab selajutnya.
BAB II terdapat paparan tentang data dan temuan yang dapat
menggambarkan seluruh data temuan penelitian yang ada di sekolah
MIN 2 BIMA tersebut.
BAB III pada bab ini penelitian yang berisi tentang penjelasan
penyajian analisis data dan temuan yang ada pada bab II Analisis
kesulitan belajar pada mata pelajaran matematika pada kelas V di
MIN 2 BIMA
BAB IV adalah penutup yang menjelaskan tentang kesimpulan dan
saran serta di lengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran–lempiran

36
Ibid,Hlm.177

28
BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian MIN 2 BIMA


1. Sejarah Singkat Berdiri MIN 2 BIMA
MIN 2 BIMA pertama kali berdiri pada tangal 24 juni
1946 dengan nama Darul Ulum dibangun dari swadaya
masyarakat Desa Rato yang dipelopori oleh beberapa orang tokoh
yang berpangaruh, salah satunya adalah Tuan Guru H. A. Latif H.
Yasin ( Ayahanda dari kepala kantor kementerian agama Kota
Bima ), setelah berjalan beberapa tahun kemudian tepatnya pada
tanggal 31 Desember 1950 berubah namanya menjadi sekolah
rakyat Indonesia (SRI) ini didasarkan semakin semangatnya para
pejuang kemerdekan yang pada saat itu di pelopori oleh Tuan
Guru H. Abdurrahman H. Muhammad.
Mengingat belum lengkangnya sarpras sekolah yang
menyandang Madrasah Negeri Filial di Kecematan Sape maka
atas perjuangan beberapa tokoh yaitu bapak Drs H.A. Wahab H.
Ismail bersama tokoh lainya maka berupa namanya menjadi Min
Filial Sumi Rato sesuai surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah
Dapartemen Agama Prop, NTB pada tangal 14 agustus 1979
dengan nomor sk :wx\1-b\463\1979 seiring dengan kemajuan dan
prestasi madrasah yang semakin banyak mendapatkan animo
masyarakat maka berubah namanya menjadi madrasah ibtidaiyah
negeri (MIN) sumi rato sesuai KMA Nomor 515\tahun 1995.

31
2. Visi Misi MIN 2 BIMA
Sekolah MIN 2 BIMA memiliki Visi dan Misi sebagai berikut:
a. Visi
“Terwujudnya Sekolah Yang Disiplin, Maju, Bersih, Agama,
Terdidik, Berbudi Pekerti Yang Luhur, Sehat Jasmani Dan
Rohani.”
b. Misi
Mengacu pada visi sekolah diatas, makamisi yang akan
dilaksanakan sebagai berikut:
1) Meningkatkan kinerja guru dalam kegiatan belajar
mengajar dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan
2) Mengupayakan melengkapi kekurangan fasilitas belajar
mengajar yang dialami guru kelas dan guru mata
pelajaran dalam rangka memenuhi standar minimal
tuntutan kurikulum dalam penyelenggaraan proses
belajar mengajar yang baik.
3) Mengupayakan tanaga guru yang profesional,
berdisiplin, berdedikasi tinggi agar dapat menciptakan
Proses belajar mengajar yang bermutu dan berdaya serap
yang optimal bagi siswa
4) Memberikan motivasi/semangat dan penghargaan dan
perlindungan bagi guru berupa material maupun spiritual
agar mereka senantiasa siap dalam menghadapi tugas
dengan ikhlas, tenang, aman dan baik.
5) Menciptakan kondisi sekolah yang baik dan disiplin. 37

37
Dokumentasi Profil Sekolah Min 2 Bima, Dokumentasi, Dikutip Pada
Tanggal 23 Agustus 2021..

32
3. Profil Madrasah
1) Tahun Berdiri : 1946
2) No. Sk Operasional : 515a Tahun 1995
3) Tgl. Ijin Operasional : 25 -11 – 1995
4) No. Sk Akreditasi : 01 / Akr. Mi / B / I / 2017
5) Tahun Akreditas : 2007
6) No. Statistik Madrasah : 111152060002
7) Npsn : 60725112
8) Npwp : 00.601.406.2.912.000
9) Luas Tanah : 2.365 M2
10) Luas Bangunan : 1.300 M2
11) Kode Satker : 542940
12) Titik Koordinat
- Latitude (Lintang) : 8617779
- Longitude (Bujur) :119.021629
4. Letak Giografis Madrasah MIN 2 BIMA
Di teliti di lokasi penelitian Kecematan Lambu Desa Rato
dii MIN 2 BIMA Selama observasi yang dilakukan didapatkan
bahwa bentuk dan keadaan fisik MIN 2 BIMA yang dibangun
dengan permanen dan memiliki fasilitas standar. Adapun luas
tanah tempat bangunan MIN 2 BIMA seluas 1.300 M2 dengan
perincian batas-batas wilayah sebagai berikut :
1) Sebelah timur: pemukiman warga
2) Sebelah barat : pemukiman warga
3) Sebalah utara : pemukiman warga
4) Sebalah selatan : pemukiman warga.

33
Keadaan fisik yang di perlukan diketahui adalah:
1) Ukuran Ruang Kelas :123m²
2) Ukuran ruangan guru :124m²
3) Ukuran ruang kepala sekolah :62m²
4) Halaman sekolah :1.150m².40
Tabel 2.1
Data identitas MIN 2 BIMA38
Nama Madrasah MIN 2 BIMA
Alamat Madrasah JLn.jenderal sudirman no.58 desa
Rato Kacamatan Lambu kota Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Desa/kelurahan Rato
Kabupaten/ Kota Bima
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Email min sumi@yahoon.com
Nama Kepala Sekolah Juraidin, S.PdI
Tahun berdiri 1946
Status MIN Negeri
Luas Tanah 2365m²
Status tanah Milik
Letak Rato

MIN 2 BIMA terdiri atas tanah seluas 2365m2 dengan bangunan


yang memanjang yang lokasinya terletak didepan jalan raya, jalan

38
Dokumentasi Profil Sekolah Min 2 Bima, Dokumentasi, Dikutip Pada Tanggal
24 agustus 2021.

34
raya di sebelah sekolah pemukiman warga melalui gang rumah
warga.
5. Data Guru MIN 2 BIMA
Guru adalah faktor utama yang menyebabkan suatu program
dapat berlangsung. Tanpa adanya kehadiran seorang Guru, proses
belajar mengajar tidak akan berjalan dengan baik, karena tidak
akan mungkin siswa dapat belajar sendiri tanpa bimbingan dari
seorang Guru.
Tabel 2.2
Data Guru MIN 2 BIMA Tahun Pelajaran 2021/2021.39
No Nama Lengkap/Nip Jenis Status Jenis PTK
kelamin kepegawaian
1 Juraidin L PNS Kepala sekolah
197606072007011029
2 Nihaya P PNS Guru kelas
197203061997032002
3 Ida royani P PNS Guru kelas
197701011999032002
4 Muaidin L PNS Guru kelas
198205152007101003
5 Siti fatmah P PNS Guru kelas
196810062005012002
6 Rofidah Aziz P PNS Guru kelas
199603142019-32008
7 Harunnisa P PNS Guru kelas

39
Dokumentasi Profil Sekolah Min 2 Bima, Dokumentasi, Dikutip Pada
Tanggal 25 Agustus 2021.

35
197312032005012005
8 Siti sanatin P Guru honor Guru kelas
sekolah
9 Rathah P Guru honor Guru kelas
sekolah
10 Syuhada P Guru honor Guru kelas
sekolah

Dapat dilihat dalam tael di atas bahwa guru di Min 2 Bima


berjumlah 10 orang, 7 orang guru yang berstatus PNS dan 3
orang 3 orang guru yang berstatus honor.
6. Struktur Organisasi MIN 2 BIMA
Struktur Organisasi merupakan sebuah bagian untuk menggambar
kan garis koordinasi dan garis komando yang ada pada sekolah
tersebut. Struktur Organisasi pada MIN 2 BIMA dapat dilihat
pada bagan di bawah ini: 40

40
Dokumentasi Profil Sekolah Min 2 Bima Dokumentasi, Dikutip Pada Tanggal
26 Agustus 2021.

36
KEPALA SEKOLAH DEWAN KOMITE

TATA USAHA

UNIT PERPUSTAKAAN

WALI KELAS I WALI KELAS WALI KELAS


II III

WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS


IV V VI

SISWA

MASYARAKAT

37
7. Data Siswa
Siswa merupakan faktor dan kompenen yang penting dalam
lembaga pendidikan, karena tanpa adanya siswa proses belajar
mengajar tidak akan tercapai. Di bawa ini akan dipaparkan
jumlah siswa dan siswi di MIN 2 BIMA
Tabel 2.3
Data jumlah Siswa-Siswi MIN 2 BIMA Tahun Pelajaran 2021/2022
Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
I 14 18 32
II 15 13 28
III 27 17 44
IV 11 20 31
V 12 25 37
VI 17 19 36
Jumlah 96 112 203

Berdasarkan data yang diperoleh dari sekolah, siswa di


MIN2 B1MA pada tahun pelajaran 2021/2022 berjumlah 208
siswa dengan jumlah siswa laki-laki 96 siswa dan 112 siswi
perempuan.
8. Data Saranan dan Prasaranan
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat
dan bahan untuk mencapai maksud dan tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
untuk terselenggaranya suatu proses.

38
Tabel 2.4
Sarana Dan Prasarana yang Ada di MIN 2 BIMA:41
No Jenis bangunan Jumlah ruangan Status
menurut kondisi
Baik Rusak Rusak Kepemilikan
ringan berat 1*,1**
1 Ruang kelas 6 1*
2 Ruang Kepala sekolah 1 1*
3 Ruang guru 1 1*
4 Ruang perpustakaan 1 1*
5 Toilet guru 3 1*
6 Toilet siswa 2 1*
7 Kantin 1 1**

Keterangan :
1*: kepemilikan sendiri
1**: kepemilikan masyarakat
Sarana dan prasarana yang terdapat dalam Min 2 Bima
terdiri dari 6 ruangan kelas, ruangan kelas, 1ruangan kepala
sekolah, 1 ruangan guru, 1 ruangan perpustakaan, 3
B. Bentuk-Bentuk Kesulitan Pada Mata Pelajaran Matematika
Siswa Kelas V Di MIN 2 BIMA
Adapun bentuk- bentuk kesulitan belajar siswa pada Mata
Pelajaran Matematika.

41
Dokumentasi Profil Sekolah Min 2 Bima, Dokumentasi, Dikutip Pada Tanggal
27 Agustus 2021.

39
1. Kesulitan dalam menghitung cara, perkalian, bilangan dan
penjumlahan, seperti yang dikatakan oleh ibu Rofidah Aziz
yaitu:
“Dalam pembelajaran matematika siswa sering sekali
mengalami kesulitan dalam menghitung dalam perkalian dan
penjumlahan mereka belum bisa memahaminya dan mengerti
dengan baik cara berhitungnya”. 42

Hal ini juga di dukung oleh Suci Yanti siswa kelas V MIN 2
BIMA sebagai berikut:
“Dalam perkalian dan penjumlahan kami belum terlalu bisa
mengerti dengan baik kak kami masih belum terlalu paham
tentang perhitungan dalam perkalian itu dan kami masih sulit
memahaminya.”43

Hal ini dinyatakan oleh Nana siswa kelas V MIN 2 BIMA


sebagai berikut:
“Kak kami masih berkesulitan dalam menghitung perkalian
dan kami masih kurang bisa cara menghitung perkalian dan
penjumlahan kak.”44

Dari beberapa pernyataan di atas dapat di simpulkan bahwa


masih banyak siswa dan siswi kesulitan dalam membedakan
perkalian dan penjumlahan, mereka juga belum bisa memahami
dengan baik cara menghitung dalam perkalian dan penjumlahan.

42
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima, Wawancara Tanggal 28 Agustus 2021
43
Suci Yanti Siswa Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 29 Agustus 2021
44
Nana siswi kelas V Min 2 Bima Wawancara tanggal 30 Agustus 2021

40
2. Siswa masih kesulitan untuk mengingat dalil-dalil Matematika
Karena daya ingat siswa belum terlalu kuat dalam mengingat
dalil dalil Matematika, karna Pelajaran Matematika banyak
rumusan-rumusan mulai dari perkalian dan bilangan
penjumlahan yang harus diingat.
Hal ini di sampaikan oleh ibu Rofidah Aziz selaku wali kelas
V MIN 2 BIMA sebaga berikut:
“Dalam pembelajaran matematika siswa dan siswi belum
bisa mengingat dalil atau rumus-rumus dalam matematika
karena daya ingat siswa masih kurang dalam menginggat
rumus-rumus matematika siswa dan siswi kurang menyukai
pembelajaran matematika sehingga mereka tidak dapat
menginggat dengan baik rumus dalam perkalian.”45

Hal ini di dukung oleh Putri siswa kelas V MIN 2 BIMA.


“ Kami kesulitan dalam mengigat dalil dalil yang diajarkan
ibu karna kami daya ingat kami masing kurang, dalam
belajar pada mata pelajaran matematika dalam perkalian dan
pembagian yang diajarkan sama ibu rofidah aziz. 46

Hal ini di dukung oleh Nia siswa kelas V MIN 2 BIMA.


“ Bahwa kami belum mengerti apa si dalil-dalil dalam
belajara pada mata pelajaran matematikan dan juga tidak bisa
mengerjakan tentang perkalia dan pembagian dalam belajara

45
Rofidah Aziz Wali Kelas V Wawancara Tanggal 1 September 2021
46
Nia siswa Kelas V min 2 Bima Wawancara tanggal 2 September 2021

41
matematika karena kami tidak paham pada dalil-dalil itu
yang ajarkan pada ibu . 47

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat di simpulkan


bahwa siswa dan siswi masih banyak yang kesulitan untuk
mengingat dalil-dalil matematika dikarenakan daya ingat
siswa yang masih kurang. Dan itu yang membut para siswa
kurang menyukai pembelajaran matematika sehingga mereka
tidap dapat mengingat dengan baik rumus dalam perkalian
dan penjumlahan.
3. Tidak memahami simbol-simbol matematika
Simbol-simbol Mata Pelajaran Matematika sangatlah banyak
maka kebaanyakan siswa khususnya di kelas V, siswa tidak tau
apa saja simbol-simbol dalam materi matematika tentang
perkalian atau pembagian mereka juga kurang paham
Hal ini didukung oleh Ayu Lestari siswi kelas V MIN 2
BIMA
“Banyak sekali symbol-symbol yang telah diajarkan oleh
guru, dari kebanyakan symbol kami pun semakin bingung,
jadi pelajaran mata pelajaran matematika kurang
memberikan kami semangat belajar. 48

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa


banyaknya simbol-simbol matematika sehingga siswa sulit untuk
memahami pelajara matematika.

47
Putri. siswa kelas V Min 2 Bima Wawancara tanggal 3 September 2021
48
Sri Wulandari siswa kelas V Min 2 Bima Wawancara tanggal 5 September
2021

42
4. Lemahnya kemampuan berfikir abstrak
Dari keseluruhan siswa dan siswi masih banyak yang kurang
memahami tentang Mata Pelajaran Matematika dan daya ingat
siswa kurang karna belajar Matematika sangatlah sulit.
Hal ini didukung oleh Sri Wulandari siswi kelas V MIN 2
BIMA
“Belajar tentang pelajaran matematika membutuhkan
konsentrasi yang penuh untuk mengetahui apa saja yang
diterangkan oleh guru, tetapi kami belum mampu
menampung apa saja yang telah diajarkan oleh guru karna
mata pelajaran matematika memang sangat sulit 49.

Berdasarkan hasil peneliti dapat di simpulkan bahwa siswa


belum mampu untuk menampung apa saja yang diajarkan
oleh guru sehingga mereka mengangap pelajaran matematika
sangat sulit.
5. Lemahnya kemampuan metakognisi (lemahnya kemampuan
mengidentifikasi serta memanfaatkan algoritma dalam
memecahkan soal-soal matematika)
Kemampuan siswa untuk menganalisa tentang soal-soal
maupun konsep mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan
kemampuan orang yang sudah dewasa dibandingkan daya ingat
siswa dalam soal-soal matematika.
Hal ini didukung oleh Nia Ratnasari siswa kelas V MIN 2
BIMA

43
“Pelajaran tentang mata pelajaran matematika mulai dari
penambahan sampai apapun itu sangatlah sulit, maka kami
tidak terlalu memahami tentang matematika maupun soal
yang diberikan oleh guru pada saat ulangan, 50

Hasil wawancara peniliti terhadap ibu Rofidah Aziz.


“Bahwa dari hasil penilaian saya terhadap siswa kelas
masih banyak yang kurang memahami tentang matematika
bisa kita nilai dari hasil ulangan siswa bahwa nilai mereka
masih dibawah standar atau nilai rata-rata.

Dari penyataan yang dikatakan oleh narasumber di atas


dapat di simpulkan bahwa siswa masih sulit untuk
memecahkan soal yang diberikan oleh guru sehingga banyak
siswa yang memilikih nilai di bahwa standar atau nilai rata-
rata.

C. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran


Matematika di MIN 2 BIMA
Setelah di temukan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa
selajutnya akan membahas faktor-faktor penyebab kesulitan belajar
siswa pada mata pelajaran matematika dapat diketahui kesulitan di
sebabkan oleh faktor internal dan faktor eksternal untuk mengethui

50
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 6 September

2021

44
masing –masing faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematikan dapat di jelaskan sebagai berikut.
1. Faktor Internal
a) Sikap dalam belajar
Sikap merupakan kecederungan untuk bertindak dengan
cara tertentu. Sikap positif terhadap suatu mata pelajaran
adalah awal yang baik untuk proses pembelajaran. Sebaliknya
sikap negative terhadap mata pelajaran akan berpotensi
menimbulkan kesulitan belajar atau membuat hasil belajar
yang kurang maksimal. Hal ini sesuai dengan yang di katakan
oleh putri sebagai berikut:
”saya tidak terlalu suka pelajaran matematika, karena
pelajarannya sangat sulit dan membosankan apa lagi
tentang perkalian dan pembagian”. 51

“Sedangkan pendapat Sri Wulandari berbeda dengan


pendapat Putri mengenai mata pelajaran matematika, Sri
Wulandari berpendapat sebagai berikut;

”saya sangat suka terhadap mata pelajaran


matematika, karena saya suka dalam hal berhitung”52

Berdasarkan pendapat Putri dan Sri Wulanda di atas


mengenai mata pelajaran matematika, peneliti menemukan
bahwa sikap siswa terhadap Pelajaran Matematika serta
keseluruhan beragam, ada yang menyenangi Pelajaran
Matematika dan ada yang tidak menyukai Pelajaran
Matematika. Salah satu siswa yang tidak menyukai Pelajaran
Matematika adalah Putri, bagi Putri Matematika adalah

51
Putri Siswa Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 7 September 2021
52
Ida Royani Kelas V Min 2 Bima WawancaraTanggal 8 September 2021

45
pelajaran yang sulit sehingga putri tidak menyukai pelajaran
Matematika.
Sikap negatif siswa terhadap pembelajaran matematika
mempengaruhi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran,
matematika cenderung tidak mengikuti pembelajaran
matematika dengan baik, siswa tidak memperhatikan
penjelasan disampaikan guru dan melakukan aktivitas lain saat
pelajaran seperti mengobrol dengan temannya. Peryatataan
tersebut di benarkan oleh ibu Rofidah Aziz kelas V dalam
wawancara sebagai berikut:
“namanya juga anak-anak ya jika mereka tidak suka
dan tidak bisa mereka akan takut, sehingga mereka tidak
fokus untuk mendengarkan apa yang kita jelaskan, mereka
hanya asik mengobrol dengan teman sebangkunya saja, itu
ya membuat kesulitan dalam belajar. Karena anak sudah
merasa ketakutan dulu, karena dari awal dia merasa tidak
bisa.”53

Hal yang serupa juga disampaikan oleh guru kelas V,


sikap siswa saat pelajaran matematika ada yang ramai dan
tidak memperhatikan, siswa yang tidak memperhatikan diduga
karena tidak menyukai pelajaran matematka.
Hal yang di nyatakan oleh ibu Rofidah Aziz wali kelas V
MIN 2 BIMA.
“sikap siswa saat pelajaran ya selalu ada yang ramai,
ada yang seenaknya sendiri. Ada yang serius belajar, ada
yang serius bermain,ya ada juga yang serius belajar sambil
bermain.”54

53
Rofidah Aziz Kelas V Min 2 Bima Wawaancar aTanggal 9 September 2021
54
Rofidah Aziz Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 10 September 2021

46
Berdasarkan hasi observasi dapat disimpulksn bahwa
Siswa yang tidak menyukai matematika tidak selalu ramai,
siswa tidak aktif saat pembelajaran dan cenderung hanya diam
menandakan bahwa siswa tidak antusias mengikuti
pembelajaran.siswa hanya melihat ke papan tulis namun tidak
selalu memperhatikan. Saat guru memberika pertayaan, siswa
tidak merespon pertanyaan yang di berikan.
Hal ini di dukung oleh ibu Rahmi guru MIN 2 Bima
sebagai berikut:
“kalau siswa yang sangat suka dalam belajar
matematika pasti siswa senang sekali kalau yang tidak suka
hanya diam, melihat. Tapi kita tidak tahu apakah mereka
diam dan melihat itu karena mereka paham ataukah mereka
diam karena tidak paham apa yang kita jelaskan, kita akan
tahu setelah mengadakan tes.”55

Sikap siswa saat pembelajaran juga dipengaruhi oleh


sikap guru yang mengajar. Guru yang mengajarkan
matematika dengan cara yang menyenangkan serta
memberikan perhatian pada setiap siswa akan lebih disenangi
oleh siswa. Sikap segan terhadap guru membuat siswa
memperhatikan dan tidak gaduh pelajaran. Seperti yang di
tuturkan oleh ibu Rofidah Aziz wali kelas V.
“sebenarnya sikap siswa di kelas tergantung gurunya,
kalau gurunya galak ya siswanya diam, tapi kalau gurunya
santai ya biasanya disepelekan anak-anak. Tapi saya kalau
mau galak terus kan ya tidak enak, masak pelajaran tegang
terus. Sebenarya pelajaran itu kan harus seperti pelajaran
Paikem, aktif inovatif, kreatif, efektif,dan mandiri tapi
seperti itu juga kan susah.”56
55
Rahmi Guru Min 2 Bima Wawancara Tanggal 11September 2021
56
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 12 September
2021

47
Hasil wawancara penelitian di atas menunjukan bahwa
sikap dalam pembelajaran matematika mempengaruhi siswa
dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.
b) Motivasi belajar
Motivasi yang kuat diperlukan agar siswa dapat
mencapai kesuksesan.pemberikan motivasi oleh guru menjadi
hal yang penting agar siswa terdorong untuk belajar dengan
baik. Selain motivasi oleh guru, motivasi siswa juga
dipengaruhi oleh pemberian dukunngan dari orang tua. Siswa
yang mendapatkan perhatian dan di nyatakan oleh ibu Rofidah
Aziz sebagai berikut:
“Motivasi anak-anak itu bergantung pada orang tua.
Anak-anak yang diperhatikan oleh orang tuanya otomatis
motivasinya akan lebih besar, kalau orang tuanya mungkin
kurang penduli ya otomatis motivasinya akan rendah dalam
belajar matematika.”

Berdasarkan hasi dari peneliti diatas dapat disimpulka


bahwa Motivasi siswa pada saat mengikuti pelajaran
matematik cenderung rendah, terlihat saat observasi siswa
tidak menyiapkan buku pelajaran mereka. Siswa tidak
memperhatikan dengan baik, padahal di awal pembelajaran
guru sudah memberikan motivasi untuk belajar dengan baik
karena tidak lama lagi ujian akhir semester akan dilaksanakan.
Selain itu, motivasi siswa dapat diketahui dari
persiapan siswa dalam belajar matematika. Siswa dengan
motivasi yang kuat akan senang belajar matematika meskipun
tidak ada PR atau ulangan keesokan harinya. Namun siswa
yang terindikasi kesulitan belajar matematika memiliki

48
motivasi yang rendah, mereka tidak mengulang kembali materi
yang telah disampaikan atau mempelajari terlebih dahulu
materi yang akan disampaikan. Kurangnya motivasi belajar
dibenarkan oleh beberapa siswa dalam kutipan wawancara
berikut:
“Karna ada motivasi dari guru atau orang tua
pastikan kami bisa belajar dengan baik dan juga kami tidak
malas dalam belajar matematika menurut kami sangat lah
penting bagi kami namanya motivasi dalam guru maupun
orang tua agar kami terdorong untuk belajar
57
matematika”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat di simpulkan
bahwa keluarga berperan penting dalam memberikan motivasi
bagi siswa. Orang tua yang tidak memberikan perhatian secara
maksimal akan berdampak pada rendahnya motivasi belajar
siswa di sekolah. Rendahnya motivasi belajar membuat siswa
tidak memperhatikan saat pelajaran dan cenderung ramai
dikelas.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Secara Eksternal
a.Variasi Mengajar Guru
Penggunaan metode dan model pembelajaran yang bervariasi
diperlukan untuk menarik perhatian siswa dan mengurangi
kebosanan siswa saat mengikuti pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti
menemukan bahwa guru tidak hanya menggunakan metode
pembelajaran yang konvesional. Pemilihan metode yang
digunakan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan.

57
Nia rahma siswa kelas V Min 2 Bima wawancara tanggal 14 September 2021

49
Guru kelas V menggunakan model pembelajaran yang
bervariasi. Pada awal pembelajaran guru kelas V menggunakan
model ceramah untuk membuka pelajaran lalu dikombinasikan
dengan model pembelajaran kooperatif agar siswa tertarik dan
tidak bosan.
“ metode yang saya ajarkan dalam belajar matematika
adalah saya menggunkan metode ceramah ya, pembukaan
apersepsi di gunakan ceramah dulu lalu menggunakan
model pembelajaran.”

Berdasarkan hasi wawancara diatas dapat di simpilkan


bahwa Metode dan model pembelajaran yang tepat akan
membuat siswa lebih mudah memahami materi dan mengurangi
kejenuhan siswa. Namun peneliti belum menemukan
penggunaan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
aktif saat mengikuti pembelajaran matematika. Pada observasi
yang dilakukan saat pelajaran matematika, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah.
Dari pengamatan yang dilakukan, guru tidak mengawasi dan
membimbing siswa satu per satu saat mengerjakan latihan soal.
Karena tidak adanya pengawasan secara individu kepada siswa,
ada siswa yang tidak selesai mengerjakan latihan soal dan tidak
mengumpulkan jawaban latihan soal yang diberikan. Siswa
yang tidak selesai mengerjakan soal tersebut termasuk siswa
yang terindikasi kesulitan belajar matematika.
Hal tersebut dibenarkan dengan kutipan wawancara dengan Arif
Rahman siswa berikut:
“Kami belum mengerti dalam belajar matematika karna
ibu memberikan mengajaran dalam belajar matematika
dan ibu memberikan metode ceramah dan kami rasa

50
membosankan dalam belajar matematika dan juga kita
binggu apa yang di ajarkan sama ibu.”58

Dapat disimpulkan bahwa dari paparan diatas menunjukkan


bahwa guru sudah berusaha menggunakan metode yang
bervariasi. Namun ada juga guru yang masih dominan
menggunakan metode ceramah sehingga siswa kurang berminat
dalam pembelajaran matematika.
b.Penggunaan Media Pembelajaran
Siswa sekolah dasar belum bisa berikir secara abstrak, untuk
itu penggunaan media pembelajaran menjadi faktor penting
yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran matematika agar
siswa dapat memahami konsep matematika dengan baik.
Pentingnya penggunaan media untuk membantu pemahaman
siswa sudah disadari oleh guru, maka dari itu guru berupaya
untuk menggunakan media dalam pembelajaran matematika.
Hal tersebut disampaikan dalam kutipan wawancara dengan
guru kelas V ibu Rofidah Aziz sebagai berikut:
”Anak-anak kan tidak boleh verbalisme, kadang anak ya
membuat alat peraga sendiri”
“Iya, itu pasti, tidak terbatas media itu harus indah tetapi
media yang saya gunakan sederhana, misalkan kalau
matematika itu ya medianya, seperti perkalian bisa pakai
jari yang lebih dari lima.”59

Metode dan model pembelajaran yang tepat akan membuat


siswa lebih mudah memahami materi dan mengurangi
kejenuhan siswa. Namun peneliti belum menemukan

58
Arif Rahman Siswa Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 15 September
2021
59
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 16 September
2021

51
penggunaan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
aktif saat mengikuti pembelajaran matematika. Pada observasi
yang dilakukan saat pelajaran matematika, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Guru menerangkan materi
pecahan di depan kelas dan siswa tidak antusias mendengarkan
materi yang disampaikan, siswa cenderung berbicara dengan
teman sebangkunya. Setelah menerangkan materi, guru
memberikan kepada siswa untuk bertanya namun tidak ada
siswa yang
“Harusnya memang digunakan media karena mengajarkan
matematika kan ada media agar siswa bisa lebih pahami,
abstrak, seperti itu kan. Tapi tidak semua materi bisa
memakai media, seperti pada materi bilang bulat itu kan
ada yang negatif dan positif, anak itu bingung kalau sudah
masuk ke operasi bilangan bulat. Negatif dikurangi negatif
lagi kok hasilnya jadi tambah banyak, yang seperti itu
anak masih bingung.”60

Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa kurangnya


pemahaman guru akan media membuat siswa kurang
memahami materi dengan baik. Kendala lain yang ditemukan
oleh peneliti adalah sikap guru yang enggan mengasah
kreativitas untuk membuat media inovatif sesuai dengan materi
yang dapat menarik minat dan perhatian siswa dalam pelajaran
matematika. Tersedianya alat peraga KIT matematika dirasa
sudah cukup untuk mengajarkan matematika. Pernyataan
tersebut seperti yang disampaikan oleh guru pengajar di V ibu
Siti Rahma sebagai berikut:

60
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 17 September
2021

52
“Kalau tidak malas ya saya membuat sendiri , kalau tidak
ya kita disedikakan ya, kalau tidak ya anak membuat
sendiri” Guru juga memilih memanfaatkan lingkungan
sekitar sekolah sebagai media daripada membuat media
pembelajaran yang dapat menarik perhatian dan minat
siswa, sebagaimana yang disampaikan dalam berikut. 61

Penggunaan media yang sesuai dengan materi dapat


membantu siswa memahami konsep dengan baik. Siswa yang
ikut aktif membuat media untuk belajar terbukti dapat
menjadikan siswa lebih memahami materi dengan baik.
D. Upaya guru dalam Mengatasi Kesulitan Belajar siswa pada Mata
Pelajaran Matematika di kelasV MIN 2 BIMA
Pembelajaran matematika seringkali tidak terlepas dari kesulitan dan
permasalahan yang merupaka fakta yang terjadi dilapangan,baik di tingkat
pendidikan dasar, pendidikan mencaegah, maupun pendidikan tinggi.yang
di dapat dengan guru solusi yang dilakukan guru untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa dalam belajar matematika.
a. Meningkat sikap belajar siswa
Sikap belajar siswa merupakan kecederungan untuk
bertindak dengan cara tertentu. Sikap positif terhadap suatu mata
pelajaran adalah awal yang baik untuk proses pembelajaran.
Sebaliknya sikap negative terhadap mata pelajaran akan berpotensi
menimbulkan kesulitan belajar atau membuat hasil belajar yang
kurang maksimal. Karna ada solusi atau mengatasi dari guru siswa
bisa memahami belajar matematika yang biak dan juga tidak
berkesulitan dalam belajar matematika dengan adanya ibu
memberikan solusi untuk melakukan kegiatan remedial bagi siswa
yang belum mencapai nilai yang baik.

61
Siti Rahma Guru Min 2 Bima Wawancara Tanggal 18 September 2021

53
b. Melakukan kegiatan remedial bagi siswa yang belum mencapai nilai.
Remedial merupakan suatu bantuan untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa. Untuk keperluan kegiatan remedia, tentu
yang menjadi focus perhatian adalah siswa-siwa yang mengalami
kesulitan dalam belajar.
Hal ini di nyatakan oleh ibu Rofidah Aziz di MIN 2 BIMA.
Siswa harus mengadakan remedial karna remedial ini solusi
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa agar siswa bisa mengerjakan
soal nya di memberika denga baik. Kalau kami tidak mengadakan
remedial yang banyak yang berkesulita dalam belajar matematika. 62
Hal ini dinyatakan oleh siswa Ayu Apriani Siswa kelas V MIN 2
BIMA.
Karna ada ibu memberikan remedial kepada kami yang belum
mencapai nilai kita tidak mengalami kesulitan lagi da juga karna ibu
memberikan remedial kami bersemangat dalam belajar matematikan dan
juga kami tidak nilai rendah lagi. 63
Berdasarkan hasil observasi dapat di simpulkan bahwa siswa
tidak mengalami kesulitan lagi karna ibu memberikan mengadakan
remedial kepada siswa udah dapat mencapai nilai bagus dan juga
ibu memberikan semangat lagi pada siswa yang mengalami
kesulitan belajar matematikan kepada siswa yang mendapat nilai
yang rendah.
Dinyatakan oleh Ambarwati siswa kelas V MIN 2 BIMA.
Dan juga ibu memberikan sosuli untuk memberikan
pelajaran tambahan bagi siswa yang belum menguasai materi. Upaya

62
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 19September 2021
63
Ayu Apriani Siswa Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 20 September 2021

54
tersebut disampaikan dalam kutipan oleh ibu Rofidah aziz wali
kelas V Min 2 Bima sebagai berikut:
“Anak-anak yang mengalami kesulitan saya beri tugas
yang lebih, untuk pengayaan kan bagi mereka yang sudah
bisa, yang belum bisa ya diberi perbaikan, luangkan
waktu, ya memang harus meluangkan waktu untuk
bertanya, lalu memberikan tugas yang harus dikerjakan.
Misal kalau klasikal kan soalnya sama, yang masih
kesulitan diberi soal lagi sendiri, walau hanya lima
soal.64”

Berdasarkan hasil dari wawancara diatas dapat di simpulka


bahwa Selain itu untuk menguarangi kesulitan memahami konsep,
guru berusaha menghadirkan media dalam pembelajaran karena guru
sudah menyadari pentingnya media dan menghindari anak berpikir
abstrak.
Motivasi yang kuat diperlukan agar siswa dapat mencapai
kesuksesan.pemberikan motivasi oleh guru menjadi hal yang penting
agar siswa terdorong untuk belajar dengan baik. Selain motivasi oleh
guru, motivasi siswa juga dipengaruhi oleh pemberian dukunngan
dari orang tua. Siswa yang mendapatkan perhatian dan juga guru
memberikan solusi atau mengatasi kesulitan belajar siswa
c. Upaya Mengatasi Kesulitan dari Siswa
Perbaikan yang dilakukan guru disekolah saja tidak cukup
untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Perlu ada upaya dari dalam
diri siswa untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang
mereka alami. Berdasarkan hasil wawancara diketahui langkah yang

64
Rofidah Azis Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 22 september
2021

55
dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yaitu
dengan mengikuti tambahan pelajaran. matematika diluar jam
pelajaran. Seperti yang diutarakan oleh siswa Yati kelas V Min 2
Bima berikut:
“Agar kami bisa perbaikindalam belajar mtematikan ibu
memberikan tugas les di rumah sama teman agar kami bisa
memahami dalam belajar matematika yang diajarkan .”65

Berdasarkan hasil dengan wawancara, siswa sudah berupaya


untuk mengatasi kesulitan belajar matematika yang mereka alami
dengan mengikuti tambahan pelajaran. Akan tetapi upaya yang
mereka lakukan juga sebatas untuk menguasai materi yang belum
mereka kuasai di sekolah. Melihat hal tersebut, diperlukan juga
perhatian dari orang tua untuk mengetahui penyebab siswa kurang
menguasai materi pelajaran matematika sehingga dapat diambil
langkah yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar matematika
tersebut.
d. Variasi mengajar guru
Metode dan model pembelajaran yang tepat akan membuat
siswa lebih mudah memahami materi dan mengurangi kejenuhan
siswa. Namun di peneliti belum menemukan penggunaan model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif saat mengikuti
pembelajaran matematika. Pada observasi yang dilakukan saat
pelajaran matematika, guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah. Guru menerangkan di depan kelas dan siswa tidak antusias
mendengarkan materi yang disampaikan, siswa cenderung berbicara
dengan teman sebangkunya. Setelah menerangkan materi, guru

65
Yati Siswa Kelas V Min 2 BimaWawancara Tanggal 23 September 2021

56
memberikan kepada siswa untuk bertanya namun tidak ada siswa
yang bisa kesulitan dalam belajar matematika.
Hal ini dinyatakan oleh ibu Rofidah aziz MIN 2 BIMA.
“Bahwa menurut siswa harus ada metode dan model
pembelajaran agar bisa mengatasi kesulitan dalam belajar
matematika yang akan membuat siswa lebih mudah memahami
materi yang di ajarkan dan mengurangi kejenuhan siswa. Karna
ada metode dan model pembelajaran agar siswa untuk aktif saat
mengikutii pembelajaran matematika”.

Hal ini didukung oleh Sakia siswa kelas V MIN 2 BIMA.


“Karna menurut kami karna ada metode dan moder
pembelajaran agar kami bisa mengatasi kesulitan dalam belajar
matematika karan ada metode dan model kami dapat membuat
lebih mudah dalam belajar dan kami tidak mengurangi
kejenuhan lagi”.

Berdasar hasil penelitian bahwa siswa tidak kesulitan lagi


dalam belajar matematika karan ada metode dan model yang di
ajarkan dalam belajar matematika siswa tidak mengalami kesulitan
lagi belajar matematika dan juga siswa tidak mengurangi kejenuhan
dalam belajar matematika.
e. Penggunaan Media Pembelajaran
Metode dan model pembelajaran yang tepat akan membuat
siswa lebih mudah memahami materi dan mengurangi kejenuhan
siswa. Namun peneliti belum menemukan penggunaan model
pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif saat mengikuti
pembelajaran matematika. Pada observasi yang dilakukan saat
pelajaran matematika, guru lebih banyak menggunakan metode
ceramah. Guru menerangkan materi pecahan di depan kelas dan
siswa tidak antusias mendengarkan materi yang disampaikan, siswa

57
cenderung berbicara dengan teman sebangkunya. Setelah
menerangkan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya namun tidak ada siswa yang merespon.
Hal ini dinyatakan oleh ibu Rofidah Aziz MIN 2 BIMA.
“Karna ada media bisa mengatasi siswa yang berkesulitan
dalam belajar matematika karna adanya media siswa bisa
mengerti apa yang di ajarkan dan tidak siswa mengalami
kesulitan belajar matematika karna adanya memberikan
perhargaan dari guru dapat meningkatkan semangat belajar
siswa pada mata pelajaran matematika”.

Hal ini didukung oleh Ade Nurwaidah siswa kelas V MIN 2


BIMA.
“Karna ada media kami lebih paham dalam belajar
matematika dan juga media membuat kami cepat mengerti
dalam belajar matematika dan dalam belajar matematika ibu
memberika perhargaan agar kami bersemat dalam belajar
matematika”.

Berdasarkan hasil observasi dapat disimpulkan bahwa siswa


bersemat dalam belajar matematika karan menurut siswa karan ada
media yang di ajarkan pada ibu guru siswa lebih cepat memngerti
apa yang di ajarkan , dan juga ibu memberikan perhagaan pada
siswa agar siswa lebih semangat dalam belajar matematika.
f. Memberikan reward
Reward atau biasa kita sebut dengan penghargaan
merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk membangkitkan
semangat antusias siswa dalam merespon pembelajaran yang
belangsung. Reward dianggap sebagai sebuah motivasi dari guru
yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah yang terjadi ketika
proses pembelajaran berlangsung, pemberian reward dalam

58
pembelajaran bukan berarti suatu bentuk royalitas guru kepada siswa
melaikan digunakan sebagai penyemangat belajar. Hal ini dapat di
nyatakan ibu Rofidah Aziz wali kelas V MIN 2 BIMA sebagai
berikut:
“Yang saya lakukan biasanya sih apabila siswa sudah mulai
tidak fokus saya ajak mereka belajar sambil bermain lalu saya
beli mereka reward pada siswa yang bisa menjawab atau
menyelesaikan tugas yang saya berikan, seperti biasanya
berikan tepuk tanggan, bagi mareka yang berhasil menjawab
soal, lalu saya ajak nyanyi-nyayi bersama supaya mereka
kembali fokus dan semangat belajar dan menjadi jenuh dan
bosan lagi.”66

Hasil wawancara diatas terbukti bahwa untuk mengatasi


kurangnya respon siswa guru menggunakan reword sebagai upaya
dari permasalahan kurangnya respon siswa dengan memberikan
tepuk tangan dan nyanyi –nyanyi bersama untuk mengembalikan
semangat belajar siswa.

66
Rofidah Aziz Wali Kelas V Min 2 Bima Wawancara Tanggal 24september
2021

59
BAB III
PEMBAHASAN

Bedasarkan paparan data dan temuan yang peneliti peroleh setelah


mengadakan penelitian dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan
dengan rumusan masalah yang peneliti angkat yang berkaitan dengan
analisis kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V
Min 2 Bima kemudian langkah selanjutnya membahasan paparan data
temuan serta meningkatkan dengan kerangka teori.
A. Bentuk Bentuk Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Siswa Di Kelas V MIN 2 BIIMA
Bentuk bentuk Kesulitan Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
Matematika di kelas V Min 2 Bima yang dialami siswa, dilaksanakan
dengan menganalisis hasil bahawa siswa banyak mengalami
kesulitan belajar siswa adalah setelah dilakukan analisis dapat
diketahui bahwa bentuk bentuk kesulitan belajar siswa di sebabkan
oleh 6 komponen:
1. Kesulitan dalam cara menghitung , perkalian, bilangan dan
penjumlahan.
2. Tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika.
3. Tidak memahami simbol-simbol matematika.
4. Lemahnya kemampuan berfikir abstrak.
5. Lemahnya kemampuan metagoni
Dalam paparan diatas dalam bentuk bentuk kesulitan belajar
pada mata pelajaran mtematika
Datar pertama kesulitan siswa dalam membedakan angka,
perkalian dan perjumlahan, pada saat pengajaran matematika bahwa

60
masih banyak siswa dan siswi kesulitan mana perkalian yang
bilangan perjumlahan.
Menghitunng, perkalian dan bilanga perjumlahan berdasarkan
temuan dari penelitian, siswa dengan ganguan belajar mengalami
kesulitan dalam menuliskan urutan angka, juga terlitan binggun dalam
menghitung benda secara berurutan menuerut Roselli , siswa dengan
ganguan menemui kesulitan dalam memahami konsep bilangan
sederhana, kurang memiliki pemahaman intuitif angka, dan memiliki
masalah belajar sejumlah fakta dan prosedur. 67
Dalam lema Gangguan belajar dalam mebedakan angkan
perkalian dan bilangan perjumlahan ganguan belajar siswa–siswi
karena adanya ganguan dalam kemampuan otak dalam meneriman,
memperoses, menganalisi dan menyimpan informasi. Merut Gear
ketidakmampuan belajar dapat hasil dari deficit dalam kemampuan
untuk mewakili atau informasi proses dalam satu atau semua
darikompentesi induvidu dalam setiap domial pelajaran matematika,
mereka cenderung merasa sulit untuk mencahkan soal matematika
dasar, dan segala hal lain yang berkaitan dengan hitung hitungan atau
angka. Mungkin juga mereka sebenarnya memahami logika di balik
matematika, tetapi tidak bagaimana atau kapan menerapkan apa yang
mereka ketahui untuk menyelesaikan soal matematika sering kali
anak, atau bahkan orang dewasan, yang mengidap diskalkukia juga
sulit memahami juga susa mengingat fakta matematika, dan sulit
memahami angka dan simbol-simbol lainya dalam matematika. 68
Data kedua adalah tidak sanggup mengingat dalil-dalil matematika
Masih banyak siswa dan siswi kesulitan mengingat tentang dalil-dalil

68
hhtps:// today.line. me/id/v2/article/gxmZgG

61
karna daya ingat siwa masih tidak paham dalam dali-dalil matematika
dan cara mengingatnya rasa sulit bagi siswa tidak paham dalil
matematika mereka yang masih kurang, karna pelajaran matematika
banyak rumusan-rumusan mulai dari perkalian dan bilangan
perjumlahan yang harus diingat.
Tidak sangup mengigat dalil-dalil matematika adalah Menurut
Lernar kesulitan matematika adalah unik tidak semua anak
menunjukan kekurangan atau kesulitan yang sama menurut Wood
bahwa beberapa karakteristik kesulitan siswa dalam belajar
matematika adalah sebagai berikut membedakan angka, perkalian
bilangan dan perjumlahan , dan tidak sanggup mengigat dalil-dalil
matematika, sedangkan menurut Radatz kesalahan yang sering
dilakukan siswa adalah kesalahan dalam mengunakan bahasa
matematika dengan sehari-hari, mengidetifikasi siswa yang diduga
mengalami kesulitan belajar ditunjukan oleh adanya gagalan siswa
dalm mencapai tujuan tujuan belajar.
Data ketiga tidak memahami simbol simbol matematika. Simbol-
simbol mata pelajaran matematika sangatlah banyak maka
kebanyakan siswa siswi tidak tau apa saja simbol-simbol dalam
materi tentang perkalian dan bilangan perjumlahan mereka juga
kurang paham.
Data ke empat lemahnya kemampuan berpikir abstrak. Dari
keseluruhan siswa dan siswi masih banyak yang kurang memahami
tentang mata pelajaran matematika dan daya ingat siswa kurang karna
belajar matematika sangatlah sulit.
Hanya kemampuan berpikir abstrak pembelajaran matematijika
anak mengalami kesulitan belajar dianggap sebagai sebuah hal yang

62
biasa dan sudah realita umumnya sepertii itu. Hal ini disebabkan
karena matematika merupakan pelajaran yang menjadi momok
menakutkan bagi anak-anak. Matematika dianggap sebagai ilmu yang
sulit untuk dipahami karena abstrak, tidak saja oleh siswa tingkat
sekolah dasar bahkan hingga mahasiswa di perguruan tinggi. Namun,
jika diteliti lebih lanjut, kesulitan belajar anak merupakan masalah
yang harus ditanggulangi sejak dini karena akan mempengaruhi anak
dalam karir akademi selanjutnya. 69
Akibat keberlanjutan kesulitan belajar pada matematika dibiarkan
saja, maka anak anak akan semakin kurang berminat belajarnya pada
pelajaran matematika. Matematika akan terus menjadi momok yang
menakutkan bagi anak. Anak selalu bosan dan mudah jenuh dalam
pembelajaran matematika. Jika melihat bagaimana terkaitnya
matematika dalam kehidupan sehari-hari, maka akan dapat diprediksi
bagaimana sulitnya anak dalam kehidupan sosialnya jika tidak dapat
memahami matematika dengan baik. 70
Data kelima adalah lemahnya metakognisi lemahnya kemampuan
mengidetifikasi serta memanfaatkan algoritme dalam memecahan soal
soal matematika kemampuan siswa untuk menganalisa tentang soal-
soal maupun konsep mata pelajaran matematika tentu berbeda dengan
kemampuan orang yang sudah dewasa di bandingkan daya ingat siswa
dalam soal-soal matematika.
Lemahnya kemampuan metakognisi karena menujuk pada cara
untuk meningkatkan kesadaran mengenai proses berpikir d an belajar
yang di lakukan dan kesadaran ini akan terwujud apa bila seseorang

69
Ik.Nurhikmayati Kesulitan siswa abstrak matematika dalam pembelajaran problem
solving berkelompok| vol 2,no 2 november 2017, hlm 159-176
70
Ik.Nurhikmayati Kesulitan siswa abstrak matematika dalam pembelajara problem
posing berkelompok| vol 2,no 2 november 2017, hlm 159-176

63
dapat mengawali berpikirnya dengan rencanakan, memantau, dan
mengevaluasi hasil dan aktifitas berpikir 71
Berdasarkan pada pengertian kemampuan metakognisi di atas,
dapat di simpulkan bahwa kemampuan metakognisi merupakan
kesadaran seseorang tentang proses kognitifnya atau proses
pengaturan diriseseorang dalam belajarnya sehingga seorang
induvidu tersebut mengetahui bagaimana dia belajara, pada waktu
yang tepat untuk belajar, dan strategi apa yang cocok digunakan
untuk belajar sehingga apa yang dilakukan dapat terkotrol secara
optimal. 72
B. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika di MIN 2 BIMA
Setelah ditemukan jenis kesulitan belajar yang dialami siswa,
selanjutnya akan membahas tentang faktor penyebab kesulitan belajar
matematika. Analisis faktor penyebab kesulitan belajar matematika
siswa dilaksanakan dengan menganalisis hasil wawancara, observasi.
Dokumentasi Setelah dilakukan analisis dapat diketahui bahwa
penyebab kesulitan belajar siswa disebabkan oleh faktor internal dan
faktor eksternal. Untuk mengetahui masing-masing faktor penyebab
kesulitan belajar matematika dijelaskan sebagai berikut:
1. Faktor Penyebab Kesulitan Secara Internal
a. Sikap dalam Belajar
Dari pernyataan siswa dalam hasil wawancara, siswa tidak
menyukai pelajaran matematika dan mempunyai sikap
negatif terhadap pembelajaran matematika sehingga siswa

71
Nugrahanngsih, Theresia K, Metakognisi Siswa SMA kelas akselesari dalam
memecahan soal matematika.vol 24 no 84
72
Nugrahanngsih, Theresia K, Metakognisi Siswa SMA kelas akselesari dalam
memecahan soal matematika.vol 24 no 84

64
tidak mengikuti pembelajaran dengan baik. Sikap tersebut
ditunjukkan dengan bertindak gaduh dan tidak
memperhatikan ketika pembelajaran Matematika
berlangsung. Selain itu, sikap negatif juga ditunjukkan
dengan siswa yang tidak antusias, siswa cenderung tidak
aktif dalam pembelajaran. Sikap siswa pada pembelajaran
matematika dipengaruhi oleh sikap guru yang mengajar.
Guru yang mengajar dengan menyenangkan dan memberi
perhatian akan menimbulkan sikap positif bagi siswa
sehingga siswa mengikuti pembelajaran dengan baik. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian Paul Mutodi bahwa faktor
psikologi mempengaruhi pencapaian siswa dan praktik
umum mereka. Untuk itu, guru perlu menanamkan sikap
positif kepada siswa melalui pembelajaran matematika yang
menyenangkan, serta memberikan keyakinan pada siswa
akan kebermanfaatan pelajaran matematika sehingga
diharapkan muncul sikap positif pada pelajaran matematika
b. Motivasi Belajar
Motivasi siswa yang rendah diduga karena motivasi dari
dalam diri siswa tidak ditanamkan dengan baik oleh orang
tua dirumah. Orang tua yang tidak memberikan perhatian
secara maksimal akan berdampak pada rendahnya motivasi
belajar siswa di sekolah. Motivasi dari dalam diri siswa
sendiri atau motivasi instrinsik mempengaruhi hasil belajar
siswa. Pernyataan tersebut didukung hasil penelitan Anis
Susantibahwa motivasi intrinsik siswa mempunyai pengaruh
lebih besar terhadap prestasi belajar matematika dari

65
motivasi ekstrinsik. Pemberian motivasi telah dilakukan oleh
guru secara lisan dengan memberikan contoh-contoh sikap
yang perlu ditiru agar berhasil dalam belajar. Guru juga
memberikan penghargaan untuk memotivasi siswa, namun
belum berdampak secara signisikan. Untuk itu, guru dan
orang tua perlu memberi perhatian lebih serta bekerja sama
untuk selalu meningkatkan motivasi siswa sehingga siswa
tidak mengalami kesulitan belajar matematika.
2. Faktor Penyebab Kesulitan Secara Eksternal
a. Variasi Mengajar Guru
Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
guru telah berupaya menggunakan metode yang bervariasi
dalam pembelajaran matematika. Guru tidak hanya
menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Guru
menggabungkan beberapa metode seperti menggabungkan
metode ceramah dengan metode kooperatif. Penggunakan
metode yang dipilih juga telah disesuaikan degan materi
yang akan diajarkan seperti menggunakan metode
demonstrasi untuk mengajarkan materi simetri putar. Namun
masih ada guru yang dominan menggunakan metode
ceramah dalam pembelajaran, hal ini diduga dipengaruhi
oleh kesiapan guru sebelum melaksanakan pembelajaran.
Metode ceramah yang masih dominan ketika menyampaikan
materi mengakibatkan siswa kurang antusias karena siswa
tidak dirangsang untuk aktif dalam pembelajaran.
Penggunaan metode yang kurang tepat dapat menyebabkan
siswa kesulitan belajar matematika sebagaimana dikatakan

66
Ahmadi dan Supriyono guru yang kurang mampu dalam
mengambil metode yang akan digunakan dalam mata
pelajaran merupakan salah satu kondisi yang dapat
menyebabkan siswa kesulitan belajar.
Metode yang digunakan guru untuk mengajarkan
pelajaran matematika sudah cukup bervariasi, namun sikap
dan cara belajar siswa juga mempengaruhi keberhasilan guru
dalam mengajar. Semenarik apapun model pembelajaran
yang digunakan guru, jika siswa mempunyai sikap negatif
pada pelajaran matematika siswa tidak akan bersemangat
mengikuti pelajaran. Selanjutnya cara belajar siswa yang
kurang sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan
juga membuat siswa kurang antusias mengikuti pelajaran.
b. Penggunaan Media Pembelajaran
Pentingnya media sebagai sarana untuk menyampaikan
informasi agar siswa lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Namun kendala yang ditemukan dilapangan yaitu
kurangnya pemahaman guru terhadap media pembelajaran
inovatif yang sesuai dengan materi, seperti guru belum
menemukan media yang cocok untuk mengajarkan materi
bilangan bulat sehingga materi tersebut dijelaskan melalui
analogi.
Kurangnya pemahaman guru terhadap media
pembelajaran inovatif berdampak pada kurangnya
pemahaman konsep pada siswa karena tidak adanya contoh
kongret yang membantu siswa untuk lebih mudah menerima
materi. Penggunaan media kongkret dalam pembelajaran

67
sangatlah penting karena siswa berada dalam tahap
operasional kongret dan belum bisa berpikir secara abstrak
Heruman, media yang digunakan guru adalah media yang
sudah disediakan di sekolah, terkadang guru memanfaatkan
lingkungan di sekitar sekolah dan membuat media bersama-
sama dengan siswa. Contoh media yang dibuat bersama
siswa adalah balok dan kubus dari kertas yang digunakan
untuk belajar geometri. Pada materi tersebut siswa tidak
mengalami kesulitan karena siswa ikut aktif mempersiapkan
media yang digunakan. 73
Dari paparan diatas dapat disimpulkan pentingnya
penggunaan media dalam pembelajaran matematika. Oleh
karena itu, guru hendaknya selalu menambah pengetahuan
tentang media pembelajaran secara kreatif dan inovatif
untuk menambah motivasi siswa serta memudahkan siswa
dalam menerima materi yang disampaikan.
Berdasarkan teori dari hasil penelitian ditemukan bahwa
faktor yang menyebabkan kesulitan belajar matematika
terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal, faktor internal
meliputi sikap negatif siswa dalam belajar matematika, dan
motivasi belajar siswa yang masih rendah. Sedangkan faktor
eksternal yang berasal dari luar siswa antara lain kurangnya
variasi mengajar guru, serta penggunaan media pembelajaran
yang belum maksimal.

73
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya 2007

68
C. Upaya Guru Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa
Matematika di Kelas V MIN 2 BIMA
Setelah ditemukan kesulitan yang dialami siswa dan faktor-faktor
yang menyebabkan kesulitan siswa, selanjutnya akan membahasan
mengenai upaya mengatasi kesulitan belajar matematika. Analisis
upaya mengatasi kesulitan belajar matematika kelas V dilakukan
dengan menganalisis hasil wawancara dan hasil yang dilakukan pada
subjek penelitian. Dalam hal ini peneliti tidak melakukan upaya
mengatasi kesulitan belajar matematika, namun peneliti
menggambarkan upaya yang telah dilakukan serta memberikan saran
untuk mengatasi kesulitan belajar matematika. Kesulitan belajar yang
dialami siswa adalah, mebedakan angka, menghitung perkalian,
pembagian, pengurangan dan penjumlahan serta tidak sanggup
mengingat dalil-dalil matematika, tidak memahami simbol-simbol
matematika, lemahnya kemampuan berpikir abstrak, dan lemahnya
kemamampuan metakognisi. Sedangkan faktor yang menyebabkan
kesulitan belajar matematika terdiri dari faktor internal meliputi
kurangnya sikap dan motivasi belajar. Faktor eksternal meliputi
variasi cara mengajar serta kurangnya penggunaan media
pembelajaran. Untuk mengetahui upaya yang dapat dilakukan dalam
mengatasi kesulitan belajar dijelaskan sebagai berikut:
a. Sikap dan Upaya Mengatasi Kesulitan Belajar Matematika
Dari pernyataan siswa dalam hasil wawancara, siswa tidak
menyukai pelajaran matematika karena siswa merasa kesulitan dalam
menghitung sehingga mempunyai sikap negatif terhadap pembelajaran
matematika, membuat siswa tidak mengikuti pembelajaran dengan baik.
Sikap tersebut ditunjukkan siswa dengan bertindak gaduh dan tidak
memperhatikan ketika pembelajaran Matematika berlangsung. Selain itu,

69
sikap negatif juga ditunjukkan dengan siswa yang tidak antusias, siswa
cenderung tidak aktif dalam pembelajaran. Sikap siswa pada
pembelajaran matematika dipengaruhi oleh sikap guru yang mengajar.
Guru yang mengajar dengan menyenangkan dan memberi perhatian akan
menimbulkan sikap positif bagi siswa sehingga siswa mengikuti
pembelajaran dengan baik.
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Paul Mutodi bahwa faktor
psikologi mempengaruhi pencapaian siswa dan praktik umum mereka.
Untuk itu, guru perlu menanamkan sikap positif kepada siswa melalui
pembelajaran matematika yang menyenangkan, serta memberikan
keyakinan pada siswa begitu pentingnya pelajaran matematika
sehingga munculnya semangat siswa dalam menerima pelajaran
matematika.
b. Variasi Mengajar Guru
Metode dan model pembelajaran yang tepat akan
membuat siswa lebih mudah memahami materi dan mengurangi
kejenuhan siswa. Namun, peneliti belum menemukan penggunaan
model pembelajaran yang mengajak siswa untuk aktif saat
mengikuti pembelajaran matematika. Pada observasi yang
dilakukan saat pelajaran matematika, guru lebih banyak
menggunakan metode ceramah. Guru menerangkan di depan kelas
dan siswa tidak antusias mendengarkan materi yang disampaikan,
siswa cenderung berbicara dengan teman sebangkunya. Setelah
menerangkan materi, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya, namun tidak ada siswa yang menjawab atau
meresponnya. Dari faktor tersebut muncul lah ide mengajar
dengan memberikan semangat awal sebelum memulai

70
pembelajaran agar siswa tidak merasa bosan dalam menerima
materi.
c. Remedial
Merupakan suatu bantuan untuk mengatasi kesulitan
belajar siswa. Untuk keperluan kegiatan remedial, tentu yang
menjadi fokus perhatian adalah siswa-siswi yang mengalami
kesulitan dalam belajar. Perbaikan yang dilakukan guru disekolah
saja tidak cukup untuk mengatasi kesulitan belajar siswa. Perlu ada
upaya dari dalam diri siswa untuk mengatasi kesulitan belajar
matematika yang mereka alami.
Berdasarkan hasil wawancara diketahui langkah yang
dilakukan siswa untuk mengatasi kesulitan belajar matematika
yaitu dengan mengikuti tambahan pelajaran matematika diluar jam
pelajaran seperti yang diutarakan.
d. Menggunakan Media Pembelajaran
Siswa sekolah dasar mengacu pada teori berada pada
tahap operasional. Pada tahap tersebut siswa berpikir dengan apa
yang dilihat dan belum bisa berpikir abstrak. Untuk itu media
pembelajaran penting dihadirkan dalam pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan guru tidak selalu
menggunakan media pembelajaran yang kongret dalam
pembelajaran sehingga siswa belum memahami dengan baik
konsep yang diajarkan yang mengakibatkan siswa kesulitan dalam
memahami konsep.
e. Memberikan Reward
Reward atau biasa kita sebut dengan penghargaan
merupakan salah satu upaya yang digunakan untuk

71
membangkitkan semangat antusias siswa dalam merespon
pembelajaran yang belangsung. Reward dianggap sebagai sebuah
motivasi dari guru yang dapat digunakan dalam mengatasi masalah
yang terjadi ketika proses pembelajaran berlangsung, pemberian
reward dalam pembelajaran bukan berarti suatu bentuk royalitas
guru kepada siswa melaikan digunakan sebagai penyemangat
belajar.
f. Memperbanyak Latihan Soal
Salah satu kesulitan belajar matematika siswa adalah
kesulitan dalam keterampilan dan kesulitan memecahkan masalah.
Keterampilan dalam matematika adalah proses dalam
menggunakan operasi dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian,
dan pembagian. Untuk mengatasi kesulitan dalam keterampilan
dan memecahkan masalah perlu diperlukan latihan dan praktik
yang terus-menerus. Hal ini mengacu pada Teori Thorndike yang
menekan banyak memberi praktik dan latihan (drill and practice)
kepada peserta didik agar Pada bagian ini akan menunjukan
hasil penelitian dan pembahasan yang dikaitan dengan teori, hasil
penelitian terkait jenis kesulitan belajar matematika dianalisis
dengan memperhatikan cakupan studi matematika yang di
kemukan oleh Nia Rahma bahwa matemtika hendaknya mencakup
tiga elemen yaitu konsep, keterampilan, dan pemecahan masalah.
74

74
Muhsetyo, G,ddk. Pembelajaran matematika SD. Jakarta universitas terbuka 2009.

72
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab sebelumya dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Bentuk bentuk kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
Matematika yang dialami siswa terdiri dari kesulitan menghitung
perkalian bilangan perjumlahan tidak sangup megingat dali-dalil
matematika lemahya kemampuan berpikir abstrak tidak
memahami simbol-simbol matematika lemahnya kemampuan
metakognisi
2. Faktor yang menyebabkan kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika berasal dari faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor internal yang berasal dari siswa meliputi; sikap belajar
siswa yang kurang pada mata pelajaran matematika dan
kurangnya motivasi belajar siswa.
b. Sedangkan Faktor eksternal yang berasal dari luar siswa
antara lain kurangnya variasi mengajar guru, penggunaan
media pembelajaran yang belum maksimal,
3. Upaya guru dalam mengatasi kesulitam belajar siswa pada mata
pelajaran matematika meliputi anatara lain:
 Meningatkan sikap belajar siswa dengan cara sebagai
berikut:
- Melakukan remedial bagi siswa yang belum campai
nilai

73
- Memberikan rewad agar siswa meningkat semangat
dalam belajar matematika
 Memberikan motivasi belajar agar siswa terdorong untuk
belajar denga baik.
 Penggunaan media pembelajara yang bervariasi untuk
menciptaka metode dan model pembelajaran supaya siswa
lebih mudah memahami materi yang diajarkan dan
mengurangi kejenuhan siswa.
B. Saran
1. Bagi Guru
Mengingat pentingnya penguasaan matematika dengan baik guru
sebaiknya mengajarkan matematika dengan gaya bervariasi yang
sesuai dengan teori belajar matematika disertapenggunaan alat
peraga yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
2. Bagi Siswa
Siswa hendaknya memiliki sikap positif pada Pelajaran
Matematika serta lebih aktif salam pembelajaran. Selain itu siswa
hendaknya memperbanyak latihan soal dan lebih teliti sehingga
kesulitan bealajar matematika dapat dikurangi.
3. Bagi Orang Tua
Hendaknya orang tua senantiasa memperhatikan perkembangan
belajar anak khususnya memberi perhatian pada kesulitan belajar
matematika yang dialami. Selain itu orang tua hendaknya
menumbuhkan motivasi belajar siswa dan emberikan sugesti
positif bahwa matematika adalah pelajaran yang menyenangkan
sehingga siswa mempunyai sikap positif siswa pada pelajaran
matematika.

74
4. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian ini dapat dikembangkan dengan penelitian yang
serupa sehingga dapat ditemukan upaya mengatasi kesulitan
belajar matematika yang lain.

75
DAFTAR PUSTAKA

Abdulrrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta:


Rineka Cipta, 2010.

Abdul Rahman, Pendidikan Bagi Murit Berkesulitan Belajar. (Jakarta: PT


Rineka Cipta 2009.

Anis Susanti, Pengaruh Motivasi Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar


Matematika Siswa, vol.3, No.2 (September 2015). Pembelajaran
Matematika Melalui Pendekatan Inkuiri, (Skripsi, Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unifersitas Negeri
Yogyakarta, Yogyakarta, 2010).

Asiatul Rofiah, “Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika dalam


Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. (Jakarta
kencana)

Amni Fauziah, Asih Rosnaningsi, Samsul Azhar, Hubungan Antara


Motivasi Belajar Dan Minat Belajar Kelas IV SDN Pori Gaga 05
Kota Tangerang ,Jurnal JPSD. Vol 4. No .1. Tahun 20217

Binti Faridatus Salihah, “ Identifikasi Kesultan Belajar Matematika


Perserta Didik Kelas III MI Darussalam Wonondadi Binti” Skripsi,
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, fakutas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Tulungangung,
2016.
Edy Yusmin “Kesulitan belajar siswa pada pelajaran matematika
(rangkuman Dengan pendekatan Metaethnography)jurnal visi ilmu
pendidikan, vol,9.no1, (januari,2017).

Ekawati kesulitan belajar matematika berkaitan konsep topik aljabal studi


kasus pada kelas 6 sekolah abc lampung polyglot vol.14 no 1
januwari 2018

Estina Ekawati, “Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik matematika


sekolah”,dalam hhtp://p4tkmatematika, kemedikbud. Go.id/artikel,
diakses tanggal 12 Februari 2021,pukul 11.00.

76
Ety mukhlesi yeni, Kesulitan belajar matematika di sekolah Dasa”, 2015,
vol, hlm,2

Freddy Rangkuti, Analisis Swot Teknik Membedah Kasus. Jakarta: PT.


Ikrar Mandiri abadi, 2006.

H. Abul ahmadi Dan Nur uhbiati, ilmu pendidikan, (Jakarta: PT Rineka


cipta, September 2007 ), hlm. 70

Herumen “model pembelajaran matematika di sekolah dasar. (Bandung


:PT remaja Rosdakarya.2008)hlm,3,2.

Harun Rasyid dan Mansur, Penilaian Hasil Belajar,(Bandung :CV


Wancana Prima, 2011),hlm.55

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:


PT Remaja Rosdakarya), 2008, hlm.3

Irham, Muhammad, dkk Psikologi Pendidikan: Teori dan Aplikasi dalam


Proses Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2013..

Latifah Nuraini,”Intergrasi nilai kearifah lokal dam pembelajaran


matematika SD\MI kurikulum 2013: Jurnal pendidikan matematika
,vol 1 1.nor,2.(mei 2018)hlm,3.

Zainudin, Peran Media Masa Dalam Proses Pendidikan Masyarakat,


Jurna Pendidikan Dan Pembelajaran .Vol. 16. No 1. April .2009.

Lexy J. Meleong, Metode Penelitian kuatitatif. Bandung: Rosda Karya,


2005.

Lesmi uwinta dalam, skripsi “Analisis faktor kesulitan belajar matematika


pada kurikulum 2013 kelas IV SD Negeri 101871 sidodadi batang
kuis
Metto, Belajar dan Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.

Muhammad Ali dan Yulmiati, Penerapan Stategi Pembelajaran Multiple


Interllengences Dalam Meningkatkan Pretasmi Belajar Perserta
Didik Pada MI Islam Terpadu Widaul Ummah Makassar (Tesis:
Pasca Sarjana Uin Alauddin Makassar

77
Mulyadi Diagnosis kesulitan Kesulitan Belajar Matematika
Khusus,CetII:Yongjakarta :Javalitera.2010

Muhsetyo, G,ddk. Pembelajaran matematika SD. Jakarta universitas terbuka


2009.

Nur Rahma “Hakikat Pendidikan Matematika” (Jurnal al- Khwarizmi,


Volume 2, Oktober 2013)

Ni’mah Mulyaning Tyas Dalam Skripsi Analisis Faktor –Faktor Penyebab


Kesulitan Belajar Matematika Kelas IV Sekolah Dasar Negeri
Di Kacamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

Nugrahanngsih, Theresia K, Metakognisi Siswa SMA kelas akselesari


dalam memecahan soal matematika.vol 24 no 84

Ik.Nurhikmayati Kesulitan siswa abstrak matematika dalam


pembelajara problem posing berkelompok| vol 2,no 2 november
2017, hlm 159-176

Ik.Nurhikmayati Kesulitan siswa abstrak matematika dalam pembelajara


problem posing berkelompok| vol 2,no 2 november 2017, hlm
159-176

Pita djeng pembelajaran matematika yang menyenakan.


Jakarta:Depertemen pendikdikan nasional 2006 hlm 49.50

Pitadjeng pembelajaran matematika yang menyenakan . Jakarta


:Depdiknas 2006 hlm 49

Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka cipta, 2010.

Suryani, pelaksanakan bimbingan belajar dalam mengatasi kesulitan


belajar siswa kelas II di SMA Negeri 5 Banda Aceh. Skripsi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-
raniry Darussalam Banda aceh.2018.

78
Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstatasi Keadaan
Masa Kini Menuju Harapan Masa Depan. Jakarta: Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional,

Subini dkk, mengatasi kesulitan belajar paada anak, dan pembelajaran


Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Nining Subni, mengatasi kesulitan belajar anak Jogjakarta:Javilitera.


2012

Runtukahu J. tombokan dan selpius kandou.”pembelajaran matematika


dasar bagi anak berkesulitan belajar.(Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.2014)hlm,252

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta, 2013.

Sukardi,”bimbingan dan penyuluhan (Surabaya :usaha Nasional


.1987),hlm.25

Sugiono, Memahami Kuatitatif. Bandung: Alfabeta 2005

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Indonesia


tahun, 2009.

Sugiono, Metode penelitian kualitatif dan R& D, Bandung: Alfebeta 2011

Sardiman, interaksi dan motivasi belajar mengajar,(Jakarta:Raja


Grafindo, 2007),hlm.75
.

79
LAMPIRAN-LAMPIRAN

80
Lampilan 1
Instumen Observasi

PEDOMAN OBSERVASI

1. Sejarah Berdirinya MIN 2 BIMA


2. Visi Misi MIN 2 BIMA
3. Keadaan Guru dan Karyawan MIN 2 BIMA
4. Keadaan Sarana dan Prasarana MIN 2 BIMA

81
Lampilan 2

Narasi Observasi

Hari Pertama:
Senin, 23 Agustus 2021, Pada hari juma,at pada tanggal 23 agustus
2021 peneliti melakukan kunjungan ke MIN 2 BIMA, sebelum meneliti
pergi ke sekolah peneliti melakukan pengecekan surat yang harus dibawa
yaitu surat penelitian, ketika peneliti mempersiapan semua keperluannya,
sekitar jam 8:00 wita penelitian bergegas-gegas ke MIN 2 BIMA tempat
tujuan peneliti melakukan penelitian, jarak dari tempat penelitian dengan
sangat dekat, dan peneliti datang kesekolah dengan berjalan kaki,
sesampai di sekolah MIN 2 BIMA peneliti bertemu ibu guru di sekolah
tersebut kemudian peneliti memberi salam dan minta izin ketemu dengan
kepala sekolah, ibu guru mengatarkan peneliti menuju ke ruangan kepala
sekolah, ibu guru menyuruh peneliti menunggu kepala sekolah
datang,kemudian peneliti menjelaskan maksud kedatangan penelitian ke
MIN 2 BIMA, setelah itu beberapa menit langsung datang bapak kepala
sekolah dan menjelaskan ulang maksud dari kami datang ke sini dan
bapak langsung menyetujui bahwa kami bisa melalukan penelitian di sini.
Dan setelaj itu kami lngdung memulai penelitian dengan observasi dan
melakukan dan dokumetasi tentang profi sekolah. Setelah itu pamit untuk
pulang pada pukul 11.00 wita peneliti kembali ke rumsh peneliti.

Hari Kedua:
Selasa, 24 Agustus 2021. Peneliti kembali ke sekolah untuk
melakukan observasi di kelas V MIN BIMA, sesampai di sekolah peneliti

82
menunggu ibu guru yang akan diwawancara, sekitar 40 menit peniliti ke
temu siswa lalu sambil kontakan dengan ibu guru ngobrol-ngobral akrab-
akrab, peneliti sambil kontakan dengan ibu guru kelas V, ternyata ada jam
mengajar setelah itu peneliti masuk ke dalam rungan kantor melihat
bagaimana cara guru melakuka observasi atau pengamatan. Pukul 11:00
peneliti pamit untuk pulang juga dan besok akan dilanjutka kembali.
Hari Ketiga:
Rabu, 25 Agustus 2021. Peneliti kembali ke sekolah untuk
melakukan observasi kembali mengenai data yang kurang saat observasi
di MIN 2 BIMA kemarin, sesampai di sekolah peneliti langsung meminta
izin terlebih dahulu kepda guru dan lanjut observasi sekitar 40 menit.
Setelah itu penelitian ketemu siswa lalu ngbrol ngbol-ngobrol akrab-
akrab,lalu melakukan peneliti langsung izin pulang ke rumah.

Hari Keempat:
Kamis, 26 Agustus 2021. Penelitia kembali ke sekolah untuk
melakukan dokumentasi mengenai profil-profil sekolah MIN 2 BIMA,
sesampai di sekolah peneliti langsung melakukan observasi atau
pengamatan mengenai kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika.

Hari kelima:
Jum’at, 27 Agustus 2021. Peneliti kembali ke sekolah untuk
melakukan wawancara kepada guru kelas V MIN 2 BIMA, sesampai di
sekolah peneiti menunggu ibu guru yang akan di wawancarai, sekitar 30
menit peneliti ketemu siswa lalu ngobrol-ngobrol sambil menunggu wali

83
kelas V, peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas V setelah itu
pamit pulang.

Hari Keenam:
Sabtu, 28 Agustus 2021. Peneliti kembali ke sekolah untuk
melakukan wawancara kembali dengan guru kelas V MIN 2 BIMA,
sesampai di sekolah peneliti menunggu ibu guru yang akan di wawancarai,
setelah ibu guru selesai mengajar peneliti langsung mewawancarai. Untuk
wawancara selanjutnya akan dilanjutkan lusa dan setelah itu peneliti pamit
untuk pulang.

Hari Ketujuh:
Senin, 30 Agustus 2021. Peneliti kembali ke sekolah untuk
melakukan wawancara kepada siswa kelas V MIN 2 BIMA, sesampai di
sekolah peneliti lansung di suruh sama ibu guru untuk wawancara dengan
siswa, setelah itu peneliti melakukan games singkat dengan para siswa.
Setelah semuanya selesai peneliti memintai izin untuk pulang karena
peneliti hanya membutuhkan 5 orang siswa dalam wawanacara ini.

84
Lampiran 3
Hasil Wawancara Guru

2. Apa ajah bentuk –bentuk kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran
matematika?
Jawab :dalam kesulitan pembelajaran matematika adapun bentuk-
bentuknya yang pertama Kesulitan memahami konsep,kesulitan dalam
keterampilan berhitung dan kesulitan dalam memecahkan masalah dalam
pembelajaran matematika
3. Apa sajah metode yang guru di gunakan dalam belajar matematika.?
Jawab: dalam pembelajaran matematika guru mengunakan metode cerama
karna dengan metode ceramah siswa dapat dengan mudah memahami dan
mendengarkan dengan baik apa yang di ajarka oleh gurunya
4. Faktor apa saja penyebab kesulitan belajar siswa matematika.?
Jawab: faktor penyebab kesulitan belajar matematika ada 2 faktor yaitu
faktor ekternal dan faktor internal
5. Apa aja upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar siswa pada mata
pelajaran matematika.?
6. Jawab: upaya guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika guru
adakan remedial dan les tambahan untuk anak-anak yang masih belum
tuntas. Saat pulang sekolah begitu, anak-anak yang nilainya belum tuntas
tidak saya perbolehkan pulang, ikut pelajaran tambahan dulu . Namun tidak
semua siswa merasa antusias dengan pelajaran tambahan yang diberikan,
terkadang siswa tidak ikut pelajaran tambahan dan langsung pulang
sehingga kesulitan belajar matematika belum dapat diatasi dengan baik.
7. Media apa yang di gunakan guru dalam pembelajaran matematika ?

85
Jawab: dalam proses pembelajaran matematika guru mengunakan media
cepama untuk Anak-anak kan tidak boleh verbalisme, kadang anak ya
membuat alat peraga sendiriya, itu pasti, tidak terbatas media itu harus
indah tetapi media yang saya gunakan sederhana, misalkan kalau
matematika itu ya medianya, seperti perkalian bisa pakai jari yang lebih
dari lima.
8. Bagaimana guru berikan motifasi kepada siswa ?
Jawab: kami selalu memberikan motifasih kepada siswa agar siswa rajin
belajar dan selalu bersemangat dalam belajar.

86
Lampiran 4

Hasil Wawancara Siswa Peserta Didik Kelas V MIN 2 BIMA

2. Kesulitan apa saja yang di alami sa,at belajar matematika?


Jawab: dalam pembelajaran matematika kami sangat kesulitan dalam
operasi dasar penjumlahan dan pengurangan kami belum terlalu bisa
memahaminya dengan baik.
3. Bagaimana kesulitan dalam mengerjakan matematika?
Jawab: kami kesulitan dalam pembelajaran matematika karna kami
belum terlalu bisa dalam memecahkan masalah dalam
pengoprasikan penjumlahan dan pengurangan
4.Media apa yang di gunakan dalam belajar matematika?
Jawab : Kadang saya menggunakan benda-benda disekitar sekolah
sebagai media, seperti penjumlahan atau pengurangan bisa
menggunakan kerikil yang ada di sekolah. Media yang digunakan itu
yang ada di lingkungan sekitar, alat-alat yang dilingkungan sekitar
digunakan untuk media pembelajaran
5. Upaya apa saja guru yang dilakukan dalam pembelajaran
matematika?
Jawab : Adapun upaya yang dilakukan guru dengan cara
mengadakan les kepada siswa dan memberikan motivasi belajar
sehingga siswa dapat bersemangat dalam belajar matematika dan
tidak lagi mengalami kesulitan dalam pelajaran matematika
Tersebut
6. Faktor apa saja yang meneyebebkan
kesulitan dalam pembelajaran matematika?

87
Jawab : faktor yang menyebabkan kesulitan dalam
pembelajaran matemarika adalah faktor ekternal dan faktor
internal.
7. Bagaimana faktor minat belajar dilakukan guru dalam
membelajaran matematika?
Jawab: Dalam minat belajar matematika kami sangat rendah
kak karna dalam pembelajaran matematika banyak teman-
teman yang suka dalam pembelajaran matetematika.
8. Metode apa yag guru gunakan dalam saat pembelajaran
matematika ?
Jawab: dalam pembelajaran matematika guru mengunakan
metode ceramah agar kami mudah memahami apa yang di
ajarkan oleh guru kami.

88
Lampiran 5

LEMBAR OBSERVASI
PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V

Apa Yang di Amati Fakta Opini


Proses Pembelajaran Perencanaan Guru tidak
- Perencanaan pembelajaran menggunakan media
pembelajaran melalui pengamatan pembelajran padahal
 Media dapat diketahui dengan media
pembelajaran bahwa guru tidak pembelajaran dapat
 Metode menggunakan media membantu siswa
pembelajaran pembelajaran, dengan mudah untuk
 Model namun guru sudah memahami materi
pembelajaran menggunakna pembelajaran dan
metode juga mempermudah
pembelajaran guru dalam
berupa ceramah dan menyampaikan
model pembelajaran materi. Metode
yang digunakan pembelajaran yang
berupa problem sering digunakan guru
based learning berupa ceramah
(PBL) sehingga membuat
siswa kurang aktif
pada kegiatan
pembelajaran dan
cenderung
mendengarkan
penjelasan guru.
Adapun Model
pembelajaran yang
digunakan berupa
problem based
learning (PBL),
namun PBL yang
digunakan sebatas
pada memberikan
soal di papan tulis
lalu siswa diminta
untuk menyelesaikan

89
soal tersebut sehingga
masih kurang untuk
penerapan model
PBL.
- Melaksanakan proses Pada awal kegiatan Guru mengawali
pembelajaran pembelajaran guru pembelajaran dengan
 Kegiatan pembukaan mengucapkan mengucapkan salam
 Mengucapkan salam salam, tidak ada dengan baik, namun
 Apersepsi apersepsi, namun sayangnya guru tidak
 Mengkomunikasikan guru langsung ada apersepsi padahal
tujuan pembelajaran menjelaskan tujuan apersepsi ini penting
 Menghubungkan pembelajaran tetapi untuk mengawali
materi dengan guru tidak pembelajaran dan
lingkungan sehari-hari menghubungkan membangun konsep
 Memotivasi siswa materi dengan dasar pemahaman
 Ruangan kelas lingkungan sehari- siswa. Tapi, guru
 Persiapan sarana dan hari dan guru juga langsung
prasarana sering memotivasi mengkomunikasikan
pembelajaran siswa. Untuk tujuan pembelajaran
keadaan masing- dengan baik,
masing kelas kemudian tidak ada
memiliki luas 9m x kegiatan
12m, siswa menghubungkan
berjumlah sebanyak materi dengan
37 orang. lingkungan sehari-
hari . Hal ini tentunya
membuat siswa agak
sedikit kesulitan
memahami materi,
alangkah lebih baik
jika guru mengaitkan
materi dengan
lingkungan sehari-
hari dengan begitu
siswa menjadi lebih
mudah mengingat dan
memahami materi.
Guru sering memberi
motivasi (dorongan
belajar) kepada siswa
dengan baik.

90
Kemudian untuk
masing-masing kelas
dapat dikatakan luas
dan baik yang
memuat 37 orang
siswa/siswi kelas V
pada ruang kelas
terdapat papan tulis,
meja dan kursi siswa,
meja dan kursi guru,
ada beberapa lukisan
dan kaligrafi serta
lambang Negara
beserta presiden dan
wakilnya
1. Sarana Sarana yang ada di Sarana yang ada
a) Meja ruang kelas V Min sudah memadai dan
b) Kursi 2 Bima terdiri dari: mendukung kegiatan
c) Papan tulis Meja, kursi, papan pembelajaran
d) Media / poster tulis belajar siswa
dan berbagai
2. Prasarana media/poster.
a) Jendela Prasarana masih perlu
b) Jam dinding Prasarana yang ada diperhatikan terutama
c) Hiasan kelas berupa: Jendela dan tidak ada lampu
jam dinding. Tetapi, padahal siswa butuh
tidak ada ventilasi, penerangan yang
kipas angin, dan cukup walaupun
lampu. kegiatan
pembelajaran
dilakukan di pagi dan
siang hari, akan tetapi
lampu dapat
membantu dan
berguna sebagai
penerang saat cuaca
mendung, dan hiasan
berupa dari kertas-
kertas gabus, dan
kertas minyak terlalu
ramai sehingga

91
mengganggu
 Susunan tempat duduk Untuk susunan Susunan tempat
tempat duduk siswa duduk alangkah lebih
kelas V Min 2 Bima baiknya diubah
terdiri dari 4 baris, sesekali agar siswa
dimana tiap baris tidak bosan dan
terdapat 5 meja dan merasakan suasana
masing-masing tiap baru di dalam kelas.
meja di duduki Contoh susunan
siswa sebanyak 2 tempat duduk seperti
orang (yang berjenis later U
kelamin sama).
 Kegiatan inti
Guru terlihat masih Guru kurang lancar
 Menguasai materi kurang lancar dalam padahal sebagai
1. Penguasaan Materi menjelaskan materi seorang guru
a) Kelancaran dan memberi contoh sebaiknya memiliki
menjelaskan materi sebanyak 1 sampai 2 penguasaan materi
b) Keragaman butir contoh soal. yang baik agar siswa
pemberian contoh Kemudian uraian menjadi tidak
2.Sistematika penyajian materi tuntas di bingung dan ragu
a) Ketuntasan uraian bahas akan tetapi terhadap penjelasan
materi tujuan belum yang guru berian.
b) Uraian materi tercapai, hal ini Untuk uraian materi
mengarah pada dapat dilihat dari tuntas dijelaskan
tujuan masih ada beberapa tetapi tidak mencapai
3. Performance siswa yang belum tujuan maka dari itu
a) Kejelasan suara yang paham. Suara guru guru perlu melakukan
diucapkan saat menjelaskan evaluasi untuk
b) Kekomunikatifan tidak begitu jelas mengetahui penyebab
guru dengan siswa karena volumenya tujuan tidak tercapai.
c) Keluwesan sikap kecil dan guru Sebaiknya guru
guru dengan siswa kurang komunikasi menjelaskan dengan
4. Pemberian motivasi dan kurang luwes, suara yang jelas,
a) Keantusiasan guru lalu pemberian volume yang pas dan
dalam mengajar motivasi guru cukup dapat di dengar siswa
b) Ketepatan pemberian antusias dalam bahkan sampai siswa
reward dan mengajar dan juga yang duduk di bagian
punishman sesekali memberi paling belakang, dan
 Berperan sebagai reward dan guru perlu memiliki
fasilitator punishment. Untuk komunikasi yang baik

92
 Kesesuaian materi peran sebagai
dan juga luwes agar
dengan indikator fasilator guru
dapat terjalin
 Mengajukan bertindak dengan
hubungan baik
pertanyaan memberi contoh
dengan siswa yang
 Memberi waktu tunggu soal tambahan dan dapat mendukung
menjawab pertanyaan menjelaskan ulang tercapainya tujuan
 Memberi kesempatan materi jika ada yang
pembelajaran. Untuk
siswa untuk bertanya belum dipahami
pemberian motivasi
 Kejelasan penyajian siswa. Kemudian
guru berupa antusias
konsep kesesuaian materi dalam mengajar juga
dengan indikator
pemberian reward dan
sesuai dengan yangpunishment sudah
ada di RPP, guru cukup baik, guru juga
juga terlihat sering
sudah menjalankan
mengajukan perannya sebagai
pertanyaan kepada fasilitator dengan
siswa untuk
baik, kemudian
memastikan siswa kesesuaian materi
sudah paham atau dengan indikator guru
belum dan guru mengajukan
memberi waktu
pertanyaan, memberi
kepada siswa untukwaktu tunggu
menjawab menjawab pertanyaan
pertanyaan. Selaindan memberi
itu guru juga
kesempatan siswa
memberikan untuk bertanya sudah
kesempatan kepada di lakukan guru
siswa untuk
dengan baik. Namun,
bertanya, namun
untuk memberi
untuk penyajian
kejelasan penyajian
konsep tidak begitu
konsep masih kurang
terlalu detail sebaiknya siswa di
bimbing untuk dapat
memahami konsep
dengan sebaik
mungkin agar siswa
dapat benar-benar
paham.
 Penutup Guru membimbing Untuk kegiatan
 Membimbing siswa siswa dalam penutup yang di
menyimpulkan menyimpulkan lakukan guru sudah

93
materi materi yang cukup baik, namun
 Mengaitkan materi dipelajari, akan terdapat beberapa
degan pelajaran yang tetapi guru belum bagian dari kegiatan
akan datang mengaitkan materi penutup yang tidak di
 Memberi tugas siswa yang telah dipelajari lakukan ataupun
 Mengadakan evaluasi dengan pelajaran belum efisien yaitu
 Menutup yang akan datang. mengaitkan materi
pembelajaran dengan Kemudian guru pelajaran dengan
salam memberi tugas materi yang akan
kepada siswa, datang lalu
namun evaluasi di melakukan kegiatan
lakukan di evaluasi hanya pada
pertengahan dan pertengahan dan akhir
akhir semester saja semester sehingga
lalu guru menutup kurang efektif dan
pembelajaran alangkah lebih
dengan baiknya tiap akhir
mengucapkan pembelajaran di
salam. lakukan.
- Penilaian hasil Untuk hasil belajar
 Soal tes siswa dilakukan
dengan pemberian
soal tes.

94
Lampiran 6

DOKUMENTASI

1. Wawancara Dengan Guru Mata Pelajaran Matematika di MIN 2 Bima

2. Wawancara dengan murid kelas V MIN 2 BIMA

95
3. Suasana kelas V saat proses pembelajaran MIN 2 Bima

4. Gambar depan kelas MIN 2 Bima

96
97
98
99
100
103
104
105

Anda mungkin juga menyukai