Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Matematika dari tahun ke tahun berkembang semakin meningkat


sesuai dengan tuntutan zaman. Tuntutan zaman mendorong manusia untuk
kebih kreatif dalam mengembangkan atau menerapkan matematika sebagai
ilmu dasar. Diantara pengembangan yang dimaksud adalah nasalah
pembelajaran matematika.
Sugeng , M. (2001:2) menyebutkan pengembangan pembelajaran
matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan peranan konsep pada
siswa, yang nantinya para siswa tersebut jua akan ikut andil dalam
pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam mengaplikasikan
matematika dalam kehidupan sehari-hari.
Namun demikian, pengembangan matematika tersebut akan ikut terhambat
oleh pandangan masyarakat yang keliru tentang kemudahan dalam proses
pembelajaran. Akibatnya, mata pelajaran matematika diampu oleh guru
yang tidak professional, tidak mau kreatif dlam mengembangkan
pembelajaran. Semua ini dapat berakibat terhadap rendahnya motivasi dan
minat siswa dalam mempelajari matematika. Akibat lebih lanjut adalah
rendahnya pencapaian prestasi belajar siswa.
Matematika sebagai wahana pendidikan tidak hanya dapat
digunakan untuk mencapai satu tujuan, misalnya mencerdaskan peserta
didik, tetapi dapat pula membentuk kepribadian siswa serta
mengembangkan keterampilan tertentu. Untuk itu siswa perlu memiliki
kemampuan memperoleh, memilih, dan mengelola informasi untuk bertahan
pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kemampuan
ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan
bekerjasama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan
melalui belajar matematika, karena matematika memiliki stuktur dan
keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya, sehingga memungkinkan
siswa berpikir rasional.
Belajar adalah aktivitas yang dilakukan secara sadar untuk
mendapatkan sejumlah kesan dari apa yang telah dipelajari dan sebagai
hasil dari interaksinya dengan lingkungan sekitarnya. Proses belajar
mengajar adalah suatu interaksi antara guru dengan siswa dalam rangka
penyampaian materi saja. Oleh karena sebab itu didalam proses belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi belajar agar para siswa dapat belajar
secara efektif dan efisien, serta mengenai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan
pelayanan terhadap kemempuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan
peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru
dengan siswa serta antara siswa dengan siswa (Suyitno,2004:1). Agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai, guru harus mengorganisir smua
komponen sedemikian sehingga antara komponen yang satu dengan yang
lainnya dapat berinteraksi secara harmonis (Suhito,2000:12).
Model dan pendekatan pada pembelajaran matematika sangat
memiliki peranan yang penting dalam pembelajaran. Karena model-model
dan pendekatan matematika akan membawa setiap pembelajaran menjadi
lebih efektif. Tentunya seorang guru, dituntut untuk mampu mengenbangkan
serta menerapkannya dalam proses pembelajaran. Sehingga dengan
demikian efektifitas pembelajaran matematika akan berjalan dengan baik
dan berkualitas.
Model pembelajaran adalah kerangka konsotual yang melukiskan prosedur
yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar.
Suatu pembelajaran akan bias disebut berjalan dan berhasil
secara baik, manakala ia mampu mengubah diri peserta didik dalam arti
yang luas serta mmpu menumbuhkembangkan kesadaran peserta didik
untuk belajar. Sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ia
terlibat didalam proses pengajaran itu dapat dirasakan manfaatnya secara
langsung bagi perkembangan pribadinya.
Sebagai guru sebaiknya tidak hanya menerapkan satu model saja, sebab
keragaman peran mengajar tersebut menuntut keragaman pendekatan yang
digunakan. Model-model mengajar banyak menawarkan pendekatan
beragam yang diharapkan mampu menjangkau lebih banyak kebutuhan
siswa dikelas.
Disini penulis mencoba membahas model pembelajaran
matematika Make A Match untuk mengatasi permasalahan dalam
pembelajaran matematika pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan
Linier.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah ini beberapa pembahasan masalah yang ingin


disampaikan antara lain :
1. Bagaimana uraian singkat model pembelajaran matematika Make A
Match dengan metode pengajaran diskusi kelompok ?
2. Bagaimana strategi pemecahan masalah dengan model pembelajaran
Make A Match ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Uraian singkat Model Pembelajaran Matematika Make A Match

Model pembelajaran matematika Make A Match merupakan model


pembelajaran kooperatif yang didasarkan atas falsafah homo homini socius,
falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27).
Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi
akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup
lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan
evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30).

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi
guru. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran
yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok. Setiap siswa yang ada
dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi,
sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari
ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam
menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan
keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, penulis


menerapkan metode pembelajaran make a match. Metode make a match atau
mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan
kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh
mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas
waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin. Teknik metode
pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna
Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari
pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana
yang menyenangkan.
 Sintakmatik

Langkah – langkah penerapan model pembelajaran Make A Match pada


pembelajaran, adalah sebagai berikut :

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau


topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan nama tumbuhan dalam
bahasa Indonesia akan berpasangan dengan nama tumbuhan dalam
bahasa latin (ilmiah).
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan
mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang
memegang kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap
materi pelajaran.

 Sistem Sosial
Model pembelajaran Make A Match memupuk kerjasama siswa dalam
menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang yang ada di tangan
mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa
lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak
sekali pada saat siswa mencari pasangan kartunya masing-masing.
 Prinsip Reaksi
Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi konsep/topik tentang mencari
pikiran utama dan pikiran penjelas dalam wacana untuk sesi review (satu sisi
berupa kartu soal dan sisi sebaliknya berupa kartu jawaban). Setelah guru
memerintahkan siswa untuk mengambil kartu tampak sebagian besar siswa
bersemangat dan termotivasi untuk menarik satu kartu soal. Setelah siswa
mendapatkan kartu soal, masing-masing tampak memikirkan jawaban atau soal
dari kartu yang dipegang. Kelompok dengan pasangannya ingin saling
mendahului untuk mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu
soal atau kartu jawaban) yang dimilikinya. Di sinilah terjadi interaksi antar
kelompok dan interaksi antar siswa di dalam kelompok untuk membahas
kembali soal dan jawaban.

 Sistem Pendukung
Sarana yang diperlukan untuk menggunakan model ini ialah guru yang
kompeten dalam proses pembelajaran, membimbing agar proses pembelajaran
dapat berjalan dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Sejumlah alat yang dipakai yaitu beberapa kartu soal atau jawaban dari materi
yang diajarkan.

 Dampak Instruksional
Sebagian siswa tampak aktif mengikuti berbagai kegiatan yang harus dilakukan
dan dikerjakan. Meskipun diantara siswa masih ada yang belum menjawab
pertanyaan secara benar, bagi siswa tersebut dianjurkan untuk menjawab
pertanyaan dengan mendiskusikan jawabannya kedalam kelompoknya, siswa
mampu bersaing antar kelompok.
 Dampak Pengiring
Menarik perhatian siswa sehingga pada akhirnya dapat menciptakan keaktifan
dan motivasi siswa dalam diskusi. Motivasi yang kuat erat hubungannya
dengan peningkatan keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi
pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar dapat ditujukan ke arah kegiatan-
kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi berbagai
tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif. Selanjutnya, penerapan metode make
a match dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa
serta mampu menciptakan kondisi yang menyenangkan.

Model pembelajaran Make A Match memiliki kelebihan dan kelemahan, yaitu :


- Kelebihan :
1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan.
2. Melatih untuk ketelitian, kecermatan, dan ketepatan serta kecepatan.
3. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa.
- Kelemahan :
1. Diperlukan bimbingan guru untuk melakukan kegiatan
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu
banyak bermain-main dalam proses pembelajaran (kurangnya
konsentrasi)
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memedai.

C. Uraian tentang strategi pemecahan masalah dalam pembelajaran


matematika, serta rancangan pembelajarannya.

 Uraian strategi pemecahan masalah dengan model


pembelajaran Make a Match
Pada awal pembahasan materi persamaan dan pertidaksamaan
linier,guru menjelaskan bagaimana persamaan dan pertidaksamaan
linier serta memberikan contoh yang termasuk persamaan linier dan
contoh dari pertidaksamaan linier.
Kemudian baru dijelaskan bagaimana cara untuk menyelesaikan
persamaan – persamaan tersebut, yaitu persamaan linier, dengan
digunakan sifat kedua ruas ditambah atau dikurangi bilangan yang sama
atau, kedua ruas dikalikan atau dibagi bilangan yang sama. Sedangkan
untuk pertidaksamaan linier, yang memuat ungkapan >, , ,  , memiliki
sifat – sifat pertidaksamaan linier sebagai berikut :
1. Suku – suku dari ruas yang satu dapat dipindahkan kedua ruas yang
lain dengan membalik tandanya.
Misal : x+a < y+a  x+a –b < 0
2. Kedua ruas pertidaksamaan dapat ditambah atau dikurangi dengan
bilangan yang sama.
Misal : x > y  x+a > y+a
3. Sebuah pertidaksamaan tidak berubah tandanya apabila kedua
ruasnya dilakukan atau dibagi bilangan positif yang sama.
x  y  x.a  y.a
Misal : x y 
x y
b b
4. Sebuah pertidaksamaan akan berubah tandanya, jika kedua ruasnya
dikalikan atau bilangan yang sama.
Misal : 1. x  y   xa   ya (berubah tanda, sebab kedua ruas
dikalikan bilangan negative yang sama)
x y
2. x  y   (berubah tanda, sebab kedua ruas
b b
dikalikan bilangan yang sama)

Setelah menjelaskan, kemudian pada sesi review, guru dapat


menerapkan model pembelajaran Make A Match, dengan mula – mula
membagi siswa dalam beberapa kelompok, kemudian tiap kelompok diberi
lembar kerja siswa (LKS), dengan diikuti pembagian kartu (berupa kartu soal
dan kartu jawaban) yang berisi konsep dari materi persamaan dan
pertidaksamaan linier.

Siswa dminta mencari pasangan kartu yang dipegangnya dengan


jalan saling berdiskusi dengan temennya satu kelompok. Dalam suasana
diskusi siswa, guru tetap membimbing dan memberikan arahan pada siswa,
karena kemampuan masing - masing siswa tidak sama, serta mengawasi
jalannya diskusi agar tidak terjadi kericuhan atau siswa hanya membuang
waktu percuma untuk bergurau dan bermain – main saja.
Setelah siswa dapat mencocokkan kartu dengan pasangan kartunya
sebelum batas waktu yang ditentuksn, maka diberikan padanya tambahan
poin. Tentunya pasangan dari kartunya tersebut harus sesuai dengan
lembar kerja yang telah didapatkan dan lembar kerja tersebut telah
dikerjakan.
Apabila ada siswa yang belum dapat mencocokkan kartunya dengan
pasangannya (tidak dapat menemukan kartu soal / kartu jawaban) diberikan
hukuman yang telah ditentukan bersama, tetapi guru harus memberikan
motivasi pada siswa tersebut, agar siswa senantiasa belajar. Dengan
demikian siswa akan tetap berusaha untuk mendapatkan pasangan dari
kartunya juga tetap belajar agar lebih paham dengan materi yang ia pelajari.
Setelah satu babak, kartu tersebut dikocok dan dibagikan kepada siswa lagi
dengan tujuan agar siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikianseterusnya, tetapi dengan mempertimbangkan alokasi waktu yang
tersedia.

Setelah selesai pada babak terakhir, sesuai dengan materi dan LKS
yang telah selesai dikerjakan dengan memasangkan kartu soal dengan
kartu jawaban, maka bersama – sama dengan siswa, guru membuat
kesimpulan terhadap materi pelajaran tersebut.

 Rancangan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/ Smt :X/1
Materi Pokok :Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier
Alokasi waktu : 30 menit
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan sistem
persamaan dan pertidaksamaan linier dan kuadrat.
Kompetensi dasar : Menentukan himpunan penyelesaian persamaan
dan pertidaksamaan linier.
Indikator : Persamaan dan pertidaksamaan linier ditentukan
penyelesaiannya.
Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat menentukan Persamaan dan

pertidaksamaan linier.

Materi Pokok : Persamaan dan pertidaksamaan linier.


Objek Pembelajaran : Konsep dan Skill
Metode dan Pendekatan Pembelajaran :
 Metode Diskusi
 Metode Ceramah
 Metode Pemecahan Masalah
Pendekatan : Induktif

Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran :


1. Kegiatan Awal
- Mengucap salam dan mengecek kehadiran siswa.
- Prasyarat materi pokok (Mengingatkan kembali pengertian
persamaan dan pertidaksamaan linier)
- Menciptakan suasana kelas yang kondusif

2. Kegiatan Inti
- Membagi siswa dalam kelompok
- Membagikan lembar kerja siswa secara kelompk, dan kartu yang telah
disiapkan (berupa kartu soal dan kartu jawaban) secara acak pada tiap
siswa
- Meminta siswa mencari pasangan kartu yang didapatnya
- Siswa saling berdiskusi untuk mencari pasangan dari kartunya
- Memotivasi siswa dalam proses diskusi
- Siswa mencocokkan pasangan dari kartunya dengan lembar kerja yang
telah disediakan / dibagikan pada kelompok
- Memberi poin tambahan pada siswa yang telah dapat mencocokkan
kartunya sebelum batas waktu

3. Kegiatan Akhir
- Bersama – sama membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran
- Mengakhiri pelajaran dengan mengucap salam.

Sumber belajar :
Modul Matematika Teknik kelas X smt I

Media pembelajaran :
LKS dan Kartu (berupa soal dan jawaban)

Penilaian :
- Pengamatan : keaktifan dalam diskusi
- Penugasan : tes tertulis

Uraian Materi

PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER


A. Persamaan Linier
Persamaan linier adalah kalimat terbuka yang variabelnya berderajat
satu dengan menggunakan tanda hubung = (sama dengan).
Bentuk umum persamaan linier satu variable adalah ax + b = c, dimana
a,b  R, a  0, dan x = variabel.
Untuk menyelesaikan persamaan linier biasanya digunakan sifat kedua ruas
ditambah atau dikurangi bilangan yang sama atau kedua ruas dikalikan atau
dibagi bilangan yang sama.
Contoh :
1). 2 x  4  x  7 2). 5 x  4  x  16
Penyelesaian : Penyelesaian :
2x  4  4  x  7  4 5 x  x  4  16
 2x = x + 3  4 x  12
 12
 2x  x = 3 x
4
 x3  x  3
Hp = { 3 } Hp = { -3 }

2x  1 x  1
3). 
5 2
Penyelesaian :
 2( 2 x  1)  5( x  1)
 4x  2  5x  5
 4 x  5x  5  2
 x  7
 x  7
Hp  {7}

B. Pertidaksamaan Linier
Pertidaksamaan linier adalah kalimat terbuka yang memuat
ungkapan , , ,  . Bentuk umum dari pertidaksamaan linier adalah :
ax  b  0, ax  b  0, ax  b  0, ax  b  0, dengan a  0 .

Sifat - sifat pertidaksamaan linier adalah :


1. Suku – suku dari ruas yang satu dapat dipindahkan kedua ruas yang
lain dengan membalik tandanya.
Misal : x+a < y+a  x+a –b < 0
2. Kedua ruas pertidaksamaan dapat ditambah atau dikurangi dengan
bilangan yang sama.
Misal : x > y  x+a > y+a
3. Sebuah pertidaksamaan tidak berubah tandanya apabila kedua
ruasnya dilakukan atau dibagi bilangan positif yang sama.
x  y  x.a  y.a
Misal : x y 
x y
b b
4. Sebuah pertidaksamaan akan berubah tandanya, jika kedua ruasnya
dikalikan atau bilangan yang sama.
Misal : 1. x  y   xa   ya (berubah tanda, sebab kedua ruas
dikalikan bilangan negative yang sama)
x y
2. x  y   (berubah tanda, sebab kedua ruas
b b
dikalikan bilangan yang sama)
Contoh :
1. Selesaikan 7 x  2  6 x  8 , dimana x  bulat
Penyelesaian :
7x  2  6x  8
 7 x  6x  2  8
 x  10
Hp : {11,12,13,....}

2.Selesaikan 4( x  3)  8 x  7, dimana x  Re al
Penyelesaian :
4( x  3)  8 x  7
 4 x  12  8 x  7
 4 x  8 x  12  7
 4 x  19
19
x (berubah tan da )
4
19
Hp : {x / x  , x  R}
4
3.Tentukan himpunan penyelesaian
x3 2

4 3
 3( x  3)  2.4
 3x  9  8
 3x  8  9
 3 x  17
17
 x
3
2
 x5
3
Hp : {6,7,8,9,.....}
LEMBAR KERJA SISWA (LKS)

Persamaan dan Pertidaksamaan Linier


a. Persamaan Linier
Selesaikan persamaan – persamaan berikut :
1. 4x – 2 = 3x + 4
Penyelesaian : 4x - …= 4 +….
….x = ….
x = ….
Hp. : { }

2. 2(4 – x) = 3x – 4
Penyelesaian : -2x + ….= 3x – 4
-2x - ….= -4 -….
….x = ….
x = ….
Hp. : { }

3. 3(4x – 2) = 1 -2( x + 4)
Penyelesaian : …x – 6 = -x - ….
….x = -4 + 6
x = ….
Hp. : { }

2 9

4. x  9 x  12

Penyelesaian : 2( ) = 9( )
2x + …. = 9x - ….
2x – 9x = ….
….x = ….
x =….
Hp. : { }
b. Pertidaksamaan Linier
Carilah himpunan penyelesaian dari :
1. 4(x – 9)  3(x – 7), dimana x  bulat
Penyelesaian : ….x – 36  3x - ….
….x  ….
x  ….
Hp. :{ }

2. 3x – 4(x + 4)  2(x – 3), dimana x  Re al


Penyelesaian : 3x - …x – 16  2x - 6
….x -16  2x – 6
…..x  -6 + …
….x  ….
….x  ….
x …
Hp. : { }
x  1 4(2 x  3)
3.  , dimana x  Re al
5 2
Penyelesaian : 2( )  5( 8x+12)
2x + ….  ….x + 60
-38x  ….
….x  …..
x  ….
Hp. : { }

1  2x
4. 3
4  3x
Penyelesaian : 1 – 2x < …(4 – 3x)
1 - 2x < 12 -….
….x < …..
x < ….
Hp. : { }
Bentuk Kartu Soal dan Kartu Jawaban
PERSAMAAN LINIER

Kartu Soal Kartu Jawaban


Selesaikan persamaan berikut ! Hp. dari persamaan linier, x = 6
4x – 2 = 3x + 4

Kartu Soal
Kartu Jawaban
Selesaikan persamaan berikut !
12
2(4 – x) = 3x - 4 Hp dari persamaan linier, x =
5

Kartu Soal Kartu Jawaban

Selesaikan pesamaan berikut ! 1


3(4x – 2) = 1 -2( x + 4) Hp dari persamaan linier, x = 
14

Kartu soal Kartu Jawaban

Selesaikan persamaan berikut ! Hp dari persamaan linier, x = 15


2 9

x 9 x  12
Bentuk Kartu Soal dan Kartu Jawaban
PERTIDAKSAMAAN LINIER
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan


terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa (Suyitno,2004:1).

Model pembelajaran adalah kerangka konsotual yang melukiskan


prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk
mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan
melaksanakan aktivitas belajar.

Model pembelajaran matematika Make A Match merupakan model


pembelajaran kooperatif yang didasarkan atas falsafah homo homini socius,
falsafah ini menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27).
Sedangkan menurut Ibrahim (2000:2) model pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran yang membantu siswa mempelajari isi
akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup
lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif,
tanggung jawab perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan
evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30).

Harapan dan Saran

 Harapan

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat menambah pengetahuan kita


tentang beragamnya model pembelajaran, dan semoga makalah ini dapat
menambah masukan bagi yang membacanya.

 Saran
Dalam kegiatan pembelajaran, sebaiknya guru tidak hanya
menggunakan satu model pembelajaran saja agar supaya transfer
belajar itu berlangsung secara efektif dan dapat dengan mudah
dipahami dan diterapkan oleh siswa sehingga belajar benar-benar
menjadi bermakna dan tujuan belajar dapat tercapai.

Anda mungkin juga menyukai