Anda di halaman 1dari 5

PENGEMBANGAN MODEL COOPERATIV TIPE MAKE A MATCH

DENGAN MEDIA KARTU UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS


PEMBELAJARAN SISWA
Disuusn Oleh :
Ai Nina Tania (1931611006)
PGSD A Semester 6

BAB 1
PENDAHULUAN
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial memuat
materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS ini
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Tujuan
dari pembelajaran IPS adalah agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam
memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis.
Berdasarkan pengamatan yang sudah dilakukan pada kegiatan Asistensi
mengajar, menunjukkan bahwa masih banyak dijumpai permasalahan pelaksanaan
pembelajaran seperti dalam mata pelajaran IPS antara lain guru belum
menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan belum memanfaatkan media
pembelajaran sehingga mengakibatkan siswa pasif dan kurang bersemangat saat
mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dikarenakan dalam pembelajaran IPS
siswa tidak dilibatkan secara langsung yang menyebabkan siswa hanya duduk
diam mendengarkan penjelasan guru. Dalam proses pembelajaran dan
penyampaian materi IPS, guru cenderung menggunakan pembelajaran yang lebih
menekankan pada proses bertutur (ceramah). Pencapaian hasil belajar dapat
tercapai maksimal jika proses pembelajaran di kelas juga ikut berubah sesuai
dengan perkembangan zaman, sehingga sekolah mampu menyiapkan siswa yang
kreatif, kompetitif dan kooperatif. Permasalahan tersebut berdampak pada hasil
belajar siswa. Melihat kondisi belajar siswa kelas V yang tidak bisa belajar
dengan hanya duduk dan mendengarkan dalam jangka waktu lama sehingga
membuyarkan konsentrasi siswa, merupakan salah satu sebab menjadikan mata
pelajaran IPS menjadi membosankan.
Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran IPS
perlu adanya tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, agar guru
mampu meningkatkan kretifitasnya sehingga siswa mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik. Hal ini sebagai upaya meningkatkan kualitas
pembelajaran mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Berdasarkan permasalahan
yang muncul, maka untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut,
Ditetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, agar
dapat mendorong keterlibatan siswa dalam pembelajaran dan meningkatkan
kreativitas guru. Maka guru menggunakan salah satu model pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match.

BAB II
KAJIAN TOPIK
A. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a match
Model pembelajaran tipe Make a Match artinya model pembelajaran
mencari pasangan. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu (bisa soal atau
jawaban), kemudian secepatnya mencari pasangan yang sesuai dengan kartu
yang ia pegang. Suasana pembelajaran dalam model pembelajaran kooperatif
tipe Make a Match akan riuh, tetapi sangat asik dan menyenangkan. Menurut
Suprijono model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah suatu
model pembelajaran yang dilakukan dengan mencari pasangan melalui kartu-
kartu. Dimana kartu tersebut berisi kartu pertanyaan dan kartu yang berisi
jawaban dari pertanyaan - pertanyaan tersebut. Menurut Rusman, Model Make
a Match (membuat pasangan) merupakan salah satu jenis dari metode dalam
pembelajaran kooperatif. Salah satu cara keunggulan teknik ini adalah peserta
didik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik,
dalam suasana yang menyenangkan.
Model pembelajaran tipe Make a Match atau bertukar pasangan
merupakan teknik belajar yang memberi kesempatan siswa untuk bekerja sama
dengan orang lain. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan
untuk semua tingkatan usia anak didik. Berdasarkan pendapat di atas, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah
teknik mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik
dalam semua mata pelajaran dan tingkatan kelas.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match terlebih dahulu
diadakan latihan kerjasama kelompok. Hal ini bertujuan untuk mengenal dan
memahami karakteristik masing-masing individu dan kelompok.
1) model pembelajaran kooperatif tipe Make a Match bertujuan untuk
menumbuhkan sikap saling menghormati, menumbuhkan sikap tanggung
jawab, meningkatkan percaya diri dalam menyelesaikan suatu masalah,
2) merupakan model pembelajaran yang menuntut anak didik aktif dalam
pembelajaran, keterampilan - keterampilan mulai dari tingkat awal
maupun tingkat mahir yang dimiliki anak didik akan terlihat dalam
pembelajaran ini.
3) lingkungan dalam pembelajaran Make a Match diusahakan demokratis,
anak didik diberi kebebasan untuk mengutarakan pendapat (Djumiati,
2010: 35).
Adapun Langkah-langkah model pembelajaran Make a Match, antara lain:
1. guru menyiapkan kartu yang berisi persoalan-permasalahan dan
kartu yang berisi jawabannya
2. Setiap siswa mencari dan mendapatkan sebuah kartu soal dan
berusaha menjawabnya, setiap siswa mencari kartu jawaban yang
cocok dengan persoalannya
3. Siswa yang benar mendapat nilai-reward, kartu dikumpul lagi dan
dikocok
4. Babak berikutnya pembelajaran seperti babak pertama,
penyimpulan dan evaluasi, refleksi.
Dengan menggunakan model pembelajaran Make a Match
membuat siswa akan aktif dan memiliki pengalaman belajar yang
bermakna, sehingga model Make a Match dapat dijadikan alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa (Saiselar et al., 2019). Model kooperatif
make a match dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa, meningkatkan
pemahaman siswa terhadap materi, meningkatkan motivasi belajar siswa,
melatih keberanian siswa untuk tampil presentasi, melatih kedisplinan
siswa dan di dalam model kooperatif make a match ini terdapat unsur
permainan yang membuat siswa merasa senang sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa (Kurniawan, 2017). Model pembelajaran
ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkatan usia siswa.

B. Media Kartu
Media pembelajaran sebagai salah satu faktor pendukung
keberhasilan tujuan pembelajaran memberikan pengaruh yang sangat
besar. Oleh karena itu diperlukan kehati-hatian dalam memilih media
pembelajaran, karena media yang tidak sesuai kemungkinan besar akan
menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Media pembelajaran
sederhana yang mudah dibuat oleh guru SD adalah media pembelajaran
berbentuk dua dimensi. Media pembelajaran dua dimensi adalah media
yang hanya memiliki ukuran panjang dan lebar atau media pembelajaran
yang berada pada suatu bidang datar. Media pembelajaran yang digunakan
untuk membantu pembelajaran Make a Match adalah media kartu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kartu yaitu kertas tebal
berbentuk persegi panjang untuk berbagai keperluan. Kartu adalah media
grafis bidang datar yang memuat tulisan, gambar, dan simbol tertentu.
Dalam fungsi media pembelajaran kartu dapat dibuat dengan berbagai
bentuk dan model. Menurut Mugiyanto (2007) kartu termasuk alat peraga
yang berfungsi untuk mempermudah siswa dalam pemahaman suatu
konsep, sehingga hasil prestasi bisa lebih baik, pembelajaran lebih
menyenangkan dan lebih efektif.

C. Penerapan Model
Dalam penerapan model ini satu atau lebih individu saling
bergantungan satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan Bersama
akan berbagi penghargaan seandainya mereka berhasil meraih sebagai
kelompok hebat. Model Make a Match adalah salah satu pembelajaran
yang mengorganisasikan kelas secara berpasangan, kemudian berbagi
menjadi kelompok.
Adapun tahapan – tahapan pelaksanaan model pembelajaran dilakukan
oleh guru dalam menerapkan model Make a Match dalam proses belajar
mengajar yaitu diantaranya ;
1. Tahapan persiapan
 Guru membagi siswa menjadi 2 kelompok (A dan B)
 Kelompok pertama merupakan kelompok pembawa kartu –
kartu yang berisi pertanyaan
 Kelompok kedua adalah kelompok pembawa kartu – kartu
berisi jawaban.
2. Tahapan penyampaian
 Jika masing – masing kelompok telah berada diposisi yang
ditentukan, maka guru membunyikan peluit sebagai tanda
agar kelompok pertama dan kedua bergerak mencari
psangannya masing – masing sesuai dengan pertanyaan
atau jawaban yang terdapat dikartunya.
 Berikan kesempatan pada mereka untuk berdiskusi, diskusi
dilakukan oleh siswa yang membawa kartu yang berisi
jawaban.
3. Tahapan Akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi
dalam bentuk isian singkat. Guru Bersama siswa menyimpulkan
pelajaran yang dipelajari hari ini.

D. Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan
1) Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran
2) Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis
3) Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh siswa
b. Kekurangan
1) Jika tidak ada bimbingan dari guru, suasana kelas akan ramai
yang dapat mengganggu ketenangan belajar kelas lainnya.
2) Guru harus menyiapkan beberapa kartu untuk media
pembelajaran

BAB III

PENUTUP

Anggraeni.dkk. 2019. Effect of Make a Match Type Cooperative Learning Model


on Motivation and Math Learning Outcomes. Vol 3 No 2.
Cahyo indarti. 2016. PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COOPERATIV
LEARNING DENGAN TEKNIK MAKE A MATCH UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Jurnal Studi Sosial. Vol 1
No 1.

Cindy Pratiwi. 2021. Pengaruh Model Make A Match Berbantu Kartu Bergambar
Terhadap Hasil Belajar IPS Tema Kayanya Negeriku Di Kelas IV SDN
No 105361 Lubuk Cemara. Journal Educational Research and Social
Studies. Volume 2, Nomor 4.

M. Ihsan Ramadhani. 2021. Peningkatan Hasil Belajar IPS menggunakan Model


Pembelajaran Make A Match pada Siswa Sekolah Dasar. JURNAL
ILMU PENDIDIKAN. Vol 3 No 4. p-ISSN 2656-8063 e-ISSN 2656-
8071

Wahyu Azhari, dkk. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Make a Match Untuk
Meningkatkan Keterampilan Sosial dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika. Vol 3 No 3.

Anda mungkin juga menyukai