Anda di halaman 1dari 18

PROPOSAL PENELITIAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR


MATEMATIKA MELALUI PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN
RUMAH SISWA KELAS 2 MADRASAH IBIDA’IYAH
DARUSSALAM BAGOR WETAN

Disusun oleh:
M AGUS SADEWO
NIM: 2019114260310

PROGRAM STUDI PENIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS


TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

IAI PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK 2024


BAB 1

PENDAHULUAN

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH SISWA KELAS 2 MADRASAH
IBIDA’IYAH DARUSSALAM BAGOR WETAN

A. Konteks Penelitian

Belajar adalah hal yang pokok melekat pada diri peserta didik mulai dari tingkat Sekolah
Dasar (SD) sampai dengan tingkat Perguruan Tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang
ditempuh oleh peserta didik tersebut, maka makin tingi pula beban belajar yang di tempuh
peserta didik. Di sini perlu adanya kesadaran setiap peserta didik akan arti penting dan hasil
yang diperoleh dari belajar. Hasil belajar yang baik akan diperoleh jika berusaha secara
maksimal dan strategi yang digunakan oleh peserta didik itu tepat.
Belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya
yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Sehingga kebiasaan belajar yang dilakukan
peserta didik itu akan mempengaruhi hasil yang dicapai. Beberapa faktor yang mempengaruhi
belajar ada dua yaitu faktor intern dan factor ekstern. Faktor intern tu sendiri meliputi factor
jasmaniah, faktor psikologis dan faktor kelelahan. Sedangkan yang faktor ekstern itu sendiri
meliputi faktor keluarga, faktor sekolah dan faktor masyarakat.
Setiap peserta didik itu mempunyai karakteristik yang beragam. Salah satu peserta didik
dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami berbagai
kesulitan, sedangkan tidak sedikit pula ada peserta didik yang dalam belajarnya mengalami
kesulitan belajar. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh hambatan-hambatan tertentu untuk
mencapai hasil belajar dan dapat bersifat psikologis, sosiologis maupun fisiologis sehingga pada
akhirnya prestasi belajar yang dicapai di bawah semestinya.
Masyarakat beranggapan bahwa salah satu mata pelajaran yang menjadi tolak ukur
kecerdasan dan kepandaian anak dalam belajar adalah mata pelajaran matematika. Mereka
beranggapan bahwa mata pelajaran yang paling baik, berkualitas, dan paling tinggi
kedudukannya dibandingankan dengan pelajaran
lain. Tetapi mata pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang paling ditakuti oleh
kebanyakan peserta didik karena dianggap pelajaran yang sangat sulit. Hal ini terlihat dari
pembelajaran yang masih rendah selain itu juga ada faktor yang berperan dalam keberhasilan
pembelajaran matematika antara lain kurangnya pemahaman materi, penggunaan metode yang
kurang tepat, media yang kurang menarik, proses KBM yang kurang variatif.

Pada kenyataan yang terjadi dalam proses belajar mengajar matematika itu, guru masih
menggunakan metode konvensional roses Drill and Practice dalam menyampaikan materi.
Disini guru memberikan definisi-definisi setelah itu member contoh-contoh, sehingga peserta
didik itu hanya memperoleh catatan
catatan materi yang berupa simbol dan rumus-rumus saja tidak ada aplikasinya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini berakibat pada siswa yang apabila mereka dibri soal yang berbeda dengan
contoh-contoh cenderung akan salah.

Hasil belajar merupakan hasil dari usaha yang telah dilakukan. Belajar matematika
memerlukan strategi yang tepat supaya dapat memperolh hasil yang maksimal dan berpengaruh
pada prestasi belajar peserta didik. Di sini guru harus dapat menggunakan metode dan cara
belajar yang menarik supaya minat belajar matematika siswa itu tinggi.

Salah satu usaha guru untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik yaitu dengan cara
pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR). Pemberian tugas PR ini bertujuan supaya siswa tetap
belajar di rumah dan memanfaatkan waktu di luar pelajaran jam sekolah, sehingga siswa yang
kurang paham terhadap materi yang disampaikan akan lebih mengerti karena adanya latihan di
rumah. Oleh karena itu peneliti mengadakan penelitian tentang

“UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI


PEMBERIAN TUGAS PEKERJAAN RUMAH SISWA KELAS 2 MI DARUSSALAM”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
Apakah dengan memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR) dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa kelas 2 MI Darussalam?
Apakah melalui Teknik pemberian tugas pekerjaan rumah dapat meningkatkan guru
dalam mengajar matematika?
Apakah melalui Teknik pemberian tugas rumah dapat meningkatkan hasil belajar
matematika?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah:
Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 2 MI Darussalam
Bagor Wetan melalui pemberian tugas Pekerjaan Rumah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Untuk mengetahui apakah pemberian tugas Pekerjaan Rumah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas 2 MI Darussalam Bagor Wetan?
2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Mendapatkan pengalaman secara langsung dalam pembelajaran matematika dan sebagai


tambahan dokumen ilmiah agar dapat ditindaklanjuti oleh peneliti selanjutnya.
b. Bagi Guru

1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam memilih dan
menggunakan metode-metode mengajar matematika sehingga terjadi peningkatan di kelas dan
berdampak pada peningkatan hasil belajar matematika.
2. Guru akan lebih bersemangat jika pembelajaran yang dilakukan berjalan lancar,
menyenangkan dan siswa paham dan mengerti sehingga tujuan tercapai.
c. Bagi siswa

Siswa yang mengalami kesulitan belajar matematika dapa terbantu.

d. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan untuk meningkatkan hasil pembelajaran matemaika di SD.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Elizabeth B. Hurlock (1997: 29) menyatakan bahwa “Belajar adalah perkembangan yang
berasal ari latihan dan usaha”.
Morgan, dkk dalam Mulyani Sumantri (2001: 13) menyatakan bahwa “Belajar adalah
sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan
pengalaman”.
Gagne dalam Mulyani Sumantri (2001: 14) menyatakan bahwa “Belajar bukan terjadi
karena adanya warisan genetika, atau respon secara alamiah, kedewasaan, atau keadaan
organism yang bersifat temporer seperti misalnya kelelahan, pengaruh obat-obatan, rasa takut,
persepsi, motivasi, dan seterusnya atau gabungan dari kesemuanya”.
Garry dan Kingsley dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang ditimbulkan melalui praktek latihan”.
Hilgard dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar merupakan proses
perubahan kegiatan karena reaksi terhadap lingkungan, perubahan tersebut bukan karena
pertumbuhan, perubahan temporer, atau karena obat”.
James O. Whitaker dalam Y. Padmono (2002: 99) menyatakan bahwa “belajar adalah
proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman”.
Berdasarkan pengertian-pengertian belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa belajar adalah
proses perubahan dan peningkatan kualitas serta kuantitas tingkah laku seseorang di berbagai
bidang yang terjadi akibat melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungannya. Jika di
dalam proses belajar tidak terjadi
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, dapat dikatakan bahwa orang tersebut
mengalami kegagalan di dalam proses belajar.(1)
(1) Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1.
b. Hasil Belajar

Sudjana dalam Y. Padmono (2002: 37) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa atau mahasiswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Dengan demikian hasil menunjukkan perubahan dari sebelum menerima
pengalaman belajar dengan setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar
menunjukkan perubahan penambahan, peningkatan, dan penyempurnaan perilaku.

2. Matematika

a. Pengertian Matematika

Ruseffendi (1992: 27) menyatakan bahwa ”Matematika adalah terjemahan dari


mathematics”. Namun arti yang tepat dari matematik itu tidak dapat diterapkan secara eksak
(pasti) dan singkat. Definisi dari matematika makin lama makin sukar untuk dibuat, karena
cabang matematika makin lama makin bertambah dan makin bercampur satu sama lainnya.
Reys dalam Rusefendi (1992: 28) menyatakan bahwa “Matematika adalah telahan
tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa, dan suatu
alat”.
Kline dalam Ruseffendi (1992: 28) menyatakan bahwa “ Matematika bukanlah
pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika
itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial,
ekonomi dan alam”.
Johnson dan Rising dalam Russeffendi (1992: 28) menyatakan bahwa ”Matematika adalah pola
berpikir, pola mengorganisasikan, pembuktian yang logik;matematika itu adalah bahasa yang
menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat, representasinya
dengan simbol dan padat, lebih berupa bahasa simbol mengenai ide (gagasan) daripada
mengenai bunyi”.(2)

(2) : Erlangga Mulyani Sumantri, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Maulana Russsefendi. 1992
Dari pengertian-pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa matematika adalah
bahan kajian yang objeknya abstrak dan terstruktur, tersusun
atas konsep-konsep yang saling berhubungan, memiliki keterkaitan yang kuat dan jelas, dibuat
secara deduktif untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan
sosial, ekonomi dan alam, yang terbagi dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis dan geometri.(3)
3. Pemberian tugas Pekerjaan Rumah

a. Cara Melaksanakan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR) PR ini diberikan kepada
para siswa pada akhir pelajaran, pokok bahasan atau sub pokok bahasan, bahkan pertemuan.
Tugas yang diberikan hendaknya dipersiapkan dengan baik oleh guru sehingga, dapat
melahirkan penguasaan atas pengetahuan dan keterampilan tertentu. Guru membuat soal, baik
sewaktu mengajar atau pun sebelumnya, Jumlah soal/skop materi yang diberikan harus
mencakup seluruh bahan yang diajarkan pada bahasan waktu itu, bahkan di upayakan ada bahan
yang bersifat mengulang pelajaran yang telah lalu. Guru hendaknya memberikan penjelasan
yang cukup tentang materi tersebut sehingga tidak timbul kesalahpahaman dalam
pelaksanaannya. Guru hendaknya membimbing pekerjaan tersebut, terutama bila para siswa
mengalami kesulitan serta memberikan petunjuk penyelesaiannya.
Pemeriksaan terhadap PR tadi dapat dilakukan beberapa menit sebelum pelajaran
dimulai pada jam bahasan berikutnya atau guru menyediakan waktu ekstra untuk itu. Ketika
para siswa tidak mengerjakan tugas, atau tugasnya belum selesai, dapat diberikan hukuman
yang bersifat edukatif demi mendorong motivasi mereka.
b. Manfaat Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)

Cara ini akan mendapat manfaat apabila dilakukan dengan baik seperti contoh berikut.
Tugas tersebut merupakan pengulangan dan pemantapan pengertian murid pada pelajaran yang
diberikan. Dengan dasar learning by doing, diharapkan kesan pada diri anak akan lebih
mendalam dan mudah diingat (adanya penambahan frekuensi belajar). Sikap dan pengalaman
atas suatu masalah dan murid akan dapat dibina lebih kuat (bimbingan dari guru) dengan
adanya penambahan belajar kelompok (bersama teman), adanya kesempatan untuk
bertanya setelah menghadapi soal/perintah yang tak terpecahkan, dan pemberian tugas (PR).

(3) Pendidikan Matematika 3 Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud


Dengan demikian keterbatasan waktu di kelas untuk memecahkan suatu masalah atau
pemahaman suatu materi akan terpecahkan (adanya penambahan waktu belajar siswa). Siswa
didorong untuk mencari sendiri bahan/sumber pengetahuan yang berkaitan dengan apa yang
mereka pelajari. Mereka akan mengerjakan PR karena adanya rasa takut/malu mendapatkan
hukuman atau dengan kesadarannya sendiri.

c. Kelemahan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR)

Kelemahan yang dapat diamati dari pemberian tugas PR dapat di gambarkan sebagai
berikut :
1) Seringkali siswa tidak mengerjakan PR dengan kemampuan sendiri, melainkan
meniru/menyontek atau pun ikut-ikutan dengan alasan kerjasama; 2) Guru kurang konsekuen
memeriksa dan menghargai pekerjaan murid; 3) Sukar untuk memberikan tugas secara
individual sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan siswa sendiri;
4) Para siswa mengerjakan PR tidak mengikuti cara yang telah diajarkan oleh guru/buku;
dan
5) Para siswa lambat memahami keterangan dari guru.

d. Upaya mengekfektifkan Pemberian Tugas Pekerjaan Rumah (PR) Upaya yang dapat
dilakukan untuk mengefektifkan pemberian tugas PR dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Tugas yang diberikan mempunyai pertalian erat dengan bahan yang telah dijelaskan
di kelas;
2) Usahakan tugas yang diberikan disadari benar manfaatnya oleh siswa guna
menimbulkan minat yang lebih besar;
3) Waktu yang diberikan untuk melaksanakan tugas tidak terlalu lama atau pendek agar
tidak menimbulkan kejemuan ataupun kecemasan; 4) Upayakan agar siswa tahu tentang alat dan
cara menilai hasil pekerjaan tersebut sehingga akan mengurangi banyaknya kesalahan dan
rendahnya nilai; dan
5) Guru tidak sungkan memberikan hadiah kepada mereka yang berhasil serta hukuman kepada
mereka yang tidak mengerjakannya dengan konsekuen.

B. Kerangka Berpikir

Dalam kegiatan belajar mengajar keahlian guru memberikan petunjuk atau belajar
adalah suatu hal yang penting. Karena hal tersebut dapat menunjang hasil belajar siswa yang
dicapai. Untuk itu dalam pembelajaran matematika di Sekolah Dasar guru memberikan tugas
Pekerjaan Rumah (PR), untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Pemberian tugas Pekerjaan Rumah ini dengan tujuan supaya siswa dapat lebih giat lagi
dalm belajar sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Pelajaran Matematika
Pemberian tugas Pekerjaan Rumah

C. HIPOTESIS
Hasil belajar Matematika
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) dapat meningkatkan hasil belajar matematika
siswa kelas 2 MI Darussalam Bagor Wetan
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian yang berjudul “Upaya peningkatan hasil belajar matematika melalui


pemberian tugas Pekerjaan Rumah (PR) siswa kelas 2 MI Darussalam Bagor Wetan”
dilaksanakan di kecamatan Sukomoro. MI Darussalam ini letaknya strategis karena di Tengah-
tengah pemukiman warga yang dekat dngan jalan raya. Walaupun MI Darussalam Bagor Wetan
ini sempit, tetapi rasa kebersamaan itu yang utama. Sebagian besar wali murid di MI ini
Sebagian besar bekerja sebagai petani, hanya sebagian kecil dari orang tua siswa yang bekerja
sebagai PNS dan wiraswasta.

2. Waktu Penelitian

a. Lama Penelitian

Penelitian dilakukan selama 6 bulan.

b. Jadwal Penelitian

Waktu yang direncanakan untuk melaksanakan penelitian yaitu pada semester genap
tahun pelajaran 2023/2024 dengan rincian jadwal sebagai berikut :

1) Penyusunan Proposal : Februari 2024

2) Seminar : 01 Maret 2024

3) Koordinasi dan Perijian : April 2024

4) Perlakuan : Mei 2024

5) Analisis dan Penyusunan : Juni 2024


6) Penulisan Laporan : Juni-Juli 2024

7) Penyerahan Laporan : Juli 2024


B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Dari penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian populasi dengan obyek
yang diteliti semua siswa kelas 2 MI Darussalam Bagor Wetan yang berjumlah 10 siswa.

C. Sumber Data

Dalam mengumpulkan data penelitian ini, peneliti mengambil data dari beberapa
sumber, antara lain:

`1. Siswa

Data tentang hasil belajar Matematika MI Darussalam Bagor Wetan tahun pelajaran
2023/2024 yang mencakup nilai ulangan harian dan nilai ulangan akhir semester pada mata
pelajaran Matematika.

` 2. Teman Sejawat

Data hasil pengamatan dari teman sejawat tentang proses pembelajaran yang
dilaksanakan oleh peneliti saat melakuakan penelitian dan selama penelitian dilaksanakan.

3. Kepala Sekolah

Informasi dan data yang dibutuhkan peneliti mengenai data siswa kelas 2 MI
Darussalam Bagorwetan berupa latar belakang orang tua siswa, pekerjaan orang siswa.

4. Dokumen

Dokumen-dokumen penting mengenai latar belakang siswa kelas 2 MI Darussalam Bagor


wetan mengenai pendidikan selama sekolah di MI Darussalam Bagor Wetan dan perkembangan
akademik.
D. Teknik Sampling

Sampling adalah suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak menyuluruh, artinya
tidak mencangkup seluruh obyek penyelidikan (populasi = Univerce). Akan tetapi hanya
sebagian dari populasi saja, yaitu hanya mencangkup sempel yang diambil dari populasi
tersebut.

Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Menurut Sugiono (2009: 217-
221) teknik sampling pada dasarnya ada 2 yaitu:

a. Probability Sampling yang meliputi :

1) Simple Random Sampling

2) Proportionate Stratified Random Sampling

3) Dispropotionate Stratified Random Sampling

4) Area (Cluster) Sampling

b. Non Probability Sampling yang meliputi:

1) Sampling sistematis

2) Sampling Kuota

3) Sampling Aksidental

4) Purposive Sampling

5) Sampling Jenuh

6) Snow Ball Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini yaitu Non Probability Sampling
Jenuh. Sampling Jenuh artinya, teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan jumlah populasi relatif kecil.
Dari pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa teknik pengambilan sampling
dapat dilakukan dengan cara mengambil populasi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, tes dan dokumen.


1. Observasi

Nasution dalam Sugiyono (2009: 22) menyatakan bahwa “observasi adalah dasar semua
ilmu pengetahuan”.
Marshall dalam Sugiyono (2009: 226) menyatakan bahwa “melalui observasi, peneliti
belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut”. Sanafiah Faisal dalam Sugiyono
(2009: 226) mengklasifikasikan observasi menjadi tiga yaitu:
1) Observasi Partisipasi (participant observation)

2) Observasi yang secara terang-terangan dan tersamar

3) Observasi yang tak berstruktur (unstructured observation) (4)

Dalam hal ini observasi dilakukan untuk melihat seberapa jauh tindakan yang telah
mencapai sasaran dan mengetahui keefektifannya. Observasi langsung di kelas yang digunakan
untuk penelitian, yaitu pengumpulan data melalui pengamatan secara langsung terhadap gejala
perilaku yang diselidiki sebagai objek penelitian. Dari data tersebut, peneliti dapat mengetahui
tingkah laku siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika.

Alat untuk mengumpulkan data observasi yaitu menggunakan lembar observasi, panca
indra peneliti, dan menggunakan daftar nilai siswa.

2. Tes

Alat untuk mengumpulkan data dari teknik tes adalah instrument tes. Tes ini
dilaksanakan secara tertulis. Tes ini diberikan sesudah dilaksanakan tindakan, dengan tujuan
mengetahui tingkat kemajuan belajar sesudah dilaksanakan tindakan yaitu berupa pemberian
tugas Pekerjaan Rumah (PR).
(4). Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta Bandung

3. Dokumen

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan
misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang
berbentuk gambar misalnya foto,
gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang
dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.

F. VALIDITAS DATA

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian
dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Dalam penelitian data yang valid adalah data yang
tidak berbeda antara data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada objek penelitian. Pengecekan keabsahan data dalam penelitian kualitatif dilakukan dengan
beberapa teknik. Data ini dianalisis setelah praktisi dan peneliti melakukan tindakan dalam
pembelajaran matematika setelah guru memberikan tugas Pekerjaan Rumah (PR).

Adapun validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Member check

Member Check merupakan teknik validasi data yang dilakukan dengan cara memeriksa
kembali semua informasi/ keterangan yang diperoleh melalui kegiatan observasi atau
wawancara dari narasumber. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonfirmasikan tentang temuan
yang diperoleh, baik kepada guru ataupun siswa melalui kegiatan reflektif kolaboratif pada
setiap akhir pelajaran. Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
2. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik validasi data yang dilakukan dengan cara memeriksa kebenaran
hipotesis konstruk, atau analisis yang peneliti timbulkan sendiri dengan cara
membandingkannya dengan hasil orang lain, misalnya orang yang menjadi mitra dalam
penelitian yang turut hadir pada saat penelitian berlangsung serta ikut menyaksikan situasi yang
sama. Kegiatan triangulasi dalam penelitian dilakukan melalui reflektif kolaboratif antara guru
(praktikan), peneliti, dan siswa. (5)

G. Analisis Data

Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif, meliputi tiga alur
kegiatan yang terjadi secara bersamaan dan terus menerus selama dan setelah pengumpulan data
yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,


mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasikan data dengan cara
sedemikian rupa sehingga kesimpulan kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi yang disusun yang dapat memberikan
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan penarikan kesimpulan dan mengambil tindakan
yang tepat. Penyajian data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel, diagram, dan
ringkasan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan makna-makna yang muncul dari data yang harus
diuji kebenarannya dan kecocokannya, yakni yang berupa validitasnya. Dalam tahapan untuk
menarik kesimpulan dari kategori-kategori data yang telah direduksi dan disajikan untuk
selanjutnya menuju kesimpulan akhir yang mampu menjawab permasalahan yang ada.(6)
(5)Y. Padmono. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar: Surakarta

(6) Y. Padmono. 2002. Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Pegangan Kuliah

H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian yang di;akukan peneliti berbentuk
siklus. Penelitian yang dilaksanakan terdiri dari dua siklus. Siklus pertama dan kedua, masing-
masing dilaksanakan dalam satu kali
pertemuan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Model Spiral yaitu model siklus yang
dilakukan secara berulang dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA
Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak Jilid 1.
Jakarta: Erlangga Mulyani Sumantri, dkk. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV
Maulana Russsefendi. 1992.
Pendidikan Matematika 3 Modul 1-9. Jakarta: Depdikbud
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Bandung

Y. Padmono. 2002. Bimbingan di Sekolah Dasar: Surakarta

Y. Padmono. 2002. Evaluasi Pengajaran. Surakarta: Pegangan Kuliah

Anda mungkin juga menyukai