Anda di halaman 1dari 55

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN

THE POWER OF TWO


TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

(Penelitian Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Karangampel


Kabupaten Indramayu Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Menempuh Gelar Sarjana Pendidikan Matematika

Oleh :

ADE PUTRA
NPM. 1070705018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRALODRA INDRAMAYU
2011
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
THE POWER OF TWO
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

SKRIPSI

Oleh :

ADE PUTRA
NPM. 1070705018

Disetujui Oleh :

Pembimbing Tanda Tangan Tanggal

1. Dra. Hj. Sri Hartini .................... ................


Pembimbing I

2. Daryono, M.Pd. .................... ................


Pembimbing II

Mengetahui,

Dekan FKIP, Ketua Program Studi


Pendidikan Matematika,

Drs. AAN JUHANA S., M.Pd., MM. RUNISAH, M.Pd.


PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN
THE POWER OF TWO
TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

Dipertahankan di Depan Komisi Penguji Skripsi


Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Wiralodra Indramayu
Tanggal : 22 Agustus 2011

Penguji Tanda Tangan Tanggal

1. Runisah, M.Pd. .................... ................


Penguji I

2. Drs. Carnoto, M.Pd. .................... ................


Penguji II

Mengetahui,

Dekan FKIP, Ketua Program Studi


Pendidikan Matematika,

Drs. AAN JUHANA S., M.Pd., MM. RUNISAH, M.Pd.


ABSTRAK

Ade Putra. Pengaruh model pembelajaran The Power of Two terhadap Prestasi
Belajar Matematika Siswa. Skripsi. 2011. Indramayu: Pendidikan Matematika.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Wiralodra.

Belajar matematika dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor
eksternal dan faktor pendekatan belajar. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam
proses pembelajaran adalah penggunaan model pembelajaran. Penggunaan model
pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran.
Model The Power of Two merupakan bagian dari pembelajaran aktif yang dapat
dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran di dalam kelas. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran The Power of Two
terhadap prestasi belajar matematika siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah pengaruh model pembelajaran The Power of Two terhadap
prestasi belajar matematika siswa.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi dari
penelitian ini adalah kelas VII SMP Negeri 2 Karangampel Kabupaten Indramayu
tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah 122 siswa. Dengan teknik random
sampling terpilih dua kelas sebagai sampel yaitu kelas VII B sebagai kelas
eksperimen yang menggunakan model pembelajaran The Power of Two dan kelas
VII C sebagai kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran Konvensional.
Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat pengaruh model pembelajaran The Power
of Two terhadap prestasi belajar matematika siswa”. Instrumen penelitian harus
memenuhi validitas logis dan validitas empiris. Instrumen juga harus teruji
reliabilitas, sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data. Penelitian ini
menggunakan dua analisis statistik yaitu analisis deskriptif menggunakan statistik
univariat dan analisis untuk uji hipotesis menggunakan statistik bivariat.
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan uji t diperoleh thitung =
2,65 dan dari tabel diperoleh ttabel = 1,66, dengan taraf signifikasi (α) = 0,05 dan db =
36 + 36 – 2 = 70. Jelas thitung > ttabel maka Ha diterima artinya terdapat perbedaan
prestasi belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran The
Power of Two dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Karena
terdapat perbedaan, maka pembelajaran dengan menggunakan model The Power of
Two berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, penulis menyarankan agar model
pembelajaran The Power of Two dapat digunakan sebagai alternatif dalam kegiatan
belajar mengajar di sekolah, karena di dalam model pembelajaran ini dapat
membiasakan siswa belajar aktif secara individu dan kelompok sehingga hasil
prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.

i
ABSTRACTION

Ade Putra. Applying Influence Model The Study of The Power of Two to
Achievement Learn The Student Mathematics. Paper. 2011. Indramayu: Mathematics
Education. Faculty of Teachership and Science of Education of University
Wiralodra.

Learn mathematics is influenced by three factors, there are internal factor,


external factor, and the factor of learning approach. One of the factors that influence
the learning process is the use of learning models. The use of inappropriate models of
learning may hinder the achievement of learning objectives. The Power of Two
models are part of active learning that can be used as alternatives in the process of
learning in the classroom. Problems in this study is whether there is influence of the
learning model of The Power of Two to the achievement of students studying
mathematics. The purpose of this study was to determine the influence is there a
learning model of The Power of Two to the achievement of students studying
mathematics.
The research method used is an experimental method. The population of this
study is the class VII SMP Negeri 2 Karangampel Indramayu lesson year 2010/2011
by the number of 122 students. With random sampling technique was selected as a
sample of two class namely class VII B as a class experiment using a model of
learning The Power of Two and a class VII C as a control class that uses
conventional learning models. The hypothesis put forward is "There is the influence
of the learning model of The Power of Two to the achievement of students learning
mathematics". Research instruments must meet the logical validity and empirical
validity. The instrument should also be tested reliability, before it is used as a data
collection tool. This study used two statistical analysis is descriptive analysis using
univariate statistical analysis and to test hypotheses using bivariate statistics.
Based on calculations using the t test and obtained tarithmetic = 2.65 obtained
from table ttable = 1.66, with a significance level (α) = 0.05 and db = 36 + 36 – 2 = 70.
Obviously tarithmetic > ttable Ha received then it means there are differences in learning
achievement between the use of mathematical models of learning The Power of Two
with the use of conventional learning models. So there is the influence of the
application of learning models of The Power of Two to the achievement of students
studying mathematics. Thus the research hypothesis is accepted.
Based on the results of research above, the authors suggested that the learning
model of The Power of Two can used as alternative in learning in the school, because
in this learning model can make students learning actively in groups and individually
until student getting better achievement.

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur Alhamdulillah atas kehadirat Allah SWT

karena berkat, rahmat dan hidayah-Nya, serta dengan usaha yang sungguh-sungguh,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran The Power of Two Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”

sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Matematika pada

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan

Universitas Wiralodra Indramayu.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang

tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis haturkan kepada: Bapak

Drs. Aan Juhana Senjaya, M.Pd., M.M., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Wiralodra Indramayu. Ibu Runisah, M.Pd., selaku Ketua

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Wiralodra Indramayu. Ibu

Dra. Sri Hartini, selaku pembimbing I yang senantiasa membimbing penulis dalam

penyusunan skripsi ini dan Bapak Daryono, M.Pd., selaku pembimbing II yang

senantiasa berusaha meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan

kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Seluruh Dosen Program Studi

Pendidikan Matematika FKIP Universitas Wiralodra Indramayu yang tak kenal lelah

iii
membimbing dan mengajarkan ilmu pengetahuan kepada penulis. Staf TU

Universitas Wiralodra Indramayu yang telah banyak membantu penulis dalam

keperluan administrasi. Bapak Muhanudin, S.Pd., selaku kepala SMP Negeri 2

Karangampel Kabupaten Indramayu yang telah memberikan ijin kepada penulis

untuk melaksanakan penelitian di Sekolah tersebut. Bapak Andry, S.Pd., selaku guru

matematika SMP Negeri 2 Karangampel yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitian di Sekolah tersebut. Ayahanda, ibunda, serta kakanda

tercinta yang telah mendidik, membimbing, dan senantiasa mendo’akan penulis

sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sahabat – sahabat seperjuangan serta

semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, penulis akan menerima kritik dan

saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap

semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.

Indramayu, Juli 2011

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ................................................................................ 5
1.4 Rumusan Masalah .............................................................................. 5
1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
1.6 Asumsi Penelitian ............................................................................. 6
1.7 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 8
2.1 Pengertian Matematika ..................................................................... 8
2.2 Pengertian Belajar .............................................................................. 9
2.3 Pengertian Mengajar ......................................................................... 10
2.4 Pembelajaran Matematika ................................................................. 11
2.5 Pengertian Model Pembelajaran ....................................................... 12
2.6 Model The Power of Two ................................................................. 13
2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Matematika ................. 16
2.8 Prestasi Belajar Matematika ............................................................. 16
2.9 Kerangka Berfikir ............................................................................ 17
2.10 Pengajuan Hipotesis ......................................................................... 19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 20
3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian .......................................................... 20
3.2 Populasi dan Sampel ......................................................................... 21

v
3.2.1 Populasi ................................................................................... 21
3.2.2 Sampel ..................................................................................... 21
3.3 Desain Penelitian dan Hipotesis Statistik ......................................... 22
3.3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 22
3.3.2 Hipotesis Statistik .................................................................... 23
3.4 Instrumentasi Penelitian ..................................................................... 23
3.4.1 Validitas Isi .............................................................................. 24
3.4.2 Validitas Empiris ..................................................................... 25
3.4.3 Reliabilitas ............................................................................... 26
3.5 Prosedur Analisis Data ..................................................................... 27
3.5.1 Analisis Deskriptif ................................................................... 27
3.5.2 Analisis Uji Hipotesis .............................................................. 28
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 33
4.1 Deskripsi Data ................................................................................... 33
4.1.1 Daftar Distribusi Frekuensi ..................................................... 33
4.1.2 Diagram Batang ....................................................................... 34
4.2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 35
4.2.1 Uji normalitas .......................................................................... 35
4.2.2 Uji Homogenitas Dua Variansi ............................................... 36
4.2.3 Uji Kesamaan Dua Rata – Rata ................................................ 37
4.3 Pembahasan ....................................................................................... 39
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 41
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 41
5.2 Saran ................................................................................................... 41
5.3 Implikasi ............................................................................................ 42
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 43
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................................. 44
BIOGRAFI PENULIS ......................................................................................... 90

vi
DAFTAR TABEL

Halaman
TABEL III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ......................................................... 20
3.2 Populasi Penelitian ............................................................................ 21
3.3 Kisi-Kisi Soal .................................................................................... 24
3.4 Klasifikasi Koefesien Korelasi .......................................................... 25
3.5 Koefisien Validitas Tiap Butir Soal ................................................. 26
3.6 Klasifikasi Koefisien Reliabilitas ..................................................... 27
3.7 Data Koefisien Reliabilitas .............................................................. 27
TABEL IV HASIL PENELITIAN
4.1 Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen ................................... 33
4.2 Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ........................................ 33
4.3 Data Hasil Tes Akhir ........................................................................... 35
4.4 Data Hasil Uji Normalitas ................................................................... 36
4.5 Data Uji Homogenitas Dua Varians .................................................... 37
4.6 Data Uji Kesamaan Dua Rata – rata .................................................. 38
TABEL A. PERANGKAT PEMBELAJARAN
A.1 Silabus ............................................................................................... 42
TABEL B. INSTRUMEN DAN SOAL TES AKHIR
B.1 Kisi-Kisi Instrumen .......................................................................... 66
B.2 Jawaban Soal Tes Akhir .................................................................... 70
TABEL C. ANALISIS DATA UJI INSTRUMEN
C.1 Analisis Butir Soal ............................................................................ 71
C.2 Reliabilitas dan Varians Covarian ...................................................... 73
TABEL D. ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
D.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ..................................................... 75
D.2 Uji Normalitas Kelas Kontrol ........................................................... 78
D.5 Tabel Distribusi Z .............................................................................. 83
D.6 Tabel Distribusi F .............................................................................. 84

vii
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR IV HASIL PENELITIAN

Gambar 1 Disitribisi Frekuensi Kelas Eksperimen ......................................... 34


Gambar 2 Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol ................................................ 34

viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A. Perangkat Pembelajaran
A.1 Silabus ..................................................................................... 41
A.2 RPP Kelas Eksperimen ............................................................ 45
A.3 RPP Kelas Kontrol .................................................................. 51
A.4 LKS (Lembar Kerja Siswa) ..................................................... 63
Lampiran B. Instrumen Penelitian
B.1 Kisi-Kisi Instrumen ................................................................. 66
B.2 Soal Tes Akhir ......................................................................... 69
B.3 Jawaban Soal Tes Akhir .......................................................... 70
Lampiran C. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen
C.1 Analisis Butir Soal Uraian ........................................................ 71
C.2 Reliabilitas dan Varians Covarian ........................................... 73
Lampiran D. Analisis Hasil Penelitian
D.1 Uji Normalitas Kelas Eksperimen ........................................... 75
D.2 Uji Normalitas Kelas Kontrol .................................................. 78
D.3 Uji Homogenitas Dua Varians ................................................. 81
D.4 Uji Perbedaan Dua Rata-rata ................................................... 82
D.5 Daftar Tabel r .......................................................................... 83
D.6 Daftar Tabel Chi Kuadrat ........................................................ 84
D.7 Daftar Tabel Uji F ................................................................... 85
D.8 Daftar Tabel Uji t .................................................................... 86
Lampiran E. Surat Perizinan
E.1 Surat Keterangan Dosen Pembimbing .................................... 87
E.2 Sura Izin Penelitian ................................................................ 88
E.3 Surat Keterangan Penelitian .................................................... 89
Lampiran F. Biografi
F.1 Biografi Penulis ....................................................................... 90

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu cabang ilmu yang sangat penting,

karena matematika sebagai mata pelajaran yang memungkinkan untuk

mengembangkan kemampuan berpikir dan merupakan sarana untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu, matematika perlu

diajarkan pada semua jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai

dengan perguruan tinggi. Pembelajaran matematika memiliki tujuan yang ingin

dicapai sesuai dengan jenjang pendidikanya. Menurut Depdiknas (2004:1)

“Tujuan pembelajaran matematika adalah terbentuknya kemampuan bernalar

pada diri siswa yang tercermin melalui kemampuan berpikir kritis, logis,

sistematis, dan memiliki sifat objektif, jujur, disiplin dalam memecahkan suatu

permasalahan baik dalam bidang matematika, bidang lain, maupun dalam

kehidupan sehari-hari”.

Berdasarkan tujuan tersebut tampak bahwa arah pembelajaran matematika

adalah kemampuan berpikir dan bernalar pada diri siswa dalam memecahkan

suatu permasalahan. Hal ini sesuai dengan pendapat Hamzah B. Uno (2007:130),

”Seseorang akan mudah memecahkan masalah dengan bantuan matematika,

karena ilmu matematika sendiri memberikan kebenaran berdasarkan alasan logis

dan sistematis. Disamping itu matematika dapat memudahkan dalam pemecahan

masalah karena proses kerja matematika dilalui secara berurut”.

1
2

Permasalahanya pelajaran matematika seringkali dirasakan sulit oleh

sebagian siswa sehingga cenderung tidak disenangi, akibatnya siswa mengalami

kesulitan dalam belajar matematika. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor

yang mempengaruhi siswa dalam belajar. Menurut Muhibbin Syah (2004:132),

”Faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah (1) faktor internal (faktor

dari dalam siswa); (2) faktor eksternal (faktor dari luar siswa); (3) faktor

pendekatan belajar”.

Faktor yang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran adalah

penggunaan model pembelajaran. Untuk dapat menggunakan model

pembelajaran yang baik, seorang guru perlu mengetahui sejauh mana

pemahaman dan kemampuan siswanya pada materi-materi pelajaran sebelumnya

terutama yang mendasari atau merupakan prasyarat dengan materi pelajaran yang

selanjutnya.

Penggunaan model pembelajaran yang tidak tepat dapat menghambat

tercapainya tujuan pembelajaran. Dalam pembelajaran matematika di kelas masih

ada sebagian guru yang menggunakan model konvensional. Seperti pernyataan

Depdiknas (2004:1) bahwa, ”Guru dalam mengajar masih kurang memperhatikan

kemampuan berpikir siswa, atau dengan kata lain tidak melakukan pengajaran

bermakna, metode yang digunakan masih konvensional akibatnya motivasi siswa

sulit ditumbuhkan”.

Prinsip yang paling penting dalam pembelajaran sekarang adalah guru

tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa harus bisa

membangun sendiri pengetahuan dari dalam dirinya sendiri. Menurut Hamzah B.


3

Uno (2007:128), ”Siswa yang belajar harus berperan secara aktif membentuk

pengetahuan bukan hanya menerima secara pasif dari guru”. Jadi, kebenaran ilmu

pengetahuan tidak terbatas pada apa yang disampaikan oleh guru. Guru

diharapkan mengubah perannya, tidak lagi sebagai pemegang otoritas tertinggi

keilmuan, tetapi menjadi fasilitator yang membimbing siswa ke arah

pembentukan pengetahuan oleh diri mereka sendiri.

Untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik, seorang guru perlu

berinovasi dalam menggunakan model pembelajaran di dalam kelas. Salah satu

model pembelajaran yang perlu dipertimbangkan adalah pembelajaran aktif.

Pembelajaran aktif dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua

potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai

hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka

miliki. Di samping itu pembelajaran aktif (aktive learning) juga dimaksudkan

untuk menjaga perhatian siswa atau anak didik agar tetap tertuju pada proses

pembelajaran.

Salah satu model pembelajaran aktif (aktive learning) yang diharapkan

dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa dan mengatasi

permasalahan di atas adalah model The Power of Two. Silberman, Melvin L.

(2006:173) mengatakan, “Model The Power of Two dalam prosesnya adalah

dengan menggabungkan dua kekuatan. Kegiatan ini dilakukan untuk

meningkatkan belajar kolaboratif dan mendorong kepentingan dan keuntungan

sinergi itu, karena dua kepala tentu lebih baik daripada satu”.
4

Model pembelajaran The Power of Two ini terdiri dari dua orang sehingga

kerjasama dan komunikasi lebih terjalin dengan baik. Mafatih (Tarmizi

Ramadhan, 2009:1) menambahkan, ”Model belajar The Power of Two termasuk

bagian dari belajar kooperatif adalah belajar dalam kelompok kecil dengan

menumbuhkan kerjasama secara maksimal melalui kegiatan pembelajaran teman

sendiri dengan anggota dua orang di dalamnya untuk mencapai kompetensi

dasar”.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran The Power of Two Terhadap

Prestasi Belajar Matematika Siswa”.

1.1 Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah ada beberapa masalah yang terjadi

dalam pembelajaran matematika. Penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai

berikut:

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar matematika siswa?

2) Model pembelajaran seperti apa yang tepat digunakan dalam mengajar di

sekolah?

3) Bagaimana prestasi belajar matematika siswa yang pembelajarannya

menggunakan model The Power of Two?

4) Bagaimana pengaruh model pembelajaran The Power of Two terhadap

prestasi belajar matematika siswa?


5

1.2 Batasan Masalah

Dengan adanya masalah-masalah di atas agar permasalahan yang

disajikan lebih terarah, maka penulis hanya membatasi masalah-masalah sebagai

berikut:

1) Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini hanya pada model

pembelajaran The Power of Two pada kelas eksperimen dan model

pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

2) Materi yang akan diteliti yaitu Segitiga dan Segiempat pada kelas VII

semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

3) Prestasi belajar matematika dalam penelitian ini merupakan pengusaan materi

Segitiga dan Segiempat pada aspek kognitif.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diuraikan beberapa rumusan masalah berikut ini :

1) Bagaimanakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model

pembelajaran The Power of Two?

2) Bagaimanakah prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model

pembelajaran konvensional?

3) Adakah pengaruh model pembelajaran The Power of Two terhadap prestasi

belajar matematika siswa?


6

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan yang ingin dicapai dan diketahui. Dari

rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah :

1) Untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan

model pembelajaran The Power of Two.

2) Untuk mengetahui prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan

model pembelajaran konvensional.

3) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran The Power of

Two terhadap prestasi belajar matematika siswa?

1.5 Asumsi Penelitian

Adapun asumsi penulis dalam penelitian ini adalah:

1) Model pembelajaran Power of Two bisa diterapkan dalam pembelajaran

matematika di sekolah.

2) Faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar matematika siswa,

selain faktor model dianggap sama.

1.6 Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun

manfaat tersebut diantaranya :

1) Bagi guru, model pembelajaran The Power of Two dapat memberi alternatif

kepada guru matematika dalam menentukan model pembelajaran yang tepat

dalam proses pembelajaran di kelas.


7

2) Bagi peneliti, untuk mengetahui keefektifan model pembelajaran The Power

of Two dan mendapatkan gambaran tentang hasil prestasi belajar

matematika melalui model pembelajaran The Power of Two.

3) Bagi siswa, dapat belajar secara aktif dan berkelompok, belajar untuk

mengemukakan ide atau gagasan, menanamkan kepercayaan akan

kemampuan diri sendiri, serta meningkatkan prestasi belajar siswa terutama

mata pelajaran matematika.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Matematika

Kata “matematika” berasal dari kata mathema dalam bahasa Yunani yang

artinya sebagai “sains, ilmu pengetahuan, atau belajar” juga mathematikos yang

artinya sebagai “suka belajar”.

Ada beberapa definisi matematika, menurut Wikipedia Indonesia (2011:1)

yaitu “Matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang

mempelajari pola dari struktur, perubahan, dan ruang; secara informal, dapat

pula disebut sebagai ilmu tentang bilangan dan angka”.

Menurut Purwoto (1998:14), “Matematika adalah pengetahuan tentang

pola keteraturan pengetahuan struktur yang terorganisasikan mulai dari unsur-

unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma dan

postulat dan akhirnya ke dalil”. Lebih lanjut Purwoto (1998:14) menyatakan,

Matematika timbul karena olah pikir manusia yang berhubungan


dengan ide-ide, proses dan penalaran. Matematika terdiri atas empat
kawasan yang luas ialah : aritmatika, aljabar, geometri dan analisis.
Matematika merupakan pengetahuan yang disusun secara konsisten
dan menggunakan logika deduktif. Artinya matematika merupakan
pengetahuan yang bersifat rasional yang kebenarannya tidak
tergantung kepada pembuktian secara empiris tetapi deduktif

Sedangkan menurut Uno B. Hamzah (2007:129), ”Matematika adalah

sebagai suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir, berkomunikasi, alat untuk

memecahkan berbagai persoalan praktis, yang unsur-unsurnya logika dan intuisi,

analisis dan kontruksi, generalitas dan individualitas, serta mempunyai cabang-

cabang antara lain aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis”.

8
9

Jadi dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika

adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari unsur yang

didefinisikan atau aksioma ke postulat dan akhirnya ke dalil yang terdiri dari

empat kawasan yang luas ialah : aritmatika, aljabar, geometri dan analisis,

sehingga dalam mempelajarinya diperlukan adanya pengertian, pemikiran dan

penalaran.

2.2 Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:125), secara etimologis

belajar memiliki arti “Berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”. Definisi ini

memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah kegiatan untuk mencapai

kepandaian atau ilmu. Di sini, usaha untuk mencapai kepandaian atau ilmu

adalah sebuah usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan terhadap ilmu atau

kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang definisi belajar. Menurut

Hariyanto dan Suyono (2011:9), “Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses

untuk memperoleh pengetahuan, meningkatkan keterampilan, memperbaiki

perilaku sikap, dan mengokohkan kepribadian.”

Disamping definisi-definisi tersebut, ada beberapa pengertian lain tentang

belajar. Belajar menurut Muhibbin Syah (2004:92) mengatakan, “Belajar

diartikan sebagai tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang


10
12

melibatkan proses kognitif”. Lingkungan sangatlah mempengaruhi

perkembangan, baik pengetahuan maupun keterampilan seseorang.

Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa

merupakan perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalaman dan interaksi

dengan lingkunganya untuk memperoleh kepandaian atau ilmu pengetahuan.

2.3 Pengertian Mengajar

Kata ”teach” atau mengajar berasal dari bahasa inggris kuno, yaitu taecan

berarti memperlihatkan sesuatu kepada seseorang melalui tanda atau simbol.

Penggunaan tanda atau simbol itu dimaksudkan untuk membangkitkan atau

menumbuhkan respon mengenai kejadian, seseorang, penemuan dan lain

sebagainya. Perkembangan selanjutnya pengertian mengajar menurut Ibrahim,

dkk (2009:152) diartikan sebagai, ”Proses penyampaian informasi atau

pengetahuan dari guru kepada siswa”. Proses penyampaian itu sering juga

dianggap sebagai proses mentransfer ilmu.

Sedangkan mengajar menurut Arifin yang dikutip Muhibbin Syah

(2001:181) adalah ”Suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran

kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai, dan

mengembangkan bahan pelajaran itu”. Suatu rangkaian kegiatan penyampaian

itu sering juga dianggap sebagai proses mentransfer ilmu. Lebih lanjut Ibrahim,

dkk (2009:154), ”Dalam proses pengajaran, selamanya akan melibatkan minimal

tiga komponen pokok: yaitu pengajar (Guru), pembelajar (Siswa) serta

komponen content (isi).”


11
12

Berdasarkan pengertian mengajar di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa

mengajar adalah suatu proses menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa

agar dapat menerima, mananggapi, menguasai, dan mengembangkan bahan

pelajaran.

2.4 Pembelajaran Matematika

Dilihat dari asal kata pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran berasal dari kata belajar, yang ditambahkan awalan pe dan akhiran

an, yang dasarnya dari kata ajar. Dari segi arti, kata ini kemudian mengandung

proses atau peristiwa dari kata kerja tersebut. Dengan kata lain istilah

pembelajaran mengandung arti suatu proses yang berhubungan dengan belajar.

Melihat dari arti menurut asal kata di atas, maka dapat dikemukakan

tentang pengertian pembelajaran itu sendiri. Pembelajaran menurut Uno B.

Hamzah (2007:57) dapat diartikan sebagai, ”Suatu proses interaksi antara

peserta belajar dengan pengajar dan sumber belajar pada suatu lingkungan

belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu”. Kemudian definisi

pembelajaran, menurut Wikipedia Indonesia (2011:1) yaitu: ”Pembelajaran

adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada

suatu lingkungan belajar”.

Dari definisi pembelajaran dan matematika di atas maka dapat diambil

kesimpulan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu kegiatan yang

berupaya membelajarkan ilmu tentang bilangan dan angka kepada siswa secara

terintegrasi dengan memperhitungkan faktor lingkungan belajar, karakteristik


12
12

siswa, karakteristik bidang studi serta berbagai strategi pembelajaran, baik

penyampaian, pengelolaan, maupun pengorganisasian pembelajaran.

2.5 Pengertian Model Pembelajaran

Istilah ”model pembelajaran” berbeda dengan strategi pembelajaran,

dan prinsip pembelajaran. Model pembelajaran meliputi suatu model

pembelajaran yang luas dan menyeluruh. Konsep model pembelajaran lahir dan

berkembang dari pakar psikologi dengan pendekatan dan setting eksperimen

yang dilakukan. Konsep model pembelajaran untuk pertama kalinya

dikembangkan oleh Bruce dan koleganya (Joyce, Weil dan Showers, 1992).

Sedangkan pengertian model pembelajaran menurut Joyce yang dikutip

Trianto (2007:2) mengemukakan bahwa,

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola


yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan
pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di
dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain.

Deskripsi model pembelajaran menurut Haryanto dan Suyono

(2011:23), “Model yang dipilih dalam rencana pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran dan dilaksanakan dengan suatu sintaks (langkah-langkah

yang sistematis dan urut) tertentu”.

Selanjutnya Ismail yang dikutip Depdiknas (2004:3) menyebutkan

bahwa, istilah model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak

dipunyai oleh strategi atau metode tertentu yaitu: (1) rasional teoritik yang

logis yang disusun oleh penciptanya atau pengembangnya; (2) tujuan


13
12

pembelajaran yang hendak dicapai; (3) tingkah laku mengajar yang diperlukan

agar model tersebut berhasil; (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar

tujuan pembelajaran tercapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka model pembelajaran adalah kerangka

konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi

sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran.

2.6 Model The Power of Two

Model The Power Of Two berarti menggabungkan kekuatan dua kepala.

Menggabungkan dua kepala dalam hal ini adalah membentuk kelompok kecil,

yaitu masing-masing siswa berpasangan. Kegiatan ini dilakukan agar munculnya

suatu sinergi yakni dua kepala lebih baik dari satu (Silberman, 2006:173).

Menurut Mafatih (Tarmizi Ramadhan, 2009:1), ”Model belajar kekuatan

berdua (the power of two) termasuk bagian dari belajar kooperatif adalah belajar

dalam kelompok kecil dengan menumbuhkan kerja sama secara maksimal

melalui kegiatan pembelajaran oleh teman sendiri dengan anggota dua orang di

dalamnya untuk mencapai kompentensi dasar”. Lebih lanjut Muqowin (Tarmizi

Ramadhan, 2009:1) mengatakan, “Model belajar kekuatan berdua (The Power of

Two) adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan belajar kolaboratif dan

mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu, sebab dua orang tentu lebih

baik daripada satu”.


14
12

Prosedur model pembelajaran ini sebagai berikut:

(1) Guru memberi peserta didik satu atau lebih pertanyaan yang membutuhkan

refleksi dan pikiran.

(2) Guru meminta peserta didik untuk menjawab pertanyaan sendiri-sendiri.

(3) Setelah semua melengkapi jawabannya, guru membentuk siswa ke dalam

pasangan dan meminta mereka untuk berbagi (sharing) jawabannya dengan

jawaban yang dibuat teman yang lain.

(4) Guru meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-

masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu.

(5) Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, guru membandingkan

jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan yang lain.

Menurut Hujair Sanaky (2007:5), penerapan model belajar Kekuatan

Berdua (The Power of Two) dengan langkah-langkah atau prosedur yang

dilakukan guru sebagai berikut:

(1) Langkah pertama, membuat problem. Dalam proses belajar, guru

memberikan satu atau lebih pertanyaan kepada peserta didik yang

membutuhkan refleksi (perenungan) dalam menentukan jawaban.

(2) Langkah kedua, guru meminta peserta didik untuk merenung dan menjawab

pertanyaan sendiri-sendiri.

(3) Langkah ketiga, guru membagi perserta didiik berpasang-pasangan.

Pasangan kelompok ditentukan menurut daftar urutan absen atau bisa juga

diacak. Dalam proses belajar setelah semua peserta didik melengkapi


15
12

jawabannya, bentuklah ke dalam pasangan dan mintalah mereka untuk

berbagi (sharing) jawaban dengan yang lain.

(4) Langkah keempat, guru meminta pasangan untuk berdiskusi mencari

jawaban baru. Dalam proses belajar, guru meminta siswa untuk membuat

jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respon

masing-masing individu.

(5) Langkah kelima, guru meminta peserta untuk mendiskusikan hasil

sharingnya. Dalam proses pembelajaran, siswa diajak untuk berdiskusi

secara klasikal untuk membahas permasalahan yang belum jelas atau yang

kurang dimengerti. Semua pasangan membandingkan jawaban dari masing-

masing pasangan ke pasangan yang lain. Untuk mengakhiri pembelajaran

guru bersama-sama dengan peserta didik menyimpulkan materi

pembelajaran.

Agar pelaksanaannya dapat menghemat waktu perlu adanya variasi-variasi

yaitu menentukan pertanyaan tertentu untuk pasangan tertentu. Ini lebih baik

daripada tiap pasangan menjawab semua pertanyaan (Silberman, 2006:174).

Pada akhir setiap pertemuan, guru mengadakan evaluasi berupa kuis yang

dikerjakan oleh siswa secara individu. Skor yang diperoleh siswa dalam evaluasi

tersebut selanjutnya diproses untuk menentukan nilai perkembangan individu

yang akan disumbangkan sebagai skor kelompok.


16
12

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Matematika Siswa

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dibedakan

atas tiga kategori, yaitu faktor internal, faktor eksternal dan pendekatan belajar.

Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses belajar sehingga

menentukan kualitas hasil belajar.

1) Faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam dari

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor

internal ini meliputi kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap dan bakat.

2) Faktor eksternal

Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa yang sifatnya di luar diri siswa. Faktor-faktor eksternal yang

mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu

faktor lingkungan sosial, faktor lingkungan non sosial.

3) Faktor pendekatan belajar, meliputi : strategi dan metode yang digunakan

siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.

2.8 Prestasi Belajar Matematika

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:700), “Prestasi adalah

hasil yang dicapai atau dilakukan atau dikerjakan”. Jadi prestasi merupakan hasil

yang telah dicapai setelah dilakukan usaha yang sebaik-baiknya sesuai batas

kemampuan usaha tersebut. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama

seseorang tidak melakukan suatu kegiatan.


17
12

Dalam kegiatan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan

pengukuran dan penilaian. Demikian juga di dalam proses pembelajaran. Ahmad

Ginting (2008:87) mengemukakan bahwa, ”Prestasi belajar adalah hasil dari

berbagai upaya dan daya tercermin dari partisipasi belajar yang dilakukan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran yang diajarkan oleh guru “. Dengan

mengetahui prestasi belajar anak, dapat diketahui kedudukan anak di dalam

kelas, apakah anak tersebut termasuk kelompok pandai, sedang, atau kurang.

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa

prestasi belajar matematika adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah

mengikuti pelajaran matematika yang mengakibatkan perubahan pada diri

seseorang berupa penguasaan dan kecakapan baru yang ditunjukkan dengan

hasil berupa nilai.

2.9 Kerangka Berpikir

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi, pembatasan, rumusan

masalah dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan di atas, diketahui bahwa

belajar matematika dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, faktor

eksternal dan faktor pendekatan belajar. Dalam proses pembelajaran

keterampilan guru dalam menyajikan suatu bahan pengajaran sangat

menentukan keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran itu sendiri.

Kreativitas guru sangat diperlukan agar dapat merencanakan kegiatan siswa

yang sangat bervariasi.


18

Salah satu faktor yang berpengaruh dalam proses pembelajaran adalah

penggunaan model pembelajaran. Model pembelajaran yang diteliti adalah

model pembelajaran The Power of Two dan model pembelajaran konvensional.

Penggunaan model pembelajaran The Power of Two dalam pokok bahasan

Segitiga dan Segiempat dimungkinkan dapat menghasilkan prestasi belajar

matematika yang lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran

konvensional.

Model The Power of Two ini menekankan pada keaktifan siswa dengan

melibatkan siswa secara aktif melalui diskusi mengenai jawaban dari

pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan pasangannya. Dalam

hal ini, siswa kelompok atas akan menjadi tutor bagi siswa kelompok bawah.

Dalam proses tutorial ini, siswa kelompok atas akan meningkat kemampuan

akademiknya karena memberi pelayanan sebagai tutor membutuhkan

pemikiran lebih mendalam tentang hubungan ide-ide yang terdapat di dalam

materi tersebut

Secara keseluruhan penerapan model pembelajaran The Power of Two

bertujuan agar membiasakan siswa belajar aktif baik secara individu maupun

berkelompok dan membantu siswa agar dapat bekerja sama dengan orang lain.

Dengan demikian pembelajaran menggunakan model pembelajaran The Power

of Two pada pokok bahasan Segitiga dan Segiempat ini diharapkan dapat

berpengaruh positif terhadap prestasi belajar matematika siswa.


19
12

2.10 Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di

atas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah ”Terdapat perbedaan prestasi

belajar matematika siswa antara yang menggunakan model pembelajaran The

Power of Two dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional”


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Jadwal Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMP Negeri 2

Karangampel, yang beralamat di Jalan Raya Tegalagung No. 09U Desa Benda

Kecamatan Karangampel 45283. Adapun yang menjadi alasan pemilihan tempat

tersebut karena jarak sekolah dengan tempat tinggal penulis cukup dekat.

Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran

2010/2011 pada kelas VII yang dilaksanakan pada bulan Mei, agar lebih jelas

lihat tabel berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Bulan
No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan
Penelitian
 Pembuatan
Proposal
Penelitian
 Pembuatan
RPP
 Pembuatan
Instrumen
Penelitian
 Uji Coba
Instrumen
2 Pelaksanaan
Penelitian
 Pelaksanaan
Pembelajaran
 Pelaksanaan
Tes Prestasi
 Pengumpulan
Data
3 Pengolahan Data
4 Penyusunan
laporan

20
21

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

Sugiyono (2008:61) menyatakan, “Populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

sebuah kesimpulan”. Dari pengertian tersebut penulis menentukan populasi

yang sesuai dengan kebutuhan karena membutuhkan data untuk analis dan

diolah, populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri

2 Karangampel tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 3 kelas yang berjumlah

122 siswa.

Tabel 3.2
Populasi Penelitian
Siswa
No Kelas Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 VII A 21 21 42
2 VII B 21 19 40
3 VII C 20 20 40
Jumlah 62 60 122
Sumber : TU SMP Negeri 2 Karangampel

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2008:118), ”Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini teknik

yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah dengan random sampling

atau dengan cara diundi, setelah diundi didapatkan dua kelas yaitu kels VII B

sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang dan kelas

VII C sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang.


22
12

3.3 Desain Penelitian dan Hipotesis Statistik

3.3.1 Desain Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (1997:44) “Desain penelitian adalah

rencana atau rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancer-ancer kegiatan

yang akan dilaksanakan”. Dalam penelitian ini sampel diambil secar random

sampling berdasarkan kelas yang telah ada dan tidak membentuk kelas baru.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dalam

metode eksperimen selalu dibutuhkan kelas kontrol dan kelas eksperimen.

setelah dilakukan pengambilan sampel dan didapat dua kelas yaitu kelas VII B

dan kelas VII C masing-masing sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Pada kelas eksperimen diberi perlakuan dengan metode pembelajaran The

Power of Two, sedangkan untuk kelas kontrol diberi perlakuan dengan metode

pembelajaran konvensional. Adapun desain penelitian adalah sebagai berikut:

R: X1 O

R: X2 O

Keterangan:

R = Random untuk menentukan sampel

O = Tes akhir (Postest)

X1 = Perlakuan kelas eksperimen (menggunakan model The Power of Two)

X2 = Perlakuan kelas kontrol (menggunakan model konvensional)

Dalam penelitian ini terdapat variabel bebas dan variabel terikat. Yang

menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran, sedangkan yang menjadi

variabel terikat adalah prestasi belajar matematika siswa.


23

3.3.2 Hipotesis Statistik

Ada tidaknya pengaruh dapat dilihat dari ada tidaknya perbedaan prestasi

belajar antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perumusan hipotesis

statistik dalam penelitian ini adalah:

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

H𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

Keterangan :

Ho = Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran The Power of Two dengan yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Ha = Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran The Power of Two dengan yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

µ1 = Nilai rata-rata prestasi belajar matematika pada kelas eksperimen.

µ2 = Nilai rata-rata prestasi belajar matematika pada kelas kontrol.

3.4 Instrumentasi Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar matematika

siswa yang disusun dalam bentuk soal tes uraian. Tes uraian digunakan karena

dengan menggunakan soal tes uraian tidak hanya mengukur proses akhir tetapi

dapat mengukur proses berpikir, ketelitian dan langkah-langkah dalam menjawab

soal. Tes diberikan dengan tujuan mendapatkan data mentah untuk diolah dan
24

dianalisi sehingga akan mendapatkan gambaran yang jelas dari masalah yang

diteliti.

Sebelum soal digunakan soal tersebut harus benar-benar valid dan reliabel

oleh karena itu sebelum di teskan soal terlebih dahulu diuji cobakan, langkah-

langkah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut:

3.4.1 Validitas isi

Validitas isi dapat dicapai apabila instrumen disusun mengikuti

ketetapan yang ada. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila

mengukur materi atau isi pelajaran yang diberikan, dalam pembuatan kisi-kisi

penulis berkonsultasi dengan pihak lain dalam hal ini pembimbing. Agar tes

yang akan digunakan dapat mengukur kemampuan siswa sesuai tujuan

pembelajaran secara teknis pengujian validitas isi dapat dibentuk dengan

menggunakan kisi-kisi instrument. Kisi-kisi instrumenya sebagai berikut:

Tabel 3.3
Kisi-kisi Soal
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
1.1 Memahami  Mengidentifi-kasi  Menghitung besar
konsep segitiga sifat-sifat segitiga sudut segitiga
dan segiempat berdasarkan sisi dan  Menghitung besar
serta sudutnya sudut dalam dan
menentukan sudut luar segitiga
ukuranya  Menghitung keliling  Menghitung keliling
dan luas bangun dan luas segitiga
segitiga dan segi  Menghitung luas persegi
empat serta  Menghitung panjang
menggunakannya dan besar sudut
dalam pemecahan jajargenjang
masalah  Menghitung keliling
dan luas persegi
panjang
Untuk kisi-kisi soal lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 66
25

3.4.2 Validitas empiris

Validitas adalah tingkat ketepatan tes untuk mengukur sesuatu. Untuk

mengetahui kevalidan dari tes yang digunakan maka soal yang dibuat harus diuji

cobakan terlebih dahulu, mencari validitas dari soal tes dapat dihitung dengan

menggunakan rumus korelasi produk moment dengan angka kasar.

N ∑ XY − (∑ X)(∑ Y)
𝑟𝑋𝑌 =
√{N ∑ X 2 − (∑ X)2 }{N ∑ Y 2 − (∑ Y)2 }

(Sugiyono, 2008:356)

Keterangan:

𝑟𝑋𝑌 = Koefisien korelasi X dan Y

N = Banyaknya peserta tes

X = Skor masing-masing butir soal

Y = Skor total

Tabel r untuk taraf signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan db= n – 2.

Kaidah keputusan: jika rhitung > rtabel berarti soal valid.

jika rhitung ≤ rtabel berarti soal tidak valid.

Untuk interpretasi dari koefisien korelasi tersebut dibagi ke dalam

kategori-kategori yang digunakan Sugiyono, (2008:231) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4
Klasifikasi Koefiseien Korelasi
Besarnya rXY Interpretasi
0,000 – 0,199 Sangat rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Cukup
0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,000 Sangat tinggi
26

Tabel 3.5
Koefisien Validitas Tiap Butir Soal
Nomor Soal 𝒓𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒓𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan
1 0,441 0,329 Valid
2 0,669 0,329 Valid
3 0,723 0,329 Valid
4 0,651 0,329 Valid
5 0,595 0,329 Valid
6 0,324 0,329 Tidak Valid
7 0,305 0,329 Tidak Valid
Untuk validitasi soal lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 71

3.4.3 Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan dari alat evaluasi dalam mengukur ketetapan

siswa dalam menjawab Sebuah tes mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

jika tes yang dilakukan dapat memberikan hasil yang tepat atau memiliki

ketetapan hasil tes, maka tes tersebut baru dikatakan reliabel. Instrumen yang

sudah reliabel tentu akan menghasilkan data yang dipercaya juga.

Untuk mengetahui reliabilitas suatu instrumen salah satu caranya

menghitung dengan mengunakan rumus Alpha Cronbach (Sugiyono, 2008:365)

yaitu:

k Σsi2
r11 = ( ) (1- 2 )
k-1 st

r11 = Koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

k = Banyaknya butir soal

Σsi2 = Jumlah validitas skor setiap soal butir soal

st 2 = Varians skor total

Klasifikasi reliabilitas menurut Suharsimi, (2007:75) adalah sebagi berikut:


27

Tabel 3.6
Klasifikasi Koefiseien Reliabilitas
Besarnya r11 Interpretasi
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah

Tabel 3.7
Data Koefisien Reliabilitas
n Si2 ∑si2 r11
36 12,80 25,49 0,57
Untuk koefisien reliabilitas lebih lengkapnya dapat dilihat pada lampiran hal 73

Menurut Suharsimi, nilai 0,40 < r11 ≤ 0,60 memiliki derajat reliabilitas

cukup.

3.5 Prosedur Analisis Data

3.5.1 Analisis Deskriptif

Adapun untuk menjawab rumusan masalah deskriptif menggunakan

statistik univariat, adapun data tersebut selanjutnya dapat dianalisis dengan

langkah-langkah:

1) Menentukan skor maksimum dan skor minimum

2) Membuat daftar distribusi frekuensi

a. Menghitung rentang (range), dengan rumus :

R = Data terbesar – Data terkecil

b. Menghitung banyaknya kelas interval, dengan menggunakan rumus :

K = 1 + 3,3 log n
28

c. Menghitung panjang kelas, dengan rumus :

rentang
P=
banyak kelas

d. Membuat diagram batang

3) Menghitung rata-rata hasil tes akhir dari sampel, dengan rumus :

∑ fixi
x̅ =
∑ fi

4) Menghitung varians, dengan rumus :

n ∑ fixi2 − (∑ fixi)2
s2 =
n(n − 1)

5) Menghitung standar deviasi dari data tes akhir untuk mengetahui

penyebaran datanya, dengan rumus :

n ∑ fixi2 − (∑ fixi)2
s=√
n(n − 1)

3.5.2 Analisis Uji Hipotesis

Adapun untuk menjawab rumusan masalah inferensial mengunakan

statistik bivariat. Maka dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

1) Uji Normalitas

Untuk menguji normalitas dari masing-masing kelas digunakan uji chi-

kuadrat dengan rumus sebagai berikut:

2
(Oi − Ei )2
x =
Ei

Keterangan:

x 2 = Normalitas data
29

Oi = Frekuensi/jumlah data hasil observasi

Ei = Jumlah atau frekuensi yang diharapkan (persentase luas dengan

bidang dikalikan dengan n)

Oi − Ei = Selisih Oi dengan Ei

Suatu data dinyatakan normal jika 2 hitung ≤ 2 tabel

2) Uji Homogenitas Dua Varians

Untuk menguji homogenitas varians dari kedua kelompok dilakukan dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan nilai F, dengan rumus :

Vb
F=
Vk

Keterangan:

Vb = Varians besar

Vk = varians kecil

b. Menentukan derajat kebebasan, dengan rumus :

db1 = n1 – 1

db2 = n2 – 1

Keterangan:

db1 = Derajat kebebasan pembilang

db2 = Derajat kebebasan penyebut

n1 = Ukuran sampel yang variansnya besar

n2 = Ukuran sampel yang variansnya kecil

c. Menentukan nilai F dari daftar

d. Menentukan homogenitas, dengan kriteria sebagai berikut :


30

Jika Fhitung < Ftabel maka H0 ditolak berarti kedua varians bersifat

homogen.

3) Uji kesamaan dua rata-rata

Uji kesamaan dua rata-rata dilakukan dengan langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Mencari deviasi setandar gabungan dengan rumus :

(n1 − 1)V1 + (n2 − 1)V2


Sdg = √
n1 + n2 − 2

Keterangan:

Sdg = Deviasi standar gabungan

n1 = Ukuran sampel yang variansnya besar

n2 = Ukuran sampel yang variansnya kecil

V1 = Varians terbesar

V2 = Varians terkecil

b. Mencari nilai t dengan rumus

x̅1 − x̅2
t=
1 1
Sgab √(n + n )
1 2

c. Mencari derajat kebebasan (db), dengan rumus

db = n1 + n2 – 2

d. Mencari niai t dari daftar

e. Pengujian hipotesis

Jika thitung ≤ ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima


31

4) Jika salah satu atau kedua data tidak berdistribusi normal maka dapat

dilanjutkan dengan uji U Mann Whitney, yaitu dengan rumus sebagai

berikut:

n1 (n1 + 1) n2 (n2 + 1)
U1 = n1 n2 + − R1 dan U2 = n1 n2 + − R2
2 2

Keterangan:

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1

R 2 = Jumlah rangking pada sampel n2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

5) Jika kedua data normal tetapi homogenitas varians tidak terpenuhi maka

digunakan uji t’ yaitu :


x̅1 −x̅2
t′ =
2 2
√(S1 )+(S2 )
n1 n2

-W1 .t 1 +W2 .t 2 ' W1 .t 1 +W2 .t 2


<t hitung< , maka hipotesis ditolak
W1 +W2 W1 +W2

Dimana :

S1 2 S2 2
W1 = n1
, W2 = n2
dan

t 1 =t (1-1δ)(n
2 1 -1)

t 2 =t (1-1δ)(n
2 2 -1)

Keterangan:

x̅1 = Skor rata-rata kelompok eksperimen


32

x̅2 = Skor rata-rata kelompok kontrol

n1 = Banyak data kelompok eksperimen

n2 = Banyak data kelompok kontrol

S1 2 = Varian data kelompok eksperimen

S2 2 = Varian data kelompok kontrol


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Setelah dilaksanakannya pelaksanaan pembelajaran dan pengolahan data

dari tes prestasi belajar matematika, maka hasil tes ini yang akan diolah untuk

mengetahui ada tidaknya pengaruh model pembelajaran The Power of Two

terhadap prestasi belajar matematika siswa. Adapun hasil tes akhir kelas

eksperimen dan kelas kontrol adalah sebagai berikut:

4.1.1 Daftar Distribusi Frekuensi

Tabel 4.1
Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Kelas Interval Frekuensi
15 – 16 2
17 – 18 6
19 – 20 8
21 – 22 8
23 – 24 7
25 – 26 5
Jumlah 36

Tabel 4.2
Daftar Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Kelas Interval frekuensi
13 – 14 4
15 – 16 4
17 – 18 7
19 – 20 8
21 – 22 7
23 – 24 6
Jumlah 36

33
34

4.1.2 Diagram Batang

Gambar 1
Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
8 8
7
8 6
5
6
4 2
2
0
15 – 16 17 – 18 19 – 20 21 – 22 23 – 24 25 – 26

Gambar 2
Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
8
8 7 7
6
6
4 4
4

0
13 – 14 15 – 16 17 – 18 19 – 20 21 – 22 23 – 24

Dari tabel distribusi frekuensi di atas dapat dilihat bahwa hasil tes akhir

kelas eksperimen memiliki skor terendah berada pada interval 15 - 16 yaitu

sebanyak 2 siswa dan skor tertinggi berada pada interval 25 - 26 yaitu sebanyak

5 siswa, kemudian frekuensi terbanyak berada pada interval 19 – 20 dan 21 – 22

yaitu sebanyak 8 siswa. Sedangkan hasil tes akhir kelas kontrol skor terendah

berada pada interval 13 - 14 yaitu sebanyak 4 siswa dan skor tertinggi berada

pada interval 23 - 24 yaitu sebanyak 6 siswa, kemudian frekuensi terbanyak

berada pada interval 19 - 20 yaitu sebanyak 9 siswa. Dari data tersebut jelas

terlihat bahwa skor tertinggi berada pada kelas eksperimen yang berkisar pada

interval 25 – 26.
35

Setelah dilakukan pengolahan data mentah diperoleh hasil seperti

tercantum pada tabel berikut ini :

Tabel 4.3
Data Hasil Tes Akhir
Jumlah Simpangan
Rata-rata
Siswa Baku

Kelas Eksperimen 36 21,00 2,92

Kelas Kontrol 36 19,06 3,18

Tampak pada diagram dan pengolahan data di atas terdapat perbedaan

hasil postes antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol, hasil postes kelas

eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol, ini bisa dikatakan pada kelas

eksperimen kemampuannya lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini diperkuat

oleh rata-rata keseluruhan hasil postes, rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi

daripada kelas kontrol.

4.2 Hasil Uji Hipotesis

4.2.1 Uji Normalitas

Untuk melakukan perhitungan dengan Uji t harus sesuai dengan

distribusi datanya, maka perlu dilakukan pengujian normalitas dan

homogenitas variansi dari data yang diperoleh. Jika datanya berdistribusi

normal dan variansinya homogen, maka pengujian menggunakan rumus uji t.

Namun, jika datanya berdistribusi normal dan variansinya tidak homogen,

maka pengujian menggunakan rumus uji-t dan jika datanya tidak berdistribusi
36

normal, maka pengujian menggunakan uji statistika non-parametrik seperti uji

U Mann-Whitney. Oleh karena itu, pengolahan data ini dilengkapi oleh

pengujian normalitas dan homogenitas.

Dari hasil pengolahan data yang berkaitan dengan syarat-syarat yang

diperlukan dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

Tabel 4.4
Data Hasil Uji Normalitas
X2hitung X2(0,05)(3) Keterangan

Kelas Eksperimen 1,83 7,81 Normal

Kelas Kontrol 4,05 7,81 Normal

Dengan taraf signifikasi () adalah 0,05 dan derajat kebebasan (db) = k

– 3 = 6 – 3 = 3, diperoleh kelas eksperimen hitung = 1,83 dan dari tabel

diperoleh tabel = 7,81 sedangkan untuk kelas kontrol hitung = 4,05 dan dari

tabel diperoleh tabel = 7,81. Karena kedua kelompok memiliki hitung<tabel,

maka dapat disimpulkan bahwa data postes kedua kelompok berdistribusi

normal.

4.2.2 Uji Homogenitas dua Variansi

Setelah kedua data berdistribusi normal, dilanjutkan dengan uji

homogenitas dua varians.

Pasangan Hipotesis Ho : V1 = V2

Ha : V1 ≠ V2

Keterangan V1 = Varians kelompok eksperimen


37

V2 = Varians kelompok kontrol

Kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika Fhitung > Ftabel dengan  taraf

signifikasi pengujian artinya variansi populasi tidak homogen. Dalam hal lain

Ho diterima. Data yang dihasilkan adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5
Data Uji Homogenitas Dua varians
Varians (S2) Fhitung F(0.95)(35/35) Keterangan
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
8,54 10,08 1,18 1,76 Homogen

Dengan taraf signifikansi () = 0,05 db pembilang = 35 dan db

penyebut = 35 didapat Fhitung = 1,18 dan dari tabel diperoleh nilai Ftabel = 1,76.

Jelas Fhitung < Ftabel maka H0 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua

kelompok mempunyai varians yang tidak berbeda secara signifikan atau

homogen. Setelah diketahui kedua data homogen, selanjutnya untuk menjawab

rumusan masalah inferensial dilakukan uji kesamaan dua rata-rata yaitu dengan

uji t.

4.2.2 Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Setelah normalitas dan homogenitas dua varians dipenuhi, maka

dilanjutkan dengan pengukuran hasil belajar yang diperoleh oleh kelas

eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan Uji t. Hal ini bertujuan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan prestasi, dengan mengetahui

perbedaannya maka akan tahu ada tidaknya pengaruh. Hipotesis yang diajukan

adalah sebagi berikut:


38

H0 : 𝜇1 = 𝜇2

H𝑎 : 𝜇1 ≠ 𝜇2

H0 : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran The Power of Two dengan yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar matematika siswa antara yang

menggunakan model pembelajaran The Power of Two dengan yang

menggunakan model pembelajaran konvensional.

µ1 = Rata-rata prestasi belajar kelas eksperimen.

µ2 = Rata-rata prestasi belajar kelas kontrol.

Tabel 4.6
Data Uji Kesamaan Dua Rata-rata
Rata-rata

Kelas Kelas sgab thitung t(0,05)(70)


Eksperimen Kontrol

21,00 19,06 3,05 2,65 1,66

Berdasarkan tabel di atas, dengan taraf signifikasi () = 0,05 dan

derajat kebebasan (db) = 70 diperoleh thitung = 2,65 dan ttabel = 1,66. Ternyata

thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima artinya terdapat perbedaan

prestasi belajar antara siswa yang menggunakan model pembelajaran The

Power of Two dengan siswa menggunakan model pembelajaran konvensional.

Karena tidak ada perbedaan, maka pembelajaran dengan menggunakan model

The Power of Two berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa.


39

4.3 Pembahasan

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika

siswa adalah pendekatan pembelajaran yang berupa penggunaan model

pembelajaran di dalam kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhibbin Syah

(2004:132) bahwa, salah satu faktor yang dapat mempengaruhi belajar siswa

adalah faktor pendekatan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara siswa

yang menggunakan model pembelajaran The Power of Two dengan siswa yang

menggunakan model pembelajaran konvensional. Pembelajaran dengan

menggunakan model The Power of two hasilnya lebih baik dan memiliki rata-

rata lebih tinggi dibandingkan pembelajaran dengan menggunakan model

konvensional.

Model pembelajaran The Power of Two lebih menekankan pada keaktifan

siswa dengan melibatkan dua orang siswa melalui diskusi mengenai jawaban

dari pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan pasangannya

sehingga dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran. Hal ini sesuai dengan

pendapat Silberman (2006:173) mengatakan, “Aktivitas ini digunakan untuk

meningkatkan pembelajaran dan manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua kepala

lebih baik daripada satu”. Sedangkan siswa yang diberi pembelajaran dengan

menggunakan model konvensional, hanya mencontoh cara-cara guru

menyelesaikan soal tanpa ada inisiatif atau mencoba cara lain yang pada

akhirnya dapat membuat siswa menjadi pasif dan merasa kesulitan ketika

dihadapkan pada soal-soal yang agak bervariasi.


40

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh rata-rata kelas eksperimen 𝑥̅ =

81,97 dan rata-rata kelas kontrol 𝑥̅ = 76,50. Dari uji hipotesis yaitu uji-t kedua

kelas memperoleh nilai t hitung = 2,34 dan t(0,05)(70) = 1,66 Hal ini menunjukan t hitung

> t tabel . Maka berdasarkan kriteria pengujian hipotesis H0 ditolak. Maka terdapat

perbedaan prestasi belajar matematika antara yang menggunakan model

pembelajaran The Power of Two dengan yang menggunakan model

pembelajaran konvensional.

Model pembelajaran The Power of Two telah diteliti oleh Wahyuningsih

(2008:36) yang menunjukkan bahwa ada pengaruh penggunaan model

pembelajaran kooperatif The Power of Two terhadap prestasi belajar

matematika. Kelebihan strategi The Power of Two ini antara lain siswa tidak

terlalu bergantung kepada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan dan

kemampuan berpikir siswa sendiri. Siswa juga dapat belajar untuk

mengungkapkan ide-ide atau gagasannya kepada orang lain.

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh penggunaan model pembelajaran The Power of Two terhadap prestasi

belajar matematika siswa.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran

The Power of Two diperoleh skor maksimum 26, skor minimum 15, nilai

rata-rata sebesar 21,00 dan simpangan baku 2,92.

2) Prestasi belajar matematika siswa yang menggunakan model pembelajaran

konvensional diperoleh skor maksimum 24, skor minimum 13, nilai rata-rata

sebesar 19,06 dan simpangan baku 3,18.

3) Hasil uji t diperoleh nilai thitung = 2,65 dan ttabel = 1,66 dengan taraf

signifikan 5%. karena thitung > ttabel maka tolak H0, artinya terdapat perbedaan

prestasi belajar matematika antara yang menggunakan model pembelajaran

The Power of Two dengan yang menggunakan model pembelajaran

konvensional. Karena terdapat perbedaan, maka pembelajaran dengan

menggunakan model The Power of Two berpengaruh terhadap prestasi

belajar matematika siswa.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian, maka penulis

menyarankan hal-hal sebagai berikut :

41
42

1) Kepada guru sekolah, untuk guru mata pelajaran matematika atau guru mata

pelajaran lainya. Penulis menyarankan agar mencoba untuk menerapkan

model The Power of Two dalam kegiatan pembelajaran karena model The

Power of Two lebih menekankan pada siswa.

2) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini sebatas pada pokok bahasan segitiga

dan segiempat. Untuk mengetahui apakah pembelajaran The Power of Two

ini dapat diterapkan di sekolah, maka untuk penelitian selanjutnya perlu

mencoba pokok bahasan yang berbeda dan tingkatan kelas yang lebih tinggi.

5.3 Implikasi

Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar

matematika siswa antara yang menggunakan model pembelajaran The Power of

Two dengan yang menggunakan model pembelajaran konvensional. Siswa yang

pembelajarannya menggunakan model The Power of Two dapat belajar secara

aktif dan berkelompok sedangkan siswa yang pembelajaran menggunakan model

konvensional kurang aktif dalam belajar di dalam kelas dan cenderung monoton.

Oleh karena itu model pembelajaran The Power of Two dapat digunakan sebagai

alternatif dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, karena di dalam model

pembelajaran ini dapat membiasakan siswa belajar aktif secara individu dan

kelompok sehingga hasil prestasi belajar siswa menjadi lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Ginting. (2008). Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Humaniora.
Depdiknas, (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
------------, (2004). Model Pembelajaran Matematika SMP. Yogyakarta : PPPG
Matematika.
Hariyanto, Suyono. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Hujair Sanaky. (2006). Metode dan Strategi Pembelajaran Berorientasi pada
Pemberdayaan Peserta Didik. Diakses 23 Maret 2011 dari
http://sanaky.com/metode-dan-strategi-pembelajaran-berorientasi-pada
Muhibbin Syah. (2004). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Purwoto. (1998). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Surakarta: UNS Press.
R. Ibrahim, dkk. (2009). Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung: Imperial Bhakti
Utama.
Silberman, Melvin. (2006). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif,
(terjemahan Raisul Muttaqien) Bandung : Nusamedia.
Sugiono. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
----------. (2008). Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Suharsimi. (1997). Prosedur Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara.
Suharsimi. (2007). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan .Jakarta : Bumi Aksara.
Tarmizi Ramadhan. (2009) Strategi Belajar Kekuatan Berdua (The Power of Two)
Dalam Pembelajaran Matematika. Diakses 13 Januari 2011 dari
http://tarmizi.wordpress.com/2009/02/09/
Trianto. (2007). Model Pembelajaran Terpadu Dalam Teori dan Praktek. Jakarta:
Prestasi Pustaka.
Uno Hamzah. (2007). Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar
yang Kreatif dan Efektif. Jakarta : Bumi Aksara.
Wahyuningsih. (2008). Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
The Power of Two Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Surakarta:
UMS.
Wikipedia Indonesia. (2011). Ikhtisar dan Sejarah Matematika. Diakses 7 Januari
2011 dari http://id.wikipedia.org/wiki/matematika
--------------------------. (2011) Pengertian Pembelajaran. Diakses 7 Januari 2011 dari
http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran

43

Anda mungkin juga menyukai